Home / Romansa / Luna dalam Lara / Permainan dimulai

Share

Permainan dimulai

Author: Emil
last update Last Updated: 2025-09-23 06:32:52

Malam-malam Lidya kini diisi dengan rutinitas yang sama. Gaun mewah, senyum palsu, dan obrolan kosong dengan pria-pria kaya yang datang ke klub. Ia telah menjadi Luna, sang ratu manipulasi, yang bisa membuat siapa saja tunduk pada pesonanya. Namun, di balik semua topeng itu, hatinya tetap terasa hampa. Kepuasan dari membalas dendam pada dirinya sendiri mulai memudar, dan ia merasa lelah. Setiap kemenangan terasa kosong, setiap pujian terasa hambar.

Suatu malam, saat ia sedang duduk sendirian di sudut yang remang-remang, seorang pria berjalan ke arahnya. Pria itu tidak seperti yang lain. Ia mengenakan kemeja sederhana, tidak ada jam tangan mahal, dan matanya tidak menunjukkan nafsu. Matanya teduh, seolah-olah ia bisa melihat langsung ke dalam jiwa Lidya. Pria itu tersenyum tipis, senyum yang tulus, bukan senyum yang biasa ia lihat dari para pria di klub ini.

"Sendirian?" tanyanya, suaranya lembut, tidak ada nada memaksa.

Lidya merasa aneh. Ia terbiasa dengan pria yang langsung mengajaknya minum atau menawarkan uang. Pria ini hanya bertanya, "Sendirian?" tanpa ada niat tersembunyi.

"Terkadang," jawab Lidya singkat, mencoba membaca niat pria itu. "Anda tidak memesan apa pun?"

Pria itu duduk di sofa seberangnya, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Ia memesan sebotol air mineral. "Saya Damon," katanya. "Dan saya hanya ingin bicara."

Damon tidak tertarik dengan pekerjaan Lidya. Ia tertarik pada Lidya. Ia tidak bertanya tentang harganya, atau tentang cerita-cerita palsu yang biasa Lidya ceritakan. Ia bertanya tentang hal-hal sederhana. "Apa yang membuatmu tersenyum?" tanyanya. "Musik apa yang paling kamu suka?" "Apa impianmu?" Pertanyaan-pertanyaan itu membuat Lidya bingung. Ia tidak tahu bagaimana menjawabnya, karena ia sendiri sudah lupa apa yang bisa membuatnya tersenyum.

Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Lidya merasa bahwa ia sedang berbicara dengan seorang manusia, bukan dengan seorang pelanggan. Damon adalah anomali, sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan. Dan Lidya, sang master manipulasi, merasa tertarik pada pria itu.

Lidya tidak bisa melupakan Damon. Ia menunggu pria itu kembali ke klub. Dan, seperti yang ia harapkan, Damon kembali. Ia duduk di tempat yang sama, di sofa seberang, dan memesan minuman yang sama, air mineral. Ia tidak mencoba untuk menyentuh Lidya atau memberikan pujian. Ia hanya berbicara.

"Apa yang kamu cari di tempat seperti ini?" tanya Damon, matanya menatap Lidya dengan tulus.

Lidya terdiam. Ia tidak bisa menjawab. Jawaban yang sebenarnya terlalu menyakitkan, dan jawaban yang ia siapkan, yaitu uang, tidak terasa benar untuk pria ini. "Semua orang punya alasan," jawab Lidya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Tapi alasanmu terasa berbeda," kata Damon, senyumnya tetap hangat. "Kamu punya mata seorang seniman. Kamu tidak seperti yang lain."

Lidya merasa aneh. Ia terbiasa dengan pria yang hanya melihatnya sebagai objek, tetapi Damon melihatnya sebagai seseorang. Ia tidak tahu bagaimana menanggapi pujian itu. Hatinya yang beku terasa sedikit mencair, dan ia merasa takut. Ia tidak ingin menjadi Lidya yang dulu, yang mudah percaya dan mudah terluka.

Di tengah kebingungan itu, Tante Rosa datang menghampiri mereka. Ia melihat Lidya dan Damon yang duduk berdekatan, dan tatapannya penuh tanda tanya. "Luna, ada pelanggan lain yang menunggumu," bisiknya.

"Maaf, tapi saya sedang bicara dengan teman saya," jawab Lidya, tanpa berpikir. Ia terkejut dengan apa yang ia katakan, tetapi ia tidak menariknya kembali.

Damon tersenyum, seolah-olah ia mengerti. Ia tidak menekan Lidya, tidak menanyakan nomornya, dan tidak menawarkan uang. Ia hanya mengatakan, "Senang bisa bicara denganmu. Sampai jumpa." Dan ia pergi, meninggalkan Lidya dengan kebingungan dan rasa ingin tahu yang mendalam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Luna dalam Lara   REAKSI SANG NAGA

    Keesokan harinya, seluruh Jakarta diguncang oleh berita utama di media massa. Jurnalis Rina, dengan integritasnya yang tak terbantahkan, memublikasikan laporan investigasi yang sangat rinci mengenai dugaan penggelapan dana bantuan bencana alam oleh Yayasan Harapan Bangsa milik Jenderal Wiratama. Meskipun Luna hanya memberikan sedikit informasi, Rina berhasil mengembangkan kasus itu dengan bukti-bukti tambahan.Luna dan Damon membaca berita itu di safe house, layar laptop mereka memancarkan cahaya yang dingin."Kau berhasil, Lidya," bisik Damon, matanya memancarkan rasa kagum dan cemas. "Seluruh kota membicarakan ini. Citra Jenderal hancur."Luna, yang kembali dikuasai Luna yang strategis, tidak terlihat puas. "Ini hanya pengalih perhatian, Damon. Ini tidak menghancurkannya, hanya membuatnya sibuk. Dia harus membersihkan citranya, memecat beberapa orang, dan menyangkal semuanya di depan publik. Tapi dia tahu, serangan ini datang dariku.""Lalu, ap

  • Luna dalam Lara   UMPAN SANG POLITIKUS

    Luna dan Damon melewati hari-hari berikutnya dalam keheningan yang mencekam di safe house. Damon, meskipun awalnya takut dengan rencana berisiko Luna, kini membantu mengawasi setiap detail yang mungkin terlewat. Namun, ia tetap gelisah."Kau yakin Tuan Dharma tidak akan menyerahkan paket itu langsung pada Jenderal?" tanya Damon, saat ia memandang flash drive cadangan di tangannya."Tuan Dharma adalah politikus," jawab Luna, yang kini menghabiskan waktunya menganalisis laporan media Tuan Dharma. "Politikus tidak takut pada polisi, mereka takut pada opini publik dan skandal. Jika ia menyerahkan paket itu pada Jenderal, Jenderal akan menyelesaikan masalah Rizal, dan Tuan Dharma akan tetap terikat dalam jaringan kejahatan itu. Jika ia bekerja sama dengan kita, ia hanya kehilangan satu rekanan kotor Rizal tapi menyelamatkan reputasinya dan seluruh karir politiknya."Luna telah mengirimkan paket tersebut melalui kurir anonim yang sangat terpercaya, m

  • Luna dalam Lara   SARANG BARU SANG STRATEGIS

    Apartemen yang diberikan Tante Rosa adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi. Lokasinya berada di lantai atas sebuah gedung tua yang tidak mencolok, jauh dari keramaian pusat kota, dengan sistem keamanan yang ketat dan pintu ganda yang tersembunyi. Tempat itu sederhana namun fungsional, sebuah safe house yang hanya diketahui oleh sedikit orang.Luna segera menghubungi Tante Rosa melalui sambungan telepon rahasia yang telah dipasang."Terima kasih, Tante," kata Lidya. "Apartemen ini aman.""Tentu saja aman, Luna," balas Tante Rosa, suaranya terdengar dingin dan efisien. "Aku tidak pernah main-main soal keamanan. Tapi kau harus tahu, ini tidak akan lama. Jenderal itu seperti air, dia akan menemukan celah.""Aku tahu," jawab Luna, yang kini kembali mengambil kendali. "Dia sudah mulai menyerang Damon. Dia membuat Damon dipecat."Damon duduk di samping Lidya, wajahnya terlihat putus asa. "Kita tidak bisa melakukan ini sendirian, Lidya. Dia

  • Luna dalam Lara   HARGA SEBUAH BLUFF

    Luna kembali ke mobil Tante Rosa dengan langkah cepat dan tegas. Di dalam mobil yang melaju membelah keramaian kota, ia segera menghubungi Tante Rosa, suaranya dipenuhi urgensi yang tak terbantahkan."Tante, aku butuh bantuanmu sekarang juga," perintah Luna, nadanya tanpa basa basi. "Dia curiga. Aku berhasil membuatnya ragu tentang dokumen itu, tapi itu hanya akan bertahan beberapa jam. Jenderal itu pasti akan mengincar Damon.""Aku sudah menduga," balas Tante Rosa dari ujung telepon, suaranya tenang. "Kau baru saja menusuk naga di mata. Berikan alamat apartemenmu. Aku akan kirim orang terbaikku untuk mengawasi Damon. Jangan bergerak ke mana mana sampai aku mengirimkan pesan."Luna memberikan alamatnya. Ia tahu, meskipun ia kini adalah Luna yang berani, ia tidak bisa melawan jaringan Jenderal Wiratama sendirian. Kelemahan terbesarnya Damon kini menjadi target utama. Selama perjalanan, ia melepas gaun elegan dan menggantinya dengan kaus hitam dan jaket biasa yang

  • Luna dalam Lara   PERMAINAN SANG NAGA

    Lidya tiba di lokasi pertemuan: sebuah restoran fine dining yang sangat eksklusif, terletak di lantai paling atas gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di pusat kota. Pemandangan kota Jakarta di bawahnya berkelip layaknya lautan bintang yang dingin dan tak peduli, seolah menjadi latar yang sempurna untuk pertempuran strategi ini. Lidya, yang kini adalah perpaduan antara Lidya yang hangat dan Luna yang tajam, mengenakan gaun hitam panjang dan elegan. Di lehernya, kalung perak sederhana Damon bersinar samar, menjadi jangkar di tengah kegelisahannya.Ia diantar oleh seorang waiter yang berjas rapi menuju sebuah ruang makan privat. Di dalam, Jenderal Wiratama sudah menunggunya sendirian. Pria itu benar-benar sosok yang mengesankan sekitar enam puluhan, namun memancarkan kekuasaan yang terasa menekan. Ia mengenakan jas mahal berwarna abu-abu gelap. Sikapnya yang tenang dan sorot matanya yang tajam menunjukkan bahwa ia adalah seorang predator yang terbiasa mend

  • Luna dalam Lara   KEMBALINYA SANG STRATEGIS

    Pesan dari Jenderal Wiratama yang datang dalam bentuk kartu nama mewah itu terasa seperti bom waktu yang tiba-tiba diletakkan di tengah apartemen Lidya dan Damon. Mereka duduk di ruang tamu yang sunyi, di bawah cahaya lampu temaram, dengan ketegangan yang lebih menusuk daripada angin malam.Damon berdiri, mondar-mandir di ruangan sempit itu, tangannya mengusap wajahnya berkali-kali. "Kita harus pergi, Lidya," desaknya, suaranya dipenuhi kepanikan. "Kita bisa naik kereta, pergi ke luar pulau. Kita bisa jual perhiasan Tante Rosa. Kita bisa menghilang."Lidya tetap duduk tegak di sofa. Ia memegang kartu nama itu, matanya membaca tulisan nama 'Jenderal Wiratama' berulang kali. "Melarikan diri ke mana, Damon? Kau pikir aku akan lari lagi?""Aku mohon, jangan keras kepala!" Damon berlutut di depannya, menggenggam kedua tangan Lidya. "Ini bukan Rizal! Dia punya tentara, dia punya kekuasaan. Dia bisa menemukan kita di mana pun, dan kali ini, dia tidak akan hanya memukul

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status