Share

5. Bertemu Lagi

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-09-17 22:18:57

Vanya berdiri di depan pintu kamar Hansel. Dia ragu, apakah harus mengetuk pintu, atau lansung masuk. Setelah berpikir cukup lama, Vanya memutuskan pergi untuk kembali ke kamarnya.

Pada saat Vanya berbalik dan berjalan pergi, pada saat yang sama Hansel membuk pintu karena ingin mengambil air minum. Hansel melihat sosok Vanya berjalan menuju tangga,  dan menuruni tangga perlahan.

Hansel hanya diam. Dia kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamarnya.

***

Keesokan harinya ...

Vanya datang ke kantor setelah bertemu rekan bisnis di luar.

Seseorang segera menghampiri Vanya yang hendak masuk ke dalam ruangannya.

"Bu Presdir ..."

Vanya memalingkan pandangan, melihat salah seorang stafnya menghampiri dan memanggil.

"Ya? Ada apa?" tanya Vanya.

"Bu, ada tamu. Model yang kamarin kita bahas di rapat, dia sudah datang bersama managernya. Mereka menunggu di ruang tunggu."

"Hah? Kok dia datang. Apa percobaannya hari ini?" tanya Vanya bingung.

"Seharusnya lusa, tapi lusa dia ada urusan di luar kota. Bisanya hari ini. Kayaknya Betty lupa kasih tahu Ibu deh."

"Di mana Antonio?" tanya Vanya.

"Pak Antonio sudah menemui mereka sebagai perwakilan."

"Tolong kamu panggil dia. Suruh ke ruangan saya ya," kata Vanya.

"Baik, Bu."

Vanya segera membuka pintu ruang kerjanya dan masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Dia berjalan cepat menuju meja kerjanya. Meletakkan tas, kemudian duduk bersandar.

Vanya melihat sebuah dokumen di atas meja, dibukanya berkas dokumen itu dan dilihatnya. Dokumen itu adalah data profil dan foto dari Charlexon.

Vanya memejamkan mata. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan napas perlahan.

"Gila ... tidak tahu kenapa, aku merasa lelaki ini sangat berbahaya. Sebaiknya aku menghindarinya. Jangan sampai terlibat dengannya semakin dalam," kata Vanya dalam hati. Sembari memikirkan kejadian-kejadian di malam sebelumnya yang dilakukan Charlexon padanya.

Vanya membuka mata dan menatap lekat dokumen di tangannya. Dibacanya dengan cermat apa yang tertulis di dalam sana.

"Pengalamannya cukup banyak. Kayaknya benar, Dia memang top model di negara asalnya sana. Gimana ya? Apa aku tolak saja dia dan gantikan dengan model yang lain? Kalau begitu pasti akan memakan banyak waktu lagi. Sedangkan jadwal pemotretan semakin dekat," ucap Vanya dalam hati bimbang.

Tiba-tiba saja Vanya teringat akan kejadian sebelumnya. Saat dia dibantu Charlexon, sampai akhirnya mereka menghabiskan malam bersama.

"Bu, Bu Presdir ..."

"Bu ..."

"Bu Presdir ..."

Antonio menepuk tangan Vanya yang ada di atas meja. Membuat Vanya terkejut.

"Eh, ah ... oh, kenapa kamu nggak ketuk pintu dulu?" tanya Vanya. Begitu melihat Antonio.

"Saya sudah mengetuk pintu seratus kali, tetapi anda tidak mendengar. Jadi, saya langsung masuk. Maafkan kelancamgan saya," jawab Antonio.

"Ya, nggak apa-apa," jawab Vanya.

Antonio mengerutkan dahinya, "apa yang anda pikirkan, sampai begitu serius? Bahkan anda tidak mendengar meski sudah berkali-kali saya panggil," tanyanya penasaran.

"Bukan hal penting. Cuma kerjaan aja," jawab Vanya berbohong.

"Ada apa anda memanggil saya, Bu?" tanya Antonio.

"Aku tadi dengar kamu pergi menemui Charlexon  si top model itu dan managernya. Apa benar?" tanya Vanya memastikan.

"Benar. Saya memang menemui mereka dan sedikit mengobrol. Apa anda ingin menemui mereka?" tanya Antonio.

"Kapan pemotretannya?" tanya Vanya.

"Sekitar sepuluh menit lagi," jawab Antonio.

"Ok, aku akan ke studio buat lihat langsung pemotretannya.  Kamu boleh kembali," kata Vanya memerintah.

"Anda nggak menemui modelnya?" tanya Antonio.

"Nggak sekarang. Nanti saja setelah pemotretan. Aku sibuk. Mau baca e-mail," jawab Vanya.

"Baiklah kalau begitu. Saya permisi," kata Antonio berpamitan.

Antonio segera pergi meninggalkan ruangan, dan Vanya langsung menyalakan komputernya.

***

Di studio ...

Vanya datang dan melihat langsung proses pemotretan. Pemotretan hari itu dilakukan sebagai percobaan. Dan telah disetujui kedua belah pihak.

Vanya menatap lekat Charlexon yang sedang berpose. Setiap gerakan Charlexon begitu menggoda dan mempesona.

"Dia memang sangat berkharisma. Nggak salah kalau malam itu langsung ku terkam,"  kata Vanya dalam hati.

"Dia sangat tampan. Bukan begitu, Bu Presdir?"

Vanya keget saat stafnya tiba-tiba muncul.

"Bagaimana menurut anda? Apakah sudah cocok?"

"Lumayan," jawab Vanya.

"Permisi, Bu. Saya membawa seseorang bersama saya," kata Antonio.

Vanya menatap Asistennya, lalu menatap seseorang yang disamping asistennya.

"Perkenalkan, ini adalah manager dari model Charlexon. Pak Manager, beliau adalah Presdir kami," kata Antonio memperkenalkan Damian dan Vanya.

"Halo, Bu Presdir. Saya Damian, managernya Charlexon. Senang bertemu dengan anda," ucap Damian.

"Halo, saya Vanya. Senang bertemu anda,"  jawab Vanya.

"Terima kasih untuk kesempatan yang sudah diberikan. Saya yakin, Charlexon tidak akan mengecewakan,"  kata Damian.

"Saya harap demikian," jawab Vanya.

Setelah berbincang, mereka semua kembali fokus untuk melihat pemotretan Charlexon.

Setelah hampir lima belas menit, akhirnya pemotretan pun selesai. Charlexon menyapa dan tak lupa berterima kasih kepada semua kru dan tim yang ada di studio.

Damian memberikan sebotol air pada Charlexon, dan Charlexon segera menerima dan langsung minum.

"Kerja bagus, Lex. Posenya tadi sangat-sangat keren," pujo Damian.

"Iya, iya. Nggak perlu muji berlebihan. Sudah selesai 'kan? Kalau sudah aku mau pulang," kata Charlexon.

"Eh, jangan jadi orang yang nggak sopan. Sebelum pulang, kita harus ketemu Bu Presdir dulu," kata Damian.

"Harus ya?" tanya Charlexon memastikan.

"Ayo," ajak Damian.

Damian dan Charlexon berjalan mendekati seseorang yang tampak sedang sibuk melihat-lihat foto.

Charlexon mengamati seseorang itu dari kejauahan. Dia mengerutkan dahinya.

"Kok dari belakang kayak nggak asing ya?" gumamnya.

"Apa?" tanya Damian. Yang mendengar gumaman Hansel.

"Oh, bukan apa-apa kok," jawab Damian.

"Permisi, Bu ..." kata Damian.

Vanya langsung memalingkan pandangan. Melihat Vanya, membuat Charlexon terkejut sekaligus senang.

"Halo, Bu. Maaf mengganggu waktu anda. Saya ingin memperkenalkan model saya. Silakan," kata Damian.

"Oh, ya. Halo, saya Vanya. Senang bertemu dengammu," kata Vanya memperkenalkan diri.

"Halo, Bu. Saya Charlexon. Senang bertemu anda," kata Charlexon.

Keduanya saling berjabat tangan. Saat Vanya ingin menarik kembali tangannya, tanganya justru dicengkram erat oleh Charlexon.

Dahi Vanya berkerut. Dia menatap tajam ke arah Charlexon.

"Apa-apaan dia ini?" tanya Vanya dalam hati.

Charlexon lekat menatap Vanya, "ingin aku lepaskan? Jangan harap," katanya dalam hati.

Vanya tersenyum lebar, "maaf, Tuan Charlexon. Sepertinya anda terlalu bersemangat sampai mencengkram tangan saya ya?" katanya.

Charlexon kaget, begitu juga Damian.

Damian menyiku lengan Charlexon, "hei, apa yang kamu lakukan? Sudah gila ya?" kata Damian berbisik.

Seketika Charlexon melepaskan tangannya. Sedangkan Vanya langsung melemaskan tangannya yang dicengram Charlexon.

"Maafkan saya, Bu," kata Damian.

"Untuk apa anda minta maaf? Memangnya yang salah anda?" tanya Vanya.

"Bukan begitu, Bu. Saya hanya merasa bersalah. Saya akan mewakilinya meminta maaf,"  kata Damian.

"Anda nggak salah. Jadi berhenti buat menyalahkan diri," kata Vanya. Menatap tajam kearah Charlexon.

Sadar akan kesalahannya, Charlexon juga langsung meminta maaf.

"Maafkan saya, Bu. Saya tidak sadar, sehingga membuat kesalahan. Saya sungguh menyesal," kata Charlexon menundukkan kepala.

"Ya, sudahlah. Saya masih ada urusan. Permisi," kata Vanya.

Vanya langsung pergi meninggalan Charlexon dan Damian.

"Apa sih yang kamu pikirkan. Bisa-bisanya sudah melakukan kesalahan bahkan di hari percobaan," kata Damian heran.

"Maaf. Pikiranku lagi nggak fokus," kata Charlexon.

Charlexon melihat kepergian Vanya dan langsung berpamitan pada Damian.

"Kak, aku ke kamar mandi dulu," kata Charlexon.

Charlexon berlari mengejar Vanya. Dan akhirnya berhasil menghadang Vanya.

Vanya keget, saat tiba-tiba Charlexon muncul dihadapannya.

"Kamu? Mau apa kamu?" tanya Vanya dengan suara dingin.

Belum sempat Charlexon menjawab. Keduanya mendengar ada suara langkah kaki dan obrolan yang mendekat.

Buru-buru Vanya menarik tangan Charlexon dan membawanya bersembunyi di dalam gudang.

Jantung Charlexon berdegup kencang, saat tubuhnya dan tubuh Vanya saling menempel. Kenangan malam panas penuh gairah pun terlintas jelas dipikiran Charlexon.

Entah apa yang merasuki Charlexon, dia langung mencium bibir Vanya dan memeluk erat tubuh Vanya. Membuat Vanya terkejut dan langsung mendorng Charlexon menjauh. Tanpa sadar Vanya melayangkan tamparan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Malam Liar Penuh Gairah Dengan Teman Putraku   5. Bertemu Lagi

    Vanya berdiri di depan pintu kamar Hansel. Dia ragu, apakah harus mengetuk pintu, atau lansung masuk. Setelah berpikir cukup lama, Vanya memutuskan pergi untuk kembali ke kamarnya.Pada saat Vanya berbalik dan berjalan pergi, pada saat yang sama Hansel membuk pintu karena ingin mengambil air minum. Hansel melihat sosok Vanya berjalan menuju tangga, dan menuruni tangga perlahan.Hansel hanya diam. Dia kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamarnya.***Keesokan harinya ...Vanya datang ke kantor setelah bertemu rekan bisnis di luar. Seseorang segera menghampiri Vanya yang hendak masuk ke dalam ruangannya."Bu Presdir ..."Vanya memalingkan pandangan, melihat salah seorang stafnya menghampiri dan memanggil."Ya? Ada apa?" tanya Vanya."Bu, ada tamu. Model yang kamarin kita bahas di rapat, dia sudah datang bersama managernya. Mereka menunggu di ruang tunggu.""Hah? Kok dia datang. Apa percobaannya hari ini?" tanya Vanya bingung."Seharusnya lusa, tapi lusa dia ada urusan di lu

  • Malam Liar Penuh Gairah Dengan Teman Putraku   4. Mama Sambung

    Seseorang baru saja menerima panggilan, dan dia segera menemui Charlexon yang sedang berolahraga setelah panggilan berakhir."Lex ... kita akan menemui Presdir V Entertaiment besok. Kamu bersiaplah," kata seseorang itu menatap Charlexon."Untuk apa?" tanya Charlexon dengan malas."Masih tanya untuk apa. Mereka bilang mau melihatmu saat pemotretan. Jadi, besok kamu harus menampilkan yang terbaik. Tunjukkan pesonamu seperti biasanya," kata seseorang itu menyemangati.Seseorang itu adalah Damian, manager Charlexon.Charlexon menyudahi olahraganya dan berjalan pergi meninggalkan managernya."Eh, eh ... kamu mau ke mana?" tanya Damian."Mau bertemu temanku," jawab Charlexon."Kamu ini ya. Jangan melakukan hal-hal aneh," kata Damian."Aku tahu," jawab Charlexon. Yang langsung keluar dari ruang gym. Damian menggelengkan kepala, "dasar anak nakal. Awas saja kamu buat masalah. Aku akan membuatmu nggak bisa tidur nyenyak," katanya dalam hati.Damian menyusul Charlexon pergi meninggalkan ruang

  • Malam Liar Penuh Gairah Dengan Teman Putraku   3. Top Model

    Vanya mondar-mandir di kamarnya. Padahal sudah tengah malam, tetapi Vanya tak bisa memejamkan matanya. Dia terus teringat akan ucapan Charlexon."Gila, gila, gila! Kamu beneran sudah gila, Vanya. Dia itu teman putramu. Dan kamu ... astaga ... sial! Bagaimana sekarang? Si Charlexon itu, dia nggak ada ngomong aneh-aneh ke Hansel 'kan? Bagaimana bisa aku menatap Hansel kalau seperti ini? Kamu sungguh gila Vanya Oliver. Kamu gila," kata Vanya dalam hati.Vanya mengigit ujung ibu jari tangan kanannya sambil terus berjalan ke sana-sini. Pikirannya campur aduk dan sangat kacau.Dalam benaknya terbanyang adegan panas yang dia dan Charlexon lalukan saat di hotel.***Keesokan harinya ...Vanya sedang sarapan, dia melihat Hansel turun, lalu pergi ke dapur untuk mengabil air minum dingin. Setelah minum, Hansel bergabung dengan Vanya untuk sarapan.Vanya menatap Hansel, "bagaimana keadaanmu? Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada suara lembut."Hm, iya. Aku baik," jawab Hansel."Ya sudah. Mak

  • Malam Liar Penuh Gairah Dengan Teman Putraku   2. Teman Putraku

    Si perempuan selesai mandi. Saat dia keluar dari kamar mandi, dia melihat uang yang ada di atas tempat tidur utuh tidak tersentuh, dan malah ada secarik kertas."Aku nggak akan pernah melupakanmu, Nona. Karena kamu adalah perempuan pertama dalam hidupku. Bukankah aku juga yang pertama buatmu? Aku berharap takdir akan mempertemukan kita kembali."Si perempuan cantik mengerutkan dahi, "dasar lelaki gila! Kita nggak akan mungkin ketemu lagi. Jadi, jangan bermimpi."Si perepuan meremas kertas dan melemparkannya ke tempat tidur. Dia segera bersiap untuk berganti pakaian karena sudah akan pergi meninggalka hotel.***10 menit kemudian ...Terdengar pintu di ketuk, si perempuan yang sedang berkemas segera meringkas uang dan kertas, lalu memasukkan ke dalam tasnya. Setelah itu dia membukakan pintu.Begitu pintu terbuka, terlihat seorang lelaki berdiri di depan pintu dengan wajah khawatir."Bu Presdir. Anda baik-baik saja? Maaf, seharusnya saya tak membiarkan anda minum-minum dengan mereka sen

  • Malam Liar Penuh Gairah Dengan Teman Putraku   1. Akar Masalah

    Seorang perempuan berjalan terhuyung menuju kamarnya di sebuah hotel. Dia beberapa kali menghentikan langkah dan menggelengkan kepala untuk menghilangkan pusing."Sialan! Beraninya dia memberiku obat. Awas saja, aku akan membalasmu berkali-kali lipat. Ah, kepalaku ..."Perempuan itu kembali berjalan agar cepat sampai ke kamarnya, tapi tiba-tiba saja dia terjatuh. Beruntung seseorang dengan sigap menolong. Dia menahan tubuh perempua itu agar tidak terjatuh ke lantai.Perempuan itu menatap penolongnya, ternyata di adalah seorang lelaki muda yang tampan."Nona, kamu baik-baik saja?" tanya lelaki muda tersebut dengan suara yang lembut."A-ku, aku nggak apa-apa," jawab perempuan itu. Berusaha melepaskan diri dari dekapan lelaki muda."Terima kasih sudah menolong, tapi aku bisa sendiri. Silakan lanjutkan kesibukanmu," ucap si perempuan yang kembali berjalan.Perempuan itu tampak sangat kesusahan melangkah dengan sepatu hak tingginya. "Aku harus sampai ke kamar sebelum efek obat ini semakin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status