Home / Romansa / Magang Jadi Istri CEO / MJIC - 15 Kamu Serius, Rayhan?

Share

MJIC - 15 Kamu Serius, Rayhan?

Author: senjaaaaaa
last update Huling Na-update: 2025-07-14 20:00:26

Aku menoleh ke arahnya, menggelengkan kepala dengan wajah seolah menggambarkan mana gue tau. “Baru juga sampe kantor, mana belum lima menit,” ujarku setengah frustasi.

“Kalo ada apa-apa kabari gue, Kay,” ujar Fina yang kuhadiahi anggukan kepala sebagai jawaban.

Langkahku terasa berat ketika aku mulai menyusuri lorong koridor yang sepi, hanya suara ketukan sepatuku di lantai yang menggema dan menemaniku sampai akhirnya aku tiba di lantai eksekutif.

Begitu sampai di depan resepsionis, sekretaris pribadi Rayhan tersenyum kecil menyambutku, “Pak Rayhan titip file di meja, katanya biar dilanjutin sama kamu. Tadi pagi udah info ke saya,” ujarnya cepat, dan terdengar ...menggelikan?

Aku mengangguk canggung, “O-oh, siap, Mbak.”

Aku melangkah meraih pintu dan mebbukanya dengan perlahan. Ruangan itu terasa ... kosong dan hening. Tetapi, aroma parfum yang ia pakai pagi tadi, seakan masih tertinggal di dalam ruangan ini. Aku menoleh ke kanan dan kiri, tak ada meja kerja lain selain meja milik Ray
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 95 Salting?

    Botol toner yang berada di tanganku nyaris terlepas dari genggaman. Aku mengangkat wajahku ke arah cermin dan menatap sedikit terkejut ke arahnya, sementara jantungku sudah terlanjur berdetak dengan ritme yang cepat.“Nungguin ... a-apaan?” tanyaku dengan suara tertahan karena menggiggit bibir bawahku.Rayhan terlihat bangkit dari duduknya, lalu berjalan dengan santai dan mendekatke arahku. Senyum miringnya jelas membuatku makin nggak bisa bernapas dengan normal. “Ya ... nungguin, lah,” ujarnya menggantung, dan membuatku harus menebak-nebak apa yang ingin diucapkannya.Aku makin terperangah tak paham, mulutku sedikit terbuka seolah mencerna apa yang ada dipikiran Rayhan. “Ng—ngapain ... nungguin ...,” gumamku dengan terbata, detik berikutnya, tanganku bergerak dengan buru-buru dan menepuk-nepuk pipiku biar sadar.Grek.Rayhan mengungkung badanku dari belaknag, dengan kedua tangannya bertumpu pada meja rias di hadaanku. “Nungguin gantian kamar mandi, Kay,” bisiknya pada akhirnya.Aku l

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 94 Sexy Girl

    Aku makin panik dibuatnya, tanganku buru-buru meraih satu baju acak dari koper—entah apa—dan pouch skincare, lalu buru-buru menumpuk semua jadi satu dan mendekapnya dengan erat di dadaku.“Kayla ...,” suara Rayhan kali ini terdengar pelan tapi cukup jelas jika ia berdiri tepat di belakangku. Dan sebelum sempat aku berbalik, dia udah mencondongkan tubuhnya sedikit, menolehkan kepalanya untuk mengintip isi koper.“Eh—!!!” Aku refleks melotot, tanganku panik setengah mati. “JANGAN NGINTIP!” seruku cepat, dan buru-buru menutup koper dengan satu tanganku.Terlambat. Tatapan Rayhan jelas sudah menangkap sekilas warna-warni kain tipis yang menjuntai di dalam koperku dan membuatnya terkekeh pelan, lalu berubah menjadi tawa yang semakin keras. “Ya ampun ... ternyata kamu pinter juga nyiapin beginian,” ucapnya santai seraya menggelengkan kepalanya pelan. “Pantesan aja kamu panik.”Wajahku sudah merah padam, entah rasa malu seperti apa yang masih kumiliki saat ini. “Bukan urusan kamu!” sahutku c

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 93 Jebakan Baju Sexy

    Rayhan melepas genggamannya dengan santai, lalu melepaskan jas dan meletakkannya di sofa. “Hmm, iya. Aku yang minta staf hotel buat mindahin dari kamarmu ke sini,” jelasnya tanpa rasa bersalah. Sekali lagi, tanpa rasa bersalah.“Apa?! Kamu gila ya, Rayhan? Kenapa seenaknya banget sih!” kesalku tak terima.Dia menoleh pelan, menatapku dengan tatapan tajam tapi juga dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya. “Aku nggak mau kamu sendirian di kamar itu. Lagian ... mereka emang yang udah bikin settingan biar kamu akhirnya bareng sama aku, Kay.”Jantungku mencelos begitu saja. Aku masih berdiri kaku di depan pintu, nggak tahu harus marah, malu, atau ... harus berterima kasih sama Rayhan.“Rayhan! Kalo ujung-ujungnya koper aku di pindah ke sini ... harusnya aku nggak usah repot-repot nyuruh Fina buat ngumpulin anak-anak dong!” seruku kesal dengan nada yang tinggi.Rayhan menganggukan kepalanya santai, “Hmm ... iya juga sih,” sahutnya seenaknya.Aku mendengus keras lalu melangkahkan kakiku

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 92 Koperku di Kamar Rayhan?

    Aku meremas tanganku cukup keras, sementara tatapanku jauh melayang pada jendela di sampingku. Rasanya, aku udah nggak mampu buat terus-terusan ngelawan ucapan Rayhan yang masih saja menyudutkanku. Untuk beberapa saat, keadaan di dalam mobil terasa begitu sunyi, hanya ada suara mesin yang terdengar samar.Aku menarik napas panjang, lalu menoleh padanya. “Berapa menit lagi kita sampe ke hotel?” ujarku pada Rayhan.“Lima menit,” jawab Rayhan singkat.Aku mengangguk paham, lalu kembali menggulir ponselku dan mengirimkan pesan pada Fina. Tak sampai satu menit, ponselku bergetar dan memunculkan balasan dari Fina di atasnya.“Tenang aja, Kay. Gue udah cek semua dan kita udah kumpul di resto hotel. Ga ada yang keluar. Clear.”Aku menghela napas panjang, seakan separuh bebanku terangkat begitu saja. Oke ... aman. Seenggaknya nggak bakal ada yang ngeliat aku turun sama Rayhan.“Hotel aman,” ujarku pada Rayhan.Rayhan menoleh sambil menahan senyum di bibirnya. “Udah lega sekarang?” tanyanya ter

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 91 Rencana di Hotel

    Mobil sudah melaju dengan tenang di jalanan yang semakin senyap, lampu kota memancarkan cahayanya dan menerangi malam yang begitu gelap. Aku merapatkan tubuhku ke kursi, dan berusaha mengatur napas agar tetap tenang. Tapi pikiranku terus saja berputar, memikirkan bagaimana langkah selanjutnya yang harus aku ambil.“Rayhan ... nanti bakal ketauan nggak kalo kita beneran sekamar?” tanyaku terdengar lirih, sembari menatap ke arah jalanan di depanku, tetapi sudut mataku masih melirik ke arah Rayhan yang kini menyeir dengan satu tangannya.Rayhan mengerlingkan matanya sejenak, lalu senyum tipis tersungging di bibirnya. “Ya nggak apa-apa, dong. Malah enak kan? Gausah susah-susah nyembunyiin apapun lagi,” ujarnya dengan nada yang santai.Aku langsung mendesah keras, sambil mengusap wajah menahan resah yang semakin melanda. “Nggak mau ah ... jangan ngomong seenaknya gitu ...,” desahku menolak.Rayhan terkekeh dengan pelan, lalu menoleh ke arahku singkat sebelum kembali fokus pada jalanan di h

  • Magang Jadi Istri CEO   MJIC - 90 Nyebelin, tapi Suka Kan?

    Aku menelan ludah dengan susah payah, sementara jantungku udah berdetak nggak karuan. “A- ehm enggak, kok,” jawabku dengan asal.“Enggak apa, hm?” tanyanya semakin memojokkanku dengan tatapan yang menembus tepat di jantung pertahananku. “Aku ke toilet bentar,” ujarku dengan buru-buru menggeser kursiku ke belakang tanpa menunggu jawabannya lagi.Langkahku cepat menyusuri satu per satu meja yang ada di ruangan ini untuk menghapai toilet yang berada dibelakang restoran, sesekali aku meremas tanganku yang masih sedikit gemetar dengan perasaan yang sulit kujelaskan. AC yang seharusnya membuat udara terasa dingin, kini sama sekali nggak bisa menurunkan panas yang ada di wajahku.Begitu tubuhku masuk ke dalam toilet, aku langsung menunduk ke wastafel dan menatap bayangan wajahku sendiri di cermin dan menghela napas panjang. “Hhh ... gila, Kayla ... kenapa sih lo jadi gugup gini?” gumamku pelan, dengan berusaha menormalkan napasku lagi.Aku memutar keran dengan perlahan, lalu membasuh tangan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status