Home / Romansa / MISTERI DUA HATI / Bab 6. Membuka Luka Lama

Share

Bab 6. Membuka Luka Lama

last update Last Updated: 2025-07-24 11:02:18

“Apa yang sedang kau pikirkan, Melati?” tanya Prayoga ketika melihat Melati tiba-tiba terdiam dalam lamunannya.

“Ah, tidak ada mas. hanya saja aku merasa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Wajahmu terlihat sangat pucat dan kenapa tiba-tiba sikapmu terasa berbeda seakan sedang kebingungan.” Melati menangkap sikap Prayoga yang sedang gundah.

Prayoga terkejut mendengar ucapan Melati, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan masalahnya kepada Melati. Prayoga tidak ingin Melati jadi mengkhawatirkan semuanya.

“Tidak ada apa-apa, semua akan berjalan dengan baik “ Prayoga berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.

“Tapi wajahmu telah menjelaskan semuanya Mas, tolong ceritakan kepadaku.” Melati yang menyadari ada sesuatu yang janggal, berusaha meminta Prayoga untuk berkata jujur.

“Percayalah semua baik-baik saja, aku hanya sedikit lelah. Baiklah kalau begitu mari kita pulang. Aku ingin beristirahat dirumah. Mungkin setelah beristirahat akan lebih baik.” Ujar Prayoga menghindari pertanyaan Melati.

Melati tetap saja memaksa Prayoga dengan meminta jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya. Dia menginginkan kejujuran dari Prayoga.

“Melati jika Aku adalah orang biasa dan bukan seorang pewaris dari keluarga tuan tanah apa kau masih ingin hidup bersamaku?”

Pertanyaan Prayoga membuat Melati bertanya-tanya.

“Kenapa Mas Prayoga menanyakan hal seperti itu?” tanya Melati seraya mengalihkan pandangannya kepada Prayoga.

“Aku tidak mengerti dengan apa yang Mas Prayoga bicarakan.” Pandangan mata Melati masih tertuju pada bunga mawar yang berada ditangannya.

“Jawab dulu pertanyaanku, Apa kau masih akan menerimaku setelah aku keluar dari rumah besar itu?” Prayoga masih menunggu jawaban dari Melati

Sejenak Melati terdiam, seolah ada gejolak di dalam hatinya yang kadang menentang keras sikapnya kepada Prayoga. Namun terkadang berubah lebih tenang ketika melihat kebaikan hati Prayoga. Melati kemudian menjawab.

“Aku akan tetap menemanimu Mas, di mana pun kamu berada.” tandas Melati seraya tersenyum.

“Terima kasih melatih kau sudah membuktikan bahwa keputusan yang aku ambil itu tidak pernah salah.” Prayoga menatap Melati dengan penuh cinta.

Mungkinkah apa yang diucapkan Melati itu benar?

Melati sepertinya dalam dilema, di dalam hatinya ia mengutuki perkataannya sendiri. Tetapi ia sadar sepenuhnya bahwa hal itu harus ia lakukan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Membalas dendam.

“Sial, Aku telah terjebak dengan perkataan ku. Tetapi aku tidak akan mundur sedikit pun. Semua rencanaku harus berjalan dengan lancar dan mereka harus tahu bahwa orang biasa pun memiliki hati. “ gumamnya dalam hati. Melati membalas senyum Prayoga yang begitu manis.

“Ternyata tampan juga mas Prayoga.

Astaghfirullah ingat Melati... Kau harus fokus kepada misi mu. Janganlah jatuh cinta kepada Prayoga dan melupakan tujuan awalmu.” gerutu Melati dalam hati. Lalu ia memejamkan matanya sekejam agar bisa menguasai diri. Untuk beberapa saat lamanya mata mereka saling beradu dan terlihat jelas binar di mata Prayoga, tanda ketulusan hatinya yang sangat bahagia.

Melati tetap berperang dengan gejolak hati kecilnya. Sedangkan Prayoga, yang sedang diliputi kebahagiaan dalam hatinya, Ia tidak bisa melihat sesuatu yang Melati sembunyikan darinya. Ia sangat yakin bahwa melatilah gadis pilihannya. Bahkan iya rela menentang seluruh keluarganya dan menolak perjodohan yang telah ditetapkan oleh sang kakek.

Prayoga tetap ingin berjuang untuk mendapatkan cinta sang pujaan hati, walau rencana pertunangan telah disusun dengan rapi. Melati yang merasa rendah diri menolak cintanya, meskipun sebenarnya mereka memiliki rasa yang sama.

Ditentang oleh keluarga besar karena perbedaan status sosial. Hal ini disadari betul oleh Prayoga, tetapi perasaan cintanya terhadap Melati mengalahkan segalanya. Ia berusaha memperjuangkan hak dan cintanya. Hingga suatu ketika ia harus memilih pergi meninggalkan rumah dan keluarga hanya demi dapat hidup bersama dengan Melati.

"Tolong jangan lakukan hal bodoh yang bisa membuat keluargamu murka , mas! aku ga mau kau menentang keluarga mu karena aku." tutur Melati, airmata mulai mengalir di kedua belah pipinya.

Prayoga menatap wajah Melati dan menyeka air matanya.

"Aku tidak akan membiarkan airmata ini menetes untuk kedua kalinya, tenanglah Melati. semuanya akan baik-baik saja." hibur Prayoga.

Apakah Prayoga bisa meyakinkan Melati? Ikuti perkembangan kisah mereka pada bab selanjutnya.

240524

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI DUA HATI    Bab 6. Membuka Luka Lama

    “Apa yang sedang kau pikirkan, Melati?” tanya Prayoga ketika melihat Melati tiba-tiba terdiam dalam lamunannya.“Ah, tidak ada mas. hanya saja aku merasa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Wajahmu terlihat sangat pucat dan kenapa tiba-tiba sikapmu terasa berbeda seakan sedang kebingungan.” Melati menangkap sikap Prayoga yang sedang gundah.Prayoga terkejut mendengar ucapan Melati, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan masalahnya kepada Melati. Prayoga tidak ingin Melati jadi mengkhawatirkan semuanya.“Tidak ada apa-apa, semua akan berjalan dengan baik “ Prayoga berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.“Tapi wajahmu telah menjelaskan semuanya Mas, tolong ceritakan kepadaku.” Melati yang menyadari ada sesuatu yang janggal, berusaha meminta Prayoga untuk berkata jujur.“Percayalah semua baik-baik saja, aku hanya sedikit lelah. Baiklah kalau begitu mari kita pulang. Aku ingin beristirahat dirumah. Mungkin setelah beristirahat akan lebih baik.” Ujar Prayoga menghindari pertanyaan Mel

  • MISTERI DUA HATI    Bab 5. SESUATU YANG TERSEMBUNYI

    Bab 5. SESUATU YANG TERSEMBUNYI Prayoga terdiam sambil mendengarkan cerita ibu. Di dalam pikirannya apa yang diceritakan oleh ibu itu adalah kisah dari ayahnya contoh yang diberikan Ibu adalah seorang anak yang penurut secara tidak langsung Ibu menginginkan Prayoga menuruti kemauan sang kakek dan menerima perjodohan tersebut walaupun ibu tidak mengatakan apa-apa. Prayoga merasa bimbang untuk memutuskan apa yang akan ia lakukan walau di dalam hati kecilnya masih bersikeras untuk menolak perjodohan tersebut. Dan memperjuangkan rasa cintanya kepada melati gadis pujaannya Prayoga sudah berjanji kepada orang tua melati dan juga melatih untuk datang dan segera meminang melati Putri mereka. Sang Kakek tidak akan pernah membiarkan Prayoga menikahi Melati begitu saja kakek pasti akan marah besar. Akhirnya Prayoga memutuskan menentang perjodohan itu. Ucapan kakek masih terngiang-ngiang di telinga Prayoga. “Perempuan yang kau pilih itu tidak jelas bobot dan bibitnya. Ia dari keluarga biasa

  • MISTERI DUA HATI    Bab 4. SEBUAH RAHASIA

    “Melati sengaja menerima Mas Prayoga, kita akan lihat apa yang akan Melati lakukan selanjutnya.” Mata Melati menerawang membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.“Tetapi nduk, den Prayoga itu kelihatan sangat baik dan sepertinya dia serius dengan perasaannya terhadapmu.” Ujar bapak“Apa kurangnya Mas Bagas Pak, Mas Bagas juga sangat baik. Dia begitu perhatian dan sangat santun, tetapi lihat apa yang ia lakukan kepadaku.” Airmata mulai mengalir membasahi pipi Melati.Bayangan peristiwa 2 tahun silam kembali hadir. Sebuah peristiwa yang tidak ingin Ia ingat kembali. Peristiwa itu telah membuat hatinya hancur. Dan setiap kejadian begitu membekas di Hati melati, sehingga menimbulkan trauma dalam hidupnya.“Bapak mengerti Nduk. Tetapi Bapak juga tidak ingin kau mengalami luka yang sama, karena mencintai tuan muda dari keluarga yang kaya raya.” Kata bapak penuh kekhawatiran.“Ibu juga tidak ingin hal itu terulang lagi, nduk. Kamu harus berhati-hati sebelum mengambil keputusan. “ naseh

  • MISTERI DUA HATI    Bab 3. PERDEBATAN SENGIT

    “Assalamualaikum selamat malam, pak.” Sapa Prayoga“walaikumsalam den Prayoga.” Jawab Bapak Melati“Silahkan masuk den, silahkan duduk” Bapak melati mempersilahkan Prayoga untuk duduk.“Iya pak” sahut Prayoga“Kalian dari mana saja, kenapa sampai selarut ini?” tanya Bapak“Begini pak, saya ingin bicara dengan bapak.” Ucap Prayoga“Ada apa den?” Bapak mulai penasaran“Maksud dantujuan saya datang kesini ingin meminta izin kepada bapak untuk melamar Melati, putri bapak dan menjadikan dia sebagai istri saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya.” Ucap Prayoga kepada bapaknya Melati.“Apa saya tidak salah dengar, den?” tanya bapaknya tak percaya“Tidak pak, saya serius dengan perkataan saya yang ingin melamar putri bapak.” Jelas Prayoga.“Melati hanya lah seorang gadis desa, den. Tidak

  • MISTERI DUA HATI    Bab 2. SENYUM ITU ISYARAT

    Melati hanya tersipu malu dan tidak berani menatap wajah Prayoga. Ia hanya sesekali mencuri pandang secara diam-diam. Binar bening dimatanya seolah menunjukkan bahwa perasaan melati pun sama seperti yang dirasakan oleh Prayoga.“Kamu belum jawab pertanyaanku?” seru Prayoga “Pertanyaan yang mana yang Mas maksudkan?” Melati berbalik tanya.“Siapa namamu?” tukas Prayoga singkat.“Nama saya Melati Mas, cukup sederhana kan?” jawab Melati “Nama yang indah, walau terdengar sederhana tetapi cukup luas maknanya.” Sahut Prayoga. “Mas sendiri siapa namanya?” Melati berbalik melempar pertanyaan kepada Prayoga.“Saya Prayoga.’ “Tunggu sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya,” ucap Melati ketika menyadari sesuatu “oh iya, benar. Kita bertemu di kantor pabrik pengolahan teh tempo hari.” Ucap Melati dengan wajah berkerut-kerut berusaha mengingat-ingat kejadian beberapa hari lalu.“J

  • MISTERI DUA HATI    Bab 1. PERTEMUAN PERTAMA

    "Naikkan gaji, tingkat kesejahteraan buruh. Gaji yang pantas fasilitas yang memadai akan menaikkan kinerja dan produktivitas kami para buruh” suara Melati menyerukan aspirasi buruh. Melati, 25 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik pengolahan teh. Ia memimpin demonstrasi mogok massal para buruh pabrik yang menuntut kenaikan gaji untuk kehidupan yang lebih baik. Pratiwi, 25 tahun yang menjabat sebagai sekretaris di perserikatan para buruh dan ia pun adalah sahabat baik Melati. “Tingkatkan kesejahteraan kami” seru Pratiwi mengiyakan suara sahabatnya tersebut. Di saat yang bersamaan sebuah mobil melintas di antara kerumunan para buruh pabrik tersebut. Seorang pemuda turun dari mobil. Dia adalah Prayoga, 28 tahun Pewaris tunggal keluarga besar Mardi Dinata pemilik dan menjabat sebagai pemimpin di pabrik pengolahan teh tersebut. “Ada keributan apa ini?” tanya Prayoga kepada Marsudi sopir sekaligus menjabat sebagai asisten pr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status