Home / Thriller / MISTERI LIONTIN VAMPIR / BAB 9-INVESTIGASI (1/2)

Share

BAB 9-INVESTIGASI (1/2)

last update Huling Na-update: 2023-05-09 12:15:35

-Saksi Mata Kedua-

“Aku masih terguncang hingga saat ini, ketika aku menemukan mayat di sekitar kuburan kuno itu. Pertama kali aku melihat objek itu, aku merasa ada yang salah dan mendekatinya dengan hati-hati. Tapi saat aku menyadari bahwa itu adalah mayat manusia, aku merasa takut dan terkejut. Aku melihat dua titik luka di lehernya dan aku langsung menyimpulkan bahwa itu yang menyebabkan kematiannya.”

Saksi mata sedang berjalan di sekitar tempat kejadian ketika tiba-tiba dia melihat sesuatu yang mencurigakan. Dia mendekati benda mencurigakan itu dan diarahkannya lampu penerangan yang berada di dalam genggamannya oleh saksi mata hingga membuat objek yang dicurigai itu semakin terlihat jelas.

Setelah memastikan bahwa itu adalah mayat, saksi mata langsung memeriksa kondisi mayat pria itu dengan hati-hati. Dia melihat dua titik luka di leher korban dan menduga bahwa itu adalah luka yang mengakibatkan kematian. Saksi mata merasa sangat terkejut dan ketakutan melihat mayat rekan kerjanya dalam kondisi seperti itu.

Saksi mata terkejut dan merasa shock melihat mayat rekan Oliver dengan dua titik luka di leher.

Saksi mata langsung memanggil polisi dan memberitahukan lokasi kejadian serta kondisi mayat pria malang itu.

Polisi segera datang ke tempat kejadian dan melakukan penyelidikan.

Saksi mata memberikan keterangan kepada polisi mengenai apa yang dia lihat dan melaporkan bahwa dia tidak melihat siapa yang melakukan hal tersebut.

Polisi melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada mayat pria yang merupakan rekan tersangka interogasi dan mengumpulkan bukti-bukti di sekitar tempat kejadian.

Polisi juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian pada saat kejadian terjadi.

Lucius segera meluncur ke TKP dan menemui tim forensik yang sedang menginvestigasi.

“Apa kabar, sudahkah ada kemajuan di sini?” Lucius Damien dengan teliti.

Anggota Tim Forensik A menjawab,“Ya, Pak. Kami sudah melakukan pemeriksaan awal di TKP dan menemukan beberapa benda yang mungkin terkait dengan kasus ini.”

“Baik, saya ingin melihat hasil kerja kalian. Tolong arahkan saya ke tempat kejadian perkara.”

Anggota Tim Forensik B menanggapi,“Tentu saja, Pak. Ikuti saya.”

Lucius dan anggota tim forensik berjalan menuju tempat kejadian perkara.

“Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kami menemukan sehelai kain putih yang kemungkinan berasal dari baju korban di dekat mayat.” kata anggota tim Forensik A.

“Baik, tolong ambil sampel dari kain tersebut dan kirim ke laboratorium.” pinta Lucius.

“Apa lagi yang ditemukan?” tanya Lucius lagi.

“Kami juga menemukan jejak sepatu di dekat mayat. Sepatu ini memiliki pola khusus dan kami akan mencocokkannya dengan database jejak sepatu untuk melacak pemilik sepatu tersebut.”

“Bagus, terus cari petunjuk lainnya. Ada yang melihat kejadian ini?” Lucius mengarahkan pandangannya ke segala arah.

“Ada saksi mata yang menemukan mayat pria malang ini. Dia sudah kami wawancarai dan memberikan beberapa petunjuk yang berguna.” jelas anak buah Lucius yang saat itu berada di titik kejadian perkara.

Lucius melihat saksi mata perempuan itu dan bertanya pada rekannya, John Mayer, “Siapa saksi mata tersebut dan apa petunjuknya?”

John menjelaskan, “Saksi mata itu bernama Maria. Dia mengatakan bahwa dia sedang berjalan-jalan di area kuburan kuno ketika dia melihat sesosok pria yang tergeletak di tanah dengan luka di lehernya. Dia juga melihat seorang pria berlari menjauh dari TKP. Dia mencoba mengikuti pria itu, tetapi dia kehilangan orang tersebut di tengah-tengah keramaian.”

“Baik, aku akan mewawancarai Maria lebih lanjut dan pastikan untuk memeriksa rekaman CCTV yang ada di area itu.”

“Tentu saja, Pak. Kami akan memeriksa rekaman CCTV dan melaporkan hasilnya secepat mungkin.” tandas anggota Tim Forensik A.

“Baik, terima kasih atas informasinya. Saya akan menunggu laporan selanjutnya dan akan memerintahkan anggota tim investigasi untuk mencari dan menginterogasi saksi mata tersebut. Terima kasih atas kerja keras kalian.” kata Lucius tegas.

“Sama-sama, Tuan Damien. Kami akan terus bekerja keras untuk menemukan bukti dan petunjuk yang berguna dalam kasus ini. Kami permisi.”

Polisi memeriksa rekaman CCTV di sekitar area kejadian dan mencari bukti lainnya yang dapat membantu dalam penyelidikan. Lucius meminta rekaman CCTV itu untuk ia teliti di kantor bersama atasannya.

Polisi memeriksa rekaman CCTV di sekitar area kejadian dan mencari bukti lainnya yang dapat membantu dalam penyelidikan. Lucius meminta rekaman CCTV itu untuk ia teliti di kantor bersama atasannya.

Dari hasil penyelidikan, polisi kemudian mengambil kesimpulan bahwa rekan tersangka kemungkinan dibunuh dan melanjutkan penyelidikan untuk menemukan pelakunya. Lucius kemudian menghampiri saksi mata dan kembali menanyakan kronologi kejadiannya. Saksi mata kemudian dimintai keterangan ulang untuk memberikan informasi lebih detail tentang kejadian tersebut.

“Permisi, apakah Anda saksi mata yang menemukan mayat di kuburan kuno?” tanya Lucius dengan sopan.

“Ya, saya yang menemukan mayat pria malang itu.” Maria tampak memegang dadanya dengan tangan kanannya. Meredakan rasa syok yang baru saja ia rasakan setelah melihat sesosok tubuh tak bernyawa di dekat makam kuno.

“Saya Lucius, dari tim investigasi. Bisakah Anda memberikan saya beberapa informasi tentang kejadian ini?” balasnya sambil menunjukkan kartu identitas miliknya pada saksi mata bernama Maria.

“Tentu saja, saya akan berusaha membantu semampu saya.”

“Terima kasih. Pertama, bisakah Anda menjelaskan bagaimana Anda menemukan mayat tersebut?”

“Saya sedang berjalan-jalan di kuburan kuno dan melihat ada benda mencurigakan di bawah cahaya bulan. Saya mendekat dan menyadari bahwa itu adalah mayat manusia.” jelas penduduk pertama.

“Baik, apakah Anda melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan sebelum menemukan mayat tersebut?”

“Tidak, sebelum menemukan mayat saya tidak melihat atau mendengar apapun yang mencurigakan.” Penduduk kedua menimpali.

“Apakah Anda melihat orang lain di sekitar area tersebut?” selidik Lucius.

“Tidak, saya tidak melihat orang lain di sekitar area tersebut. Saya tidak berada di TKP karena setelah membereskan lahan saya di dekat kota, saya langsung pulang ke rumah saya, Tuan." kata penduduk ketiga.

Lucius menghela napas pelan lalu mengucapkan terima kasih atas keterangan para warga di area itu,"Terima kasih atas keterangannya. "

Lucius segera meluncur ke TKP dan menemui tim forensik yang sedang menginvestigasi,“Apa kabar, sudahkah ada kemajuan di sini?” tanya Lucius Damien dengan teliti.

Anggota Tim Forensik A menjawab,"Kabar baik, Tuan Damien. Kami sudah melakukan pemeriksaan awal di TKP dan menemukan beberapa benda yang mungkin terkait dengan kasus ini.”

“Baik, saya ingin melihat hasil kerja kalian. Tolong arahkan saya ke tempat kejadian perkara.”

Anggota Tim Forensik B menanggapi,“Tentu saja, Pak. Ikuti saya.” Lucius dan anggota tim forensik berjalan menuju tempat kejadian perkara.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 125- FRANK FLANDERS BUNUH DIRI

    Setelah pertemuan dengan Lucius, situasi di rumah sakit jiwa St. Dymphna semakin tegang. Frank Flanders, meskipun sempat merasa lega karena telah menceritakan tentang liontin kepada Lucius, tetap dihantui oleh mimpi-mimpi buruk yang mengerikan setiap malam. Suara-suara yang berbisik dalam mimpinya semakin kuat, memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.Suatu malam, saat petugas rumah sakit berpatroli di lorong-lorong yang sunyi, Frank tampak lebih tenang dari biasanya. Para petugas mengira obat penenang yang diberikan akhirnya bekerja. Namun, di dalam kamar isolasinya, Frank memandang sekeliling dengan mata yang gelap dan penuh keputusasaan. Di sudut ruangan, sebuah kain putih, bekas tirai yang telah disobek, tergeletak tak terpakai. Frank menghela napas dalam-dalam, merasakan beban berat di dadanya. Ia merasa tidak ada lagi jalan keluar dari mimpi-mimpi buruk ini. Dengan tangan gemetar, ia meraih kain tersebut dan mulai mengikatkan salah satu ujungn

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 124-FRANK FLANDERS MASUK RUMAH SAKIT JIWA

    Lucius merasa putus asa setelah pertemuannya dengan Adrian tidak membuahkan hasil. Liontin yang begitu penting baginya ternyata sudah dicuri oleh Frank Flanders, seorang pria yang kini dirundung mimpi buruk setiap malam. Mimpi-mimpi itu begitu mengerikan hingga membuat Frank kehilangan akal sehatnya dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, Frank terus meracau tentang liontin yang memanggilnya dalam mimpi, meminta untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Kondisinya semakin memburuk, dan meskipun para dokter berusaha memahami keadaannya, mereka tidak dapat menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya. Lucius, yang merasa bahwa liontin itu bukan hanya barang berharga tapi juga memiliki kekuatan mistis, sadar bahwa dia harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali liontin itu. Dia tahu bahwa hanya dengan mengembalikan liontin kepada pemilik yang sah, kutukan ini dapat diakhiri. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara masuk ke rumah sakit

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 123-PERPUSTAKAAN TUA

    Lucius meninggalkan rumah Elara dengan berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Perpustakaan tua itu menjadi tujuan berikutnya. Mengemudi melalui jalan-jalan kota yang mulai sepi, ia berusaha mengingat setiap detail yang telah didapatkan sejauh ini. Perpustakaan tua itu terletak di ujung jalan yang jarang dilalui orang. Bangunan batu dengan jendela-jendela tinggi dan pintu kayu besar tampak berdiri megah di bawah cahaya bulan. Lucius memasuki perpustakaan, di dalamnya suasana tenang dan berdebu terasa menyelimutinya. Rak-rak buku yang tinggi dan lampu redup menciptakan suasana yang hampir magis.Di belakang meja kayu besar di tengah ruangan, seorang pria tua dengan rambut abu-abu pendek dan kacamata bundar sedang membaca sebuah buku tebal. Lucius mendekatinya dengan hati-hati. "Victor?" tanya Lucius dengan suara rendah agar tidak mengganggu keheningan perpustakaan. Pria tua itu mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis. "Ya, saya Victor. Ada yang bisa saya bantu?" Lucius

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 122-SAKSI MATA KEDUA

    Setelah mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu, Lucius bergerak dengan tujuan yang lebih jelas. Dia memindai kerumunan di bar sekali lagi, mencoba menemukan wanita bernama Alicia. Ia memutuskan untuk bertanya pada bartender, yang mungkin lebih mengenal para pelanggan tetap di sana.Lucius mendekati bar dan memanggil perhatian bartender, seorang pria dengan kumis tebal dan tatapan tajam. "Permisi, apakah Anda tahu di mana aku bisa menemukan seorang wanita bernama Alicia? Aku diberitahu bahwa dia sering berada di sini." Bartender itu menatap Lucius sejenak sebelum menjawab, "Alicia, ya? Dia ada di sini tadi. Sepertinya dia sedang duduk di pojok sana, di dekat jendela." Lucius mengikuti arah pandangan bartender dan melihat seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang dan mata tajam yang duduk sendirian. Dia sedang menatap keluar jendela, tampaknya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Dengan langkah mantap, Lucius mendekati meja Alicia dan memberanikan diri untuk berbicara.

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 121-KABAR PENYELIDIKAN LUCIUS

    Lucius menatap layar ponselnya sejenak setelah mengirim pesan balasan kepada Alena. Keheningan jalanan malam yang terhampar di sekitar Knockturn Alley menambah suasana misterius di sekitarnya. Cahaya lampu jalan yang redup menyala samar-samar di antara bangunan-bangunan kuno yang menjulang tinggi, memberi sentuhan dramatis pada suasana malam itu.Ia menarik napas dalam-dalam saat melangkah keluar dari gedung penyelidikan. Udara dingin malam London menusuk tulang, membuatnya lebih berhati-hati saat berjalan di sepanjang trotoar yang gelap. Langkahnya mantap meskipun hatinya dipenuhi dengan rasa was-was dan antisipasi akan apa yang akan dihadapinya dalam perjalanan ini.Dengan kunci mobilnya yang digenggam erat, Lucius melangkah menuju kendaraannya. Cahaya lampu mobil menyinari jalanan yang sepi saat ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Sejenak, ia duduk di dalam mobilnya, membiarkan dirinya meresapi ketenangan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah memastikan bahw

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 120-OBROLAN PAGI ITU

    [Marcus:]"Hai Lucius, ada waktu untuk ngobrol sebentar?"[Lucius:]"Halo Marcus, tentu. Ada apa?"[Marcus:]"Aku turut berduka cita atas kematian atasan kita,Tuan Grissham Bell. Bisa ketemu sebentar di tempat biasa?"[Lucius:]"Bisa. Ada masalah apa?"[Marcus:]"Aku ingin mendiskusikan proyek baru. Ada beberapa hal yang perlu dipecahkan."[Lucius:]"Baiklah, aku akan ke sana dalam 15 menit."[Marcus:]"Terima kasih, Lucius. Sampai nanti."[Lucius:]"Sampai nanti, Marcus."Lucius kemudian bangkit dari peraduannya lalu pergi membersihkan dirinya. Dia sadar bobot tubuhnya sudah menurun sedikit namun perut abs-nya tetap terbentuk sempurna. Setelah berpakaian rapi, Lucius keluar dari rumahnya dan menuju tempat pertemuan yang biasa mereka gunakan, sebuah kafe kecil di sudut kota yang tenang.[Kafe Kecil di Sudut Kota]Marcus sudah duduk di meja sudut, menatap ke luar jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Ketika melihat Lucius masuk, dia melambaikan tangan dan tersenyum tipis."Lucius,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status