Share

Permintaan Warga

Author: Kurnia_cy
last update Last Updated: 2025-12-06 13:00:09

Pak RT terdiam sesaat. Pria berkemeja batik itu menoleh sekilas ke arah rombongan ibu yang berbaris di belakangnya kemudian berbalik menatap Viana. Tampak jelas di wajah pria paruh baya itu perasaan tidak enak hati.

Akan tetapi, pria itu juga menyadari bahwa sudah menjadi tanggung jawabnya untuk mendengarkan keluhan dari para warga yang dipimpinnya. Akhirnya, dengan memantapkan hati, beliau mulai angkat bicara.

"Begini, Mbak. Saya dan ibu-ibu ini datang kemari karena ada satu hal yang ingin kami sampaikan kepada Mbak Viana," sahut Pak RT.

Mendengar itu, Viana jadi bertanya-tanya dalam hati, ada masalah apakah sampai membuat Pak RT harus turun tangan langsung.

"Kalau gitu, ayo kita bicara di dalam saja Pak, Bu," ajak Viana.

Pak RT mengangguk dan dia lalu mengajak Bu Lela, Bu Tuti dan Bu Leni untuk ikut bersamanya masuk ke dalam rumah.

Viana mempersilakan tamunya untuk duduk dan dia segera ke dapur untuk membuat minuman bagi para tamunya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Madu Pemberian Ipar    Melancarkan Aksi (2)

    "Ayo, Randy! Kita pulang sekarang!" ketus Feyla dengan raut wajah setengah masam saat dia sudah berada di teras rumah dimana Yanto dan Randy sedang asyik bermain mobil-mobilan di lantai teras. Sikap ketus yang Feyla tunjukkan itu bukan lagi settingan tetapi sungguhan. Perasaan dongkolnya menyebabkan Feyla untuk sesaat lupa bahwa dia dan Runi tengah menjalankan sebuah sandiwara saat ini.Mendengar suara Feyla, dua lelaki berbeda usia itu serentak mendongakkan kepala menatap ke arah Feyla."Yah...kok cepat kali pulangnya, Ma. Randy kan lagi asyik main sama om Yanto," protes Randy.Mendengar nama Yanto disebut, seketika itu juga Feyla tersadar akan sikap ketusnya dan dalam hati dia merasa was-was dan berharap Yanto tidak sampai menyadari hal tersebut. Bagaimanapun juga, saat ini dia ingin membangun image sebagai perempuan baik yang lemah lembut di hadapan Yanto.Oleh karena itu, dengan cepat dia segera memasang senyum manisnya walau terkesan dipaksakan.

  • Madu Pemberian Ipar    Melancarkan Aksi (1)

    Feyla yang memahami makna kedipan mata tersebut mengangguk kecil."Mmm...ini, aku ke sini mau ngasih ini ke kamu," ucap Feyla seraya menyodorkan sebuah paper bag ke arah Runi."Wah, apa ini, Kak?" tanya Runi dengan wajah berseri.Memang hal inilah yang Runi harapkan dari sandiwara ini. Dia sengaja memilih hari ulang tahunnya untuk dijadikan momen mereka melaksanakan rencana mereka itu dengan tujuan agar Feyla datang ke rumahnya dengan membawa hadiah karena Runi sudah memperkirakan bahwa tidak mungkin Feyla datang ke sana dengan alasan memberi selamat ulang tahun kepada Runi tanpa membawa hadiah apa pun."Ini hadiah untuk kamu. Kamu ulang tahun kan hari ini? Selamat ulang tahun ya," ucap Feyla tersenyum manis sambil melirik sekilas ke arah Yanto yang masih setia menjadi penonton interaksi mereka berdua."OMG, ternyata Kakak ingat juga hari ulang tahunku. Wah, aku sungguh terharu sekali, Kak. Aku kira Kakak bakalan lupa karena kita sudah lama lost co

  • Madu Pemberian Ipar    Kunjungan Di Hari H

    Beberapa hari kemudian tiba lah hari yang dinantikan oleh Feyla dan Runi untuk menjalankan rencana mereka.Kebetulan hari itu jatuh pada hari Sabtu dimana Yanto hanya kerja setengah hari saja. Seharian itu Runi hanya berdiam saja di rumah, tetapi ekspresi wajahnya memancarkan kegembiraan. Hal tersebut membuat Yanto merasa heran."Kamu kenapa, Run? Abang lihat seharian ini kamu nampak happy terus. Kamu habis menang lotre, ya?" tebak Yanto di sore hari itu."Ini lebih dari sekedar menang lotre, Bang. Pokoknya aku gembira sekali hari ini," ujar Runi tersenyum lebar.'Gimana aku gak gembira, hari ini adalah langkah awalku untuk menjadi bagian dari keluarga orang kaya. Moga-moga kamu bisa diajak kerja sama, bang,' gumam Runi dalam hati."Ada apa, sih? Bilangin abang, dong. Kok main rahasia rahasiaan gitu," tukas Yanto penasaran."Aku gak mau kasih tau. Abang tebak saja sendiri."Yanto terdiam, tampak sibuk menerka-nerka dalam hatinya. Bebe

  • Madu Pemberian Ipar    Menyusun Rencana 

    Tring!Suara notifikasi chat masuk terdengar dari ponsel Feyla yang terletak di atas meja. Feyla yang sedang asyik bercengkerama dengan Randy seketika itu juga menghentikan aktivitasnya dan kini fokusnya teralih pada ponselnya itu."Runi?" gumamnya keheranan saat melihat siapa orang yang mengirimkan chat tersebut.Feyla langsung menatap Runi dengan bingung. Seolah mengerti akan kebingungan Feyla, Runi pun memberi kode kepada Feyla untuk membaca chat yang dikirimkannya.[Kak, ada yang pengen aku omongin sama kakak. Ini berhubungan dengan bang Yanto. Tapi aku tidak ingin Susi dan Randy ikut mendengarkannya. Jadi bisa kakak tolong untuk menyuruh mereka pergi dulu dari sini?]Kembali Feyla menatap Runi dan dibalas oleh Runi dengan anggukan kepalanya."Susi!" panggil Feyla akhirnyaSusi yang sedang asyik melihat-lihat sekitarnya tampak sedikit kaget ketika Feyla memanggilnya."Iya Bu, ada apa?""Tolong kamu pergi ke minimarke

  • Madu Pemberian Ipar    Kegusaran Feyla  

    "Hallo, Kak. Tumben ngajakin aku makan siang kali ini. Biasanya Kakak sibuk terus kalau aku ajakin," cetus Runi setengah menyindir ketika pada siang hari itu Feyla mengajaknya ketemuan sekaligus makan siang di restoran langganan Feyla.Feyla yang menyadari bahwa Runi tengah menyindirnya hanya tersenyum masam sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja."Sekarang langsung saja. Aku tidak mau banyak basa-basi. Apa kamu sudah ada rencana untuk mendekatkan aku dan abangmu?" tanya Feyla dengan sorot mata tajamnya yang terarah kepada Runi."Hah? Rencana?" Runi mengerjap – ngerjapkan kedua matanya dengan ekspresi melongo.Melihat itu, Feyla menghembuskan nafas kasarnya."Hhh...sudah kuduga. Kau benar-benar tidak bisa diandalkan, Runi," ucap Feyla dengan wajah yang kian masam.Kini Runi mengerti akan maksud pertanyaan Feyla itu."Ma-maaf, Kak. A-aku belum menemukannya, tapi kakak harus percaya bahwa aku terus berusaha untuk mencari c

  • Madu Pemberian Ipar    Cemburu Yang Tidak Pada Tempatnya.

    "Arrrghh...brengsek! Sialan! Kenapa susah sekali untuk mendapatkanmu, Mas Yanto. Sudah banyak hal yang kulakukan untuk menarik perhatianmu termasuk memberikanmu gaji di luar batas kewajaran, tetapi tidak sedikitpun kau menyadari semuanya itu. Malah dengan bangganya engkau mengajak istrimu itu makan-makan di restoran mewah yang sebenarnya tidak akan pernah bisa kau masuki dengan gajimu yang sebenarnya. Aku bahkan sampai di gosipkan oleh para karyawanku karena perhatianku yang terlalu mencolok padamu. Masih kurang apalagi pengorbananku, Mas? Orang lain saja bisa melihat betapa besar perhatianku padamu, tetapi kau malah tidak merasakannya sama sekali. Apa sebegitu bucinnya engkau pada istrimu itu, hah?!" teriak Feyla sendirian saat berada di dalam kamarnya.Feyla berjalan mondar-mandir di depan ranjangnya dengan tangan terkepal erat dan hati yang dibalut amarah dan cemburu.Kemudian dengan napas tersengal-sengal karena masih diliputi emosi, Feyla terduduk di pinggir ranja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status