Share

Berunding dengan Mbak Rara

Ketegangan terjadi cukup lama, peristiwa di udara itu tentu membuat kami merasa syok dan depresi. Hingga beberapa saat kemudian pesawat kembali stabil dan semua penumpang merasa lega.

"Mas, perutku sakit." Aku memegang perutku dengan erat.

Suamiku terlihat panik. "Sebentar, Dek. Aku carikan obat kamu dulu, ya."

Mas Tama membuka tasku dan menemukan obat pereda nyeri yang biasa aku konsumsi saat rasa sakitku tak bisa aku tahan.

"Minum, Dek." sebutir obat dan sebotol air mineral diberikan oleh Mas Tama.

"Mungkin karena kamu merasa ketakutan, jadi berpengaruh sama sakit kamu, Dek."

"Mungkin aja, Mas."

"Mudah-mudahan setelah minum obat, keadaanmu semakin membaik, ya."

"Aamiin… iya, Mas."

"Yaudah, kamu istirahat. Jangan tegang, yakin pasti selamat sampai tujuan. Hidup dan mati kita ada di tangan Allah. Kalaupun kita harus kehilangan nyawa disini, itu sudah takdir." Suamiku tampak tenang.

Meskipun aku merasa sedikit tenang, namun peristiwaa itu sangat membuatku ketakutan.

Belasan menit k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status