Share

BAB 3

Para vampir itu terhempas ke belakang saat Duke mengayunkan pedangnya.

Elena menoleh ke belakang di mana tatapannya bertemu dengan Duke sekilas.

"Du-Duke," gumam para vampir itu ketakutan.

Duke kembali memasukkan pedangnya, melihat dengan datar para vampir itu.

"Cepat lari sebelum kutebas kepala kalian!" aba- aba Duke membuat para vampir itu lari secepat kilat.

"Terima kasih," ucap Elena membuat Duke berbalik.

Astra, Matteo dan Galen hanya diam menatap Elena saat ini.

Mereka terlihat begitu terperangah dan kagum dengan kecantikan Elena.

"Kamu dari bangsa serigala?" tebak Duke yang diangguki oleh Elena.

"Kenapa memasuki wilayah mereka jika kamu tahu itu adalah peraturan terlarang?" heran Duke membuat Elena melihat dengan lekat Duke.

Tatapan Elena silih berganti menatap Astra dan lainnya.

"Maaf aku tidak tahu soal ini," jawab Elena dengan jujur tanpa memberitahu perihal ingatannya.

Duke meneliti penampilan Elena dari atas hingga bawah.

"Kamu seorang putri?" Elena kembali mengangguk dan mengerutkan keningnya di waktu yang bersamaan.

"Bagaimana kamu bisa tahu? Apa kamu pernah mengenalku sebelumnya?"kini giliran Duke yang menaikkan sebelah alisnya heran.

"Memang kamu putri kerajaan mana?" tanya Matteo dengan suara lemah lembut serta senyum yang menawan.

"Sylvamoon," jawab Elena singkat namun mampu mengejutkan mereka berempat.

Astra melihat Duke, seolah bertanya kebenaran tentang hal itu.

"Bukankah putri Talamus hanya Selene?" tanya Duke dengan hati- hati.

Elena semakin dibuat bingung dengan pertanyaan Duke barusan.

"Tidak, aku putri keduanya," jelas Elena membantah asumsi Duke.

Keempat pria itu lagi- lagi dibuat terkejut dengan ungkapan Elena barusan.

Duke melihat Elena dengan lekat, seolah tak percaya dengan ungkapan yang baru saja Elena lontarkan.

"Apa yang bisa membuktikan jika kamu putrinya?" tanya Duke ingin bukti.

Elena sedikit menarik lengan gaunnya ke atas, memperlihatkan tanda TS yang terukir di lengan kiri.

Mereka terlihat tak percaya dengan hal itu namun melihat tanda bukti pada lengan kiri Elena membuat Duke yakin jika ia putri Talamus.

Karena setiap anggota kerajaan akan memiliki tanda kekeluargaan dari kerajaan.

"Tapi kenapa Talamus tidak pernah mengumumkan akan keberadaanmu? Talamus selalu menyebut putrinya hanya Selene? Dan kami juga tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya di perjamuan atau pertemuan rapat umum putra- putri kerajaan serigala, apa Talamus menyembunyikanmu?" tebak Astra dengan tepat.

Elena mengepalkan jemarinya kala mendengar fakta tersebut.

"Ayah mengurungku. Dan besok aku akan menikah dengan bangsa vampir," jawab Elena singkat namun mampu mengejutkan mereka berempat.

"Baru juga mau kurayu, ternyata sudah mau nikah saja," gumam Matteo sedikit menyesal dan kecewa mendengar kabar dari Elena.

"Sekalipun belum nikah, dia juga tidak akan mau denganmu," olok Galen membuat Astra menatap mereka berdua dengan ekspresi wajah yang datar.

Keduanya langsung diam seperti anak kecil yang ditatap oleh ibunya.

"Kenapa Talamus menikahkanmu dengan bangsa vampir?" tanya Duke semakin spesifik.

Elena diam, ia sendiri juga tidak tahu apa alasan Talamus melakukan hal itu.

"Entah, ayah hanya mengatakan jika aku ditakdirkan untuk menikah dengan bangsa vampir," jawab Elena setahunya.

"Jika kamu ditakdirkan untuk menikah dengan bangsa vampir, lalu bagaimana dengan kakakmu? Dengan siapa kelak ia akan menikah? Siapa tahu raja Talamus menginginkan menantu serigala, mungkin aku bisa menjadi salah satu kandidatnya?" tanya Matteo dengan rasa ingin tahunya yang tinggi.

Elena menatap Matteo dengan sedikit bingung juga tidak tahu.

"Untuk itu aku tidak tahu," jawab Elena dengan singkat.

Duke menatap Elena dengan lekat, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang menarik dirinya pada Elena.

Astra yang menyadari tatapan Duke pada Elena kini sedikit mendekat dan membisikkan sesuatu, "Kurasa tak pantas memandang calon istri orang dengan begitu lekat."

Duke berdecak, menatap jengah Astra dengan segala keseriusannya.

Hingga Elena merasakan panas pada pergelangan tangan.

Matteo dan Galen berteriak terkejut kala Elena bersimpuh di tanah dan merintih kesakitan sembari memegangi pergelangan tangannya.

Duke dengan cakap langsung berjongkok di depan Elena.

"Ada apa?" tanya Duke memeriksa wajah Elena yang meringis kesakitan sembari menggenggam erat pergelangan tangannya.

"Sepertinya ayah mencariku," gumam Elena sembari melihat benang emas yang melingkar di pergelangan tangan di mana benang itu menyala untuk memberikan sinyal.

Duke mengerutkan keningnya kala melihat jahitan benang emas pada pergelangan tangan Elena.

"Apa ayahmu yang melakukan ini?" Elena mengangguk membuat Duke menyipitkan mata dengan tajam untuk mengungkapkan amarahnya.

Elena menatap Duke dengan wajah yang sudah sedikit berkeringat karena menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya yang begitu perih dan panas secara bersamaan.

"Boleh aku minta tolong padamu?" tanya Elena dengan suara serak karena menahan tangis.

"BOLEH!" jawab Matteo dan Galen membuat Astra dan Duke langsung menatap mereka berdua secara bersamaan.

Elena yang tak kuasa menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya, meremas kuat lengan kekar Duke.

Duke menelan air liurnya, melihat remasan tangan Elena pada lengannya.

"Katakan, apa yang harus kubantu untukmu?" tanya Duke yang setuju untuk membantu Elena.

Elena mencoba mengatur napasnya, bergegas untuk mengatakan permintaannya sebelum para guard menemukan dirinya.

"Tolong datang dan jemput aku besok malam, bawa aku pergi jauh dari kerajaan, aku tidak ingin menikah dengan bangsa vampir," pinta Elena dengan suara yang semakin lemah karena tenaganya terserap oleh gelang emas.

Astra yang mendengar hal itu, sontak langsung angkat bicara sebelum Duke menyetujui permintaan Elena.

"Duke ingat! Jangan ikut campur dengan urusan Talamus, tugasmu hanya menjaga kerajaan Sylvamoon, bukan mencampuri urusan kerajaan," peringati Astra pada Duke.

"Jika kamu membantuku, aku akan melakukan apapun yang kamu minta, aku akan membalas perbuatan baikmu," kata Elena mencoba menyakinkan Duke jika ia akan balas budi.

Duke hanya diam sembari melihat Elena yang merintih kesakitan di mana Duke seolah ikut merasakan betapa sakitnya yang Elena rasakan saat ini mengingat betapa kuatnya remasan tangan Elena pada lengan kekar Duke.

Hingga Duke teringat akan ucapan Hagen.

"Tapi putri Talamus mana yang bisa membantuku untuk menghilangkan kutukan kekuatan es ini? Selene atau dia?" batin Duke dalam hati dengan tatapan yang lekat pada wajah cantik Elena.

"CEPAT TEMUKAN TUAN PUTRI!" teriak para guard.

"Duke ayo cepat pergi," ajak Astra yang diangguki Matteo dan Galen.

Duke masih menatap Elena yang mencengkeram kuat lengannya untuk menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya.

Perlahan Elena melepas cengkraman tangannya untuk membiarkan Duke pergi.

Astra yang melihat Duke tak kunjung berdiri sontak memberikan kode pada Matteo dan Galen.

Dengan cepat mereka bertiga menyeret Duke untuk segera pergi dari sana sebelum para guard menemukan Elena dan terjadi kesalahpahaman.

Elena menatap dengan pandangan yang sudah sedikit buram dengan sekeliling yang tampak berputar.

"Kuharap dia bisa menyelamatkanku besok," gumam Elena berdoa berharap Duke akan membantu dirinya sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Bersamaan dengan Elena yang jatuh pingsan, para guard datang dengan sehelai benang emas yang menyala, sama seperti yang dipakai oleh Elena.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status