Home / Romansa / MISTERI DUA HATI / Bab 3. PERDEBATAN SENGIT

Share

Bab 3. PERDEBATAN SENGIT

last update Last Updated: 2024-12-18 15:39:02

“Assalamualaikum selamat malam, pak.” Sapa Prayoga

“walaikumsalam den Prayoga.” Jawab Bapak Melati

“Silahkan masuk den, silahkan duduk” Bapak melati mempersilahkan Prayoga untuk duduk.

“Iya pak” sahut Prayoga

“Kalian dari mana saja, kenapa sampai selarut ini?” tanya Bapak

“Begini pak, saya ingin bicara dengan bapak.” Ucap Prayoga

“Ada apa den?” Bapak mulai penasaran

“Maksud dantujuan saya datang kesini ingin meminta izin kepada bapak untuk melamar Melati, putri bapak dan menjadikan dia sebagai istri saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya.” Ucap Prayoga kepada bapaknya Melati.

“Apa saya tidak salah dengar, den?” tanya bapaknya tak percaya

“Tidak pak, saya serius dengan perkataan saya yang ingin melamar putri bapak.” Jelas Prayoga.

“Melati hanya lah seorang gadis desa, den. Tidak mempunyai keistimewaan apa-apa.” Kata bapak melati. Semua orang terdiam termasuk Melati dan ibunya

“Kami sudah lama saling mengenal dan saling mencintai, dam saya akan menerima Melati apaadanya, pak.” ujar Prayoga

“Jika bapak berkenaan dan merestui, lusa saya akan membawa keluarga saya untuk melamar putribapak secara resmi.” lanjutnya.

“Mengenai hal itu, semuakeputusan bapak serahkan kepada Melati saja. Karena dia yang akan menjalanisemua ini dalam hidupnya. Kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan saja yang terbaik.” Ucap bapak.

“Baiklah, Pak. Kalau begitu saya mohon diri dulu.” Pamit Prayoga dengan sopan dengan menjabat tangan bapak Melati.

Melati dan kedua orang tuanyamengantarkan Prayoga hingga keluar halaman.

“Terima kasih, den Prayoga.Karena telah mengantarkan anak saya pulang dengan selamat.

“Sama-sama pak, mari” Prayoga akhirnya memohon diri untuk pulang ke rumahnya.

Setibanya di rumah, Prayoga mendengar pembicaraan sang kakek dan ayahnya yang ingin menjodohkan dirinya dengan putri seorang pengusaha kaya raya.

“Laras, putri pak Badrun akansaya jodohkan dengan Prayoga untuk kelangsungan kerja sama antara perusahaan kita dan pak Badrun.” Ucap sang kakek.

“Terserah ayah saja bagaimana baiknya.” Ujar Jarot menanggapi keputusan sang ayah.

“Prayoga harus menerima apa yang telah menjadi keputusan ku” tegas Mardi.

“Prayoga akan menuruti apa yangayah perintahkan.” sahut Jarot ayah dari Prayoga, yang tidak menyadari kehadiran Prayoga yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka

Mendengar pembicaraan sang kakek dan ayahnya, Prayoga menolak perjodohan yang di atur oleh sang kakek, karena telah memiliki tambatan hati.

“Maaf Kek, aku tidak bisa menerima perjodohan ini.”

“Apa maksudmi?” tanya kakek

“Aku telah jatuh hati kepada Melati dan aku berencana untuk melamarnya, kek.” Prayoga mengutarakan perasaannya terhadap Melati, gadis biasa putri dari seorang petani.

“Rencana perjodohan mu dengan Larasputri saudagar parner bisnis kakek sudah lama aku tetapkan dan harus di laksanakan!”tegas kakek. Jarot ayah Prayoga hanya terdiam mendengar perdebatan antara ayah dan putranya itu.

“Aku tidak setuju dengankeputusan kakek, seharusnya kakek bertanya terlebih dahulu kepada ku” ujar Prayoga.

“Apa yang baik untuk ku, akulah yang akan memutuskan bukan kakek atau siapa pun.” lanjutnya dengan tegas.

“Keputusanku adalah perintah dan itu yang akan terjadi di rumah ini.” Tukas kakek memberi perintah.

“Aku sudah memilih dengan siapaaku akan menikah.” Sanggah Prayoga.

“Prayoga, jangan mendebat kakekmu lagi!” teriak ayah melerainya.

“Aku bukan ayah yang selalu menuruti perintah kakek, walau itu bertentangan dengan keinginan ayah” jawabPrayoga yang berlalu masuk ke dalam kamarnya.

“Prayoga, Prayoga tunggusebentar!” bentak Jarot.

Prayoga yang sedang kesal,tidak menghiraukan panggilan sang ayah. Mendengar kegaduhan tersebut ibuPrayoga keluar kamar dan menyusul Prayoga ke dalam kamarnya.

Prayoga tidak menerima begitusaja dengan keputusan yang ditetapkan oleh keluarganya. Iya sangat marah danmenentang keras keputusan sang kakek yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpamendengarkan pendapatnya. Ia sudah bertekad untuk mempertahankan perasaancintanya kepada melati. Karena amarahnya Prayoga ingin meninggalkan rumah.

Tetapi karena nasehat ibunya, ia belajar menerima apa pun yang menjadi takdirnya, tanpa membunuh perasaan cintanya kepada Melati.

Di rumah Melati,

“Apa kamu sudah memikirkannyabaik-baik, nduk?” tanya Bapak kepada Melati tentang lamaran Prayoga.

“sudah melatih pikirkan, Pak.” JawabMelati

“Ingat, nduk. Jangan gegabahmengambil keputusan, karena hanya kerbau dungu yang jatuh pada lubang yang sama”ujar Bapak

“Melati mengerti, Pak.”

“Justru dengan cara ini. Melati bisa membalas dendam kepada para tuan tanah itu, Pak.” Jawab Melati tegas.

Kepiluan apa yang telah dialami oleh Melati sehingga menimbulkan dendam?

Ikuti terus kelanjutan kisahnya di bab selanjutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI DUA HATI    Bab 6. Membuka Luka Lama

    “Apa yang sedang kau pikirkan, Melati?” tanya Prayoga ketika melihat Melati tiba-tiba terdiam dalam lamunannya.“Ah, tidak ada mas. hanya saja aku merasa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Wajahmu terlihat sangat pucat dan kenapa tiba-tiba sikapmu terasa berbeda seakan sedang kebingungan.” Melati menangkap sikap Prayoga yang sedang gundah.Prayoga terkejut mendengar ucapan Melati, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan masalahnya kepada Melati. Prayoga tidak ingin Melati jadi mengkhawatirkan semuanya.“Tidak ada apa-apa, semua akan berjalan dengan baik “ Prayoga berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.“Tapi wajahmu telah menjelaskan semuanya Mas, tolong ceritakan kepadaku.” Melati yang menyadari ada sesuatu yang janggal, berusaha meminta Prayoga untuk berkata jujur.“Percayalah semua baik-baik saja, aku hanya sedikit lelah. Baiklah kalau begitu mari kita pulang. Aku ingin beristirahat dirumah. Mungkin setelah beristirahat akan lebih baik.” Ujar Prayoga menghindari pertanyaan Mel

  • MISTERI DUA HATI    Bab 5. SESUATU YANG TERSEMBUNYI

    Bab 5. SESUATU YANG TERSEMBUNYI Prayoga terdiam sambil mendengarkan cerita ibu. Di dalam pikirannya apa yang diceritakan oleh ibu itu adalah kisah dari ayahnya contoh yang diberikan Ibu adalah seorang anak yang penurut secara tidak langsung Ibu menginginkan Prayoga menuruti kemauan sang kakek dan menerima perjodohan tersebut walaupun ibu tidak mengatakan apa-apa. Prayoga merasa bimbang untuk memutuskan apa yang akan ia lakukan walau di dalam hati kecilnya masih bersikeras untuk menolak perjodohan tersebut. Dan memperjuangkan rasa cintanya kepada melati gadis pujaannya Prayoga sudah berjanji kepada orang tua melati dan juga melatih untuk datang dan segera meminang melati Putri mereka. Sang Kakek tidak akan pernah membiarkan Prayoga menikahi Melati begitu saja kakek pasti akan marah besar. Akhirnya Prayoga memutuskan menentang perjodohan itu. Ucapan kakek masih terngiang-ngiang di telinga Prayoga. “Perempuan yang kau pilih itu tidak jelas bobot dan bibitnya. Ia dari keluarga biasa

  • MISTERI DUA HATI    Bab 4. SEBUAH RAHASIA

    “Melati sengaja menerima Mas Prayoga, kita akan lihat apa yang akan Melati lakukan selanjutnya.” Mata Melati menerawang membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.“Tetapi nduk, den Prayoga itu kelihatan sangat baik dan sepertinya dia serius dengan perasaannya terhadapmu.” Ujar bapak“Apa kurangnya Mas Bagas Pak, Mas Bagas juga sangat baik. Dia begitu perhatian dan sangat santun, tetapi lihat apa yang ia lakukan kepadaku.” Airmata mulai mengalir membasahi pipi Melati.Bayangan peristiwa 2 tahun silam kembali hadir. Sebuah peristiwa yang tidak ingin Ia ingat kembali. Peristiwa itu telah membuat hatinya hancur. Dan setiap kejadian begitu membekas di Hati melati, sehingga menimbulkan trauma dalam hidupnya.“Bapak mengerti Nduk. Tetapi Bapak juga tidak ingin kau mengalami luka yang sama, karena mencintai tuan muda dari keluarga yang kaya raya.” Kata bapak penuh kekhawatiran.“Ibu juga tidak ingin hal itu terulang lagi, nduk. Kamu harus berhati-hati sebelum mengambil keputusan. “ naseh

  • MISTERI DUA HATI    Bab 3. PERDEBATAN SENGIT

    “Assalamualaikum selamat malam, pak.” Sapa Prayoga“walaikumsalam den Prayoga.” Jawab Bapak Melati“Silahkan masuk den, silahkan duduk” Bapak melati mempersilahkan Prayoga untuk duduk.“Iya pak” sahut Prayoga“Kalian dari mana saja, kenapa sampai selarut ini?” tanya Bapak“Begini pak, saya ingin bicara dengan bapak.” Ucap Prayoga“Ada apa den?” Bapak mulai penasaran“Maksud dantujuan saya datang kesini ingin meminta izin kepada bapak untuk melamar Melati, putri bapak dan menjadikan dia sebagai istri saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya.” Ucap Prayoga kepada bapaknya Melati.“Apa saya tidak salah dengar, den?” tanya bapaknya tak percaya“Tidak pak, saya serius dengan perkataan saya yang ingin melamar putri bapak.” Jelas Prayoga.“Melati hanya lah seorang gadis desa, den. Tidak

  • MISTERI DUA HATI    Bab 2. SENYUM ITU ISYARAT

    Melati hanya tersipu malu dan tidak berani menatap wajah Prayoga. Ia hanya sesekali mencuri pandang secara diam-diam. Binar bening dimatanya seolah menunjukkan bahwa perasaan melati pun sama seperti yang dirasakan oleh Prayoga.“Kamu belum jawab pertanyaanku?” seru Prayoga “Pertanyaan yang mana yang Mas maksudkan?” Melati berbalik tanya.“Siapa namamu?” tukas Prayoga singkat.“Nama saya Melati Mas, cukup sederhana kan?” jawab Melati “Nama yang indah, walau terdengar sederhana tetapi cukup luas maknanya.” Sahut Prayoga. “Mas sendiri siapa namanya?” Melati berbalik melempar pertanyaan kepada Prayoga.“Saya Prayoga.’ “Tunggu sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya,” ucap Melati ketika menyadari sesuatu “oh iya, benar. Kita bertemu di kantor pabrik pengolahan teh tempo hari.” Ucap Melati dengan wajah berkerut-kerut berusaha mengingat-ingat kejadian beberapa hari lalu.“J

  • MISTERI DUA HATI    Bab 1. PERTEMUAN PERTAMA

    "Naikkan gaji, tingkat kesejahteraan buruh. Gaji yang pantas fasilitas yang memadai akan menaikkan kinerja dan produktivitas kami para buruh” suara Melati menyerukan aspirasi buruh. Melati, 25 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik pengolahan teh. Ia memimpin demonstrasi mogok massal para buruh pabrik yang menuntut kenaikan gaji untuk kehidupan yang lebih baik. Pratiwi, 25 tahun yang menjabat sebagai sekretaris di perserikatan para buruh dan ia pun adalah sahabat baik Melati. “Tingkatkan kesejahteraan kami” seru Pratiwi mengiyakan suara sahabatnya tersebut. Di saat yang bersamaan sebuah mobil melintas di antara kerumunan para buruh pabrik tersebut. Seorang pemuda turun dari mobil. Dia adalah Prayoga, 28 tahun Pewaris tunggal keluarga besar Mardi Dinata pemilik dan menjabat sebagai pemimpin di pabrik pengolahan teh tersebut. “Ada keributan apa ini?” tanya Prayoga kepada Marsudi sopir sekaligus menjabat sebagai asisten pr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status