Share

MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN
MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN
Author: Hwali

SIHIR UNTUK SENA

Author: Hwali
last update Last Updated: 2022-10-11 23:26:45

Di kehidupan pertama aku meninggal dengan cara gantung diri karena tidak kuat melihat suami selingkuh.

Di kehidupan kedua aku meninggal karena tidak kuat dikatakan janda yang tidak bisa menjaga suami lalu menabrakkan mobilku.

Di kehidupan ketiga, aku berhasil memiliki anak tapi banyak orang mencercaku karena tidak bisa merawat anak lalu aku bunuh diri bersama bayiku di lantai atas rumah sakit.

Di kehidupan keempat, aku dicemooh rekan kerja dan dikatakan baper karena tidak terima dengan cemoohan mereka, sementara suami menganggap enteng masalah aku lalu dia ketahuan berselingkuh. Aku bunuh diri dengan minum racun.

Di kehidupan kelima, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri- suamiku selingkuh lalu aku menembak kepala.

Di kehidupan keenam yang sekarang, aku berdiri di depan suami dan tertawa bahagia sambil menangis sementara suamiku menatap horor.

Sambil menangis, aku mengambil pistol ilegal miliknya. "Beritahu aku, apakah selama ini kamu mencintaiku?"

"Aku- aku-"

"Kamu tidak pernah mencintaiku, kan? Kamu lebih memilih menghancurkanku. Selamat, aku akan menurut- sebagai istri yang baik dan penurut."

Selingkuhan suamiku duduk di tempat tidur dengan wajah ketakutan, mereka berdua berpelukan di atas tempat tidur sementara keluarga suami sudah berdatangan.

Aku tertawa dan segera menarik pelatuk.

Aku sudah bosan dengan dunia ini, aku tidak mau kembali!

-----------

Aku melihat cermin dan menatap wajah pucat seperti tidak ada harapan untuk hidup, darimana awal mula masalah ini terjadi?

"Seharusnya aku sudah mati, tapi kenapa aku mengulang kehidupan lagi?"

Aku mulai berpikir keras lalu teringat dengan kalimat seseorang yang ditolongnya beberapa hari lalu sebelum mengulang waktu setelah kematian berkali-kali.

Beberapa hari lalu.

"Hallo, bisakah saya meminta air minum di tangan anda?"

Aku yang sedang sedih, menata hari karena kelakuan suami tukang selingkuh, melihat seorang wanita tua memakai baju adat khas Bali, sedang menunjuk botol alkohol yang aku pegang.

Matahari sedang bersinar terik, pasti para turis memegang minuman dingin untuk menyegarkan dahaga.

"Ini alkohol, anda tidak bisa minum ini." Aku mengangkat botol alkohol di tangan.

"Kenapa saya tidak bisa meminumnya?"

Mungkin karena terlalu mabuk, otakku jadi susah mencerna dan menjawab pertanyaan wanita tua asing itu.

"Anda orang Indonesia, minum alkohol di siang hari. Apakah anda mendapatkan masalah?"

Aku mulai berpikir, selama di Bali hanya diam menatap pemandangan pantai di pasir sambil meminum alkohol. Tidak ada teman curhat ataupun orang lain yang bisa dijadikan keluh kesah.

Tidak etis membahas masalah rumah tangga ke orang lain, tapi masalahnya siapa yang tahan melihat dan mendengar kisah petualangan suaminya tentang wanita?

Aku memutuskan memanggil penjual minuman dingin dan membelikan wanita tua itu air kelapa yang dingin.

Wanita tua itu menolak keras. "Saya hanya ingin air putih."

"Air kelapa bisa menghilangkan dahaga, diminum saja."

"Tapi-"

Penjual minum yang kebingungan setelah membuka kelapa, melirikku.

Aku memberikan penjual itu uang satu lembar lima puluh ribu dan berceloteh ke wanita tua itu. "Minuman itu tidak gratis, anda harus siap membayarnya."

Wanita tua itu tertawa kagum. "Jarang ada orang muda menghormati yang lebih tua, terima kasih. Saya akan mendengar keluh kesah si jegeg."

"Jelek?"

"Jegeg, artinya cantik. Itu bahasa Bali."

Aku mengangguk mengerti. "Ah."

Aku mulai cerita banyak hal, dari awal pernikahan sampai akhir. Melupakan botol alkohol di tangan dan menangis sesenggukan, tidak peduli tatapan penasaran para turis yang lewat.

Setelah selesai cerita, aku mengucapkan terima kasih dengan malu.

"Geg, sayang sama suaminya?"

Aku meneliti kembali perasaanku lalu menggeleng sedih. "Tidak tahu."

"Geg, tidak ingin cerai?"

"Menjadi janda sangat memalukan di keluargaku dan dia, sedih sih tapi begitulah."

"Geg, yang menjalani kehidupan geg sendiri tapi kenapa harus khawatir dengan penilaian orang lain?"

Iya, kenapa aku harus peduli dengan penilaian orang lain?

"Sayang sekali, dari dulu sampai sekarang manusia tidak bisa berubah. Selalu menilai keburukan orang lain tanpa menilai keburukan dirinya sendiri. Sejak kecil anak-anak selalu dididik untuk mendengarkan perkataan orang yang lebih dewasa tanpa diberikan penjelasan, begitu menjadi dewasa- mereka tidak paham maksud yang lebih tua."

Aku tertarik dengan penjelasan wanita tua itu. "Benar, banyak yang bersaing atau merasa tersaingi."

"Dan hal itu berlanjut sampai menekan anak orang lain, saling membandingkan. Geg, kalau takut dengan penilaian orang- apa geg tidak merasa sayang?"

"Sayang?"

"Percaya adanya Tuhan?"

Aku mengangguk.

"Punya keluarga?"

Aku memang punya keluarga, tapi tidak begitu akrab karena mereka menjauh dariku.

"Kenapa? Tidak terlalu akrab dengan keluarga?"

"Bisa dibilang begitu."

"Kalau begitu, kenapa tidak coba terbuka dengan keluarga dulu?"

"Terbuka?"

"Ya, terbuka lalu bahas mengenai pernikahan dan suami."

Aku tertawa ironi. "Masalahnya saya menikah karena dijodohkan orang tua, akhirnya saya yang menderita sendirian."

"Geg, ingin bahagia?"

"Tentu saja, semua orang ingin bahagia."

Wanita tua itu terlihat memikirkan sesuatu. "Geg."

"Ya?"

"Kemarikan tangan kanannya."

Aku menyerahkan tangan kananku ke wanita tua itu.

"Nah, geg. Suatu hari akan bahagia, tapi yang membuat kebahagiaan itu adalah geg sendiri, Tuhan memang membuat takdir tapi pilihan ada di tangan kita."

Samar-samar aku melihat wanita tua itu terlihat membuat suatu tulisan di tangan kananku lalu sekitarku berubah menjadi gelap.

"Ada hukuman jika geg mengambil pilihan buruk sebelum mendapatkan kebahagiaan."

Kepalaku pusing tapi masih bisa mendengar perkataan wanita tua. "Apa itu?"

"Jika geg memutus kehidupan secara paksa, maka akan mengulang waktu kembali."

"Ah-"

Aku menguap lebar, tidak bisa menjawab dan pandangan sekitar menggelap.

Aku sudah ingat sekarang, kenapa di kehidupan sebelumnya bisa lupa?

Aku mengacak rambut dengan keras, itu berarti setiap bunuh diri- aku akan mengulang waktu lagi?

"Hahahaha- tidak mungkin."

Aku menertawakan diri sendiri.

Brak!

Aku menoleh dan melihat suamiku sedang merangkul wanita lain dan hendak masuk ke dalam kamar.

Aku menggenggam erat baju tidur dan saling menatap dengan suami.

"Kenapa kamu di sini?"

Lihat, dia bahkan tidak merasa bersalah.

"Ini kamarku, tidak bolehkah aku di sini?"

Kali ini dia bersama adik sepupuku?

Aku melangkah mundur hingga ke balkon, tersenyum menantang. "Kebetulan kamu ada di sini."

Ah, lihat wajah bingungnya.

"Bukankah kamu memikirkan ini dari dulu? Aku hanyalah seorang wanita yang mengekang kebebasanmu, sekarang kamu tidak akan merasa dikekang."

"Se- sepupu-"

Aku merentangkan tanganku lebar-lebar, ini lantai tiga dan di bawah tepat lantai yang keras. Tubuhku sudah terlalu lemah karena menahan lapar supaya bisa menjadi cantik, sekarang bisa digunakan untuk mencoba.

Kita coba, apakah benar- aku bisa mengulang waktu kembali?

Aku naik pembatas dan menjatuhkan diri dengan gagah berani, menatap wajah suami untuk terakhir kalinya.

"SENA!"

"KYAAA!"

BRUGH!

"TIDAAAAK!"

"PANGGIL AMBULANS!"

"NYONYA BUNUH DIRI!"

Aku melihat balkon kamar, menatap wajah cemas suami. Kenapa dia cemas? Apakah dia khawatir? Tidak, mungkin dia takut malu, takut nama baiknya han-

Di kehidupan ketujuh, Sena Davinia meninggal bunuh diri dengan disaksikan suami dan selingkuhannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   BISIKAN

    Sena sudah mulai paham, alasan dirinya tidak boleh merasakan kesedihan di hadapan Ducan ataupun mengemis cinta seperti yang dirinya lakukan di masa lalu.Ducan benci Sena sejak awal. Jika Sena menangis, akan dianggap lemah dan tidak berguna lalu jika dirinya mengemis cinta serta kasih sayang kepada suaminya sendiri, maka dianggap rendah.Entah kenapa Sena yang dulu tidak pernah menyadarinya, sehingga rela bunuh diri. Ducan sejak awal tidak pernah mencintainya dan tidak akan mau mencintai istrinya.Perawat segera memeluk dan menenangkan Sena. "Nyonya, tenanglah. Anda baru bangun tidur."Sena menunjuk pasangan selingkuh dengan tangan gemetar dan mata sembab. "Usir mereka berdua! Aku tidak mau melihat mereka! Usir mereka sekarang!"Perawat lainnya yang baru tiba dan tidak tahu kronologi awal, tapi lebih mengutamakan kondisi pasien, segera mendorong Sella dan Ducan keluar dari kamar Sena. "Tolong jaga kondisi pasien, tolong keluar," ujarnya dengan nada sopan.Sella dan Ducan menjadi bingu

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   KEMARAHAN AYAH DUCAN

    "BERANI SEKALI KAMU BERTINDAK DI LUAR BATAS TANPA PERINTAHKU!" Teriak ayah Ducan. "Bagaimana jika anak itu mendapat masalah? Apakah kamu sudah gila?""Saya yakin sekali, wanita itu tidak akan bisa menyentuh Emrick. Semua sudah saya perhitungkan dengan baik, Tuan besar. Tolong fokus dengan kesehatan anda sendiri." Adrian menghela napas panjang. "Asbak tadi harganya sangat mahal, meskipun hanya berfungsi sebagai pajangan.""Hah! Apakah aku akan mempedulikan barang murahan yang dijual banyak?""Merek terkenal, anda tidak mungkin lupa dengan harganya yang-""Aku tidak peduli pada asbak murahan itu! Beritahu aku, apa yang terjadi dengan wanita itu? Kenapa kamu tidak mengatakannya kepadaku terlebih dahulu?""Sata rasa tidak perlu mengatakannya kepada anda karena kesehatan anda yang tidak baik." Adrian tersenyum dan mengeluarkan sebuah flash disk dari saku dalam jasnya. "Mungkin anda perlu melihat isi videonya, supaya anda tidak perlu marah lagi.""Marah? Bagaimana bisa kamu mengatakan aku t

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   ATURAN ADRIAN

    "Kamu terkejut?" tanya ayah Ducan.Julia menggeleng. "Tidak, anda pasti berbohong demi menyelamatkan wanita tidak tahu diri itu. Ducan-""Kamu selalu mendengarkan perkataan Ducan, tapi tidak pernah mendengarkan perkataan orang lain. Coba kamu dengar dari semua karyawan yang melihat kegilaan kamu sekarang, apakah benar yang aku katakan itu?" tanya ayah Ducan yang tidak takut dengan reputasi. "Aku melindungi Ducan karena dia anakku dan sebagai Ayahnya, aku harus bekerja sebagaimana mestinya. Tapi, menantu aku, bukan orang yang bisa kamu hina sesuka hati meskipun Ducan tidak menyukainya.""Anda pasti berbohong! Saya tahu anda berusaha menyelamatkan reputasi karena melakukan kesalahan di masa lalu."Ayah Ducan tertawa. "Menyelamatkan reputasi? Nama putraku sudah rusak di luar, mau cara apa lagi aku menyelamatkannya? Sementara dia main gila dengan wanita gila seperti kamu- aku harus marah? Menghukumnya?""Tapi anda, menghancurkan bisnis saya!" teriak Julia yang tidak terima. "Hentikan kebo

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   JULIA MARAH

    Ducan dan ayahnya turun dari mobil bersama, disusul dengan Adrian yang membantu atasannya duduk di kursi roda, setelah turun dari mobil di belakangnya.Ducan menjadi khawatir dengan tindakan ayahnya, setelah mengetahui Sena masuk rumah sakit akibat ulahnya dan memaksakan diri untuk masuk kerja meskipun sedang sakit. "Ayah-"Ayah Ducan tidak mengatakan apa pun dan membiarkan Adrian menolongnya sementara sang anak hanya berdiri diam melihat proses tindakan Adrian, dia menghela napas panjang dan menyindir secara halus. "Memang benar, kata pepatah. Tidak semua anak mampu merawat orang tuanya."Ducan tidak paham dengan sindiran sang ayah dan tertawa renyah, menganggap bahwa ayahnya hanya bercanda. Adrian memutar bola mata diam-diam. Ducan terlalu bodoh untuk memahami sindiran sederhana.Setelah membantu ayah Ducan duduk di kursi roda, Adrian mendorong kursi roda menaiki tangga khusus kursi roda, tangga ini memang dibangun untuk ayah Ducan yang mulai duduk di kursi roda. Ducan dengan perca

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   MULAI II

    Julia memang tidak pernah hidup mewah seperti sosialita yang selalu memakai barang mahal, tumbuh di lingkungan kalangan menengah ke atas. Orang tuanya memiliki bisnis pakaian jadi kecil-kecilan yang dititipkan ke beberapa toko baju. Namun, semangatnya untuk memajukan bisnis keluarga patut dikagumi. Tidak hanya menjalankan bisnis orang tuanya, Julia pun belajar membuat perhiasan dengan tangannya sendiri. Kerja kerasnya bisa membuat bisnis warisan orang tua sekaligus bisnis sendiri bisa maju, meskipun tidak sehebat keluarga Emrick yang mampu membuat takut kalangan ormas atau oknum pejabat yang suka memalak pengusaha. Julia harus mati-matian menjaga bisnisnya sendiri, itulah sebabnya dia bersandar pada Ducan, disamping mendapatkan manfaat kekayaan lainnya. Julia menggigit bibir dengan geram. Padahal aku sudah berusaha keras supaya bisa mencapai di posisi sekarang, aku tidak akan memaafkan siapa pun yang sudah mengacaukan semua usaha aku. Batinnya. Termasuk Sena sialan itu, suatu hari

  • MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN   MULAI

    Ducan menatap Sena yang sudah tertidur pulas setelah mendapat jahitan di belakang kepala dan dokter mengabarkan kondisinya sudah stabil, wanita yang sudah menjadi istrinya itu tidak bergerak sama sekali. Adrian mendampingi Sena, setelah mengabarkan kondisinya ke ayah Ducan.Ducan kecewa pada Adrian. "Kamu seharusnya tidak melaporkan kepada ayahku, ini hanya pertengkaran kecil.""Salah satu terluka, sudah bukan pertengkaran kecil lagi. Tuan muda.""Kamu bertindak seperti itu, hanya untuk menjilat Ayah. Sekarang aku jadi memikirkan perkataan teman-temanku. Sangat berbahaya menempatkan kamu di sisi Ayah, karena bisa saja- kamu menggantikan posisi aku.""Ada rapat dewan direksi dan komisaris, posisi tidak bisa dirubah begitu saja. Anda juga harus percaya diri menghadapi mereka semua, saat menggantikan Tuan besar.""Benar, memang ada mereka. Tapi jangan lupakan, kamu yang selalu di sisi Ayah dan bisa menjilat mereka semua." Ducan menatap Adrian dengan tatapan kebencian. "Kamu bahkan bisa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status