Share

Seorang Teman

Dalam hidup, kita di wajibkan untuk saling menolong. Apabila ada sesama kita yang mengalami kesusahan, selagi kita bisa membantu, marilah kita bantu.

Setelah preman-preman itu pergi, Raidi pun menghampiri si cowok tersebut.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Raidi.

Yang di tanya malah bengong saja, sangking terpesonanya dia melihat seorang cewek menolongny. Eaaa terpesona, aku terpesona, hehehe seperti judul lagu.

"Heiii, kamu tidak apa-apa?" Tanya Raidi kedua kalinya.

"Ehhh ia, saya tidak apa-apa. Terima kasih telah menolong saya," jawab si cowok.

"Ok, sama-sama," jawab Raidi.

"Oh ia, nama kamu siapa?" Tanya si cowok.

"Namaku Raidi, kamu?" jawab Raidi.

"Ohhh yayaya, nama saya Rino. Saya dari kota dan kebetulan, saya sedang berlibur ke rumah nenek," jawab Rino.

"Ohhh, terus kenapa tadi bisa di kejar-kejar sama preman?" Tanya Raidi.

"Saya juga tidak tau, tiba-tiba saja mereka mengejar aku. Mungkin karena aku ini ganteng, dan mau di jadikan raja mereka kali, hehehe," jawab Rino sambil bercanda.

"Hahahaha pede banget ya," jawab Raidi menimpali.

"Ehhh ngomong-ngomong, rumah nenek kamu dimana?" Tanya Raidi.

"Itu di sebelah batu yang besar," tunjuk Rino.

"Ohhh nenek Siti,  eh jadi kamu cucunya nenek Siti ya?" Tanya Raidi.

"Ia,  aku cucunya. Kebetulan hari saya libur kampus, jadi saya berkunjung ke rumah nenek," jawab Rino.

"Ya sudah, ayo ke rumah nenek kamu. Kebetulan aku mau ke sana," ucap Raidi sambil menarik tangan Rino pergi.

Rino jadi salah tingkah kan di buatnya. Emang ya sih Raidi, nggak mengerti keadaan banget. 

"Huuuffttt sampai juga," ucap Raidi sambil melepaskan tangan Rino.

Rino diam saja tidak berkutik, karena perasaannya tidak karuan. 

(Nih cewek kenapa sih pake narik-narik tangan segala. Dia tidak tau apa konsekuensinya, apalagi kita baru kenal tadi, hmmmm betul-betul ya," batin Rino).

Tak di sangkah, mereka berpapasan dengan nenek Siti yang hendak ke kebun memetik sayur untuk lauk nanti malam.

"Eh nenek, mau ke kebun ya? Raidi temani ya," ucap Raidi.

"Eh Rai, ia nenek mau ke kebun. Kamu juga ikut Rino," jawab nenek Siti.

"Haaaa apa? Aku ikut ke kebun, nggak nggak. Aku di rumah saja," jawab Rino hendak masuk. Tapi keburu di tarik tangannya sama Raidi. Alhasil, mereka tatap tatapan cukup lama. 

"Apaan sih kamu Raidi, naksir ya sama aku," goda Rino sambil tersenyum menggoda.

"Jangan ngada-ngada ya, ayo ikut," jawab Raidi sambil meninju perut Rino yang membuat Rino kesakitan. Nenek Siti yang melihat kelakuan dua remaja itu hanya geleng-geleng kepala.

"Ayo buruan jalan," ucap Raidi sambil terus menarik tangan Rino. 

Sesampainya mereka di kebun, Raidi dan Rino berebutan duduk di pondok sambil minum air.

"Aduh, capek banget. Bagi dong airnya Rino," ucap Raidi sambil mengambil botol minum Rino yang tengah di minumnya.

"Ehhh itu kan sudah aku minum Rai," ucap Rino sambil terkejut, karena Raidi tiba-tiba mengambil botol minumnya. 

"Udah nggak apa-apa, aku haus banget soalnya," jawab Raidi sambil meminum air.

(Astaga nih anak, apa dia begitu ke semua cowok? Minum bekas diminum orang.)

Rino semakin merasakan ada yang aneh pada dirinya, semenjak mengenal Raidi beberapa saat yang lalu. Apa mungkin ada sebuah rasa dalam hatinya? Karena orang bilang, cinta tidak memilih kepda siapa ia akan berlabu, kapan dan bagaimana. Tapi cinta akan datang dengan sendirinya dari lubuk hati yang terdalam.

***

Senja kini kembali dalam keindahannya yang tiada tara. Bertengger di angkasa raya sambil menunjukkan keperkasaannya yang menawan.

Dua remaja sedang berbincang-bincang di bawah indahnya sinar sang senja.

"Ngomong ngomong, kamu sekolah di mana?" Tanya Rino tiba-tiba.

"Hmmm, aku baru lulus SMA," jawab Raidi sambil menundukkan kepalanya sedih.

"Ohhh, lalu kenapa kamu sedih?" Tany Rino merasa heran. Apa aku salah ngomong ya.

"Aku sedih karena keluargaku tidak mampu membiayai kami sampai ke jenjang yang lebih tinggi," jawab Raidi tambah sedih. Rino yang melihat Raidi sedih jadi merasa bersalah. Dianpun menenangkan Raidi sambil menepuk-nepuk pundaknya.

"Tidak apa-apa, hmmm inilah takdir kami. Kita tidak bisa menyalahkan keadaan, yang penting selalu bersyukur, semua akan terasa indah.

Rino yang mendengar kata kata Raidi seakan tertampar. Pasalnya dia selalu mengeluh dam tidak pernah bersyukur atas apa yang dimilikinya. Dia tidak pernah merasa puas atas semua yang di milikinya. Kekayaan orang tuanya, kasih sayang orang tuanya, dia selalu merasa tidak puas.

"Maaf ya Rai, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih," ucap Rino.

"Ia tidak apa-apa kok," jawab Raidi.

"Memang cita-cita kamu apa?" Tanya Rino tiba-tiba.

"Aku ingin menjadi seorang penulis sukses. Tapi itu hanyalah mimpi bagiku yang tidak memiliki apa-apa," jawab Raidi sambil tersenyum namun sedih.

(Kasihan juga sih cewek ini, aku harus tanya papa. Dia pasti bisa membantu. Aku ingin sekali membantu Raidi. Entah mengapa, aku selalu merasa tenang di dekatnya).

Orang tua Rino adalah pengusaha yang sangat sukses dan pemilik salah satu kampus yang terkenal di kotanya. Di situlah juga Rino kuliah dan menjadi idola di kampusnya.

"Ya sudah, aku pulang duluh ya. Soalnya ini sudah malam. Takut di cariin orang tua," ucap Raidi sambil berdiri.

"Aku antar ya," jawab Rino sambil berdiri juga.

"Nggak usah, aku pulang sendiri ajah. Lagian kamu kan baru di sini nanti kesasar loh. Mau, di sini seram loh," jawab Raidi sambil pergi.

Namun, saat dia melangkah, Rino menghentikannya. Namun sialnya, Raidi hilang keseimbangan, alhasil dia terjatuh dan menindih Rino. 

Rino tidak bisa berbuat apa-apa, jantungnya serasa hampir copot. 

(Aduh, apa kabar dengan jantungku. Jantungku serasa mau loncat," batin Rino).

"Maaf maaf, aku tidak sengaja. Lagian kamu sih pake narik-narik tangan aku segala. Begini kan jadinya, kamu tidak apa-apa? Aduh tangan kamu terluka lagi," ucap Raidi merasa bersalah.

(Aduh nih anak punya perasaan atau nggak sih? Masa dia nggak ngerasa aneh dengan adegan seperti ini. Apa dia alien kali ya).

"Aku tidak apa-apa kok, aku hanya terluka sedikit saja," jawab Rino.

"Ok lah, aku pulang duluh. Kamu juga pulang sana," ucap Raidi sambil pulang.

Rino hanya melongo melihat kekakuan Raidi. Biasanya, cewek-cewek berlomba-lomba untuk mendekatinya dan mencari perhatiannya. Lah ini malah di cuekin. Dasar makhluk alien, bisa-bisanya dia membuat jantungku hampir copot, lalu pergi begitu saja seakan tidak terjadi apa-apa.

Benar-benar ya tu cewek, nggak ada perasaan banget. Tanggung jawab kek, ini malah pergi ajah kayak aku nggak ada menarik-menariknya saja di mata dia.

Awas saja kalau ketemu besok, akan ku buat kamu jatuh hati padaku. Enak saja cuma kamu yang bisa membuat aku seperti ini, lihat saja besok.



Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status