Share

Arah dan Tujuan

Bang, kasih tau kak Aini Hendra masih bobok. Mey pergi terus takut telat.” 

“Mey? Sampai kapan kamu kek gini! Apa sih yang kamu cari … kasian Hendra ditinggal terus, Mey?!” 

“Aku harus kerja, Bang? Udahlah.. stop ngurusin aku. Baiknya, abang cari pekerjaan sana--”

“Baik. Abang akan cari pekerjaan tapi tolong! Tolong kamu berhenti dari perusahaan itu.” Meylani menatap suaminya dari pantulan cermin di mana Halim baru saja bangun dan duduk di pinggir tempat tidur memperhatikan sang istri sedang berdandan. Entah kenapa, pria itu mulai keberatan dengan sistem kerja istrinya yang pergi pagi, pulang malam sementara buah hati mereka seharian penuh dalam kasih sayang Auntinya. 

“Apa abang bilang. Berhenti!” Wanita itu membalikkan badan menghadap sang suami. 

“Tidak akan pernah. Abang tau kenapa! Karena Mey yakin. Abang tidak akan pernah mendapat pekerjaan, karena kerjaan abang itu selalu mabuk-mabukkan. Oh, abang lupa? Gak di Australi, gak di kampung, kerja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status