TERJERAT CINTA HOT MOMMY

TERJERAT CINTA HOT MOMMY

Oleh:  Na_Vya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
33 Peringkat
123Bab
104.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Raffa Anggara (23 tahun) menjadi seorang lelaki penghibur paling dicari oleh para wanita kesepian yang haus belaian di sebuah klub malam ternama di Jakarta. Kelihaiannya dalam menyenangkan kliennya yang seksi, kaya, dan haus akan kepuasan, membuat Raffa jadi rebutan. Penawaran jadi suami simpanan sampai suami resmi selalu berdatangan ke Raffa. Namun, semua itu ditolak oleh sang Casanova yang tidak percaya cinta dan benci komitmen. Suatu hari, Raffa dipertemukan dengan klien baru yang benar-benar sangat berbeda dari yang lainnya. Sosok wanita kesepian itu berhasil membuat sang Casanova itu bertekuk lutut, hingga bersedia memberikan seluruh hidupnya bahkan nyawanya sekali pun. Siapakah dia?

Lihat lebih banyak
TERJERAT CINTA HOT MOMMY Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Na_Vya
holaaa... baca buku baruku yuk! Judulnya 'Dosa Termanis dengan Calon Iparku'
2023-08-31 14:38:58
2
user avatar
Khasfi Maulana Ahsan
Mau komen takut digigit... Hihi... Tapi keren, untuk pembuka peran sama karakter masing masing tokoh enak dimengerti. Nggak banyak Basa basi juga dalam pengenalan tokoh... Semangat Thor, udah aku masukin rak ya, mau buat referensi juga... Hihi, lancar terus Thor....
2023-06-07 15:47:32
1
user avatar
Ro66y 33n
mannnntttaaappp
2022-10-16 23:07:50
3
user avatar
Atiah
susah nya jadi cewek itu selingkuh salah tapi kaga selingkuh suami seenak nya cewe ama cowok lain dianggap ga bener giliran cowok kadang sesuka nya itulah wanita cuma bisa nangis dan sabar
2022-10-02 06:00:17
4
user avatar
Atiah
cerita nya bagus bikin penasaran jadi pingin baca lagi
2022-10-02 05:56:30
3
user avatar
Ghostriz
Ceritanya baguus. Mungkin aku bakalan kyk Belinda kalau prtama kali masuk ke diskotik dan ketemu cowok seganteng Raffa :') gugup tapi excited
2022-08-30 16:23:22
3
user avatar
Na_Vya
Hola²! Novel terbaru aku udh publish ya, Say ... ayo mampir dan ramaikan! Jangan lupa kasih dukungan kalo kalian suka sama ceritanya. Maacih...
2022-08-17 12:45:09
0
user avatar
Na_Vya
Hola! Author ada cerita baru nih, genk's! Tapi baru bisa dibaca di web ya, hihii... Soalnya lagi pengajuan kontrak. Doain, semoga lulus dan cepet publish. Kalo kalian mau baca silakan cari Judulnya. Simpanan Tunangan Tuan Presdir, ya say ... mamacih......
2022-08-04 16:52:07
1
user avatar
Manatin
knpa belum up
2022-07-25 11:41:21
2
default avatar
sipayungputra072
ko blm update LG y
2022-05-26 14:57:56
1
user avatar
Thacika
keren bngt kak, karakter tokohnya kuat apa lagi Tante Rika ......syuka bgt...️...
2022-04-26 21:55:29
2
user avatar
Hisa NK
makin uwuuu makin panas, ah keren
2022-04-26 04:48:13
1
user avatar
Cucu Suliani
Mau dong dibelai
2022-04-22 11:41:32
1
user avatar
Jinada
bucin banget >.<
2022-04-22 11:39:39
1
user avatar
Na_Vya
Author mau ngucapin terima kasih buta yang udah baca cerita si Raffa dan Mami Bel. Terima kasih juga buat yang udah dukung dan ngasih vote ke cerita author ini. Salam sayang dari author ^^
2022-04-20 05:15:01
1
  • 1
  • 2
  • 3
123 Bab
RAFFA SANG CASANOVA.
Di sebuah klub malam ternama di ibu kota tepatnya di daerah kawasan Semanggi Jakarta Selatan, hingar-bingar gemerlapnya dunia malam seakan tak pernah surut dari tempat itu. Sebagian dari mereka yang datang, bertujuan melepas penat dengan menghibur diri di diskotik yang selalu dipenuhi pelanggan. Dari kalangan muda bahkan yang sudah berkeluarga. Suara dentuman musik DJ yang memekakkan telinga, seolah menghipnotis orang-orang yang berada di atas lantai dansa. Berjoget, bergoyang, bahkan ada yang saling bercumbu dengan bebasnya tanpa rasa malu. Mereka semua terlena dengan suasana malam yang semakin panas dan bergelora. Sementara di sudut klub itu, seorang pemuda tengah duduk berdampingan dengan seorang wanita dewasa. Penampilan wanita itu sangat mencolok, terlihat dari warna lipstik yang dia pakai malam ini. Warna merah menyala senada dengan gaun mini sepaha model sabrina, berbelahan dada sangat rendah. Tampak menyembul bongkahan kenyal dan ter
Baca selengkapnya
MENGHABISKAN MALAM PANAS.
   "Mami enggak mungkin pindahin Raffa. Dia sumber uang Mami," ucap Mami Kumala masih dengan alasan yang sama. Dia tidak dapat memindahkan Raffa di klub cabang miliknya. "Terus Axel gimana, Mi? Axel semakin sepi pelanggan." Pemuda itu menyugar rambut hitam pekatnya dengan gusar. Mami Kumala tersenyum, lalu berucap, "Kamu enggak usah khawatir. Mami tadi dapet telepon dari pelanggan yang biasa menyewa jasamu." Axel mendongak menatap Mami Kumala dengan mata berbinar. "Serius, Mi?" tanyanya. Mami Kumala mengangguk. "Serius donk! Masa mami bohong sama kamu." Kemudian Mami Kumala mengirim chat ke ponsel Axel. "Mami udah kirim alamat hotelnya. Kamu tinggal dateng aja. Dia udah nungguin di sana." Kening Axel mengernyit. "Dia siapa, Mi?" tanyanya lagi. 
Baca selengkapnya
NGERJAIN VANO.
Pukul sepuluh pagi Raffa terbangun dari tidurnya. Pemuda itu baru bisa tidur pukul tiga pagi, usai melayani Tante Rika yang sekarang ini masih terlelap di sampingnya tanpa mengenakan sehelai kain. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Raffa beranjak dari ranjang dengan hati-hati, agar Tante Rika tidak merasa terganggu. Dia lantas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemen. Membasuh seluruh tubuhnya yang kekar di bawah kucuran air shower, sembari merenungi semua kelakuannya selama ini. Dalam benaknya, selalu tersirat rasa penyesalan, seusai melayani para kliennya. Raffa merasa, harus sampai kapan dirinya melakoni profesinya ini. "Andai Ayah enggak ngremehin gue. Mungkin gue enggak akan jadi kayak sekarang." Bibirnya bergumam dalam guyuran air dingin yang berasal dari shower. Mendinginkan otak dan hatinya yang memanas, bila mengingat kejadian tiga tahun yang l
Baca selengkapnya
TERGIUR TANTE DINI.
  Vano cuma memakai celana bokser pendek tanpa memakai baju, berjalan ke luar kamar dengan langkah gontai. Dia masih terkantuk-kantuk, sebab baru memejamkan mata sekitar dua jam yang lalu. "Semalem lu diboking siapa?" tanya Raffa begitu Vano ada di depannya, tengah duduk sambil menelungkup di atas meja. Sedangkan Raffa menikmati minuman kaleng bergambar bintang favoritnya. "Gue semalem diboking Tante Alda," jawab Vano masih di posisi yang sama. Matanya benar-benar masih mengantuk, hingga menjawab pun dia tidak memiliki tenaga. Raffa berdecak. Dia kesal dengan Vano yang selalu seperti itu—tidur di apartemennya tanpa permisi. "Abis berapa ronde, lu? Sampe teler gitu." "Cuma dua, kok. Lu tau sendiri, kalau Tante Alda pelitnya minta ampun. Enggak kayak tante-tante yang piara lu selama ini." Vano menegakkan tubuhnya, menyandarkan punggung lalu mengusap
Baca selengkapnya
KLIEN BARU.
"Ekhm!" Vano sengaja berdeham sangat keras diantara bisingnya suara musik DJ, guna menginterupsi kedua manusia yang tengah asyik bercanda di depan matanya.    Dia merasa dongkol, sebab Raffa dan tante Dini tidak menganggapnya.    Tante Dini seketika mengalihkan pandangannya ke Vano.    "Eh, ada Vano," serunya yang baru menyadari keberadaan Vano.    Vano menyeringai, memamerkan deretan giginya yang putih dan bersih dengan terpaksa.    "Hai, Tan." Pemuda itu membungkukkan badan lalu cipika-cipiki dengan tante Dini. "Udah lama enggak ke sini, Tan," tanyanya kemudian.    Selanjutnya dia duduk di samping Raffa yang menatapnya datar.
Baca selengkapnya
BELINDA YANG POLOS.
  "Hem, kita mau ke mana?" Belinda bertanya kepada Raffa yang tengah sibuk menyetir. Wanita bermata biru itu tak henti memandang ke arah luar jendela, yang menurutnya sangat asing. Dua puluh menit yang lalu, Raffa membawanya pergi dari diskotek. Tanpa mengatakan apa pun, pemuda tersebut mengajaknya ke suatu tempat yang biasa dikunjunginya. "Kita ke hotel. Emang mau ke mana lagi? Kalau enggak ke sana." Raffa menjawab pertanyaan Belinda dengan gaya khasnya yang datar dan suara yang terdengar dingin. Belinda sontak menoleh ke samping—menatap pemuda yang baru saja dikenalnya dengan alis tertaut. Seperti orang bodoh, Belinda yang sama sekali belum paham dengan apa yang tengah dilakukannya jelas melontarkan pertanyaan konyol. "Hotel?" Raffa cuma mengangguk tanpa bersuara. Meski dalam benak pemuda itu merasa aneh dan bertanya-tanya.
Baca selengkapnya
MENCICIPI TANPA PERMISI.
Belinda meremang manakala tangan Raffa mulai memeluk pinggangnya dari belakang dengan posesif. Sementara tangan lain pemuda itu menyibak rambut Belinda ke samping bahu, hingga mengekspos leher jenjang perempuan bermata bulat tersebut. Aroma parfum vanila seketika menguar dan membuat Raffa semakin tidak sabar ingin mengecupnya. Kulit putih mulus leher Belinda, seakan menggodanya. Bak orang yang terhipnotis, Belinda tidak dapat mencegah atau menolak perlakuan Raffa padanya. Aliran darahnya memanas, ketika pemuda itu mendaratkan kecupan di lekuk lehernya. Belinda terpejam, dengan suara desah*n tertahan di bibirnya yang tipis. Kedua tangannya mengepal kuat di sisi tubuh, dengan debaran jantung yang hampir meledak. Sensasi yang belum pernah dia rasakan sama sekali itu, telah berhasil mengacaukan cara kerja otaknya. Sentuhan-sentuhan jemari Raffa pada setiap inci tubuhnya, seolah memberi sinyal kepada sesuatu di dalam dirinya
Baca selengkapnya
TEMENIN NGOBROL AJA.
  Sementara di diskotek, Vano terlihat tengah dicecar berbagai pertanyaan oleh Axel. Pemuda itu nampak sangat tidak menyukai Axel yang terkenal dengan sikap kasarnya. Sejak satu jam yang lalu mereka duduk di meja bartender sambil menunggu chat dari Mami Kumala. "Jadi, temen lu baru dapet pelanggan baru?" tanya Axel yang sudah ke sekian kalinya. Vano berdecak mendengar pertanyaan-pertanyaan yang sangat membosankan baginya. Dia sangat mengenal Axel, yang sejak dulu tidak menyukai Raffa—sahabatnya. "Astaga ... itu mulu yang lu tanyain, Bang! Enggak ada yang lain apa?" ucap Vano sambil menggelengkan kepalanya berulang. "Ada sih yang mau gue tanyain ke elu. Tapi gue enggak yakin, lu mau jawab jujur apa enggak." Axel menyeringai, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Apaan?" "Temen lu dukunnya orang mana? Pakek sus
Baca selengkapnya
TERKESIMA DENGAN BELINDA.
  Paginya Raffa terbangun dari tidurnya dengan perasaan tak karu-karuan. Bayangkan saja, dia yang biasanya menghabiskan malam bergelora dengan para pelanggannya. Semalaman dia dan Belinda tidur bersama, tetapi cuma saling memeluk satu sama lain, tanpa melakukan apa-apa. Alhasil, Raffa yang notabene sang pemain, harus menahan diri untuk tidak menyerang Belinda habis-habisan. Mati-matian dia menekan hasratnya yang tersulut tanpa tersalurkan. Kemolekan tubuh perempuan di sampingnya ini sangat menggoda. Sayangnya, Raffa tidak dapat menyentuh atau berbuat lebih. 'Cantik, tapi sayang enggak bisa gue icip.' Raffa membatin sambil memandangi wajah Belinda yang tertidur di lengannya dengan nyaman. Nampak sangat polos dan menggemaskan. Saking gemasnya, Raffa kembali mencuri ciuman dari bibir Belinda yang sangat menggoda. Setelah mengecupnya, dengan hati-hati Raffa mengangkat lengannya.
Baca selengkapnya
PENYESALAN TAK BERKESUDAHAN.
  Hari ini Raffa mungkin sedang berbaik hati. Entah kena angin apa dia menawarkan diri untuk mengantar Belinda pulang. Hal itu tentu saja membuat Vano jadi terheran-heran, lantaran sahabatnya itu tidak pernah sekali pun mengantar para pelanggannya pulang. "Eh, lu serius mau nganter si Tante Belinda pulang?" Vano bertanya kepada Raffa yang sekarang ini sedang berganti baju di kamarnya. Sedangkan Belinda menunggu di luar. Perempuan itu tengah menikmati sarapan yang khusus dipesankan Raffa. "Seriuslah," ucap Raffa sembari menyisir rambutnya yang sudah diberi gel rambut. "emangnya kenapa? gue liat lu kayak orang enggak percaya gitu." Dia menyemprotkan parfum ke seluruh badan. Raffa terlihat sangat tampan dan menawan. Walau hanya memakai kaos berkerah dengan celana kinos selutut berwarna hitam. Penampilan pemuda itu cukup menarik perhatian para wanita di luar sana. 
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status