Share

Bab 8

Zahari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak mengenal Gallen. Bagaimana mungkin dia bisa menghubungi keluarganya? Akan tetapi, dia tidak berani untuk memberitahu perawat galak itu tentang kenyataan yang sebenarnya.

Melihat Zahari diam saja, perawat itu berlalu dengan raut muka terlihat kesal. Hal yang dibencinya saat bertugas di ruang IGD adalah melayani pasien dari kalangan ekonomi kelas bawah. Kehadiran mereka hanya menyebabkan rumah sakit menderita kerugian.

Sudah tak terhitung berapa banyak pasien yang kabur setelah mendapatkan tindakan dokter dan perawatan tanpa membayar. Benar-benar menjengkelkan! Berkaca dari pengalaman buruk tersebut, perawat itu memilih untuk tidak melaksanakan tugasnya dan pergi begitu saja.

“Om harus menolong dia dulu sebelum pergi.”

Bimo menarik tepi baju perawat itu. Dia memasang wajah memohon dengan bibir yang bergetar lantaran kedinginan.

“Singkirkan tangan kotormu itu dari tubuhku!”

Perawat itu melotot. Ekspresi jijik tercetak jelas pada roman mukanya ketika dia menyapu penampilan Bimo dengan tatapan marah.

“Om harus janji menyelamatkan orang itu dulu!”

“Hei, bocah! Kau tidak punya hak untuk mengaturku!” Perawat itu mendorong Bimo hingga terjengkang di lantai. “Sudah kubilang, urus dulu administrasinya kalau ingin mendapat perawatan di sini!”

Zahari bergegas membantu Bimo untuk berdiri. Darahnya mendidih melihat perlakuan kasar perawat itu kepada cucu kesayangannya. Akan tetapi, dia tidak berani untuk menunjukkan emosinya. Dia hanya seorang pemulung. Jika dia bersikeras untuk melawan, semua itu hanya akan memperburuk keadaan dan mempersulit dirinya.

“Keamanan! Usir orang-orang ini!”

Mendengar teriakan perawat tersebut, dua petugas keamanan berlari menghampiri Zahari dan Bimo. Mereka menyeret paksa kakek dan cucu itu.

“Kalian jahat!” Bimo terus meronta sambil meneriakkan dua kata itu.

“Berhenti!”

Suara tegas seorang wanita muda menghentikan langkah dua petugas keamanan selangkah sebelum mencapai pintu.

“Selamat sore, Dokter Hellen!”

Dua petugas  keamanan itu  sedikit membungkuk ketika memberi salam pada Hellen.

“Apa yang terjadi di sini?” Hellen bertanya tanpa membalas salam mereka. Matanya menyipit saat melirik Zahari dan Bimo.

Dua petugas kemanan itu saling lempar pandang dan menundukkan kepala. Namun, sudut mata mereka mengarah pada perawat lelaki yang tadi memberi perintah.

Hellen mengikuti arah pandangan mereka. “Ardy? Kapan kau akan berhenti membuat keributan? Ini rumah sakit, bukan klub malam.”

Ardy mendengkus. Menatap tidak senang pada Hellen. “Kalau kau ingin terus menjadi malaikat pelindung bagi orang-orang tidak mampu itu, lakukan saja! Aku tidak peduli apakah kau akan jatuh miskin seperti mereka, tapi … jangan paksa aku untuk ikut melakukan hal sebodoh itu.”

Hellen membuang napas dan menggeleng lemah tatkala Ardy berbalik dan naik ke lantai dua.

Lelaki itu tidak pernah menghormati siapa pun di rumah sakit tersebut. Dia selalu bertindak sesuka hati hanya karena dia memiliki seseorang yang selalu mendukungnya.

“Bu Dokter, tolong selamatkan Om itu. Aku tidak ingin dia mati.”

Bimo meraih tangan Hellen. Memohon belas kasihnya untuk menyelamatkan Gallen. Lelaki itu memang hanya orang asing baginya, tetapi entah mengapa dia tidak ingin Gallen mati. Sedari kecil dia tidak pernah mengenal orang tuanya. Dia hanya mengenal kakeknya.

Jadi, hati kecilnya berharap dengan menyelamatkan lelaki asing itu, dia akan mendapatkan kasih sayang darinya. Walau tak sebanding dengan cinta kasih ayah kandung, setidaknya perbedaan generasi di antara mereka benar-benar layaknya seorang ayah dan anak.

Hellen merasa tersentuh melihat air muka permohonan yang membias di wajah Bimo. Dia tersenyum dan berkata, “Tentu. Kau tidak perlu khawatir. Dia akan baik-baik saja. Aku akan memeriksanya untukmu.”

“Terima kasih, Bu Dokter!” Mata redup Bimo berbinar cerah.

“Ayo kita pulang dulu,” ajak Zahari, menggamit lengan Bimo. “Nanti kita ke sini lagi.”

Bimo mengangguk. Senyum lebar menghias wajah pucatnya.

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Roman Saputra
cerita yg bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status