Share

PELAKOR DATANG

Author: Hwali
last update Last Updated: 2022-10-11 23:28:00

Sena yang sedang minum teh dengan santai di taman belakang, kedatangan seorang wanita cantik dengan dandan menor, dari atas sampai bawah terlihat mewah dan bermerk.

Sena meletakkan cangkir teh dengan tenang. Di kehidupan pertama, dirinya sempat stres karena mengetahui sang suami memiliki wanita idaman lain dan dengan bodohnya, dia bunuh diri.

"Hallo."

Sena tidak menjawab, hanya fokus dengan majalah fashion di pangkuannya.

"Ah, percuma saja bersikap sombong di depanku. Suami kamu sudah sama aku lho."

"Terus?"

"Hah?"

Sena tidak mengatakan apa pun lagi.

"Hei, apakah kamu tidak marah?"

Sena tidak menjawab.

Wanita itu semakin salah paham lalu tertawa keras. "Ah, ingin bermain menjadi istri yang baik ya?"

Sena menutup majalah dan menatap jijik wanita itu. "Kamu tadi kemana?"

"Apa?"

"Tadi siang aku melihat pria yang kamu banggakan itu sedang bersama wanita lain, melakukan hal dewasa. Aku kira dia bersama kamu, ternyata bukan toh."

Wanita itu berdiri dan menggebrak meja dengan keras. "JANGAN BOHONG KAMU!"

Sena tersenyum. "Kenapa tidak minta tolong cek cctv di rumah saja? Tepat area perpustakaan, sekitar jam dua belas siang atau lebih. Itu jika kamu punya otoritas lebih."

Wanita itu menatap marah Sena lalu pergi.

Sena menghela napas lega dan kembali membaca majalah fashion, dengan kekayaan keluarga suami- dia bisa memiliki uang untuk bisnis. Sebelum ayah mertua meninggal dan dirinya didepak keluar dari rumah, lebih baik melakukan persiapan terlebih dahulu.

"Thrift shop sudah mulai digemari di Indonesia, apakah anda akan membuka bisnis ini?"

Sena terkejut begitu melihat Adrian lagi. "Astaga, kamu mengejutkan aku."

"Anda yakin akan membuka toko thrift shop?"

"Aku ingin membuka usaha kecil, tapi aku tidak terlalu paham tentang fashion sementara bidang ini banyak penggemarnya dan mudah menghasilkan uang banyak."

"Kenapa nyonya tidak membuka usaha yang digemari nyonya?"

"Usaha apa?"

"Apa yang anda sukai?"

Tangan Sena terhenti ketika mendengar pertanyaan itu, lalu menatap Adrian. "Coba ulangi."

Adrian menatap aneh Sena. "Apa yang anda sukai?" ulangnya.

Sena tersenyum kecil. Baru kali ini ada yang bertanya tentang hal itu, terakhir kali orang tuanya bertanya saat masih sd. Menanyakan barang apa yang dia sukai supaya semangat ke sekolah.

"Ada apa?" tanya Adrian yang tidak mengerti arti senyuman Sena.

Sena meregangkan tangannya ke depan. "Tidak ada yang pernah bertanya hal itu kepadaku setelah menginjak dewasa, aku sedikit terharu."

Adrian menjadi tidak enak lalu memberikan buku yang ditinggalkan Sena di perpustakaan. "Anda meninggalkan ini."

"Terima kasih banyak."

Adrian kembali melihat senyuman Sena. Cantik.

Adrian jadi teringat dengan sikap menyebalkan Ducan beberapa jam lalu.

"Ayah, aku hanya ingin melebarkan sayap bisnis kita. Kenapa menghalangi niat baik aku?" tanya Ducan yang menjadi kesal karena pertanyaan orang asing. "Adrian hanya orang luar, dia tidak mengerti apa pun tentang bisnis kita."

"Saya memang orang luar, mengutamakan profesional. Karena itu saya bertanya, siapa tim anda dan akan bertemu dengan siapa."

Ducan mendecak kesal. "Tidak sopan menanyakan hal itu."

"Tuan muda, sepertinya anda tidak paham. Untuk mengeluarkan dana, perusahaan harus tahu siapa saja yang keluar dan anda bertemu dengan siapa. Supaya waktunya jelas dan efisien."

"Jelas dan efisien? Kamu kira aku ke luar negeri untuk bermain?" tanya Ducan ke Adrian.

Adrian tidak menjawab pertanyaan Ducan.

"Ducan, apa yang dikatakan Adrian benar. Perusahaan harus tahu orang-orang yang akan berangkat supaya memudahkan kita melacak jika terjadi sesuatu di masa depan lalu siapa yang akan kamu temui untuk menghemat waktu selama di sana."

Ducan menatap cemas ayahnya. "Kenapa ayah selalu mendengar Adrian? Aku anak kandung ayah, aku bisa melakukan yang terbaik demi ayah."

"Tuan muda, tadi di perpus-"

"Apa? Kenapa di perpustakaan? Apakah kamu ada di sana?" tanya Ducan dengan cemas.

Ayah Ducan bingung dengan pertanyaan lain Adrian.

Adrian tersenyum. "Tidak, tadi saya di perpustakaan untuk istirahat."

Wajah Ducan berubah pucat, menatap horor Adrian.

"Saat itu, saya melihat buku menarik mengenai teknik marketing."

Ducan mengerutkan kening tidak mengerti.

"Seperti yang diberitahu tuan besar sebelumnya. Ada berbagai cara teknik marketing, tidak perlu repot-repot pergi ke luar negeri sampai masalah pandemi selesai."

"Kamu bicara apa? Jika kita tidak menunjukan produk dan menjelaskannya secara langsung, tidak akan ada yang percaya." Ducan bersikeras.

"Masalahnya, kita harus mengeluarkan biaya kesehatan untuk perjalanan jauh. Sebenarnya perusahaan tidak masalah mengeluarkan uang untuk biaya cek, yang jadi masalah jika mereka tertular sementara pemerintah tidak menyediakan tempat untuk orang-orang yang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, semua harus ditanggung perusahaan."

Ducan semakin bingung dengan penjelasan Adrian.

"Lalu kita harus kehilangan orang selama dua minggu, siapa yang akan back up? Kita cari orang lagi?" tanya Adrian ke Ducan. "Anda sudah lulus kuliah manajemen perusahaan, tentu anda sudah mempertimbangkan semuanya bukan?"

Raut wajah Ducan semakin jelek, pertanyaan Adrian menyudutkannya.

Adrian melirik tuan besar, menunggu reaksi seorang ayah yang sedang mengambil pertimbangan besar.

Ducan merayu ayahnya. "Ayah, aku bersungguh-sungguh. Ayah sudah mendengar hasil pekerjaanku kan? Semuanya memuaskan."

Adrian tahu, ayah Ducan sangat puas dengan hasil pekerjaan putranya. Yang membuat beliau kecewa adalah sifat mata keranjang Ducan, tidak bisa diam begitu melihat wanita cantik.

Ayah Adrian menghela napas panjang. "Lakukan semau kamu."

Ducan tersenyum bahagia. "Terima kasih ayah."

"Jangan lupa menyerahkan nama tim dan orang-orang yang akan kamu temui." Saran ayah Ducan.

Ducan mengangguk antusias. "Tentu saja, aku akan melakukan yang terbaik. Ayah tidak akan kecewa."

Adrian kecewa dengan keputusan ayah Ducan.

Ayah Ducan hanya mengangkat tangan, tidak ingin membahasnya lebih lanjut.

Kekecewaan Adrian semakin menumpuk, hingga tanpa sadar bertemu lagi dengan Sena di taman belakang ketika mengambil dokumen di perpustakaan, dia segera menghampirinya.

"Saya rasa bisnis fashion sudah banyak di berbagai tempat, bagaimana dengan membuka toko hewan?"

"Bukannya toko hewan juga berjamuran? Aku tidak mau, Indonesia kebanyakan tidak peduli dengan nasib hewan."

Adrian terkejut, Sena mampu menganalisa dengan baik. Dia tersenyum lega, setidaknya istri Ducan tidak sebodoh para kekasih yang lain.

Sayangnya, Adrian tidak tahu kalau Sena sudah melewati tujuh kehidupan untuk belajar menjauhi Ducan.

Sena masih meratapi majalah fashion dengan wajah sedih. Aku sudah mulai bosan dengan semua perlakuan Ducan tapi aku lebih bosan dengan kehidupanku di rumah ini. Ducan mulai terang-terangan selingkuh setelah ayahnya mulai sibuk bekerja lagi. Rumah sudah di dalam kekuasaan Ducan.

Adrian bisa melihat tangan gemetar Sena. "Apakah anda takut?"

Sena mengangkat kepalanya dan menatap Adrian.

"Kenapa tangan anda gemetar?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   BISIKAN

    Sena sudah mulai paham, alasan dirinya tidak boleh merasakan kesedihan di hadapan Ducan ataupun mengemis cinta seperti yang dirinya lakukan di masa lalu.Ducan benci Sena sejak awal. Jika Sena menangis, akan dianggap lemah dan tidak berguna lalu jika dirinya mengemis cinta serta kasih sayang kepada suaminya sendiri, maka dianggap rendah.Entah kenapa Sena yang dulu tidak pernah menyadarinya, sehingga rela bunuh diri. Ducan sejak awal tidak pernah mencintainya dan tidak akan mau mencintai istrinya.Perawat segera memeluk dan menenangkan Sena. "Nyonya, tenanglah. Anda baru bangun tidur."Sena menunjuk pasangan selingkuh dengan tangan gemetar dan mata sembab. "Usir mereka berdua! Aku tidak mau melihat mereka! Usir mereka sekarang!"Perawat lainnya yang baru tiba dan tidak tahu kronologi awal, tapi lebih mengutamakan kondisi pasien, segera mendorong Sella dan Ducan keluar dari kamar Sena. "Tolong jaga kondisi pasien, tolong keluar," ujarnya dengan nada sopan.Sella dan Ducan menjadi bingu

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   KEMARAHAN AYAH DUCAN

    "BERANI SEKALI KAMU BERTINDAK DI LUAR BATAS TANPA PERINTAHKU!" Teriak ayah Ducan. "Bagaimana jika anak itu mendapat masalah? Apakah kamu sudah gila?""Saya yakin sekali, wanita itu tidak akan bisa menyentuh Emrick. Semua sudah saya perhitungkan dengan baik, Tuan besar. Tolong fokus dengan kesehatan anda sendiri." Adrian menghela napas panjang. "Asbak tadi harganya sangat mahal, meskipun hanya berfungsi sebagai pajangan.""Hah! Apakah aku akan mempedulikan barang murahan yang dijual banyak?""Merek terkenal, anda tidak mungkin lupa dengan harganya yang-""Aku tidak peduli pada asbak murahan itu! Beritahu aku, apa yang terjadi dengan wanita itu? Kenapa kamu tidak mengatakannya kepadaku terlebih dahulu?""Sata rasa tidak perlu mengatakannya kepada anda karena kesehatan anda yang tidak baik." Adrian tersenyum dan mengeluarkan sebuah flash disk dari saku dalam jasnya. "Mungkin anda perlu melihat isi videonya, supaya anda tidak perlu marah lagi.""Marah? Bagaimana bisa kamu mengatakan aku t

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   ATURAN ADRIAN

    "Kamu terkejut?" tanya ayah Ducan.Julia menggeleng. "Tidak, anda pasti berbohong demi menyelamatkan wanita tidak tahu diri itu. Ducan-""Kamu selalu mendengarkan perkataan Ducan, tapi tidak pernah mendengarkan perkataan orang lain. Coba kamu dengar dari semua karyawan yang melihat kegilaan kamu sekarang, apakah benar yang aku katakan itu?" tanya ayah Ducan yang tidak takut dengan reputasi. "Aku melindungi Ducan karena dia anakku dan sebagai Ayahnya, aku harus bekerja sebagaimana mestinya. Tapi, menantu aku, bukan orang yang bisa kamu hina sesuka hati meskipun Ducan tidak menyukainya.""Anda pasti berbohong! Saya tahu anda berusaha menyelamatkan reputasi karena melakukan kesalahan di masa lalu."Ayah Ducan tertawa. "Menyelamatkan reputasi? Nama putraku sudah rusak di luar, mau cara apa lagi aku menyelamatkannya? Sementara dia main gila dengan wanita gila seperti kamu- aku harus marah? Menghukumnya?""Tapi anda, menghancurkan bisnis saya!" teriak Julia yang tidak terima. "Hentikan kebo

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   JULIA MARAH

    Ducan dan ayahnya turun dari mobil bersama, disusul dengan Adrian yang membantu atasannya duduk di kursi roda, setelah turun dari mobil di belakangnya.Ducan menjadi khawatir dengan tindakan ayahnya, setelah mengetahui Sena masuk rumah sakit akibat ulahnya dan memaksakan diri untuk masuk kerja meskipun sedang sakit. "Ayah-"Ayah Ducan tidak mengatakan apa pun dan membiarkan Adrian menolongnya sementara sang anak hanya berdiri diam melihat proses tindakan Adrian, dia menghela napas panjang dan menyindir secara halus. "Memang benar, kata pepatah. Tidak semua anak mampu merawat orang tuanya."Ducan tidak paham dengan sindiran sang ayah dan tertawa renyah, menganggap bahwa ayahnya hanya bercanda. Adrian memutar bola mata diam-diam. Ducan terlalu bodoh untuk memahami sindiran sederhana.Setelah membantu ayah Ducan duduk di kursi roda, Adrian mendorong kursi roda menaiki tangga khusus kursi roda, tangga ini memang dibangun untuk ayah Ducan yang mulai duduk di kursi roda. Ducan dengan perca

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   MULAI II

    Julia memang tidak pernah hidup mewah seperti sosialita yang selalu memakai barang mahal, tumbuh di lingkungan kalangan menengah ke atas. Orang tuanya memiliki bisnis pakaian jadi kecil-kecilan yang dititipkan ke beberapa toko baju. Namun, semangatnya untuk memajukan bisnis keluarga patut dikagumi. Tidak hanya menjalankan bisnis orang tuanya, Julia pun belajar membuat perhiasan dengan tangannya sendiri. Kerja kerasnya bisa membuat bisnis warisan orang tua sekaligus bisnis sendiri bisa maju, meskipun tidak sehebat keluarga Emrick yang mampu membuat takut kalangan ormas atau oknum pejabat yang suka memalak pengusaha. Julia harus mati-matian menjaga bisnisnya sendiri, itulah sebabnya dia bersandar pada Ducan, disamping mendapatkan manfaat kekayaan lainnya. Julia menggigit bibir dengan geram. Padahal aku sudah berusaha keras supaya bisa mencapai di posisi sekarang, aku tidak akan memaafkan siapa pun yang sudah mengacaukan semua usaha aku. Batinnya. Termasuk Sena sialan itu, suatu hari

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   MULAI

    Ducan menatap Sena yang sudah tertidur pulas setelah mendapat jahitan di belakang kepala dan dokter mengabarkan kondisinya sudah stabil, wanita yang sudah menjadi istrinya itu tidak bergerak sama sekali. Adrian mendampingi Sena, setelah mengabarkan kondisinya ke ayah Ducan.Ducan kecewa pada Adrian. "Kamu seharusnya tidak melaporkan kepada ayahku, ini hanya pertengkaran kecil.""Salah satu terluka, sudah bukan pertengkaran kecil lagi. Tuan muda.""Kamu bertindak seperti itu, hanya untuk menjilat Ayah. Sekarang aku jadi memikirkan perkataan teman-temanku. Sangat berbahaya menempatkan kamu di sisi Ayah, karena bisa saja- kamu menggantikan posisi aku.""Ada rapat dewan direksi dan komisaris, posisi tidak bisa dirubah begitu saja. Anda juga harus percaya diri menghadapi mereka semua, saat menggantikan Tuan besar.""Benar, memang ada mereka. Tapi jangan lupakan, kamu yang selalu di sisi Ayah dan bisa menjilat mereka semua." Ducan menatap Adrian dengan tatapan kebencian. "Kamu bahkan bisa

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   ADRIAN MARAH

    Ducan marah dengan tindakan Adrian, bahkan bodyguard dari keluarga ayahnya pun datang untuk menghalangi."Jangan mendekati Nyonya.""Ducan, aku minta maaf- ini bukan salahku, aku tidak menyangka dia akan terjatuh dan membentur wastafel. Aku-" Julia semakin panik dengan sikap tidak peduli Ducan, dia tidak ingin kehilangan Ducan. "Ducan, kamu percaya sama aku kan?"Ducan tidak peduli, tatapan matanya masih melekat pada Adrian yang menghalanginya.Ducan memang tidak peduli pada Sena, dia takut wanita itu akan melakukan gerakan menuntut dirinya, dia juga takut ayahnya akan marah karena melukai Sena di rumah seorang pelacur.Julia memang kekasih Ducan, tapi wanita itu juga dianggap pelacur. Ketika tidak berguna sama sekali, dia tidak akan menoleh.Petugas ambulans membawa kereta dorong berisi Sena, Adrian hanya meliriknya sekilas, tidak berani maju karena dihalangi.Setelah semua kekacauan hilang dengan sendirinya, pelayan di rumah juga membersihkan darah di kamar mandi. Ducan menatap ding

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   INGATAN

    Adrian yang perasaannya tidak enak, bergegas masuk ke dalam rumah. Dia melihat Sena sudah tergeletak di kamar mandi dan berteriak. "NYONYA!"Julia dan kedua sahabatnya saling berpelukan, bingung dengan perubahan yang mendadak."Aku tidak menyentuhnya," kata salah satu sahabat Julia."Aku hanya membuka pintu," sahut sahabat Julia yang lain.Julia menggigit bibirnya dengan bingung. "Aku tidak tahu apa pun, dia yang memaksa masuk ke dalam rumah."Adrian melihat belakang kepala Sena yang sudah digenangi dengan darah. "Nyonya."Sena membuka mata lalu menyentuh pipi Adrian dan tersenyum. "Ak... hirnya... ....ku..."Adrian tidak bisa mendengar dengan jelas suara Sena dan menghubungi ambulans, benaknya berkecamuk tapi dia harus tetap menjaga akal sehat untuk menyelamatkan Sena.Julia hampir menangis bersama kedua sahabatnya, sekarang mereka bertiga tidak bisa melarikan diri. Sementara ketujuh teman mereka, pamit pulang tanpa pamit karena tidak mau dilibatkan.Salah satu teman arisan Julia men

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   KEMATIAN DI KEHIDUPAN KEDUA

    Sena yang sudah berdiri di luar gerbang dalam keadaan hujan, diusir oleh suami sendiri dan dikunci di depan gerbang, tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?Sena merogoh handphone di saku jaket, memastikan handphonenya aman dan segera mencari tempat berteduh terdekat.Adrian pasti pura-pura tidak mengenalinya. Ya, pria itu pasti memiliki rencana yang baik untuk masa depan mereka berdua. Tunggu! Tidak!Sena menggigit kuku jari jempolnya dengan bingung. Dia sudah berjanji akan selalu disisiku dan tidak akan meninggalkan aku. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?"Lihat itu, si janda kegatelan datang lagi ke rumah keluarga Emrick.""Tidak tahu malu! Padahal dia sudah diceraikan!""Kalau lakinya tidak mau, ya tidak perlu paksa dong. Memangya kalau sudah dipaksa, dapat apa? Duit?""Berarti benar, gosip yang beredar- dia sudah menjual dirinya demi uang."Sena semakin bingung dan melihat handphone. Jantungnya berdebar keras ketika melihat tanggal dan waktu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status