Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 149. Angan Berisik, Rindu Mengusik

Share

149. Angan Berisik, Rindu Mengusik

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2025-06-02 17:35:02
Kedua mata Adrian yang terbuka lebar itu telah menjelaskan seberapa terkejut pemuda itu dengan ucapan Kayden.

Ia bangun secara tiba-tiba, kursi yang didudukinya terlempar ke belakang dengan kasar, menimbulkan gema yang mencemari indera pendengar.

Dengan langkah yang diliputi oleh kebencian, Adrian pergi meninggalkan ruang makan milik Kayden. Pemuda itu tak bicara, mungkin telah kehilangan wajahnya.

Niat hati mencari pembelaan sebab Kayden menamparnya tadi siang, yang terjadi justru kesalahannya semakin dikuliti.

‘Persetan!’ umpat Kayden saat menatap punggung Adrian yang menjauh, melalui sudut matanya.

Kayden juga berlalu pergi dari sana, meninggalkan sang ayah yang terdengar meminta ibunya untuk pergi juga.

“Kamu pulanglah, Rose ... jangan membuat Kayden bertambah kesal.”

Meski sang Ibu tak begitu saja setuju karena ucapan Tuan Owen seperti sebuah pengusiran, tapi saat Kayden sudah jauh, ia mendengar suara sepatu Nyonya Rose yang meninggalkan ruang makan.

Kepalanya sedikit peni
Almiftiafay

bab yang 1 nya yah akak semuanya 🤗 apakah kalian sudah mendapat pandangan? hari saat Liora masuk ke dalam mobil Kayden itu adalah malam saat Kayden harus tunangan sama Julia.. sampai jumpa besok lagi 😶‍🌫️😶‍🌫️

| 21
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
untung kayden gak jadi tunangan sama julia bisa habis harta kayden sama tuh cewek gila
goodnovel comment avatar
Eva
Kaget kan Julia? Sama aku juga kaget Kayden bakal ngomong sejujur itu di depan kamu! Supaya apa? Supaya kamu sadar kalau kamu tu udah nggak ada artinya apa-apa buat Kayden, bahkan sejak awal dia lebih memilih Liora dari pada pertunangan kalian. Sampai sini paham?
goodnovel comment avatar
Nissya
hiih benar keyden kalau dia benar benar sangat menjijikkan .kebusukan nya sudah di bongkar tapi masih berani untuk menampak kan muka nya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    268. Retakan Menganga Lebar

    Tangis Sophia pecah saat itu juga. Ia jatuh terduduk di lantai dengan memeluk Evan. Selembar kertas yang ada di tangannya itu telah menandakan bahwa ia tak akan pernah lagi berjumpa dengan Ethan, selamanya …. Dari pria yang kemudian ia ketahui sebagai pengawas di proyek tempat Ethan bekerja itu, Sophia mengetahui bahwa sebelum Ethan menulis surat itu, seorang laki-laki dan perempuan mendesaknya untuk segera membayar ganti rugi. Yang jika Ethan tidak melakukannya dalam minggu ini, mereka akan mempidanakan Ethan untuk ke dua kali. Dari bagaimana ciri-ciri yang dikatakan oleh pengawas tersebut, Sophia tahu bahwa mereka adalah James serta Emma. Mereka menekan Ethan hingga ke titik paling gelap. Suaminya itu tidak memiliki harapan lain. Ia tak ingin melibatkan Sophia lebih jauh dalam hal ini. Dan cara cepat untuk mendapatkan uang itu adalah melalui asuransi jiwanya. Ethan tidak pernah pulang ke rumah. Tangisan Evan sejak sore itu bukan hanya sebatas tangis tanpa arti, tetapi tangis keh

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    267. Harap-harap Dalam Kemustahilan

    Dengan menggendong Evan kecil yang terlelap, Sophia mendekat. Memayungi Ethan yang masih tak beranjak dari tempatnya. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Sophia lirih. Tangannya yang lain meraih lengan Ethan saat ia membungkuk, memintanya untuk bangun. “Tidak usah melakukan apa yang mereka minta, Ethan,” imbuhnya. “Mereka hanya bersenang-senang saat melihatmu seperti ini.” “Padahal aku hanya berharap sedikit bantuan agar mereka memberi tahu Regan untuk ikut membayar ganti rugi itu.” “Mereka pengacara muda yang sedang naik namanya. Seseorang yang mendapat spotlight dan kemenangan akan selalu seperti itu. Sudahlah … kita pasti bisa melewatinya.” Setelah sore itu, mereka kembali mengumpulkan harapan. Tidak meminta bantuan pada siapapun selain mengandalkan bahu mereka sendiri. Beberapa orang datang untuk melihat rumah mereka tetapi belum ada satu pun yang cock dengan harga yang tinggi yang mereka minta. Ethan mengatakan uang itu tak mereka gunakan untuk memperkaya diri, melainkan untuk m

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    266. Diinjak, Padahal Sudah Hancur

    “Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal, Ethan ....” pinta Sophia dengan putus asa. “Aku tidak mau kehilanganmu! Kamu—“ “Dan aku juga tidak mau melibatkan kamu dalam semua ini,” sela Ethan. “Apa tidak ada cara lain?” Ethan tidak menjawab, ia hanya duduk dengan mata terpejam. Mencoba mencari jalan keluar tetapi tak ada satu pun yang dapat ia pikirkan. Sebelum tuntutan ini datang, ia sudah berusaha memegang kendali atas kekacauan. Tapi tidak bisa. Ia meminjam uang pada anggota keluarganya, tetapi tak seorang pun dari mereka yang mau terlibat sehingga hanya Ethan dan Sophia yang harus melewatinya. “Aku akan memikirkannya, Sophia ....” balas Ethan akhirnya. Beberapa hari berselang setelah putusan itu, Ethan mencoba menghubungi rekannya—yang telah membawa lari uang para investor—tetapi tentu saja ... pria itu 'jauh' darinya sekarang. Hanya sebuah jawaban singkat yang lantas mengakhiri hubungan mereka. “Kamu yang harus membayar, dan jangan coba melobiku, Ethan Lee!” Memaksa be

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    265. Pilihan Tragis Itu Dibuat

    “Bunuh ... diri?” Evan menatap Ibu Joanna yang dengan berat hati harus membenarkannya. Anggukan yang beliau berikan telah memberinya jawaban, bahwa kalimat itu bukan sebuah karangan. “Mamamu adalah teman Ibu, Evan,” ucap Ibu Joanna. “Dulu kami berada di universitas yang sama sebelum mengambil jalan masing-masing. Mamamu menikah dengan seorang pria yang sangat mencintainya dan mereka memiliki kamu. Sementara Ibu gagal dalam pernikahan Ibu, lalu memilih untuk mengabdikan diri di panti asuhan ini, menggantikan pemilik terdahulunya.” Ibu Joanna terlihat menundukkan kepala dan sekali lagi menghapus air mata. “Beberapa tahun tidak bertemu, Mamamu ke sini dan menceritakan beban berat yang dia dan Papamu tanggung. Tanpa menemukan jalan keluar,” lanjut beliau. “Itu adalah waktu di mana Papamu difitnah melarikan uang dan diminta mengganti rugi atas tuduhan penggelapan dan penipuan. Kejadian yang akhirnya membuatmu kehilangan mereka selamanya.” Mendung yang sedari tadi hanya bergantung mura

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    264. Kembali Ke Maple Hearts

    Pagi ini ... mendung seperti sengaja menghalangi teriknya matahari di kota Seattle. Seolah membiarkan semua orang pergi dengan tenang tanpa perlu mengeluhkan panas yang mengiris kulit beberapa hari belakangan. Teduh, tapi juga muram. Dengan hati yang perih, Evan mengemudikan mobilnya bersama dengan Leah. Menuju ke sebuah panti asuhan tempat di mana ia dulu tinggal dan dibesarkan. Usai kenyataan pahit yang ia dengar dari kedua orang tua Leah perihal keterlibatan mereka atas hidup Evan, Tuan James dan Nyonya Emma berusaha menghubunginya. Tapi Evan memilih untuk tidak menjawab. Ia hanya tidak tahu bagaimana bersikap seandainya pertemuan di antara mereka kembali terjadi. Ia sempat mendengar Leah yang bicara diam-diam jauh di belakang rumah. Dari seruannya yang frustrasi dan mengatakan, ‘Jangan menghubungi kalau itu tidak untuk minta maaf!’ yang disebutkannya, Evan yakin itu adalah ayah dan ibunya. “Kalau masih belum siap mendengar, kita bisa menunda untuk datang,” ucap Leah yang dud

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    263. Istriku Cantik, Istriku Seksi

    Masih cukup pagi saat Liora masuk ke dalam ruangan tempat di mana Kayden rutin berolahraga. Ruang gym, ia sendiri di dalam sana, mengikat rambutnya dan menggelar matras yoga. Sudah beberapa waktu belakangan ini kembali rutin ia lakukan setiap menjelang siang. Tapi hari ini, karena ada kegiatan yang harus dilakukannya nanti maka ia memilih lebih pagi. Ia akan membuat kue untuk menyambut Tuan Royan dan Nyonya Jessie yang datang nanti malam sehingga Liora memutuskan untuk yoga sekarang. Ia tak menemukan Kayden, sepertinya ia sibuk untuk membantu Evan—dan tentu Liora tak keberatan akan hal itu. Ia menghela dalam napasnya. Mengatur tubuhnya untuk menerima kedamaian lewat gerakan yang sudah lama ia hafal. Dulu, sebelum bertemu dengan Kayden ia memang sudah rutin yoga. Untuk merawat tubuhnya yang senantiasa harus sempurna selama menjadi model. Ya ... meski bukan model yang sangat terkenal. Cukup untuk setengah hingga satu jam, ia akan selalu segar setiap kali keluar dari sini. Liora

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status