Share

Honeymoon

Author: Reyna octavia
last update Last Updated: 2021-08-22 23:17:59

Pagi ini di apartemen Putri dan Dafa. Elusan hangat matahari membuat tidur semakin hangat. Udara yang menerpa membuka tirai jendela. Burung-burung berterbangan bebas. Selimut hangat menyelimuti Putri. Matanya masih terpejam dengan tubuh yang tengkurap. Sedangkan di kamar Dafa terasa amat panas matahari menyilaukan kedua matanya. Dafa membuka mata pelan dan mulai megedarkan pandangannya. Kian manik matanya tertuju pada jam dinding di tembok hadapannya. Pukul tujuh. Dafa bergegas bangun, dia berlari keluar kamar. 

Dafa mendorong pintu kamar Putri. Dafa menyeka rambutnya kasar. "Bangun!" Dafa berteriak sembari mengangkat tubuh Putri membuat Putri bangun kaget. 

Putri memberontak. "Apaan sih pak?"lirihnya dengan suara berat karena masih ngantuk. 

Dafa mengangkat tubuh Putri hingga gadis itu berdiri tegak. "Liat jam berapa?!" Dafa menunjuk jam tangannya. 

Putri membelalakkan matanya. Dia berlari memasuki kamar mandi yang berada di kamarnya. Dafa menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia menompang dahinya dengan tangan dan melenggang pergi dari kamar Putri. 

Pada pukul 7.30 mereka berdua sampai di bandar udara. Banyaknya orang berlalu lalang membuat Putri susah untuk turun dari mobil apalagi dengan koper yang ia bawa. Dafa dan Putri berjalan cepat sampai menerobos orang-orang yang berjalan dengan arah berlawanan. 

Dafa menoleh ke arah Putri yang kesusahan membawa koper karena terus tersengol orang-orang. "Cepetan udah telat ini!" Dafa menggerutu kesal sembari menatap jam tangannya. Dia segera menarik tangan Putri. 

Dafa melirik jam tangannya. Sialan. Dia berhenti mendadak membuat Putri tertabrak punggung lebarnya. Dafa menatap ke arah luar tembok kaca di hadapannya itu. Pesawat yang akan ia naiki bersama Putri itu sudah lepas landas. Putri mendongak menatap Dafa sambil terkekeh menertawakannya. Putri melambaikan tangan pada pesawat itu dengan senyum lebar terukir di bibir gadis itu.

Dafa melirik Putri,dia menggigit giginya sendiri kesal ingin sekali menendang gadis di sampingnya itu. Dafa geram dia memotek kepala Putri. 

Putri berdecit pelan. "Wlekk!" Dia menjulurkan lidah mengejek Dafa lalu dia berlalu meninggalkan kopernya dan Dafa. 

Dafa ingin mengejar Putri tapi dia kembali berbalik untuk mengambil koper yang tertinggal itu.                                       

Tidak jadi pergi bulan madu sekaligus tidak jadi berkunjung ke belgia. Pesawat putih itu kian terbang tinggi di langit dan menembus awan putih. 

Putri berjalan menyusuri tumpukan jajan ringan itu. Dafa menggikuti Putri dengan malas. Dia masih sangat kesal gara-gara Putri tiket yang ia beli itu menjadi sia-sia. Dia tau Putri sengaja tidak bangun pagi tapi ini juga salahnya karena ikut tidak bangun pagi. 

Putri mengambil sebungkus mie instan lalu menyodorkannya pada Dafa. "Boleh?"tanyanya dengan suara manis. 

Dafa menggeleng. "Jangan kebanyakan makan mie. Tarok!" Dafa menjawab dengan dingin. Putri menggembalikan mie itu dengan raut wajah melas. 

Dafa melirik gadis itu ketika dia berjalan malas meninggalkan Dafa. Dafa menghela nafas. Dia menggambil dua bungkus mie instan lalu meggejar Putri yang sudah lumayan jauh. 

Dafa berjalan di samping Putri dan menyodorkan dua bungkus mie instan itu. Putri melirik lalu mendongak dan menghentikan langkahnya. Dafa membuang muka ketika Putri mengambil mie itu dari tangannya. 

"Udah?"kata Dafa. 

Putri berdiri di depan tumpukan jajan enak itu dengan sekeranjang yang sudah setengah terisi. Putri mendongak menatap Dafa. "Udah,"ucapnya manis. 

"Kalian?"ucap seseorang dari belakang Dafa. 

Dafa dan Putri berbalik. Lastri berdiri dengan sekeranjang belanjaan. Begitu terkejutnya dia ketika melihat mereka berdua. 

"Kalian kan harusnya udah berangkat-"kata Lastri terputus. 

"Kita udah ketinggalan pesawat,"sarkas Dafa. 

Lastri mengangkat alisnya. "Kok bisa?!"

Lastri menatap Putri dan Putri mengangkat kedua pundaknya. 

                                            *****

"Jadi kalian gak jadi bulan madu?" Lastri mengintrogasi Dafa dan Putri. 

Mereka duduk di sofa ruang tengah di apartment. Sudah satu jam mereka berbincang hingga tak sadar waktu.

Langit biru mulai kelabu. Udara semakin dingin. Lastri jadi menginap di apartemen kedua anak ini. Memasak dan makan bersama selama seharian. Kini malam tiba dengan bulan purnama di atasnya. 

"Ibu pulang ya kalo gitu,"ucap Lastri kala menonton televisi. 

"Ibu nginap aja!"seru Dafa membuat Putri kaget. 

Jika ibu menginap maka Dafa dan Putri akan tidur sekamar. Ah tidak bisa. 

"Nginap aja gapapa!"pinta Dafa meyakinkan. 

"Iya nginap aja gapapa,"timpal Putri melirik tajam Dafa. 

"Em oke." Lastri menyetujui. Sialan. Gadis itu mengumpat. 

Malam yang hening. Begitu tidak menyenangkan tapi nyaman. Seperti suami istri yang sedang bertengkar. Putri tidur memunggungi Dafa. Begitu juga dengan Dafa sendiri tidur memunggungi Putri. Hanya suara AC yang terdengar. Putri bangkit dan mengambil ponsel serta headset. Dafa hanya melirik diam tidak menanggapi Putri. Putri kembali menyingkur Dafa dengan headset di kedua telinganya. 

Dafa memejamkan matanya paksa. Matanya kembali terbuka. Dia benar-benar tidak bisa tidur. 

"Putri udah tidur?"tanyanya lirih. Namun, Putri masih bisa mendengar ucapan Dafa. Nyatanya gadis itu tidak memutar musik sama sekali. 

"Belom,"jawab Putri. 

"Kenapa?"

"Gak bisa." Putri menghela nafas pelan sambil mengigit bibir bawahnya. "Maaf, aku masih gak bisa lakuin itu buat kamu,"ujar Putri dengan suara sendu. 

Dafa berbalik menatap punggung Putri. "Balik sini ngadep Mas!"pinta Dafa. 

Putri membalik badan nya. Kini jarak wajahnya dan wajah Dafa sangat dekat. Dia bisa merasakan nafas Dafa yang menerpa matanya. 

"Liat sini ayo!"pinta Dafa lagi. Kali ini dia memegang dagu Putri agar matanya saling pandang dengan Putri. Dafa mengelus lembut pipi Putri membuat kupu-kupi di perut Putri terbang. "Tidur ya udah malem!" Suara berat Dafa terdengar hangat di telinga Putri. 

Putri mengangguk lalu menelusupkan wajahnya ke ceruk dada bidang Dafa membuat tangan kanan Dafa memeluk tubuh gadis itu. 

"Emphh!" Putri mendesis memukul kecil Dada Dafa. Membuat Dafa melepaskan pelukannya. "Ah." Putri bernafas lega setelah keluar dari pelukan erat Dafa. 

"Kenapa?"tanya Dafa melihat Putri bernafas tersengal-sengal. 

"Dipikir aku guling!"bentak Putri. 

"Maaf,abisnya kamu terlalu enak untuk di peluk,"ujar Dafa membuat Putri menunduk malu. "Kamu juga kenapa belum tidur sih?! Dafa menggerutu membuat gadis itu membuang muka. 

"Aku punya insom jadi susah buat tidur, kita ngalong aja ya aku mau ngedrakor,"ucap Putri dengan wajah memelas menatap Dafa. 

"Drakor terus!" Dafa kesal, dia memutar badannya dan memungungi Putri. 

Putri mengintip Dafa dari atas. Dafa cemberut dengan bibirnya yang monyong. 

"Hahaha kayak monyet,"ledek Putri lalu tertawa lepas. 

Dafa memukul Putri dengan guling yang ia peluk membuat Putri mengelus kepalanya. Putri membaringkan tubuhnya lalu memeluk tubuh kekar Dafa dari belakang. "Mas nya ngambekan ih,"kata Putri membuat Dafa tersenyum kecil. 

Dafa berbalik dan meletakkan tangannya dipundak Putri. "Apa tadi?"

"Apa?" Putri bertanya balik dengan tawa mengiringi. Dafa merotasikan matanya dan hampir berbalik lagi tapi di hentikan oleh kata-kata manis Putri. 

"Mas Dafa." 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MY SWEET(no) BRIDE   Milik Dafa

    "Akhirnya sampai ...," ujar Putri girang.Tubuhnya berputar-putar seperti kipas angin. Tangan kanannya menarik tangan Dafa agar berjalan lebih cepat."Putri, kita harus ke penginapan dulu untuk menyimpan barang ini," ucap Dafa."Kan bisa dibawa," ketus Putri."Ya sudah, kamu aja yang bawa!" Dafa menyodorkan koper itu pada Putri."Ck, ya udah." Putri menghentakkan kakinya dengan kesal dan berjalan mendahului Dafa.Sampai di sebuah Villa yang sudah mereka pesan lewat online. Villa dikelilingi persawahan, bentuknya minimalis tapi mewah.Putri membanting tubuhnya di kasur. Melebarkan tangannya. Menikmati sensasi empuk dari kasur itu. Dafa melirik Putri dengan tajam. Dafa menyeringai lalu ikut berbaring di samping Putri.Tangan Putri ia gunakan sebagai bantal. Gadis di sampingnya itu melirik dengan sinis."Minggir!" ucap Putri sambil mendorong kepala Dafa.Put

  • MY SWEET(no) BRIDE   Satu pria saja

    Dua hari berlalu dengan cepat. Kini bus sudah melaju untuk pulang. Putri duduk di samping Dafa. Tidak saling berbincang, Putri hanya memandangi pohon-pohon yang terlintas. Semua orang sudah tahu, sudah tahu akan pernikahan Putri dan Dafa. "Putri," panggil Dafa membuat Putri menoleh ke arahnya. "Kamu mau bicara sama Galih?" tanya Dafa. Putri membulatkan matanya, lalu Dafa berdiri dan melangkah menuju belakang bis. Tidak lama, Galih datang dan duduk di samping Putri. "Hai." Putri hanya tersenyum, hingga membuka suara, "Maaf." Galih menatap Putri dibarengi dengan helaan nafas. "Gak apa," ujar Galih. Putri menunduk. "Aku jahat ya sama kamu," kata Putri diiringi tawa kecil. "Enggak, kok. Kamu hebat, kamu sembunyikan ini supaya aku gak sakit hati kan sama kamu," ucap Galih. Putri tersenyum lebar. "Kamu baik," kata Putri. Galih melemparkan senyum simpulnya pada Putri. "Iya, em... Sil

  • MY SWEET(no) BRIDE   Momen camping 2

    Langit perlahan menjadi gelap. Penglihatan Putri menjadi buram karena minimnya pencahayaan. Putri pasrah. Berdiam diri, tidak mau bergerak. Hal yang sangat ditakuti oleh Putri, sendiri dalam kegelapan.Putri duduk di bawah pohon besar dengan memeluk kedua kakinya sendiri. Hal yang menakutkan sejak tadi sudah terbayang olehnya. Detak jantung yang berdetak dengan cepat. Putri menyembunyikan wajahnya diantara kedua kakinya. Tidak mau melihat apapun.Suara asing masuk ke dalam pendengaran Putri membuatnya semakin mengeratkan pelukannya.Suara langkah kaki yang mendekat.Srek srek srekDedaunan yang jatuh menyebabkan gesekan hingga menimbulkan suara. Suaranya semakin mendekat. Apa itu hewan buas? Atau itu hantu?DumpJantung Putri seakan berhenti berdetak. Ada yang memeluk tubuhnya. Langkah kaki, lalu sekarang pelukan. Benar-benar tidak karuan. Rasanya ingin melompat.Putri tidak bersuara bahkan t

  • MY SWEET(no) BRIDE   Momen camping

    Terik matahari terasa begitu hangat tapi itu dikalahkan oleh dingin nya embun yang masih menyelimuti. Bayangan pohon bergoyang-goyang menambah keindahan suasana pagi.Putri sedang menyiapkan barang-barang keperluan untuk camping nanti. Tepat setelah ujian kenaikan kelas telah selesai. Semua siswa-siswi dinyatakan lulus meski ada sebagian yang mendapat nilai yang tidak memuaskan.Sejak tadi Putri sibuk di dapur tanpa melihat pukul berapa ini. Dengan kelihaian nya memasak ia hanya memasak mie dan telur. Tidak lupa ia memasukkan lima butir telur untuk bekal camping nanti. Beberapa ML air ia masukkan ke dalam tempat minum. Dia sudah melakukan semua nya dan dia pun akhirnya sempat melihat jam tangan.Mata nya membulat ketika melihat jam nya menunjukkan pukul 7.00 yang artinya dia akan ketinggalan bus. Dia mengingat sesuatu bahwa Dafa belum bangun. Putri berjalan dengan cepat menuju kamar Dafa. Membuka pintu nya tanpa permisi dan masih memperlihatkan

  • MY SWEET(no) BRIDE   "Sayang"

    Satu minggu berlalu begitu juga ujian akhir semester satu Putri sudah selesai. Kini Putri duduk di bangkunya sembari menunggu hasil ujiannya dibagikan oleh suami sekaligus gurunya."Baik, sekarang bapak akan memberi tau kalian siapa yang mendapat nilai terbaik di semester akhir ini," kata Dafa.Dafa berjalan sambil membagikan beberapa lembar ujian pada muridnya. Dia memotong pembicaraan membuat para murid penasaran,kecuali Putri. Putri hanya yakin satu hal 'pasti bukan aku'."Silahkan dilihat dan saya akan memberi tau," ucap Dafa lagi. Pria itu begitu bertele-tele.Semua ekspresi murid terlihat biasa saja bahkan ada yang mengeluh akan nilainya. Berbeda dengan Putri yang sedang memelototi kertas yang ia pegang.'A-apa-apaan ini? Gak mungkin'"Dari ekspresi kalian saya bisa melihat siapa yang dapat nilai bagus," seru Dafa memandangi Putri."Putri, selamat." Semua pandangan kini tertuju pada Putr

  • MY SWEET(no) BRIDE   Night

    "Putri!" Suara teriakan Dafa menggema membuat Putri yang sedang belajar terlonjak kaget. "Apa?!" jawab Putri dengan teriakan. Dafa yang berada di ruang tengah itu berjalan menuju kamar. Dia membuka pintu dan menampakkan Putri yang sedang belajar. Raut wajahnya berubah lega ketika mendapati istrinya yang sedang membaca buku. "Pintar sekali, istriku," seru Dafa mendekat pada Putri. "Tapi kok sama rebahan baca bukunya." "Sejujurnya saya ini malas untuk membaca buku," timpal Putri. "Hobi kamu kan baca jadi seharusnya kamu seneng dong?" "Membaca novel bukan membaca buku pelajaran." Putri mendengus kesal pasalnya Dafa terus mengganggu dengan menanyai ini-itu. "Putri," "Mas, Putri ini mau belajar jangan di ganggu dong." "Maaf," ucap Dafa lirih lalu menundukkan Kepala nya. "Mending mas tidur aja deh." "Belum ngantuk." Dafa merebahkan dirinya di samping Putri. "Ya udah diem jangan ganggu!" Dafa ha

  • MY SWEET(no) BRIDE   Ardi Pramaja comeback

    Istrinya menghilang entah kemana dan dengan kebetulan dia mendapati seorang wanita yang di culik. Bantu selagi masih bisa. Sebenarnya Dafa tidak mau terlibat masalah orang lain, berhubung dia tau jadi ya ia bantu.Langkah kakinya berjalan mengendap-endap setelah lolos dari pandangan para penjaga yang berada di depan gerbang. Dafa memutuskan untuk memanjat pagar di bagian samping gudang. Dengan susah payah akhirnya dia sampai di dalam. Dafa berjalan seperti pencuri, sebuah celah persegi ia dapat dari netranya. Dia mendekat lalu mencoba memanjat beberapa tong yang menjulang tinggi sampai celah itu. Dafa sedikit menjinjitkan kakinya untuk bisa mengintip.Sedikit keyakinan yang dihilangkan ketidak percayaan. Netra Dafa mendapati gadis yang ia kenal, yang ia cari selama berjam-jam. Dia sedikit menyipitkan matanya, benar dia melihat Putri di dalam sana."Putri?""Kok dia ada di sini? Dia pingsan? Putri di culik?!"Dafa kaget bukan main

  • MY SWEET(no) BRIDE   Hilang!

    Malam ini Dafa disibukkan dengan kebingungan. Putri sembari tadi belum juga pulang padahal ia pamit untuk pergi ke supermarket dekat apartemen. Dafa bertanya pada pegawai supermarket tapi tidak ada satupun yang tau. Dafa membawa mobilnya untuk mengitari kota pada saat langit sudah gelap. Khawatir berada pada puncak. Pria itu mencoba menelfon istrinya tapi tak juga ada balasan.Sudah hampir dua jam Dafa mencari pucuk hidung Putri yang hilang. Dia sudah menghubungi Lastri tapi dia bilang tidak ada Putri di rumahnya. Semua keluarga itu dibuat panik dengan menghilangnya Putri. Dafa tidak bisa lapor pada pihak yang berwajib sebelum 24 jam. Dia terus melajukan mobilnya kencang sambil menoleh ke kanan-kiri. Sangat hancur.Dafa menghentikan mobilnya di jembatan. Lumayan sepi karena itu bukan jembatan umum. Dafa menenangkan dirinya sejenak menyenderkan tubuhnya pada pembatas jembatan. Dafa meremas rambutnya keras. "Aarrgghh." Dafa berteriak keras untung saja tidak a

  • MY SWEET(no) BRIDE   Kosong minus

    "PUTRI..... " Suara lantang Dafa terdengar sampai luar apartemen. Putri yang mendengarnya itu pun segera berdecak kesal dan melangkah dengan menghentakkan kakinya keras. Padahal dia hanya ingin mencari angin tapi Dafa itu tidak berhenti mengomel."Apa sih?"tanya Putri menggerutu saat sudah masuk ke dalam dan menghadap Dafa yang sudah siap di kamar Putri. Beberapa buku tebal berada di gendongan Dafa."Belajar! Besok loh tes nya,"ucap Dafa dengan lantang. Putri menggeleng membuat emosi Dafa semakin menguap. Kali ini peran Dafa adalah guru di rumah bukan sebagai seorang suami."Putri." Dafa memanggil sekali lagi membuat gadis itu menggeleng dengan cepat. Dafa membanting buku tebal itu di meja belajar Putri membuat Putri tersentak kaget. "Kebun bunga gak jadi." Dafa menekan lalu melangkah pergi membuat Putri membelalakkan matanya."Iya iya iya belajar,"ucap Putri dengan cepat sembari mendudukkan pinggulnya di kursi. Dafa itu kini berba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status