Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 123 : Datang Ke Apartemen

Share

Bab 123 : Datang Ke Apartemen

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-06-07 21:01:51

Pintu apartemen terbuka dengan suara klik pelan.

Thom, yang sedang duduk di ruang tengah sambil memantau perkembangan proyek desain terbaru, langsung berdiri ketika mendengar suara itu. Senyum lebar merekah di wajahnya. “Nathan? Nathania? Paman kangen sekali!” panggilnya dengan semangat.

Tapi senyumnya langsung membeku saat melihat siapa yang berdiri di samping Juliet.

Langkahnya tertahan. Mata Thom membulat lebar, rahangnya menganga sedikit. Untuk beberapa detik, ia benar-benar membeku di tempat, seperti tidak bisa memproses kenyataan yang ada di hadapannya.

Wilson...!

Pria itu. Kakak iparnya. Sosok yang dulu hampir tidak bisa dikenalnya lagi karena hilang ingatan. Sosok yang selama ini hanya menjadi kenangan menyedihkan dan cerita terluka Juliet.

Wilson berdiri di sana, dengan wajah yang sama. Matanya menatap Thom, canggung namun penuh arti. Juliet menggandeng tangan Nathan dan Nathania yang tampak tidak begitu meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Luly Chan
thom baru ketemu ud godain kk n kk ipar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 134 : Wilson yang Bekerja Keras

    Hari itu, suasana kantor pusat perusahaan keluarga Wilson berbeda dari biasanya. Para pegawai berkumpul di sisi-sisi lorong, wajah mereka penuh rasa penasaran dan kagum. Langkah-langkah tegas Wilson terdengar jelas di antara keheningan. Setelan jas hitamnya rapi, dasinya berwarna gelap elegan, dan sorot matanya yang tegas dan tajam. “Itu benar-benar CEO Wilson…” bisik salah satu karyawan. “Dia sudah kembali…” balas yang lain. Wilson tidak menoleh ke kanan atau kiri. Dia berjalan lurus menuju lift eksekutif, didampingi oleh asistennya yang baru, dan Rafael yang kini secara resmi menjadi tangan kanannya. Begitu sampai di lantai atas, dia disambut oleh beberapa direktur yang menunduk memberi hormat. Luis tidak ada di sana. Catherine pun tidak tampak. Hanya suara-suara berbisik yang menyambutnya. Pintu ruangan kerja eksekutif terbuka otomatis. Wilson berdiri sejenak di ambang pintu, memandang ruangan

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 133 : Akhirnya Menyerah

    Sudah satu bulan berlalu sejak Wilson memutuskan untuk benar-benar menjauh dari lingkaran perusahaan dan keluarganya. Dalam waktu itu, dia benar-benar fokus menjadi ayah dan suami, mengenal Nathan dan Nathania, membangun ulang kepercayaan Juliet, dan mengelola kafe kecil yang dia bangun diam-diam demi tujuan yang baik. Namun, di sisi lain… perusahaan milik keluarganya semakin berada di ujung tanduk. Beberapa investor asing mulai menarik dana. Proyek ekspansi di luar negeri dibatalkan. Beberapa orang dalam bahkan mulai menyebarkan isu soal ketidakstabilan internal kepemimpinan. Pimpinan sangat mudah emosi, sulit berpikir secara realistis, dan tepat. Luis frustrasi. Catherine juga muali panik. Mereka mencoba berbagai cara untuk menghubungi

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 132 : Mengabaikan Demi Tujuan

    Kafe kecil itu tidak terlalu ramai sore ini, tapi tetap terasa hangat dan hidup. Bangunannya bergaya minimalis dengan dominasi warna kayu alami, aroma kopi segar menyambut setiap tamu yang masuk atau bahkan sekedar lewat. Wilson berdiri di balik meja bar, memperhatikan setiap sudut ruang dengan detail. Beberapa karyawan menyapa dengan sopan. Wilson membalas mereka dengan anggukan dan senyum ringan. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia datang sejak beberapa pekan, tetap saja, suasana di sini terasa seperti miliknya sendiri, rumah yang lain. Ia memeriksa laporan keuangan dari tablet, memperhatikan stok bahan baku, bahkan ikut memeriksa suhu pendingin penyimpanan bahan makanan. Ketika dia mulai merasa semuanya aman, ponselnya justru bergetar di saku. ‘Ibu.’ Wilson memandang layar itu beberapa detik. Wajah ibunya seakan terpantul dari huruf-huruf kecil di layar ponsel, wajah seorang wanita ambisius yang terlalu sering membenarkan luka demi pencapaian pribadinya. Tangan Wi

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 131 : Rumah yang Sesungguhnya

    Pagi itu, sinar matahari masuk lembut melalui celah tirai ruang makan apartemen. Juliet baru saja merapikan peralatan makan setelah sarapan sederhana mereka berempat. Wilson, yang masih sedikit berantakan rambutnya, tampak sibuk menggendong Nathania yang sejak tadi terus saja rewel. “Tumbuh gigi saja menyiksa mu. Rasanya aku jadi tidak rela kau tumbuh gigi. Tapi, kalau tidak ada gigi...” gumam Wilson lembut, mencoba menenangkan gadis kecil itu sambil mengayunkan pelan tubuh Nathania dalam pelukannya. Juliet menoleh sambil menahan tawanya, menyandarkan tubuhnya pada meja dapur sambil memandang ke arah mereka berdua. Ada senyum halus yang terukir di wajahnya, senyum yang tidak dipaksakan. Nathan, yang duduk di karpet bermain tidak jauh dari sana, sibuk dengan balok mainannya, kadang melirik ke arah Ayah dan saudara kembarnya dengan rasa ingin tahu. Meskipun gerak-gerik Wilson masih agak canggung, terlihat jelas bahwa dia benar-benar berusaha. Sesekali dia mencium ubun-ubun

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 131 : Rumah yang Sesungguhnya

    Pagi itu, sinar matahari masuk lembut melalui celah tirai ruang makan apartemen. Juliet baru saja merapikan peralatan makan setelah sarapan sederhana mereka berempat. Wilson, yang masih sedikit berantakan rambutnya, tampak sibuk menggendong Nathania yang sejak tadi terus saja rewel. “Tumbuh gigi saja menyiksa mu. Rasanya aku jadi tidak rela kau tumbuh gigi. Tapi, kalau tidak ada gigi...” gumam Wilson lembut, mencoba menenangkan gadis kecil itu sambil mengayunkan pelan tubuh Nathania dalam pelukannya. Juliet menoleh sambil menahan tawanya, menyandarkan tubuhnya pada meja dapur sambil memandang ke arah mereka berdua. Ada senyum halus yang terukir di wajahnya, senyum yang tidak dipaksakan. Nathan, yang duduk di karpet bermain tidak jauh dari sana, sibuk dengan balok mainannya, kadang melirik ke arah Ayah dan saudara kembarnya dengan rasa ingin tahu. Meskipun gerak-gerik Wilson masih agak canggung, terlihat jelas b

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 130 : Luis Meradang

    Udara malam terasa dingin di balkon apartemen yang begitu sunyi. Wilson terbangun karena ponselnya bergetar terus. Ia menoleh ke samping, memastikan Juliet masih tertidur dengan tenang, lalu bangkit perlahan dan keluar dari kamar, menyusuri lorong hingga ke balkon untuk menjawab panggilan telepon itu. “Halo, Rafael… Ada apa menelepon ku selarut ini?” tanya Wilson dengan suara serak dan menahan kantuk. Di ujung sana, suara Rafael terdengar tegang, cepat, dan penuh beban. “Aku tidak bisa menundanya lagi, Wilson. Aku tahu siapa dalang di balik kecelakaanmu dulu…” Wilson seketika terdiam. Napasnya tercekat. Jantungnya berdetak lebih cepat. Rasa kantuknya menghilang entah ke mana. “Katakan… siapa orangnya?” “Luis.” jawab Rafael singkat. “Tuan Luis. Ayah kandungmu sendiri.” Wilson memejamkan mata. Dunia terasa berputar sesaat. Tangannya mencengkeram pinggiran balkon begitu kuat, seolah ingin memastikan dirinya masih berdiri dengan tegak. “Tidak… Kau benar-benar yakin?”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status