Pada saat itu, Lengkukup sedang memikirkan situasi terburuk, yang kemungkinan besar akan segera terjadi di penginapan tersebut.
Namun, belum sempat ia berfikir terlalu jauh ruangan tersebut kini dipenuhi oleh anggota perampok yang datang akibat keributan di dalam ruangan itu.
Awalnya mereka menduga, jika ketua mereka sedang menikmati tubuh wanita muda itu, akan tetapi setelah beberapa saat berlangsung, mereka kemudian mendengar suara hantaman pada salah dinding ruangan yang menyebabkan getaran cukup kuat terjadi.
"Apa yang sedang terjadi?" ucap salah seorang anggota perampok.
"Ketua apa yang terjadi dengan anda?" sahut anggotanya yang lain, ketika melihat ketua mereka tengah bersusah payah untuk sekedar berdiri.Namun, belum sempat mereka mencerna situasi, mereka kemudian dikejutkan dengan penampakan salah satu anggota mereka, dengan tanpa kepala tergeletak di dasar lantai ruangan
Pria bertubuh besar itu, lantas mengingat sesuatu yang terjadi beberapa hari yang lalu, ketika ia mendengar kabar kematian 2 kelompok aliran hitam yang bertarung memperebutkan daerah kekuasaan.Kematian mereka bahkan tidak bisa dikatakan, sebagai kematian yang wajar, pasalnya, hampir seluruh pasukan tersebut mati tanpa menyisakan salah seorang yang hidup.Bahkan, ketua yang memimpin kedua kubu tersebut, hilang tanpa ada yang tau mereka masing hidup atau tidak, tetapi tidak ada yang pernah melihat setelah kejadian tersebut."Aku bahkan tidak peduli jika kau merupakan siluman yang menyamar," ucap pria bertubuh besar itu. "Benarkah? kau tidak takut dengan siluman? bagaimana dengan iblis?" tanya Lengkukup dengan sedikit meyakinkan.Sepasang mata itu bahkan sempat berhenti berkedip ketika Lengkukup selesai berucap, ia bahkan tidak percaya jika anak kecil tersebut akan berkata demikian,
Tidak sampai disitu, Lengkukup bahkan membuat golok tersebut terlepas dari pria bertubuh besar itu, meski ia sempat menahannya beberapa saat sebelum ia menyerah, karena tidak cukup kuat untuk menahannya.Akibat tindakannya itu, tangan kanannya sempat terkilir dan membuat matanya sempat menyipit, karena tidak kuasa untuk bersikap baik-baik saja.Namun tidak sampai disitu, ia bahkan sempat mencoba memberikan sebuah tinjuan kearah perut Lengkukup, akan tetapi tindakan tersebut tidak cukup tepat, ketika Lengkukup menangkapnya dan memberikan sebuah pukulan kearah muka, sehingga membuatnya terpental dan menghantam dinding itu kembali."Menyerahlah! maka akan ku berikan kematian yang cepat," ucap Lengkukup."Meski aku harus mati, aku tidak sudi untuk meminta belas kasihmu!" timpalnya kemudian berdiri dengan tertatih.Pria bertubuh besar itu, bahkan tidak merasakan sebelah tangannya, akibat terkilir dan terhempas menghantam dinding.
Saat itu, Xiacun sempat menolak perkataan Lengkukup dan menganggap ucapan tersebut sebagai bualan semata, akan tetapi karena merasa takut dengan sikapnya sendiri, akhirnya ia mencoba untuk percaya dengan mengangguk kan kepala pelan.Namun, sebenarnya ia masih ragu dengan itu semua, sebelum ia melihatnya sendiri, akan tetapi jika perkataan Lengkukup benar, maka ia tidak tau lagi harus berbuat apa, terlebih lagi tindakannya saat ini, mungkin akan membuat nyawanya terancam.Bukan tidak mungkin, jika Lengkukup bisa membunuhnya kapanpun dia mau, karena Xiacun sendiri tidak mampu berbuat banyak melawan perampok itu, meski ia cukup kuat untuk menahan beberapa orang sekaligus."Ah, wanita itu pergi kearah Timur," ucap Xiacun."Terima kasih, aku akan pergi dari sini," timpal Lengkukup seraya melangkahkan kaki.Tetapi, belum sempat ia melangkah lebih jauh, tiba-tiba Xiacun menghentikan langkahnya, dengan menarik sebelah tangan kan
Dalam perjalanan ditengah gelapnya malam, Lengkukup sempat tidak tau harus mencari kemana lagi perempuan tersebut.Namun ia memiliki pirasat, jika wanita itu bahkan tidak jauh dengan dirinya, akan tetapi berusaha bersembunyi diantara rumah penduduk.Karena merasa diikuti dari arah belakang, Lengkuikup lantas mengambil tindakan dengan cara berlari, ia menuju hutan yang mengarah kedesa Suban tempat yang akan ia tuju."Akhirnya kau keluar juga," gumam Lengkukup setelah melirik kearah kiri.Lengkukup menyadari, jika wanita itu bahkan mengikutinya kemanapun ia pergi, akan tetapi Lengkukup bahkan mengetahui hal tersebut ketika berada dipenginapan.Ia hanya menduga jika wanita itu, sedang mencari sebuah informasi yang ia butuhkan, akan tetapi Lengkukup sedikit berfikir sebelum kembali menduga jika wanita mengetahui pembunuhan yang terjadi terhadap 2 kubu kelompok aliran hitam beberapa hari yang lalu.Jika hal itu
Pada saat itu, Lengkukup memastikan jika ia berasal dari kelompok aliran putih, akan tetapi wanita itu bahkan tidak percaya dengan ucapan Lengkukup tersebut.Dia kemudian sedikit memaksa Lengkukup dengan cara mendekatkan diri kepadanya, sehingga membuat jarak mereka hanya beberapa jengkal saja.Namun, Lengkukup bahkan tidak perduli dengan wanita tersebut, karena ia tau jika wanita itu penuh siasat yang akan mengelabuinya."Berhenti memaksaku! jika kau terus melakukannya, aku tidak akan segan menyakitimu," ucap Lengkukup."Benarkah? bukankah sebelumnya kau berniat membunuhku?" tanya wanita itu sembari terkekeh melihat tingkah Lengkukup.Pada saat itu, Lengkukup bahkan sempat dibuatnya salah tingkah, karena jarak yang begitu dekat, serta nafas yang begitu hangat menyentuh bagian tubuh Lengkukup.Tubuh wanita itu bahkan tidak terlalu tinggi dari pada Lengkukup, sehingga bisa dikatakan sejajar, melihat usia wani
Setelah mendengar perkataan Lee Nara, Lengkukup bahkan tidak menurkan kewaspadaan, karena bisa jadi wanita itu akan mengambil kesempatan ketika ia Lengah.Namun, Lee Nara bahkan tidak menunjukkan sikap jika ia akan melarikan diri, sehingga Lengkukup akhirnya membiarkan Lee Nara untuk menjelaskan apa yang ia ketahui.Tetapi Lee Nara malah meminta bayaran untuk informasi tersebut, sehingga membuat Lengkukup merasa tertarik, karena sedikit membuatnya penasaran."Baiklah! Sebutkan berapa aku harus membayar?" tanya Lengkukup kemudian mengeluarkan beberapa keping emas dari kantung kulit yang ia miliki.Namun Lee Nara kemudian meminta semua uang yang berada di kantung kulit tersebut, sehingga sempat membuat Lengkukup mendengus kesal, akan tetapi ia bahkan menuruti permintaan Lee Nara.Ketika itu, Lee Nara bahkan sempat menghitung jumlah semua kepingan emas itu, sembari mendengus kesal, karena merasa tidak sebanding deng
Setelah Lee Nara selesai berbicara Lengkukup hanya bisa menarik nafasnya dalam, sebelum akhirnya ia keluarkan dengan pelan.Ia menyadari telah melakukan sebuah kesalahan yang mungkin akan menimbulkan masalah baru bagi dirinya dikemudian hari.Lengkukup sempat menyesali perbuatannya karena tidak langsung membunuh pria itu, yang kini berhasil lolos dari tangannya, terlebih lagi masih ada 2 orang yang ia ketahui masih selamat atas pembantaian yang ia lakukan beberapa hari yang lalu."Andai saja aku membunuhnya waktu itu..." gumam nya pelan."Apa yang barusan kau ucapkan?" tanya Lee Nara menelisik, ketika ia sempat memperhatikan Lengkukup."Tidak! aku hanya menyesal tidak langsung membunuhnya...!" timpal Lengkukup."Kenapa kau tertarik sekali dengan pembunuhan? bukankah tidak baik melakukan itu semua?" tanya Lee Nara memastikan."Kau tidak akan mengerti!"
Ketika Lee Nara menaiki tubuhnya, Lengkukup bahkan tidak sedikitpun mengeluh, akan tetapi lingkaran tangan Lee Nara yang terlalu erat sempat membuat dirinya menahan nafas beberapa saat sebelum akhirnya ia mulai terbiasa.Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat baru baginya, terlebih usianya yang sedikit berbeda dengan Lee Nara, sempat membuatnya merasa seperti sedang dipermainkan.Namun, karena tidak ingin membuang waktu lebih lama, Lengkukup akhirnya mulai melangkahkan kaki, setapak demi setapak untuk melewati jalan tersebut."Kau sebenarnya ingin kemana?" tanya Lee Nara memastikan."Sebuah desa!" ujar Lengkukup."Hemp! Aku pikir kau akan mengajakku kesuatu tempat untuk berdua saja," timpal Lee Nara kemudian terkekeh."Kalau boleh aku tau, desa apa yang sedang kau tuju?" tanya nya kembali."Suban Dara, kau tempatnya?" jawab Lengkukup dengan memberi pertanyaan kepada Lee Nara.Ketika m