Share

Bab 37

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-24 20:02:29

"Maaf, Pak, ada yang bisa saya bantu?" Suara Mirza terdengar di balik punggung Andara yang berdiri mematung.

"Dari tadi saya telepon ke sini tapi nggak tersambung," ucap Ananta datar.

Mirza melempar pandang pada telepon. Sejak tadi telepon itu tidak berbunyi.

"Dari tadi memang nggak ada bunyi telepon, Pak. Mungkin jaringannya ber–"

"Sudah berapa jam kamu di sini?" potong Ananta sebelum Mirza menyelesaikan perkataannya.

"Baru beberapa menit, Pak. Apa Bapak butuh sesuatu? Mungkin saya bisa bantu."

"Apa kamu nggak punya pekerjaan selain duduk-duduk di sini?"

Kata-kata Ananta yang datar namun bermakna tajam itu membuat Mirza gugup.

"Maaf, Pak. Tadi saya baru dari lantai sepuluh karena Andara nggak balik-balik. Saya pikir ada apa."

"Sejak kapan itu menjadi kewajiban kamu? Apa ada di dalam job desc?"

Mirza menelan ludah. Kehilangan alasan untuk menjawab.

Andara ingin membuka mulut, membela Mirza, mengatakan bahwa semua ini adalah kesalahannya karena dirinya terlalu lama berada di lantai se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 40

    "Dia mau tidur di sini?" ulang Andara, seolah ingin meyakinkan diri bahwa ia tidak salah dengar."Iya. Kenapa? Kamu cemburu?"Andara menggeleng cepat. "Aku nggak cemburu, aku jijik," jawabnya.Ananta terdiam. Sedikit terperangah mendengar jawaban itu. Entah dapat keberanian dari mana sehingga Andara mampu mengucapkannya. Sebelum Ananta membalas perkataannya, dengan cepat Andara keluar dari kamar setelah terlebih dahulu mengenakan pakaian.Tepat di depan kamar Ananta, Andara bertemu dengan Marcella yang menunggu di sana."Hai istrinya Ananta, sorry mengganggu," sapa Marcella dengan senyum terbingkai di bibirnya.Andara tahu kata 'istrinya Ananta' yang selalu perempuan itu ucapkan adalah ejekan untuk mengolok-oloknya. Cara halus untuk mengingatkan bahwa kata istri itu adalah status. Sedangkan hati Ananta tidak pernah dimiliki olehnya."Masuk aja, kamu udah ditunggu," jawab Andara mencoba terdengar biasa. Luka di hatinya ia sembunyikan di balik ketenangan palsu."Wah, pengertian sekali

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 39

    Tangan Ananta masih berada di kulit Andara. Hangatnya masih terasa. Irama napas mereka baru saja reda setelah gelombang-gelombang gairah, dendam dan tekanan yang menyatu di kamar itu.Ananta sudah melepaskan tangan Andara dari scarf yang mengikatnya. Begitu juga dengan penutup matanya. Perempuan itu tidak lagi melawan. Ia kehabisan tenaga setelah lelah berteriak. Hanya saja ia tidak kuasa menahan tangis. Sambil membelakangi Ananta yang berada di balik punggungnya Andara tersedu-sedu.Ananta tidak bersuara. Ia hanya diam seolah begitu menikmati tangisan perempuan itu. Sedangkan tangannya melingkari tubuh polos Andara.Di sela-sela isak, Andara merasakan Ananta menggeser tubuh hingga semakin rapat dengannya. Lelaki itu mengecup pundaknya dengan lembut.Andara benar-benar tidak mengerti pada sikap Ananta. Ananta seperti ... entahlah. Andara sulit untuk menjelaskannya. Setelah tadi menyakitinya, Ananta bersikap seolah tidak terjadi apa-apa."Jangan nangis lagi," bisik lelaki itu di teling

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 38

    Shankara mengembuskan napas panjang sambil menatap layar ponselnya dengan galau. Perasaan pria itu begitu kalut. Masalahnya, sudah tiga hari ini ia mencoba menghubungi adiknya, namun selalu berakhir di kotak suara. Begitu juga dengan pesan yang ia kirim. Hanya centang satu yang keluar. Jadi, bagaimana mungkin Shankara tidak khawatir?Padahal biasanya adiknya itu selalu menjawab. Jika tidak mengangkat panggilan, ia akan membalas dengan pesan singkat atau stiker random, yang memberitahu bahwa setidaknya ia baik-baik saja. Namun, tidak kali ini. Hanya hening. Dan keheningan itu membuat Shankara nyaris gila.Dan Shankara bukanlah tipe orang yang hanya diam jika dihadapkan pada keadaan seperti ini. Andara adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa. Shankara bukan hanya kakak bagi Andara, melainkan juga rumah untuk pulang."Gimana, Ka? Masih nggak bisa dihubungi?" tanya Calista yang sejak tadi memerhatikan suaminya itu."Voice mail. Chat juga centang satu," jawab Shankara resah. Calista

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 37

    "Maaf, Pak, ada yang bisa saya bantu?" Suara Mirza terdengar di balik punggung Andara yang berdiri mematung."Dari tadi saya telepon ke sini tapi nggak tersambung," ucap Ananta datar.Mirza melempar pandang pada telepon. Sejak tadi telepon itu tidak berbunyi."Dari tadi memang nggak ada bunyi telepon, Pak. Mungkin jaringannya ber–""Sudah berapa jam kamu di sini?" potong Ananta sebelum Mirza menyelesaikan perkataannya."Baru beberapa menit, Pak. Apa Bapak butuh sesuatu? Mungkin saya bisa bantu.""Apa kamu nggak punya pekerjaan selain duduk-duduk di sini?"Kata-kata Ananta yang datar namun bermakna tajam itu membuat Mirza gugup."Maaf, Pak. Tadi saya baru dari lantai sepuluh karena Andara nggak balik-balik. Saya pikir ada apa.""Sejak kapan itu menjadi kewajiban kamu? Apa ada di dalam job desc?"Mirza menelan ludah. Kehilangan alasan untuk menjawab. Andara ingin membuka mulut, membela Mirza, mengatakan bahwa semua ini adalah kesalahannya karena dirinya terlalu lama berada di lantai se

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 36

    Andara masih berada di depan ruangan Ananta, menangis diam-diam dan tanpa suara.Apa ia memang sehina itu? Kenapa Ananta hanya membiarkan?Ya, Andara tahu bahwa Ananta meminta menyembunyikan pernikahan mereka. Tapi setidaknya lelaki itu menyelamatkan harga dirinya di depan orang lain.Terlepas dari peristiwa apa pun yang pernah terjadi, tidakkah ada di hati Ananta secercah rasa kasihan mengingat Andara adalah adik sahabatnya?Walau bagaimanapun dulu mereka pernah begitu dekat. Mereka pernah melewati hari-hari penuh kasih selayaknya sebuah keluarga.Andara cepat-cepat mengusap air mata ketika seseorang melintas di depannya. Lebih tepatnya seorang laki-laki yang berpakaian yang sama dengannya. Lelaki itu berhenti, sejenak tertegun melihat Andara mengusap mata."Lo Andara?" tanyanya.Andara menjawab dengan anggukan."Gue Mirza, office boy, sama kayak lo. Tadi Mia bilang ada anak baru. Katanya lo nganterin minum ke lantai sepuluh tapi nggak balik-balik. Jadi gue ngecek ke sini. Lo ngga

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 35

    Perempuan itu menjerit keras sambil berdiri dari tempat duduknya. Roknya yang berwarna krem kini basah oleh teh yang barusan ditumpahkan Andara dengan tidak sengaja. Wajahnya merah padam, antara kaget dan marah. "Astaga! Kamu apaan sih?!" Ia berteriak sambil mengibas-ngibas roknya. Suaranya menggema ke seluruh ruangan yang semula tenang. Andara tercekat. Mulutnya terbuka tapi tidak ada suara yang keluar. Ia panik. Tangannya gemetar dan wajahnya memucat. "M-ma-maaf, s-saya nggak sengaja," ujarnya akhirnya dengan suara hampir tidak terdengar. "Nggak sengaja? Harga rok ini lima juta, tahu?!" Andara menunduk dalam-dalam, tidak sanggup menatap wanita yang sedang marah itu. Wajahnya pucat pasi. Jantungnya berdebar kencang. Dan dadanya begitu sesak seperti dicekik. Ruangan itu mendadak terasa kecil, sempit, penuh tekanan, dan membuatnya kesusahan untuk bernapas. Ananta lantas berdiri dan membuka jasnya. Ia memberikan pada wanita itu. "Tutup pake ini dulu, Cla." Clarine menerima

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status