Share

Ketakutan Dita

Author: Dewi kim
last update Last Updated: 2023-09-07 15:53:54

Bab 4 Ketakutan Ditab

Author POV.

"Tapi, bunda, kan, belum di periksa oleh ayah?" Tanyanya polos saat Mahira mengajaknya pergi.

Mahira tersenyum sambil mengelus rambut anak tirinya. 

"Di sini terlalu banyak pasien yang mengantri untuk diperiksa ayah, jika kita menunggu, mungkin akan selesai sore dan dan kita tak akan sempat untuk makan ice cream di taman, jadi bagaimana jika kita memeriksa dede bayi di klinik dekat taman," jawab Mahira. Dia teringat ada klinik di dekat taman. Karena tak mungkin pergi kerumah sakit lain, Mahira pun memutuskan untuk memeriksa kandungannya ke klinik dekat taman saja.

Mendengar kata ice cream, Dita kembali bersemangat. "Ayo, Bun. Kita kesana." Dengan antusias Dita bangkit dari duduknya disusul Mahira yang juga ikut bangkit dari duduknya. 

Mereka pun bergandengan tangan dan keluar dari rumah sakit. 

°°°

Dan kini, Mahira dan Dita sudah duduk di kursi taman, mereka sedang menunggu ice cream pesanan Dita tiba. Sebelum ke taman, Mahira terlebih dulu singgah di klinik dan memeriksa kandungannya. 

Alangkah bahagianya Mahira saat dokter mengatakan bahwa jenis kelamin calon anaknya adalah lelaki. Seandainya saja Gani menganggap Mahira dan calon anaknya, tentu saja kebahagiaan Mahira semakin bertambah. Ah, bahkan hanya sekedar membayangkannya saja Mahira tak berani.

Setelah cukup lama mereka duduk di taman sambil menikmati ice cream, Mahira pun memutuskan untuk mengajak Dita pulang. 

"Bunda, sebelum pulang, bolehkah aku memesan satu cup lagi?"pinta Dita dengan wajah memelas.

Tak tega melarangnya, Mahira pun mengijinkannya. "Hanya untuk kali ini saja, oke."

Dita pun tersenyum sumringah dan mengangguk. Mereka pun kembali memesan satu cup ice cream.

Saat sudah selesai, Mahira dan Dita pun berdiri di dekat pintu keluar taman. Kini, mereka sedang menunggu taxi online yang dipesan oleh Mahira.

Sebelum taxi online pesanan Mahira tiba, sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka berdiri dan ternyata itu adalah mobil Gani.

Gani turun dari mobilnya dan menghampiri Dita dan Mahira. Rupanya, saat Gani akan pulang kerumah, dia melihat anak dan istirnya. Dia pun memutuskan untuk mengajak mereka pulang bersama. 

Saat sudah mendekat, Gani mendadak emosi saat melihat putrinya memegang cup berisi ice cream.

"Kenapa kau memberi putriku ice cream!" Bentak Gani pada Mahira. 

Mahira dan Dita yang sedang melihat kearah lain tak menyadari kehadiran Gani.

Mendengar bentakan Gani, sontak Mahira dan Dita pun langsung menoleh kearah Gani. Bahkan beberapa orang yang sedang melewat sempat memperhatikan Gani yang sedang emosi.

Wajah Mahira berubah menjadi pucat pasi saat melihat Gani yang emosi. 

"Mas-mas," ucap Mahira terbata-bata. 

Tanpa menjawab panggilan Mahira, Gani maju kedekat Dita. Dengan kasar, Gani merebut cup ice cream di tangan Gita membuangnya ke tanah. 

"A-ayah," ucap Dita terbata-bata. Terlihat jelas Dita sangat ketakutan saat melihat reaksi Gani.

Saat Dita ingin bersembunyi di balik tubuh Mahira, Gani langsung menarik tangan Dita dengan kasar dan berjalan menuju mobil.

Mahira yang panik langsung mengikuti langkah Gani yang sedang menarik tangan Dita.

Saat Gani dan Dita sudah menaiki mobil, Mahira pun dengan segera menarik handle pintu mobil. Namun sayang, Gani sudah menguncinya dari dalam. Tanpa perasaan, Gani menjalankan mobil meninggalkan Mahira. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ngalimun Pekanbaru
gani harus nya di getok aja kepala nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lihat Aku, Suamiku!    47

    Bab 47Gani melongo mendengar ucapan istrinya. Ia menghela napas, menghadapi istrinya harus memiliki kesabaran super extra."Yank, Mas udah mandi, masa bau?""Bukan Masnya. Tapi susu hamilnya!"Gani menghela napas lega, "Kamu ga mau minum susunya?" tanya Gani. Mahira menggeleng."Sini cepet!" titahnya."Bentar Mas simpen dulu ini ke dapur."Setelah menyimpan susu ke dapur, Gani pun kembali ke kamar. Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang, lalu membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Mahira sebagai bantalan, dia mengarahkan wajahnya pada perut istrinya dan menciumnya terus menerus."Mas!" panggil Mahira, ia meletakan ponselnya, tangannya mengelus rambut Gani.Gani mengubah posisinya menjadi melihat kearah Mahira, ia mengambil tangan Mahira yang sedang mengelus rambutnya, lalu mengecupnya. "Kenapa?" tanya Gani"Mas aku pengen ngadain resepsi pernikahan kita," lirih Mahira dengan suara pelan. Melihat ponsel dan melihat tentang artikel pernikahan. Tiba-tiba ia ingin mengadakan resepsi.

  • Lihat Aku, Suamiku!    46

    Bab 46 Kamu bau "Maksudnya gimana sih, yank?" tanya Gani saat Mahira menyuruhnya memakan bakso, bukankah tadi istrinya yang menginginkannya."Ya, Mas yang abisin. Aku mau ngeliat mas makan bakso," jawabnya sambil menyeruput kembali jus di tangannya. Ia memang ingin bakso. Tapi tiba-tiba ia malah ingin melihat suaminya yang memakan bakso"Yank, kan tadi kamu yang mau. Kenapa sekarang jadi Mas yang harus makan?" tanya Gani, ia berbicara selembut mungkin pada istrinya."Mas, waktu aku hamil Albi, aku ngadepin ngidam aku sendiri. Dulu, waktu awal-awal aku hamil kamu ga pernah perduliin aku, Dulu, waktu aku peng ...." perkataan Mahira terputus saat melihat suaminya mengambil mangkok yang berisi bakso dan langsung menyantap baksonya, ia melihat kearah Mahira dan tersenyum, tapi hatinya ketar-ketir.Bagaimana tidak, selama sebulan ini ia menjadi seorang vegetarian agar hidupnya bertambah sehat, tapi sekarang ....Ah, syudahlah, kebahagian istrinya lebih penting dari apapun sekarang.Mahira

  • Lihat Aku, Suamiku!    45

    "Sayang, bangun yu ... Ini udah hampir siang. Mas bentar lagi praktek," ucap Gani. Setelah Drama semalam Mahira tak mau melepaskan pelukannya. Pagi ini pun, setelah sholat subuh Mahira ingin kembali tidur dan memeluk suaminya. Mungkin rasa itu terasa lebih manis kala satu bulan ini dia salah sangka pada suaminyaBukannya menjawab, Mahira malah memeluk suaminya semakin erat. "Nanti dulu, masih mau meluk!" Jawabnya sambil memejamkan mata. Ia benar-benar merasa nyaman memeluk suaminya.Gani tersenyum, ia mengelus punggung sang istri. "Kangen ya? karena sebulan kemaren ga meluk Mas?" tanya Gani sambil terkekeh pelan. Pasalnya selama sebulan kemarin, saat dirinya salah sangka pada suaminya, Mahira tak pernah membalas pelukan Gani.Bukannya membalas ucapan suaminya, Mahira membuka matanya, ia mengangkat kepalanya dan langsung mencium pipi Gani, lalu mengecup bibir Gani.Setelah itu, ia menyimpan kepalanya di dada Gani, ia mengusap dada Gani dengan telunjuknya.Mendapat perlakuan begitu dar

  • Lihat Aku, Suamiku!    44

    Bab 44 Kejutan manis untuk Gani"Ayah, Bunda mana?" tanya Albi saat membuka pintu kamar mandi.Saat ini, Gani berada di belakang pintu kamar mandi dan Mahira bersembunyi dibelakang tubuhnya. Ia sengaja melongokan kepalanya keluar agar Albi tak masuk ke kamar mandi, jadi hanya kepala Gani saja yang terlihat."Albi mau apa nyariin bunda?" tanya Gani."Bunda nyimpen robot Albi, Albi mau nanya di mana bunda nyimpennya," jawab bocah kecil itu."Di kontainer ijo," bisik Mahira di telinga Gani.Gani pun mengangguk."Di kontainer warna ijo." Gani memberitau pada Albi.Karena sudah di beri tau, bocah kecil itu pun pergi tanpa menjawab lagi ucapan sang ayah.Setelah Albi pergi, Gani menutup kembali pintu kamar mandi.Gani pun mengajak Mahira untuk berendam di bathub, lalu mengulangi kegiatan panas mereka.Saat ini, mereka masih berendam di bathube dengan posisis yang berhadap-hadapan. Gani terus menatap wajah Mahira yang sedang tertunduk.Saat dulu pun Mahira sudah cantik, sekarang kencatikann

  • Lihat Aku, Suamiku!    43

    Bab 43 memadu kasih.Setelah mengucapkan hal yang sebenarnya pada Haikal tentang siapa dirinya, Gani pun keluar dari ruangan di rektur utama.Sedangkan Akbar yang tadi menunggu di luar hampir saja terguling saat Gani membuka pintu.Gani menggeleng meliat tingkah temannya, Gani tau, bahwa temannya menguping pembicaraanya dengan haikal. Gani pun melangkahkan kakinya tanpa mengajak Akbar"Anda akan pulang kembali, Dok?" tanya Akbar dengan memakai bahasa formal karena sudah tau siapa Gani sebenarnya.Tiba-tiba Gani menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang. "Awas aja kalau lu bocorin apa yang barusan lu denger!" ancamnya pada Akbar, lalu setelah mengatakan itu, Gani pun kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya.Gani dilahirkan dari keluarga sultan, jika orang lain lebih memilih meneruskan bisnis keluarga. Namun tidak bagi Gani.Sejak sekolah, ia sudah tertarik dengan dunia kedokteran, Gani pun tak tau kenapa dia bisa lebih memilih jadi Dokter ketimbang melanjutkan bisnis keluarga

  • Lihat Aku, Suamiku!    42

    Bab 42 I love you mas"Ma-mas," ucap Mahira saat Gani menaruh kembali tangan di pinggangnya."hemm," jawab Gani. Ia semakin mengeratkan pelukannya."Kenapa belum tidur?" tanya Gani lagi. Ia lebih memilih berpura-pura tak menyadari bahwa istrinya kecewa padanya. Meminta maaf pun percuma. Gani tau, istrinya sudah kadung memercayai apa yang di lihat. Menjelaskan pun Mahira akan menganggapnya sebagai omong kosong.Kini Gani hanya perlu lebih menunjukan cintanya, membuat istrinya yakin bahwa cintanya hanya untuk Mahira. Tak ada lagi yang lain di hatinya. Itulah cara Gani meminta maaf dan merebut hati istrinya kembali, membuat amarah istrinya luntur karena cintanya."A-aku mau ke toilet dulu," jawab Mahira. Ia melepaskan tangan Gani dari pinggangnya. Lalu turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.Setelah Mahira turun, Gani bangkit dari tidurnya, ia duduk dengan menyenderkan punggungnya kebelakang lalu memanjangkan kakinya. Gani mengucek matanya, rasa lelah sudah menyapanya. Namun, dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status