" Eh tapi aku curiga loh sama hubungan mu dengan Bu Citra " Lanjutnya
" Curiga gimana maksudnya ?" Tanya Al yang khawatir identitasnya sudah ketahuan oleh Rindiani
" Ya hubungan kalian sepertinya bukan hanya sekedar Bos dan Supir deh " Jawab Rindiani
DEG !!
Al semakin khawatir setelah mendengar Ucapan Rindiani
" Atau Jangan jangan kalian itu..." Rindiani tidak melanjutkan perkataannya yang membuat Al semakin merasa khawatir
" Kami kenapa ? " Tanya Al
" Jangan jangan kalian pacaran " Jawab Rindiani spontan yang membuat Al tertawa terbahak-bahak
" Hahaha aneh aneh saja pertanyaan mu gadis aneh, ya gak mungkin lah kami pacaran, mana mau Bu Citra pacaran sama sopirnya " Jawab Al yang masih tertawa setelah mendengar perkataan Rindiani
" Tapi hubungan kalian aneh loh, biasanya kalau sopir bos besar tuh sopan banget sama majikannya, lah kamu malah kelihatannya malah santai santai saja " Jawab Rindiani
" Terus Bu Citra dengan santainya ngasih pinjam mobil sport ke sopirnya kan aneh Al " Lanjutnya
" Gak aneh Lah, Bu Citra itu emang dasarnya orang baik, dan juga dia mungkin sudah sangat percaya sama sopirnya yang ganteng ini " Ucap Al dengan percaya diri
" Haha Ganteng dari Hongkong " Jawab Rindiani setelah mendengar perkataan Al
" Tapi bener juga sih Al, kalau di lihat lihat dari dekat kamu tuh ganteng loh Al " Lanjut Rindiani
" Tuh kan kamu sendiri bilang ganteng, aku gak tanggung jawab kalau kamu naksir sama aku loh ya " Ucap Al dengan senyum menggoda
" Iya iya kamu ganteng, tapi beneran nih kamu gak tertarik sama aku ?" Tanya Rindiani sambil membetulkan posisi duduknya dan memasang wajah semanis mungkin
Al yang melihat kelakuan Rindiani menelan ludahnya diam diam, dengan posisi nya saat ini sangat jelas bahwa Rindiani sekarang sangat menantang adrenalin nya
" Rindi gak usah mancing deh " Jawab Al sambil kembali memalingkan wajahnya ke depan dan fokus menyetir
" Haha tuh kan mupeng " Jawab Rindiani
" Eh siapa juga yang mupeng, kan sudah aku bilang dulu aku tuh gak nafsu sama kamu, sama Bu Citra aja gak tertarik apalagi sama kamu " Jawab Al
" Oh My God .. atau jangan jangan kamu itu ..." Ucap Rindiani tidak menyelesaikan perkataannya
" Kenapa ?" Tanya Al
" Atau jangan jangan kamu punya kelainan Al ?" Tanya Rindiani
Pertanyaan Rindiani yang sangat spontan itu membuat Al terkejut dan langsung mengerem seketika
" Aduh.. Al hati hati dong " Ucap Rindiani merasa sangat kaget saat Al mengerem mendadak
" Maaf maaf, makanya jangan ngomong aneh aneh dong " Jawab Al kemudian menjalankan mobilnya kembali
" Iya iya maaf " Jawab Rindiani merasa bersalah
" Tapi kok reaksi mu kok sampai segitunya sih Al, Atau memang benar pertanyaan ku barusan " Lanjut Rindiani
" Tuh kan mulai lagi, Pikir saja sendiri " Jawab Al merasa sedikit jengkel dengan perkataan Rindiani
"Hahaha" Rindiani tertawa saat melihat muka Al yang sedang jengkel
Perjalanan yang awalnya di warnai tangis Rindiani berupa dengan gurauan Al dan Rindiani membuat mereka tidak sadar bahwa mereka sudah sampai di Grand Hotel Surabaya tempat Rindiani bekerja
" Makasih ya Al " Ucap Rindiani saat turun dari mobil
" Sama sama " Jawab Al yang juga ikut turun dari mobilnya
" Ayo aku antar ke dalam, sekalian aku ada perlu di dalam" Lanjut Al
" Jangan bilang kamu mau pesan kamar buat..!! Ucap Rindiani tapi tidak bisa melanjutkan kata katanya karena di potong Al
" Gak usah mikir aneh aneh " Jawab Al yang saat ini sedang berada di samping Rindiani
" Iya iya " Jawab Rindiani dengan tersenyum
" Ayok masuk " Jawab Al
Al dan Rindiani lalu masuk bersama ke dalam hotel tempat Rindiani bekerja saat ini, saat mereka masuk sontak saja Rindiani menjadi pusat perhatian teman teman kerjanya
" Dah selamat bekerja gadis aneh, aku ke dalam dulu " Ucap Al saat mereka sampai di meja resepsionis
" Jangan malas malasan " Lanjutnya sambil mencubit hidung Rindiani
Perlakuan Al yang cukup Romantis itu membuat wajah cantik Rindiani memerah karena malu bercampur senang, Kejadian itu juga tak luput dari perhatian seseorang yang tak lain adalah Wulan Rekan kerja Rindiani sekaligus kekasih Al
" Hai Al " Ucap Wulan Saat ia sudah sampai di tempat Al dan Rindiani berada
" Hai Rindi " Lanjut Wulan
" Eh Wulan, Hai juga ..ya udah Aku siap siap dulu " Ucap Rindiani lalu bergegas pergi karena merasa malu
" Oke " Jawab Al singkat karena merasa gugup
" Kamu pulang Al ?" Tanya Wulan saat Rindiani sudah jauh dari mereka
" Iya " Jawab Al singkat
" Kamu kenal Rindiani ternyata " Ucap Wulan
" Iya " Jawab Al Kembali
" Kenal dimana ?" Tanya Wulan
" Di jalan " Jawab Al
" Oh " Kata Wulan singkat
" Ya sudah aku ada perlu di dalam " Kata Al berusaha menghindar dari Wulan
" Tunggu Al, ada yang ingin aku bicarakan, nanti sore kita bertemu di tempat biasa " Kata Wulan saat Al sudah pergi
" Ok " Jawab Al singkat lalu kembali melangkah
Al buru buru melangkah menuju Ruangan Pak Gatot untuk membicarakan sesuatu, tapi saat di tengah jalan tiba tiba ia merasa harus ke toilet terlebih dahulu
Selesai dari toilet Al yang berniat langsung menuju ke Ruangan Pak Gatot tak sengaja menabrak seorang OB sehingga membuat handphone milik si OB jatuh
Karena melihat tangan si OB memegang banyak peralatan, Al berinisiatif mengambilkan handphone si OB yang tadi jatuh dan meletakkannya kembali di saku si OB
Saat mengambil handphone yang jatuh itu posisi Al seperti berjongkok tepat di depan si OB, sehingga jika ada yang melihat kejadian itu dari belakang pasti akan mengira Al dan si OB sedang melakukan sesuatu
" Aaaaaaa " terdengar teriakan seseorang dari belakang si OB
" Maaf maaf saya tidak sengaja melihatnya, saya tidak sengaja " Lanjut orang itu
Al yang merasa kaget sekaligus penasaran dengan suara yang seperti ia kenal itu langsung berdiri dan melihat Rindiani sedang menutup muka dengan tangannya di belakang si OB
" Rindi ?" Ucap Al terkaget
" Al ? Jadi benar kamu itu ..." Kata Rindiani tidak bisa melanjutkan perkataannya
" Eh kamu salah paham " Jawab Al
" Sudah sudah aku mengerti kok, aku gak akan ganggu lagi silahkan di Lanjutkan " Kata Rindiani lalu bergegas pergi meninggalkan mereka
" Eh Rindi " Ucap Al berniat mencegah Rindiani pergi
" Maaf mas ini Handphone milik mas yang tadi jatuh " Ucap Al memberikan Handphone milik si OB yang tadi jatuh lalu bergegas pergi menyusul Rindiani
" Eh Ok terima kasih " Ucap si OB bingung karena tidak mengerti apa yang sedang terjadi
" Rindi tunggu " Ucap Al saat ia berhasil menyusul Rindiani
" Hahaha, Ternyata benar kamu itu ada kelainan ya Al " Ucap Rindiani sambi tertawa
" Hah "
" Kamu salah paham Rindi " Ucap Al
" Hahaha Udah ngaku aja, gak usah berkelit lagi " Ucap Rindiani dengan masih tertawa setelah mengingat kejadian yang tadi ia lihat
" Aduh.. Terserah sajalah " Jawab Al malas meladeni ejekan Rindiani
" Hahaha " Rindiani Kembali tertawa melihat tingkah Al
Setelah kejadian di kamar mandi dan kesalahan pahaman yang membuat Al merasa sangat malu itu, Al kemudian pergi menemui Pak Gatot untuk membicarakan progres pengembangan Grand Hotel Surabaya di ruangannya"Permisi" Ucap Al saat masuk keruangan Pak Gatot"Ah Pak Al, Silahkan masuk" Jawab Pak Gatot saat melintas siapa yang datang"Ada apa gerangan Pak Al pagi pagi sudah menemui saya tanpa memberikan kabar terlebih dahulu ?" Tanya Pak Gatot dengan sopan"Tidak apa Pak Gatot, lagi pula saya tidak mau identitas saya yang sebenarnya di ketahui oleh banyak orang" Jawab Al"Begini Pak Gatot, Saya beserta para jajaran direktur utama di Jaya Mandiri Profile ingin melebarkan sayap bisnis kami di beberapa daerah""Untuk itu, sebenarnya saya hanya disini hanya untuk meminta pendapat Pak Gatot tentang bidang apa yang bisa kami masuki" Lanjut Al"Kalau boleh tau dimana Pak Al ingin membuka bisnis baru" Tanya Pak Gatot"Jika di lihat dari peta bisnis
Suasana Cafe tempat Al dan Rindiani saat berada masih ramai dengan para pelanggan yang baru datang, Sedangkan Al dan teman temannya juga masih asyik membicarakan tentang berbagai hal"Makanya Al, Cari kerja deh sana biar nanti kalau punya pacar gak terhalang restu orang tua," ucap Luna"Iya Luna, ini juga masih usaha," kata Al menjawab perkataan Luna"Eh Rindiani sejak tadi kok diem aja ?" ucap Arjun"Gak apa apa, aku dengerin kalian aja," kata Rindiani menjawab pertanyaan Arjun"Eh Al, ajak ngobrol tuh si Rindi, Kasian dia dari tadi diem," kata Arjun kepada Al"Kok aku ? Kalian kan bisa ajak dia ngobrol," Jawab Al sambil kembali berbicara dengan Wulan dan Aziz"Sepertinya kalian cocok," ucap Ana"Cocok Apanya ?" Tanya Rindiani"Ya kalian berdua tuh cocok Rindiani, Kamu sama Al sepertinya cocok kalau jadian," ucap Ana menjawab pertanyaan Ana"Eh gak mungkin lah, mana mau aku sama dia," ucap Al setelah mendengar perkataan An
"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan"Apa itu ?" tanya Al"Tolong lamar aku," ucap Wulan"Hah?" ucap Al terkejut saat mendengar permintaan Wulan"Jangan bercanda Lan,itu tidak mungkin," Lanjutnya"Kenapa Al ?" kata Wulan kebingungan dengan jawaban Al"Apakah kamu sudah melupakan semua tentang kita Al ?" tanya Wulan"Atau karena kau sudah dekat dengan wanita lain ?" lanjutnya"Wulan, ini bukan karena masa lalu kita atau karena aku mempunyai wanita lain, tapi ini semua keadaan yang memaksa ku untuk berhenti berharap," ucap Al"Jangan pernah salahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita, coba kau tanyakan pada ayahmu, apa alasan ayahmu menerima lamaran Aziz padahal om Bima sudah memberikan waktu tiga tahun kepada ku," lanjutnya
Rindi, jangan," ucap Al saat tangannya ditarik Rindiani ke dekatnya"Kenapa Al ?" tanya Rindiani"Apa aku tidak secantik Wulan ?" lanjutnya"Bukan seperti itu Rindi," jawab Al"Lalu ?" tanya RindianiAl terdiam di tempatnya tak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Rindiani"Rindi, kamu sekarang sedang mabuk, tidur ya aku akan keluar," jawab Al"Terserah," jawab Rindiani kesal karena jawaban Al"Maaf," ucap Al tapi tidak mendapatkan tanggapan dari RindianiRindiani yang memang sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri langsung membalikkan badannya membelakangi AlBeberapa menit berlalu Al masih duduk di tepian kasur sambil menunggu Rindiani tidur, saat ia merasa Rindiani sudah terlelap tidur, Al melangkah keluar kamar dan tak lupa menyelimuti Rindiani yang sudah terlelap"Maaf Rindi, aku hanya tidak ingin menjadikan mu pelampiasan karena kegagalan ku bersama Wulan," ucap Al sebelum ia melangkah
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima"Tentu," ucap Hadi singkatPertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecutAkan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan***********Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Gran
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa