Share

HARU DAN BIMBANG

"Halo semuanya! I'm coming," teriaknya keras mengejutkan kita semua.

“Gua bawa hadiah untuk kalian semua loh," tambahnya.

Ia mendekat menuju meja bar, dan menunjukkan plastik hitam besar berukuran 5 liter dengan wajah riang penuh gembira. 

Dibuka secara perlahan namun pasti dengan penuh keyakinan. 

Ia berujar, "Are you ready guys? Tiga, dua, satu, dan ..." 

Cahaya, Yulia terkejut melihat isi plastik tersebut.

Ternyata... Hanya berisi kopi mentah(green beans) sebanyak tiga kilo untuk brian.

Yulia terlihat sangat marah, melihat kelakuan orang tersebut.

“Aya!!! Temen SMA lo tuh nyebelin banget anjir kelakuannya kaya elu sumpah! Gw nyesel kenal sama kalian berdua pokoknya! Udah penasaran. Kirain duit segepok hasil rampokannya, eh ternyata cuman kopi tiga kilo. Udah gitu mentah lagi! Emang nggak punya adab!” yulia mulai panas menghadapi sahabat cahaya zaman SMA yang kelakuannya sebelas dua belas sama Cahaya.

“Sabar yul-yul. Gue tahu kalian disini.”

“Alex… itu di cantolan motor eug lupa njir …”

 lupa akan sesuatu yang penting sampai menyuruh alex kembali ke motornya. Alex pun kembali ke motor untuk mengambil plastik, dan miya menyuruh brian sama sofia mengambil piring yang banyak.

Alex pun menyuruh miya untuk membuka makanan yang terllihat sangat banyak dengan kantong hitam besar, dan benar saja. Ketika makanan di buka… -satu kedai terkejut-

Cahaya memukul pelan kepala Miya, “ kalau beli kira-kira bege… yakali beli cilok, cilor, sama telur gulung seratus rebu. Otak lu beneran ketinggalan ini. Pusing gue temenan sama manusia planet kaya elu miy.”

“BODO AMAT, yang penting enak. Tuh liat yulia mupeng(muka pengen),” ujar miya sambil menunjuk yulia dengan wajah sangat beringas melihat cilor sebanyak itu.

Yulia berteriak keras, “MARI KITA MAKAN!!!!!”

Cahaya, dan yulia sambil mengunyah makanan mereka sambil menunjuk ke arah brian.

Cahaya mengawali,”kenapa lu nyuruh manusia planet dateng kesini?”

“Gua yang nyuruh soalnya nitip kopi beras(green beans)/ biji kopi yang belum di sangrai,” brian menjawab.

“Ya, gua marketing ege, tau sendiri la mulut kaya gua hobinya jualan mulu, yang penting ga jual diri ‘kan!?”

“Meskipun body gw semok begini, gw nggak suka open BO sama om-om gatel.”

Jawab miya lugas sambil tertawa happy melihat makanan sebanyak ini di depan matanya.

Disela-sela obrolan mereka si brian mengatakan“So, gua sama miya itu dapat kabar kalau bulan depan ada kompetisi manual brew, kompetisinya sih jenis throwdown. Dan gua beli kopi tiga kilo itu buat latihan. Rencana gua pengen nyuruh cahaya berpartisipasi dalam lomba tersebut.”

“Nggak, gua mau fokus ujian!: balas cahaya lantang.

Cahaya langsung menolak permintaan brian tanpa berfikir panjang.

Alex yang sedari tadi hanya diam mulai nyeletuk santai,”Kalau lu sukses mantan lu nyesel.”

It’s Simple.”

“Katanya, mau bangkit. Di kasih jalan koq mikir, niat ngga sih?”

Alex memberi pandangan ke cahaya kalau dibalik kesuksesan seseorang ada mantan yang menyesal karena meninggalkannya.

“Gini ya, Pake otak ya mikirnya! Kalo lu beralasan mau ujian dua minggu lagi. Berarti lo nggak niat! Simple sih. Ujian kan dua minggu lagi. Masih ada waktu senggang dua minggu loh setelah ujian.”

Brian kemudian membacakan rules and regulation.

“Kompetisi throwdown, dimana sistemnya peserta dua orang perbabak akan saling adu untuk di cari satu orang pemenang yang lolos ke babak selanjutnya. Penilaian kopi akan di nilai oleh tiga orang juri, dimana juri akan menunjuk mana kopi yang lebih baik untuk lolos ke babak selanjutnya.”

“Peserta berjumlah 32 orang, dan seluruh kopi yang di gunakan hanya satu beans. Dan kopi akan di berikan saat technical meeting seminggu sebelum kompetisi.”

“Seluruh peserta yang tidak bisa hadir technical meeting harus mengambil beans, di perbolehkan juga tidak mengambil, dan di izinkan untuk meminta rules and regulation saat technical meeting untuk di kirimkan melalui whattsapp.”

“Terakhir, juri yang menilai adalah expert judges berserftifikasi Q-grader, ada enam orang juri, dan dibagi ke dalam dua panel, dimana tiga orang per-masing-masing panel.”

Cahaya terdiam, “gua pikir-pikir dulu.”

Sofi punya masukan nih buat kakak,” aku setuju sama kak alex kalau kakak beralasan ujian sih namanya kakak belum benar-benar serius main kaya begini.”

Miya tertawa ngakak melihat cahaya dinasihati sofia, miya seakan-akan bahagia melihat cahaya sedang merasakan dilema seperti ini. Miya ternyata dalang dari rencana ini, makanya brian berani meng-iyakan karena miya sebagai sahabatnya cahaya yang menyarankan.

“Gw aja ikut kok! Gw yang kerja di bar sih nggak yakin menang, yang penting ikut aja gua mah! Kalo Lo takut cuman alesan ujian aja berarti lemah lo.”

“Gw si cuman bilang, kalo lo berhasil ngasih bukti ke bokap nyokap lo, pasti mereka ngedukung lo bege. “Terus buat apaan sih elo pikir-pikir mulu!?”

“Pikir napa pake otak!?”

Akhiri miya sambil tertawa dengan wajah sinis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status