Share

Bab7# Menunggu Datang

last update Last Updated: 2024-10-21 10:01:45

Max tidak mengangguk atau pun menggeleng, pria itu justru menarik tangan Grace melangkah keluar ruangan. Namun, sebelum sampai di pintu keluar, Grace mengibaskan tangan Max hingga terhempas.

"Akh! Kau menyakitiku, Max!"

Max tersentak kemudian berbalik, keduanya saling berhadapan. "Kalau kau tidak mau aku lebih menyakitimu, lebih baik segera pergi dan jauhi kehidupanku! Lakukan seperti saat kau meninggalkanku!" Tatapan pria itu begitu menusuk. Max maju beberapa langkah mengikis jarak keduanya. "Jangan berharap aku tunduk padamu, Grace! Sekalipun itu di depan mami dan papi!" desisnya penuh penekanan.

Grace membenahi tatanan rambutnya, berdiri angkuh, lalu mengangkat dagunya. "Tidak. Sudah kukatakan, aku tidak akan pergi. Akan kubuat kau tergila-gila padaku!"

Max semakin menatap bengis. Pria itu tidak ingin jatuh lagi di lubang yang sama. Dia tidak ingin terluka lagi, sama seperti Grace saat meninggalkannya. Maka dari itu, Max selalu membangun benteng pertahanan untuk siapapun, termasuk Grace sekarang.

"Silahkan bermimpi! Selamanya tidak akan terjadi!"

"Oke, akan kubuktikan jika kelak kau bertekuk lutut padaku!" tekad Grace.

Kecaman dan umpatan ketus saling terlontar, hingga samar-samar terdengar berisik seperti sarang lebah. Meskipun ruangan itu luas, tetap saja dua paruh baya yang ada disana merasa jika anak menantunya tidak dalam situasi yang baik.

Felly mendatangi keduanya, seketika Max dan Grace menjadi salah tingkah. Max membuang wajahnya ke arah lain, tidak melihat sang ibu. Sementara Grace langsung memasang senyuman, menghampiri, menggenggam tangan wanita paruh baya tersebut.

"Ada apa? Kenapa kalian ribut? Apa ada masalah?" tanya Felly dengan lembut.

"Bukan masalah besar, Mi," jawab Grace menutupi keresahan hati ibu mertuanya. "Ayo, kita temani saja papi."

Grace kemudian duduk dan bergabung dengan kedua mertuanya dalam obrolan ringan. Sesekali mereka tertawa karena hal-hal sepele. Grace pun tidak lagi memperhatikan Max. Entah, kemana pria itu? Yang jelas dia akan menghadapinya nanti di rumah.

***

Tiba di rumah, Grace langsung menyandarkan dirinya pada sofa panjang setelah selesai mengganti bajunya dengan piyama. Ucapan pria paruh baya tadi terus mengisi kepalanya.

"Tepati janjimu, Grace. Papi tunggu kehadiran cucu papi. Keluarga Dicaprio butuh penerus," ucap Alexander sebelum Grace berpamitan.

Miris! Hati Grace merasa pilu saat melihat dua mertuanya berwajah sendu. Alexander dan Felly tidak mengetahui jika sebenarnya Keluarga Dicaprio sudah memiliki penerus rahasia.

Akan tetapi, Grace belum sanggup mengatakan sekarang jika melihat peringai Max yang masih dingin dan kasar terhadapnya. Grace takut, jika dia justru tidak bisa lagi bersama putranya. Max pasti akan langsung meng-klaim Leon sebagai anaknya.

"Tidak, ini belum waktunya." Grace mengusap wajahnya bingung, bermonolog. "Maafkan Grace. Sekarang Grace belum bisa memberitahu."

Grace langsung bangkit menuju meja makan. Sesaat sebelum tiba di ruang tersebut, wanita itu melihat sekeliling rumah Max yang tampak sepi. Walau luas dan memiliki banyak kamar, namun rumah itu seperti tak berpenghuni.

Foto-foto dan hiasan pun masih sama seperti yang dulu. Ya, tidak ada yang berubah. Hanya satu yang tidak ada, yaitu foto pernikahan keduanya.

"Pasti dia sudah menurunkannya..." gumam Grace. "Atau mungkin dia tidak memasangnya sama sekali ..."

Atensinya tidak lagi fokus tentang foto. Tetapi, pandangannya beralih pada wanita yang sedang menata piring dan beberapa makanan di atas meja.

Ia hanya melihat wanita paruh baya yang menggunakan baju asisten rumah tangga. Tidak ada Max!

"Nyonya mau makan malam?" tanya sang ART.

"Hm, kemana Tuan? Apa dia belum datang?" Grace menarik satu bangku kemudian mendudukinya.

"Tuan mengatakan tidak makan malam di rumah, Nyonya. Tuan akan pulang nanti malam. Jadi, sebaiknya Nyonya makan lebih dulu."

"Tidak, aku menunggunya saja."

"Pasti Anda sudah terlalu lapar jika menunggu Tuan Max."

"Tenang saja, Bi. Aku sudah terbiasa menahan lapar," sahut Grace sembari terkekeh yang diangguki sang ART.

"Baik, kalau begitu."

Sepeninggal sang ART, Grace merogoh ponselnya dalam saku. Wanita itu merindukan senyuman Leon. Tanpa berpikir lagi, Grace menelpon sang anak.

"Hai, Sayang Mommy, apa kabar ...?" sapa Grace dengan senyum lebar.

Begitu pula sang anak, Leon tersenyum sumringah. Namun, senyum itu langsung lenyap hingga membuat Grace bertanya.

"Leon, kenapa cemberut? Apa tidak suka mommy menelpon?" tanya sang ibu.

Leon tampaknya masih memasang wajah masam. "Mommy kapan kembali?

Anak itu terus memperhatikan layar ponselnya yang menampilkan wajah sang ibu. Namun, dengan latar yang aneh menurutnya.

"Sabar, Sayang, Mommy pasti segera datang. Leon sudah tidak sabar mau peluk mommy, ya?"

Leon mengangguk, kemudian bertanya. "Mommy ada di rumah siapa? Mommy tidak di kamar, ya?"

"Tidak, mommy tidak di kamar, Sayang. Mommy di ruang tengah. Ada apa?"

Anak itu memiliki pemikiran yang kritis, Leon seperti foto copy-an Max. Wanita itu tanpa sadar duduk di sofa ruang tengah dengan latar belakang dinding, dimana foto-foto Max berjajar dengan rapi.

"Mommy ada di rumah siapa? Itu foto siapa, Mom? Kenapa dia mirip dengan Leon?" tunjuk Leon pada layar ponsel dengan mata menyipit.

Astaga ... Grace melupakan sesuatu! Wanita itu bahkan tidak terpikirkan dengan foto-foto Max yang sudah jelas sangat mirip dengan wajah Leon. Bukankah Max dan Leon bagai pinang dibelah dua!

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (70)
goodnovel comment avatar
Ugik Kph
nah lohh sampai lupa kan kalau masih berada dirumah Max, hayo mau jawab apa kamu Grace
goodnovel comment avatar
~•° Aishiteru °•~
hehehehe... jelas mirip kamu lah leon, dia kan daddy kamu
goodnovel comment avatar
Attin26
nah lho ketauan kan sama Leon?? masa sih Grace masih tega bohongin Leon juga dia anak kecil lho gak ngerti apa pun.... tapi semoga aja kehadiran Leon secepatnya diketahui keluarga max
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab255# Happy Ending

    Sudah hampir satu bulan sejak Chelsea mulai melakukan pencarian terhadap suaminya secara mandiri. Meskipun pihak kepolisian Jerman sudah menutup kasus kecelakaan ini. Pencarian polisi berakhir, bersamaan dengan ditutupnya kasus itu dan menyatakan dua orang sebagai korban. "Kenapa harus berakhir dengan begini, Ken ..." Chelsea meratapi di tempat kejadian sebelum mobil Kenan masuk ke jurang. "Kembalikan suamiku wahai alam. Kembalikan dia meskipun itu hanya abu atau tulang belulangnya ... Ijinkan aku memeluknya sekali lagi. Aku tidak akan marah padamu. Bagaimana aku bisa marah, kalau kau adalah rumah suamiku sekarang, selamanya ...." Wanita itu bahkan tidak kuasa menahan isak tangis. Setiap hari, ia tak kenal lelah, menyerahkan segalanya untuk mencari keberadaan Kenan. "Maaf, Nyonya." Suara Christ yang tiba-tiba pun tidak menghentikan isakan Chelsea. Sang asisten yang telah setia membantu, bersama dengan beberapa orang yang dikerahkan untuk mencari, sudah melakukan segala cara

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab254# Aku Punya Mommy & Daddy

    Kelopak bulu mata lentik membuka matanya perlahan, samar-samar cahaya matahari menembus tirai jendela.Pusingnya pun masih terasa, dan tubuhnya juga masih lemah, namun Grace mencoba mengingat apa yang terjadi. Semua kenangan tentang operasi dan masa koma itu kabur, tapi ada satu hal yang sangat jelas di pikirannya. Anak laki-lakinya, Leon."Ergghhh ..." Grace memegangi kepalanya yang masih berdenyut.Dengan susah payah, ia mengangkat tubuhnya dan menoleh ke sekeliling ruangan. Namun, tak ada siapapun di sana. Kosong!"Apa aku masih hidup?" Grace sendiri hampir tidak percaya dirinya masih bernyawa. Kemudian mengusap perutnya yang seakan tidak ada apa-apa. "Ke mana bayiku?" tanyanya kebingungan, entah pada siapa.Wanita itu lantas menoleh. Di sana, di ranjang yang terpisah, Leon sedang tertidur pulas. Wajah kecilnya tampak damai, meskipun di hati Grace, ada kekhawatiran yang menggantung."Leon, Mommy b

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab253# Harapan Terakhir

    Reaksi Brian membuat Max menarik paksa hasil tes kesehatannya. Pria itu dinyatakan cocok menjadi pendonor tulang sumsum untuk Leon.Dengan wajah binar, Max langsung bangkit dari duduknya. "Ayo cepat, ke mana aku harus pergi, Brian!" "Ayo! Aku juga sudah tidak sabar menunggu waktu ini!" Brian langsung bangkit dari duduknya, kemudian melangkah keluar yang diikuti Max.Setelah kurang lebih satu jam proses pengambilan sel tulang sumsum Max, petugas Laboratorium mulai memprosesnya.Max keluar dari ruang periksa dengan langkah yang sedikit terhuyung. Udara dingin di ruang rumah sakit tak bisa mengurangi rasa lega yang perlahan merayap dalam dirinya. "Apapun yang terjadi, Daddy akan berusaha segala cara Leon," tekad Max lirih.Meski perasaan berat masih menggantung, setidaknya ia tahu bahwa tulang sumsum yang baru saja didonorkan untuk Leon, memiliki peluang besar untuk menyelamatkan hidupnya. Hasil tes genetik men

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab252# Kamu Yang Bisa Menolongnya

    Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu bergerak pelan. Aroma desinfektan membuat Chelsea sadar seketika. Kepala terasa berat, tubuhnya lelah, dan rasa sakit mulai merayapi seluruh tubuhnya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba mengingat apa yang terjadi. "Kenaann ..." Ia berharap semua yang baru saja ia lihat adalah sebuah mimpi. Namun, sayangnya itu adalah hal nyata yang baru saja dialaminya. Chelsea melihat bekas tanah yang terdapat di sela-sela pada kuku-kuku. "Ini bukan mimpi ..." ratapnya menahan isak. Melihat sang Nyonya sudah sadar, Christ mendekati Chelsea yang terbaring di atas brankar rumah sakit. "Apa yang Anda rasakan, Nyonya?" tanyanya. Chelsea menatap asisten sang kakak, "Katakan kalau semua ini hanya mimpi kan, Christ?" Chelsea berharap asisten itu menggeleng, namun nyatanya Christ menggangguk, hatinya tahu bahwa ini semua kenyataan.

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab251# Selamatkan Bayiku

    Kegelapan langit malam berubah merah menyala karena ledakan mobil Kenan yang masuk ke jurang. Serpihan body mobil pun berterbangan hingga menjadi bagian terkecil. Semua orang mengalihkan wajah, menutup mata dengan lengan masing-masing. "Tidak Keennn ..." Chelsea meratapi terduduk di atas tanah. Tatapannya kosong pada nyala api di angkasa. Arthur memegang pundak Chelsea, menguatkan wanita itu, "Semua akan baik-baik saja, Chel. Kenan pasti selamat ..." Meski sejujurnya Arthur juga ragu akan ucapannya. Jurang dan ledakan sebesar itu mana mungkin tidak menghancurkan tubuh seseorang. Christ berlari ke tepian jurang, lalu menatap ke bawah. Namun, tak ada siapapun di sana. Hanya ada pecahan puing yang berserakan dan masih menyisakan bara api yang berkobar. Kemudian ia berbalik badan lalu menggeleng lirih. Isyarat Christ semakin membuat Chelsea semakin histeris. "Tidak! Kembali padaku Kenaannn ...!" Tangisan Chelsea yang terdengar pilu makin tak terkendali, hingga tiba-tiba semu

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab250# Perbaiki Rumah Tangga Kita

    Setibanya di basecamp yang tersembunyi, Chelsea merasa ada sesuatu yang sangat salah. Tempat itu sangat kacau dan suasana mencekam memenuhi udara. "Apa ini tempatnya, Arthur?" tanya Chelsea penuh keraguan. "Hm, benar ini tempatnya." Belum juga kedua mata Chelsea memindai tempat itu, tiba-tiba ... Brak! Freya dan Kenan keluar dari bangunan sepi dengan pencahayaan minim. Meski demikian, sorot mata Chelsea mampu menangkap siluet bayangan sang suami. "Kenan ...?!" Chelsea hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seruan Chelsea ternyata mampu mengalihkan perhatian kedua orang itu, terutama Kenan. Ia lebih terkejut saat melihat Chelsea juga berada di sekitar tempat itu. Area yang tidak sebaiknya dituju. Namun, di balik semua rasa takut dan kecemasan Chelsea, hatinya semakin teriris saat kenyataan yang lebih pahit terbuka di hadapannya. Di sana, di tengah kekacauan, dia melihat Kenan—dengan jelas berdiri di sisi Freya. Sekarang tampak seperti musuh yang berdiri di samp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status