Share

Bab 84

Pov Romi

Aku berlari masuk ke rumah. Dalam pikiran hanya ada satu nama, mama. Aku sangat takut terjadi hal yang tak diinginkan terhadap wanita yang telah melahirkanku itu.

Rasa bersalah kembali menelusup di hati mengingat aku belum bisa memenuhi permintaannya. Tapi harus bagaimana jika Intan sendiri telah menolak. Walau tak bisa dipungkiri dalam hati sangat bersyukur dengan penolakan itu.

Sedikit berlari menaiki anak tangga hingga tak sengaja tangan terbentur pegangan tangga. Sedikit darah keluar dari siku kiriku. Aku tak perdulikan yang terpenting saat ini adalah keadaan mama.

Pintu terbuka hingga dengan leluasa aku bisa masuk ke dalam. Mama duduk bersandar dengan bantal sebagai pengganjal punggung. Bik Tuti setia menemani mama yang sudah membuka mata.

Aku mendekati wanita yang wajahnya terlihat pucat itu. Ku genggam tangan kanannya. Beliau begitu lemas, wajahnya pun pucat. Aku tak tega melihatnya.

"Kita ke rumah sakit ya, ma!" Mama menggeleng dengan tatapan lurus ke depan.

"Bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status