Share

Malam Pertama Dengan Majikan
Malam Pertama Dengan Majikan
Penulis: mutiaraajingga1

Bab 1

"Nikahi Nining, Ndra!" 

Langkahku terhenti saat namaku disebut oleh majikanku. Entah apa yang sebenarnya terjadi, sehingga Nyonya Mega menyuruh Pak Andra menikahiku. 

"Tapi, Bu, nggak mungkin. Bagaimanapun, Andra ini masih beristri."

Aku hanya berusaha menelan saliva.

"Jangan egois. Bagaimana dengan Keysha? Dia butuh sosok seorang Ibu, sedang istrimu itu tak tahu di mana rimbanya."

Ya, yang kutahu, Bu Rosa memang pergi meninggalkan rumah ini saat Keysha-anak Pak Andra, berumur tiga bulan. Kini, gadis imut itu berusia tiga tahun. Hampir tiga tahun juga Bu Rosa meninggalkannya. 

"Apa nggak ada calon lain, Bu? Kenapa harus Nining?" 

Aku bersandar pada dinding. Tak baik sebenarnya, menguping pembicaraan orang lain. Tapi, bagaimana? Aku penasaran setengah mati. 

Oh iya, namaku Nining. Gadis desa berusia dua puluh tiga tahun yang merantau ke kota metropolitan ini. Aku bekerja di rumah Nyonya Mega ini sudah hampir dua tahun. 

"Karena Keysha sangat dekat dengannya. Pokoknya, Ibu nggak mau tahu. Kamu harus menikah dengannya." 

Aku mundur beberapa langkah saat kudengar suara langkah kaki hendak keluar dari ruangan itu. 

"Loh, Ning?" 

"Nyonya, maaf minumannya baru mau dianterin, tadi Nining sakit perut," ucapku. 

Nyonya Mega tersenyum, kemudian mendekat. Aku tak bisa mengendalikan diri ini yang masih kaget setengah mati. 

"Nggak papa. Kamu anterin ke Mas Andra aja, ya!"

Glek!

Pahit sudah saliva yang kuteguk. Aku, masuk ke dalam? Setelah penolakan yang dilakukan oleh pria beristri bukan-duda bukan, itu?

"Tapi, Nya..."

"Saya masih ada acara," ucapnya seolah mengerti tentang keberatanku. 

Kuatur napas, lalu mengetuk pintu dan masuk pada ruangan yang memang sudah terbuka pintunya itu. 

"Pak, ini minumannya."

Pak Andra hanya diam, tak menanggapi. Biasanya, ia akan beramah-tamah padaku. 

'Duhh, Nining, jelas saja dia jadi jutek. Mana ada orang yang mau menikah dengan gadis udik seperti kamu?' batinku.

"Saya permisi." 

Tak ada sahutan. Aku hanya menghela napas setelah keluar dari sana. Apa aku harus berhenti bekerja saja? 

Karena jujur, jika nanti aku ditanyai oleh Nyonya Mega pun, aku rasa akan menolaknya. Menikah tanpa cinta? Itu bukan impianku. 

-

"Mbak Nining, ini kuenya di makan!" perintah Keysha dengan wajah cemberut karena daritadi aku diamkan. 

Ya Allah, karena terlalu larut dalam pikiran tadi, aku sampai mengacuhkan gadis imut di depanku. 

"Oh, iya, maaf ya, Key, sini Mbak makan." 

Keysha menyerahkan satu mangkuk berisi kue mainan. Aku berpura-pura menikmatinya hingga anak itu tersenyum cerah. 

Keysha, gadis berumur tiga tahun itu tak pernah menanyakan keberadaan ibunya. Entah apa yang dilakukan Pak Andra, tapi jika aku jadi dia, pasti sudah merengek meminta bertemu dengan ibuku. 

Saat asyik dengan pikiran sendiri, tiba-tiba aku menangkap bayangan Pak Andra yang tengah memperhatikan kami. Kulihat dengan jelas melalui kaca di hadapanku, bahwa ia tengah tersenyum. Senyum yang bahkan tak pernah kulihat. 

Aku jadi grogi sendiri, lalu meletakkan mangkuk ditanganku ke lantai. 

"Sudah habis makanannya, Mbak?" tanya Keysha. 

"Sudah, Key. Oh iya, sudah sore, kita mandi yuk?! Terus main ke taman. Gimana?" 

Mata Keysha berbinar. Ya, sepertinya aku harus menghindar, daripada jantungku tak selamat karena melihat senyuman Pak Andra. 

-

"Ning, sini!" 

Nyonya Mega memanggilku saat mereka selesai makan malam. Tuan Edo-suami nyonya Mega, telah berpulang. Hingga sekarang hanya tinggal bersama Pak Andra, sedangkan Mas Kino-bungsu di keluarga ini, tengah merantau ke pulau Sumatera. 

"Iya, Nya?" 

Aku duduk di lantai. 

"Loh, kenapa di lantai? Sudah sini di atas saja." 

"Tapi, Nya, saya masih ada kerjaan."

"Biar Mbok Minah dan Desi saja yang mengerjakannya."

Aku hanya bisa mengangguk pasrah, padahal niat hati ingin sekali  menghindar karena aku tahu ke mana arah pembicaraan ini. 

"Kamu, sudah punya pacar, Ning?" 

Glek!

Lagi-lagi, saliva yang kutelan terasa pahit. 

"Memang kenapa, Nya?" 

"Saya nanya aja." 

Aku menggeleng. 

"Alhamdulillah. Kalau begitu, dua hari lagi kita ke rumahmu di kampung ya, Ning?" 

Mataku membola. Apa? Ke kampung? 

"Mau ngapain, Nya?" Aku berpura-pura bodoh. 

"Saya akan melamar kamu buat Andra." 

Deg! 

Entahlah, meskipun sudah mendengar tadi pagi, rasanya jika langsung begini msih saja membuatku terpaku. Jantungku berdebar lebih keras. 

"Kamu mau kan, Ning?"

"Emm ... Kenapa harus Nining, Nya?" tanyaku. 

"Karena kamu yang paling dekat dengan Keysha, Ning. Gimana? Kamu mau nggak?" 

Aku terdiam. Bingung harus menjawab apa. Karena jujur, Nyonya Mega sudah sangat baik untukku. 

"Baiklah kalau itu mau Ibu, kami akan menikah." 

Hampir saja aku terjungkal saat mendengar suara Pak Andra. Apa? Bukankah tadi ia menolak? Kenapa sekarang malah mau? 

-

Nyonya Mega tersenyum melihat kedatangan putranya, apalagi setelah mendengar ucapan lelaki tersebut. 

"Bagaimana, Ning? Kamu mau, kan, jadi ibu sambung buat Keysha?" tanya Nyonya Mega. 

Aku hanya terdiam. Bingung harus menjawab apa? Bagaimana jika aku dicap pelakor oleh orang lain? Secara biar bagaimanapun, Pak Andra ini adalah lelaki beristri.

"Tapi, Nya...."

"Tolong, Ning. Demi Keysha." 

Aku menghembuskan napas pelan, kemudian mengangguk. Baiklah, demi Keysha dan juga demi kebaikan yang selama ini beliau curahkan padaku. 

Aku kembali ke dapur, kulihat Mbok Minah dan juga Desi tengah berdiri di balik tembok pemisah antara dapur dan ruang makan. 

"Ning?" 

"Ya?" 

"Kamu, serius?" 

Aku mengangguk. Lagipula, jika di rumah pun aku pasti akan ditanyakan kapan menikah oleh orang lain. 

Mbok Minah dan Desi memelukku, mengucapkan selamat karena sebentar lagi akan menikah. 

Mbok Minah menyarankanku untuk menghubungi Bapak dan Ibu di kampung. Bagaimanapun, semuanya harus bersiap. Tak mungkin juga tak ada penyambutan dari pihak keluargaku. 

"Mimpi apa kamu, Ning, bakal jadi orang kaya? Seorang istri dari pemilik perusahaan Keydra Group," ucap Desi sewaktu kami berbaring di kamar. 

Aku hanya diam saja. Bingung juga. Apakah ini akan menjadi awal yang baik bagiku, atau sebaliknya? 

Karena jujur saja, aku pun menyayangi Keysha. Gadis kecil itu sangatlah pintar. Pandai bercerita, dan juga tak menyusahkan. 

Selama dua tahun aku merawatnya, tak pernah sekalipun aku merasa kesusahan. Dan kini, aku akan menjadi ibunya? Apa anak itu bakal menerimanya? 

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Soel Djang Rono
Baru baca .. blm bisa kasih conment
goodnovel comment avatar
Yeniy Centil
kayaknya bagus
goodnovel comment avatar
Laila Muflihah
mampir dlu thor.kyx ceritax lumayan bagus.semngat kk....lnjut trus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status