Setelah kejadian di kamar mandi dan kesalahan pahaman yang membuat Al merasa sangat malu itu, Al kemudian pergi menemui Pak Gatot untuk membicarakan progres pengembangan Grand Hotel Surabaya di ruangannya
"Permisi" Ucap Al saat masuk keruangan Pak Gatot
"Ah Pak Al, Silahkan masuk" Jawab Pak Gatot saat melintas siapa yang datang
"Ada apa gerangan Pak Al pagi pagi sudah menemui saya tanpa memberikan kabar terlebih dahulu ?" Tanya Pak Gatot dengan sopan
"Tidak apa Pak Gatot, lagi pula saya tidak mau identitas saya yang sebenarnya di ketahui oleh banyak orang" Jawab Al
"Begini Pak Gatot, Saya beserta para jajaran direktur utama di Jaya Mandiri Profile ingin melebarkan sayap bisnis kami di beberapa daerah"
"Untuk itu, sebenarnya saya hanya disini hanya untuk meminta pendapat Pak Gatot tentang bidang apa yang bisa kami masuki" Lanjut Al
"Kalau boleh tau dimana Pak Al ingin membuka bisnis baru" Tanya Pak Gatot
"Jika di lihat dari peta bisnis kita, hanya beberapa tempat saja yang belum kita jajaki, dan jika di lihat dari sektor pemasaran dan keuntungannya kami ingin membuka usaha di daerah Bali" Jawab Al
"Hm.." Kata Pak Gatot seraya masih berpikir
"Jika dilihat dari lokasi yang Pak Al inginkan, Bali akan menjadi pilihan yang tepat Pak, selain karena di sana adalah pusat wisata yang banyak di datangi oleh para turis, di Bali juga mempunyai daya tarik tersendiri" Jawab Pak Gatot
"Apa daya tarik yang Bapak maksud" Tanya Al
"Budaya Bali yang sangat kental akan menarik minat para turis untuk berkunjung ke Bali Pak, nah setelah itu kita manfaatkan situasi itu untuk menggaet konsumen dengan strategi pemasaran yang kita miliki sendiri Pak" Jawab Pak Gatot
"Contohnya ?" Tanya Al
"Jika kita ingin kembali membuka bisnis perhotelan lagi, maka kita harus menggunakan strategi menjemput bola, dengan kata lain kita pancing para turis yang datang ke Bali dengan beberapa hal yang membuat mereka tertarik dengan hotel kita"
"Misalnya dengan bangunan yang di bentuk dengan budaya Bali yang kental, atau kita bisa membuat sebuah pertunjukan bagi para pengunjung dengan para anak anak yang tidak memiliki orang tua dan para pengangguran sebagai pengisi acara"
"Nah dengan begitu selain kita bisa menggaet pengumuman kita juga akan bisa membantu para pengangguran untuk membiayai perekonomian mereka" Jawab Pak Gatot
"Excellent" Jawab Al singkat tapi sangat merasa puas dengan jawaban Pak Gatot
"Oh iya pak Gatot, bagaimana perkembangan Grand hotel ini dan para karyawannya ?" Tanya Al
"Untuk saat ini, Progres kita masih bisa di bilang belum stabil Pak, selain karena semakin banyaknya hotel hotel hang baru di bangun kita juga kekurangan lahan untuk perluasan hotel ini" Jawab Pak Gatot dengan kepala menunduk
"Sudah jangan merasa malu seperti itu Pak Gatot, itu hal biasa dalam dunia bisnis" Ucap Al saat melihat ke khawatiran Pak Gatot
"Baik Pak, Terima kasih" Jawab Pak Gatot kembali mengangkat kepalanya
"Lalu Bagaimana dengan progres kualitas SDM disini ?" Tanya Al
"Untuk masalah kualitas SDM kita sudah terlalu unggul dari pada di tempat lain Pak" Jawab Pak Gatot
"Jangan terlalu Menyombongkan diri terlebih dahulu pak, manusia itu selalu menyembunyikan topeng dalam setiap situasi Pak, Jadi mereka bisa saja membohongi pandangan Pak Gatot dengan memakai topeng mereka dan berpura pura bodoh di depan Bapak"
" Sehingga dengan itu, Pak Gatot akan memandang mereka dengan sebelah mata dan tidak terlalu memperhatikan gerakan mereka, lalu mereka akan leluasa bergerak untuk mengungguli kita diam diam" Ucap Al
"Pak, Saya begitu lalai karena tidak memperhatikan tentang hal itu" Jawab Pak Gatot
"Sudah sudah tidak apa, asal jangan sampai terulang lagi Pak Gatot, sekarang tugas bapak hanya satu" Ucap Al
"Apa itu pak" Tanya Pak Gatot penasaran
"Carikan orang yang pantas untuk mengantikan bapak untuk memimpin hotel ini" Jawab Al dengan tenang
"Apa maksud Pak Al saya di pecat ?" Tanya Pak Gatot ketakutan
"Bukan itu yang saya maksud Pak" Jawab Al
"Lalu apa maksud Pak Al meminta saya untuk mencari seseorang yang pantas untuk memimpin Hotel ini ?" Tanya Pak Gatot penasaran
"Pak Gatot akan memimpin Bisnis kita yang baru di wilayah Bali, di sana Pak Gatot yang akan memegang kendali, tapi semua keputusan masih saya yang memegang penuh kecuali jika saya memang tidak bisa, maka pengambilan keputusan akan di lakukan oleh Cicit, Luthfi dan Aji" Jawab Al
"Hah ? Saya memegang bisnis yang baru pak ?" Tanya Pak Gatot gemetaran
" Benar Pak Gatot" Jawab singkat
"Bapak tidak mau ? jika Pak Gatot tidak mau, maka saya akan menunjuk orang lain sebagai pengganti Pak Gatot" Lanjutnya
"Tidak pak, saya setuju saya hanya merasa tidak percaya saja" Jawab Pak Gatot
"Baiklah persiapkan diri bapak, satu bulan lagi kita akan mulai apa yang tadi kita diskusikan Pak Gatot"
"Dan dalam waktu satu bulan itu, Pak Gatot harus mengajari orang yang Bapak untuk memimpin hotel ini agar ia bisa paham dengan kondisi dan seluk beluk pemasaran hotel ini" Jawab Al yang kemudian berdiri dari kursi yang semenjak tadi ia duduki
"Baik Pak, akan saya kerjakan dengan sangat baik" Jawab Pak Gatot
"Seminggu lagi saya akan datang kembali kesini untuk mengetahui orang yang Bapak tunjuk, saya hanya akan mengawasi dari jauh agar orang orang yg tidak curiga" Ucap Al lalu melangkah keluar ruangan Pak Gatot
"Baik" Ucap Pak Gatot yang saat ini merasa sangat senang
Al hanya tersenyum saat mendengar ucapan Pak Gatot, Saat melihat jam tangannya yang saat ini menunjukkan waktu istirahat kerja Al segera menghampiri meja resepsionis untuk mengajak Rindiani makan siang
"Siang Bak" Ucap Al dengan sopan saat tiba di meja resepsionis
"Siang Juga mas, Ada yang bisa saya ban.." Ucapan Rindiani terhenti saat melihat Al sedang tersenyum ke Arahnya
"Ih Al..Iseng banget jadi orang" Ucap Rindiani dengan nada kesal
"Haha, maaf deh Rindi, makan yuk" Ajak Al kepada Rindiani
"Hayuk tapi jangan di tempat yang mahal ya, duit ku udah tipis Al" Jawab Rindiani lalu segera keluar menghampiri Al
"Dasar.. Ya udah aku yang bayar" Ucap Al langsung menarik tangan Rindiani menuju mobilnya dan segera melaju ke sebuah Cafe yang cukup ramai
Saat tiba di tempat yang mereka tuju, di sana sudah ada beberapa teman kerja Rindiani yang juga teman SMA Al termasuk Wulan dan seorang lelaki yang belum Al kenal
"Eh Al sini" Panggil Arjun teman SMA Al yang juga teman Kerja Rindiani
Al lalu segera menghampiri meja Arjun, di sana sudah ada Arjun, Luna, Wulan, Ana dan seorang laki laki yang tidak Al kenal
"Halo semua" Ucap Al saat tiba di meja Arjun
"Heh udah lama gak keliatan sekarang malah bareng si Rindi" Ucap Arjun mengejek Al
"Gak kok, kebetulan kita ketemu di depan pintu barusan, karena tujuan kita satu meja jadi kita sama sama deh kesini, Iya kan Mbak ?" Jawab Al Pura pura tidak mengenal Rindiani
"Eh iya benar" Jawab Rindiani gugup saat melihat tatapan Wulan
"Oh gitu, Sekarang lagi kerja apa Al ?" Tanya Luna yang juga teman SMA Al
"Biasa pengacara, Pengangguran Banyak Acara" Jawab Al yang tanggapi tawa oleh teman teman SMA-nya
"Haha, Makanya Al, kalau sekolah itu yang rajin jangan cuma tidur terus" Ucap Luna
"Kalau aku sekolahnya Rajin, pasti dulu kamu suka sama aku Lun" Jawab Al seenaknya
"Haha Gak mungkin lah, kamu dulu tuh ada pawangnya" Ucap Luna yang membuat Wulan tersenyum
"Tapi sekarang malah Wulan yang di pawangin" Ucap Arjun sambil melirik seorang lelaki yang sejak tadi hanya diam
"Eh Al kenalin ini calon tunangannya Wulan" Ucap Ana
"Eh iya Alfarizi mas, Panggil saja Al" Ucap Al sambil memajukan tangannya untuk bersalaman
"Aziz" Jawabannya singkat sambil menyambut salam Al
"Nah gitu dong akur, Sebagai mantan dan calon harus akur" Ucap Arjun yang di sambut tawa semua orang kecuali Al dan Wulan yang hanya tersenyum masam
Wulan yang sejak tadi diam sebenarnya berfikir tentang hubungan Al dan Rindiani, teman temannya mungkin tidak curiga dengan hubungan mereka tapi bagi Wulan yang melihat perhatian Al terhadap Rindiani tadi pagi sungguh penasaran dengan hubungan merek
Sedangkan Al berusaha menutupi kesedihannya saat tau lelaki yang baru saja ia kenal adalah calon tunangan Wulan yang saat ini masih berstatus kekasihnya
Suasana Cafe tempat Al dan Rindiani saat berada masih ramai dengan para pelanggan yang baru datang, Sedangkan Al dan teman temannya juga masih asyik membicarakan tentang berbagai hal"Makanya Al, Cari kerja deh sana biar nanti kalau punya pacar gak terhalang restu orang tua," ucap Luna"Iya Luna, ini juga masih usaha," kata Al menjawab perkataan Luna"Eh Rindiani sejak tadi kok diem aja ?" ucap Arjun"Gak apa apa, aku dengerin kalian aja," kata Rindiani menjawab pertanyaan Arjun"Eh Al, ajak ngobrol tuh si Rindi, Kasian dia dari tadi diem," kata Arjun kepada Al"Kok aku ? Kalian kan bisa ajak dia ngobrol," Jawab Al sambil kembali berbicara dengan Wulan dan Aziz"Sepertinya kalian cocok," ucap Ana"Cocok Apanya ?" Tanya Rindiani"Ya kalian berdua tuh cocok Rindiani, Kamu sama Al sepertinya cocok kalau jadian," ucap Ana menjawab pertanyaan Ana"Eh gak mungkin lah, mana mau aku sama dia," ucap Al setelah mendengar perkataan An
"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan"Apa itu ?" tanya Al"Tolong lamar aku," ucap Wulan"Hah?" ucap Al terkejut saat mendengar permintaan Wulan"Jangan bercanda Lan,itu tidak mungkin," Lanjutnya"Kenapa Al ?" kata Wulan kebingungan dengan jawaban Al"Apakah kamu sudah melupakan semua tentang kita Al ?" tanya Wulan"Atau karena kau sudah dekat dengan wanita lain ?" lanjutnya"Wulan, ini bukan karena masa lalu kita atau karena aku mempunyai wanita lain, tapi ini semua keadaan yang memaksa ku untuk berhenti berharap," ucap Al"Jangan pernah salahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita, coba kau tanyakan pada ayahmu, apa alasan ayahmu menerima lamaran Aziz padahal om Bima sudah memberikan waktu tiga tahun kepada ku," lanjutnya
Rindi, jangan," ucap Al saat tangannya ditarik Rindiani ke dekatnya"Kenapa Al ?" tanya Rindiani"Apa aku tidak secantik Wulan ?" lanjutnya"Bukan seperti itu Rindi," jawab Al"Lalu ?" tanya RindianiAl terdiam di tempatnya tak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Rindiani"Rindi, kamu sekarang sedang mabuk, tidur ya aku akan keluar," jawab Al"Terserah," jawab Rindiani kesal karena jawaban Al"Maaf," ucap Al tapi tidak mendapatkan tanggapan dari RindianiRindiani yang memang sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri langsung membalikkan badannya membelakangi AlBeberapa menit berlalu Al masih duduk di tepian kasur sambil menunggu Rindiani tidur, saat ia merasa Rindiani sudah terlelap tidur, Al melangkah keluar kamar dan tak lupa menyelimuti Rindiani yang sudah terlelap"Maaf Rindi, aku hanya tidak ingin menjadikan mu pelampiasan karena kegagalan ku bersama Wulan," ucap Al sebelum ia melangkah
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima"Tentu," ucap Hadi singkatPertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecutAkan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan***********Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Gran
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl