"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima
"Tentu," ucap Hadi singkat
Pertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecut
Akan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia
"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya
"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan
***********
Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Grand Hotel Surabaya, dan Al pun sudah kembali ke Jakarta karena sudah di tunggu banyak pekerjaan yang terbengkalai akibat masalahnya bersama Wulan
Al sedikit demi sedikit sudah mulai bisa melupakan Wulan dan semua kenangannya bersama Wulan, Selain karena pekerjaan yang sangat padat sehingga ia tidak punya waktu untuk bersedih, tapi juga karena Rindiani yang selalu ada di setiap waktu meski terpisah jarakTanggal pertunangan Wulan dan Aziz pun telah di tetapkan, Al juga sudah mengetahui tentang hal itu yang membuat Al kurang berkonsentrasi saat bekerja meski sudah mulai bisa melupakan Wulan
"Ji, sekarang kamu telpon Citra dan Luthfi suruh mereka ke ruangan ku," ucap Al saat ia menghubungi Aji
"Aku juga kesana Al ?" tanya Aji
" Ya iyalah, Kamu kan salah satu Direktur, kalau gak mau kesini ya turun saja dari posisi Direktur," jawab Al ketus
"No.. Oke aku kesana, sekalian bareng Lutfi dan Cicit," jawab Aji
"Gak usah pake lama," ucap Al
"Siap Al" jawab Aji lalu segera menutup telponnya dan menghubungi dua sahabatnya
Setelah beberapa saat Al menunggu, ketiga orang yang ia tunggu kini sudah datang bersama sama ke ruangan Al
"Ada apa Al ?" tanya Luthfi saat tiba di ruangan Al
"Iya kak, sepertinya sangat penting," ucap Citra menimpali ucapan Luthfi
"Ini masalah proyek baru kita di Bali, aku ingin mempercepat prosesnya," jawab Al
"Oh masalah itu, kamu tenang saja Al, untuk masalah pembangunan proyek kita sudah hampir mencapai 90% dan seminggu lagi pasti akan selesai," jawab Luthfi
"Bagus, Bagaimana prosesnya ? Apa ada kendala ?" tanya Al
"Tidak ada Al, hanya saja satu hal yang aku bingungkan," jawab Luthfi
"Apa itu Luth ?" tanya Al
"Meski ini adalah proyek besar, tapi kita akan terjun di tempat yang belum pernah kita jajaki sebelumnya, untuk mensukseskan proyek kita ini butuh seseorang yang sudah berpengalaman dalam bidang ini," jawab Lutfi
"Oh itu, aku sudah punya satu kandidat untuk memimpin proyek kita di sana," ucap Al
"Siapa kak ?" tanya Citra penasaran
"Pak Gatot, Manager utama di Grand Hotel Surabaya," jawab Al
"Lalu siapa yang akan menggantikan posisi Pak Gatot di sana, jangan bilang kalau kakak akan mengantikan Pak Gatot dengan wanita itu," ucap Citra yang merasa curiga dengan sikap kakaknya
"Hah wanita siapa Cit ?" tanya Lutfi
"Tanya ke kak Al tuh," jawab Citra
"Siapa Al, apa wanita yang kamu simpan di apartemen mu itu ?" tanya Luthfi
"Hah ? Al menyimpan wanita di apartemen miliknya ?" ucap Aji terkejut dengan ucapan Luthfi
"Hais.. bukanlah, dia itu tidak punya pengalaman meski lulusan London," jawab Al
"Emang dia siapa sih Al, kok bisa tinggal di apartemen milikmu ?" tanya Aji lagi
"Namanya Rindiana, aku nemuin dia pas dia pingsan di pinggir jalan dekat apartemen, sekarang ia bekerja sebagai resepsionis di Grand Hotel," jawab Al
"Tapi lu gak apa apain dia kan ?" tanya Aji
"Ya enggak lah bego, aku tuh bukan buaya seperti mu," jawab Al kesal dengan pertanyaan Aji
"Tapi dia cantik loh Ji," ucap Citra
"Beneran ? lebih cantik mana sama kamu Cit ?" tanya Aji
"Cantikan dia Ji," ucap Citra menjawab pertanyaan Aji
"Wah, kalau lu gak mau kasih aku aja Al," ucap Aji
"Mau aku Zeroin saham mu di sini ?" tanya Al
"Jangan Al, bercanda Al," ucap Aji yang ketakutan dengan perkataan Al
Sontak saja jawaban Aji membuat ketiga orang lainnya yang berada di sana tertawa terbahak bahak karena merasa lucu dengan tingkah Aji
"Makanya jangan pernah macam macam dengan wanitanya si bos, hahaha," ucap Lutfi yang menertawakan Aji
"Kan cuma bercanda Luth," jawab Aji
"Sudah sudah Ji, aku juga cuma bercanda, kalau dia mau sama kamu silahkan, tapi jangan pernah buat dia jadi mainan," ucap Al
"Gak deh Al, gak berani," jawab Aji
"Hahaha" terdengar tawa kembali setelah kalimat itu terlontar dari mulut Aji
"Ya sudah, Minggu ini aku pulang ke Surabaya buat ngasih tau Pak Gatot sekaligus mengadakan pesta pengangkatan pengganti Pak Gatot," ucap Al
"Kalian bisa nyusul buat ikut pestanya, Ji tolong gantiin aku buat ngasih sambutan di sana," lanjut Al
"Kamu gak akan datang Al ?" tanya Aji
"Datang, tapi kamu tau lah aku mau ngapain disana," jawab Al
"Oh ok siap pak bos," kata Aji yang sudah mengerti maksud Al
"Oke lah kak, kalau tidak ada lagi yang mau di bicarakan kita balik keruangan dulu," ucap Citra
"Oke Cit," jawab Al singkat
Setelah kepergian sahabat dan adiknya dari ruangannya, Handphone Al berbunyi menandakan ada yang sedang meneleponnya
Melihat nama yang tertulis di layar HPnya, Al tersenyum karena lagi lagi di telfon oleh orang yang sama dan di waktu yang sama
"Halo assalamualaikum Al," ucap seseorang di seberang telpon yang tak lain adalah Rindiani
"Waalaikum salam Rindi," jawab Al
"Lama Amat ngangkat telponnya, lagi sibuk ya Al ?" tanya Rindiani
"Gak kok, barusan abis nganterin Bu Citra ke Restoran buat makan siang," jawb Al
"Awas naksir loh Al lama lama sama Bu Citra," ucap Rindiani
"Gak akan Gadis aneh," Jawab Al
"Haha iya ya.. kamu kan..," belum sempat Rindiani menyelesaikan kata-katanya tapi sudah di potong oleh Al
"Gak usah aneh aneh," ucap Al
"Haha iya iya, maaf," kata Rindiani meminta maaf
"Hm.. Kapan pulang Al ?" tanya Rindiani"Minggu aku pulang," jawab Al
"Kenapa ? kangen ?" tanya Al"Iya kangen sama cowok ganteng,gagah tapi punya kelainan," jawab Rindiani
"Eh awas ya kalau aku pulang, akan aku buat kamu lemas," ucap Al
"Siapa takut, emang kamu bisa ?" ucap Rindiani menantang Al
"Eh nantangin awas ya..," ucap Al
"Oke aku tunggu," Jawab Rindiani
Obrolan mereka berlanjut ke berbagai hal meski tidak penting, hal inilah yang membuat Al semakin hari mulai bisa melupakan Wulan dan semua kenangannya bersama Wulan di masa lalu
********
*Terima kasih telah hadir dan merawat luka yang kukira adalah awal dari kematian
Terima kasih atas senyum indah penawar lara yang selalu kau haturkanDulu pernah rindu ini tak bertuan
Sehingga aku hampir saja mati di tengah rinai rindu kesepianTapi cerita tuhan selalu indah untuk didengarkanIa titipkan dirimu saat aku sedang sudah pasrah akan kematianDengan sebuah senyum indah membawa harapan*Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme