Share

Bab 3

Seminggu kemudian.

Nazwa terpaksa menyudahi kesendiriannya tatkala mendapat telepon dari ibu mertuanya yang mengabarkan bahwa Reza sudah siuman. Wanita berpakaian syar'i itu pun buru-buru kembali ke ruang ICU.

"Dari mana saja kamu, Nazwa?" tanya sang ibu mertua ketika dia masuk ruangan dan menutup pintu. Mama Rissa menatapnya sinis. Nazwa tahu sikap Mama Rissa berubah padanya sejak mengetahui dia belum bisa kasih keturunan sampai hari ini.

Mama Rissa yang dulu awalnya baik luar biasa lenyap entah kemana. Ditambah lagi ibu mertuanya itu tahu jika  Reza kecelakaan karena kesalahannya. Sikap ibu mertuanya jadi makin ketus. Untung saja kini Reza bisa disembuhkan dan sudah siuman. Kalau tidak mungkin mertuanya membencinya seumur hidup.

"Aku habis dari mushola, Ma," jawab Nazwa sambil memegangi pipi, berharap wajahnya tak terlihat habis menangis. Ya, hampir seharian ini Nazwa menangis di mushola, mengadu kepada Allah atas sulitnya masalah yang dia hadapi. Dia menatap sang ibu dan bapak mertua yang juga ada di sana, bergantian.

Mama Rissa menghela napas. "Kamu ini gimana, sih? Suami sakit bukannya dijagain. Suamimu udah sadar tuh."

Nazwa menatap suaminya yang sudah sadar di atas tempat tidur, dia memaksakan senyum. "Maaf, Ma. Tadi aku habis sholat. Alhamdulillah, kalau Mas udah sadar."

"Sholat kok lama banget." Lagi-lagi Mama Rissa menghela napas. "Ya udah. Reza kan juga udah sadar. Dari tadi kami yang jagain dia. Sekarang giliran kamu jagain dia, ya. Mama sama Papa mau izin pulang sebentar," beritahu Rissa yang lantas menoleh ke suaminya.

"Oh, iya, Ma." Nazwa mengangguk.

"Papa pulang dulu, ya, Nazwa. Jaga dirimu dan suamimu baik-baik. Kalau ada apa-apa beritahu kami." Galih, sang bapak mertua ikut berpesan. 

Kedua suami-istri itu lalu keluar ruangan. Nazwa masih memperhatikan pintu yang ditarik oleh mertuanya dari luar bahkan ketika pintu itu sudah tertutup.

Nazwa lantas mengalihkan pandangan. Matanya langsung bertumpu pada beberapa parsel buah yang disertai kartu ucapan 'semoga lekas sembuh' di atas nakas. Barang-barang itu pemberian teman-teman Reza sesama dokter yang datang menjenguknya tempo hari.

Tapi tidak ada kartu ucapan bertuliskan nama Nabila. Dan sampai hari ini batang hidung perempuan itu tidak muncul. Padahal Nazwa sangat ingin bertemu dengannya.

"Nazwa." Panggilan Reza yang masih terbaring di tempat tidur, menyadarkannya.

"Iya, Mas?" Nazwa duduk di kursi samping ranjang rumah sakit, tempat Mama Rissa duduk tadi.

Reza melirik Nazwa. Dia menyadari ada yang berbeda dari Nazwa. Kelopak mata istrinya terlihat bengkak, perempuan itu pasti banyak menangis. Dia pun lantas teringat dengan Nazwa yang menyaksikan perselingkuhannya dengan Nabila. Perasaan bersalah menyergapnya.

"Alhamdulillah, Mas. Kamu udah sadar," ucap Nazwa lagi sambil menilik tubuh suaminya dan memegang tangan suaminya.

Tangan Reza yang terpasang selang infus bergerak memegangi pipi istrinya. "Matamu bengkak, kamu pasti banyak nangis, ya?" 

Mengingat apa yang menyebabkannya menangis membuat Nazwa kembali teringat dengan adegan kemesraan itu. Sungguh menyakitkan setiap kali diingat.

"Kamu nangisin aku?" tanya Reza lagi. "Jangan nangis ...."

Harusnya kata-kata itu terdengar menentramkan hati dan menyenangkan. Tapi kali ini, Nazwa tidak senang mendengarnya. Rasa benci kembali menyergapnya.

Nazwa lalu melepas tangan suaminya dari wajahnya. "Kamu sendiri yang buat aku menangis, Mas."

Reza diam. Dia tahu dia yang salah.

Nazwa menggeleng. Air mata mulai bercucuran kembali. "Nggak pantas kamu ngomong begini. Aku b--" Nazwa ingin mengatakan 'aku benci kamu' tapi rasanya juga tak pantas berkata demikian di depan suami yang sedang sakit. Hingga kalimat itu tertahan. Dan wanita itu hanya bisa terisak lagi dengan bibir bergetar dan memegangi pipinya yang basah air mata. Dia tak bisa menyembunyikan kecemburuan dan rasa sakitnya seberapa kuat pun dia mencoba.

"Apa lagi yang mau kamu jelaskan? Akui aja kalau kamu memang berselingkuh. Aku udah telanjur tahu semuanya. Justru kalau kamu menyangkal, aku makin sakit, Mas."

"Maafin aku," lirih Reza. Ungkapan maaf Reza itu menyiratkan kalau dia mengakui dirinya berselingkuh.

"Jadi benar kan Mas kamu selama ini selingkuh dari aku?!"

"Tapi aku bisa jelaskan semuanya, Sayang." Reza berujar pelan.

"Tega sekali kamu, Mas! Apa kurangnya aku selama ini, Mas? Apa?!" Intonasi bicara Nazwa meninggi. Tak kuasa menahan gejolak emosi yang dia tahan sejak tadi. Lalu ekspresinya berubah kala teringat sesuatu. "Oh, apa karena aku belum bisa kasih kamu keturunan, makanya kamu selingkuh?!"

"Bukan itu, Sayang." Reza menggeleng.

"Lalu apa?!"

"Maafin aku," ucap Reza terlihat pasrah. "Tuhan sudah menghukumku. Kumohon kamu jangan menghukumku lagi."

Nazwa menggeleng lagi. "Apa pun alasannya yang kamu lakukan itu dosa besar, Mas! Kamu udah punya pasangan halal, tapi kamu masih mencari yang lain yang haram untuk kamu sentuh. Apa kamu nggak pikirkan itu?!"

"Iya, aku tahu," lirih Reza. "Aku khilaf, Nazwa ...."

"Khilaf? Kalau aku minta kamu jauhi perempuan itu sekarang, bisa? Jangan hubungi dia lagi. Hapus nomornya, bisa?!"

Reza malah diam. Dan itu cukup menjawab pertanyaan Nazwa bahwa suaminya tidak bisa  meninggalkan perempuan itu.

"Kamu boleh marah semarah-marahnya. Tapi aku mohon Mama dan Papa jangan sampai tahu masalah ini, ya. Biarkan semua terlihat baik-baik saja." Reza malah membicarakan hal lain. Hal itu membuat perasaan Nazwa makin sakit.

Nazwa terdiam lama sebelum akhirnya menjawab. "Tenang aja kok, Mas. Aku nggak akan membeberkan masalah perselingkuhanmu dengan siapa pun."

Reza tersenyum. "Makasih, Nazwa."

"Aku lakukan ini semua karena aku nggak mau mengecewakan orang tua kita. Bapakku, Papa dan Mama. Jangan mentang-mentang selama ini aku selalu baik ke kamu dan diam aja, lalu kamu jadi seenaknya menyakiti perasaanku dengan berselingkuh, ya, Mas?!"

"Aku minta maaf, Nazwa." Lagi, hanya itu yang bisa Reza katakan.

"Maaf, maaf terus! Coba sekarang kamu jelasin apa salah aku sampai kamu tega berselingkuh sama mantanmu itu?!"

***

Aprillia D

Ikuti trus kelanjutannya ya Gaes!!

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status