Share

Bab 4. Desakan Menikah

last update Dernière mise à jour: 2025-08-18 11:50:01

Ponselnya terjatuh begitu saja, menimbulkan suara keras yang membuat Audy di sampingnya menatap panik. Apalagi wajah cemas Jessica sangat terlihat begitu jelas sekarang.

“Ada apa, Jes?” tanya Audy menatap sahabatnya yang tiba-tiba saja menangis.

Audy membantu mengambil ponsel Jessica yang terjatuh di lantai.

“I-ibu, Audy. K-keadaan ibu semakin parah hiks…. Ayah memintaku untuk pulang secepatnya,” jawab Jessica bergetar.

Jessica sangat takut kehilangan ibunya, sosok yang begitu baik kepadanya selama ini. Tanpa ibu dan ayahnya mungkin ia tidak akan sekuat sekarang.

“Ya Tuhan…. Kamu gak usah pikirkan yang lain dulu, kamu bisa ambil cuti setelah ini, Jes. Yang terpenting kamu bisa ketemu ibumu. “ Audy memegang tangan Jessica dengan lembut, ia ikut merasakan ketakutan Jessica sekarang.

Semoga ibu Jessica baik-baik saja setelah sahabatnya itu pulang untuk menemui ibunya.

“A-aku gak mau kehilangannya ibu, Audy. Ibu sangat berharga buat aku hiks…”

Audy memeluk sahabatnya, menenangkan Jessica dengan usapan lembut di punggungnya. Audy juga tak lupa memberikan kata-kata penenang hingga Jessica merasa sedikit tenang.

“Kamu yang tenang dulu, mungkin ibumu seperti itu karena merindukan kamu. Sekarang kamu bisa buat surat cuti, pekerjaan kamu bisa aku yang handle ya.”

Jessica tersenyum pedih. “Makasih banget, Audy. Kalau gak ada kamu mungkin aku sudah bingung mau ngapain sekarang.”

Jessica sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Audy. Yang tulus membantunya selama ini, ia banyak berhutang budi dengan gadis itu.

“Iya, kita sudah seperti keluarga. Kamu jangan sungkan seperti itu lah.”

Jessica mengambil ponselnya yang di tangan Audy. Ia mengirimkan pesan kepada ayahnya, karena syok Jessica belum sempat membalas dan sambungan telepon sudah terputus begitu saja.

Jessica : Ayah, secepatnya Jessica akan pulang. Jagain Ibu ya, Yah.

Setelah pesan itu dikirim ke ayahnya. Jessica mencoba fokus untuk bekerja, pikirannya sangat bercabang antara pekerjaan dan ibunya yang membuat hati Jessica sangat gundah saat ini.

“Semoga ibu baik-baik saja. Sebentar lagi kita ketemu, Bu,” batin Jessica menangis lirih.

Matanya sudah sangat sembab. Sesekali isakan itu masih terdengar, Audy merasa iba tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain menenangkan sahabatnya.

***

“Kapan kamu akan menikah, Damian? Keluarga Axelle butuh pewaris secepatnya!” tanya Adithama—papa dari Damian mendesak anaknya itu.

Ucapannya begitu tak terbantah, semua yang dikatakan pria tua itu harus Damian kerjakan.

Damian muak karena terus disetir oleh papanya sendiri. Tatapannya begitu tajam ke arah Adithama.

“Secepatnya saya pasti akan menikah,” sahut Damian dengan datar.

Kirana—ibu tiri Damian tersenyum ke arahnya.

“Kapan Damian? Umur kamu sudah 30 tahun, tapi belum ada satu pun gadis yang kamu kenalkan ke papa dan Mama loh,” desak Kirana dengan nada bicara seperti mengejek Damian saat ini.

Damian menyeringai. “Saya akan membawanya segera,” sahut Damian dengan datar, tatapannya begitu tajam, rasanya Damian ingin menyingkirkan Kirana sekarang juga.

Ia hanya akan berpura-pura baik di hadapan papanya. Tetapi tidak di hadapan Kirana, karena Damian tidak takut dengan wanita berhati iblis itu.

“Dari keluarga mana dia? Cari yang sepadan sama keluarga kita, Damian. Jangan asal mencari istri,” ucap Kirana dengan halus tetapi ucapannya begitu menyindir.

“Yang pasti calon istri saya bukan wanita munafik,” balas Damian dengan tajam.

“Apa maksud kamu Damian?” tanya Kirana yang mulai tersinggung.

Damian menyeringai tajam, ia tidak akan takut dengan wanita ular seperti Kirana.

“Sudah cukup!” bentak Adithama dengat keras.

“Hormati Kirana, Damian. Dia mamamu juga!”

Damian memandang Adithama tidak suka. Untuk saat ini, apa pun ia akan turuti asal jangan menyuruh dirinya untuk menghormati wanita licik seperti Kirana.

Ia yakin Kirana yang sudah membunuh mamanya, agar wanita itu menggantikan posisi nyonya Axelle di rumah ini.

“Dia bukan mama saya! Mama saya sudah meninggal sejak lama.”

Damian menyeringai tajam, tidak peduli dengan kemarahan Adithama kepadanya. Karena sampai kapan pun Kirana tidak bisa menggantikan posisi mamanya.

“Kurang ajar kamu, Damian!” bentak Adithama.

Keduanya bersitegang. Ayah dan anak itu sama-sama keras kepala, untuk yang satu ini Damian tidak ingin kalah, karena selamanya Kirana bukan mamanya.

“Sudah, Sayang. Tidak apa-apa kalau Damian belum bisa menerimaku sebagai mamanya,” ucap Kirana dengan lembut.

Adithama menepuk tangan Kirana dengan lembut. Ia suka dengan sikap Kirana yang seperti ini.

Tetapi mengapa Damian tidak pernah suka dengan Kirana?

Adithama menatap Damian dengan serius. “Bawa dia ke sini secepatnya. Papa ingin tahu bagaimana pilihan kamu, kalau tidak sesuai maka Papa yang akan mencarikan kamu istri. Tidak ada bantahan, Damian. Keluarga Axelle punya kriteria tertentu untuk anggota baru keluarga ini,” ucap Adithama tidak terbantahkan.

“Baik. Saya akan membawanya segera ke sini.”

Adithama meninggalkan ruang keluarga begitu saja. Karena ia merasa pembicaraan mereka sudah usai.

“Damian, ayo makan bersama,” ajak Kirana dengan tersenyum, mencoba mengambil hati Damian yang keras kepadanya.

Brak…

Damian memukul meja dengan kuat, hingga Kirana terkejut menatap Damian dengan takut-takut.

Ia mendekat ke arah Kirana dengan ekspresi wajah yang begitu menyeramkan.

Sisi yang jarang ditunjukkan oleh orang lain. Kini, Kirana melihatnya secara langsung.

“Dami—argh…”

Kirana meringis saat dagunya dicengkeram begitu kuat oleh Damian.

“K-kamu mau apa Damian?”

Tatapan Damian menggelap, seakan ia bisa membunuh Kirana sekarang juga dengan tatapan tajamnya.

“Kamu masih bisa hidup dengan tenang selama masih menjadi istri tua bangka itu, Kirana. Tapi sebentar lagi semua kemewahan yang kamu dapatkan dari hasil mencuri milik mama saya akan musnah.”

Damian mendorong Kirana begitu saja hingga terjatuh di atas sofa. Wanita itu beringsut saat Damian menendang kakinya begitu saja.

“Kamu akan membayarnya, Kirana. Saya tidak akan melepaskan kamu begitu saja!” bisik Damian dengan penuh penekanan di setiap kalimat yang ia ucapkan.

“M-mama gak ngerti apa yang kamu ucapkan, Damian.”

Damian meludah di hadapan Kirana. “Omong kosong!” hardiknya.

“Hiks…hiks…. Mama sudah menganggap kamu sebagai anak kandung Mama, Damian. Kenapa kamu seperti ini?”

Damian tertawa sinis. Kirana terlalu mendrama di hadapannya.

“Memuakkan! Wanita licik seperti kamu tidak pantas menjadi Mama saya. Atau kamu mau saya kubur seperti Mama saya?”

“J-jangan macam-macam kamu, Damian.”

Pria itu ingin menyela, tetapi ponselnya bergetar. Setelah melihat nama siapa yang meneleponnya, Damian pergi begitu saja meninggalkan Kirana yang tiba-tiba menatap tajam ke arah punggung tegap Damian.

“Sial! Anak itu tidak bisa diremehkan.”

Kirana mulai gelisah, apa mungkin Damian sudah mengetahui semuanya?

Ini tidak bisa dibiarkan. Damian harus tunduk di bawah kuasanya, selama harta ini masih dipegang oleh Adithama maka itu sangat mudah baginya untuk mempengaruhi suaminya.

Kirana mengambil ponselnya, ia segera menghubungi seseorang. “Kamu jalankan rencana kita. Ingat jangan sampai gagal!”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 58. Obat Perangsang

    “Akhirnya dia tertidur juga,” gumam Damian lega.Sejak tadi Renald bahkan tidak mau tidur, anak itu terus memeluk dirinya dengan erat. Ingin menolak tetapi Damian merasa kasihan, walaupun hatinya sangat kesal.Damian perlahan memindahkan tangan Renald yang memeluk dirinya. Ia ingin segera kembali ke rumahnya, di mana ada Jessica dan Aland di sana.Pukul sudah menunjukkan jam 10 malam, pria dingin itu gelisah takut Jessica dan Aland ternyata sudah pulang.“Sialan! Aku harus tertahan di sini karena bocah yang bukan anakku,” gumam Damian kesal.“Tunggu aku, Baby. Sebentar lagi aku datang.”Damian keluar dari kamar Renald.Suara gemuruh terdengar, dari balik jendela Damian melihat kilat menyambar dan hujan turun dengan deras, tetapi itu bukan halangan untuk dirinya menemui sang pujaan hati penghangat ranjangnya.Udara yang dingin akan berganti hangat jika ia sudah berbagi peluh bersama dengan Jessica.Langkahnya tegas menuruni anak tangga hingga Damian terdiam saat pelayan di rumah ini me

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 57. Rencana Audy

    Suara deru mesin mobil terdengar. Audy berlari cepat menuju pintu. Matanya sembab, hidungnya memerah, terlihat sekali ia baru saja menangis.Di depannya ada Damian yang menatap datar ke arah dirinya. Langkah tegas pria itu mendekati Audy, terlihat sekali ia enggan untuk pulang.“Akhirnya kamu pulang juga, Mas.”Lega sekali hati Audy melihat kedatangan suaminya, walaupun pria itu terkesan acuh tak acuh kepadanya.“Badan Renald panas, anak kita mencari kamu sejak semalam,” adu Audy dengan lirih agar Damian bisa bersimpati sedikit saja terhadap Renald dan dirinya.Lima tahun menikah, ia sama sekali belum mengenal suaminya seperti apa. Damian selalu membatasi dirinya, ia lelah tetapi Audy tidak ingin kehilangan Damian begitu saja.Audy mencintai Damian, ia tidak ingin wanita di luar sana merebut suaminya. Sebenarnya ia frustasi, karena Damian sama sekali tidak tertarik kepadanya. Ia harus apa supaya Damian mau menyentuhnya?“Kenapa kamu tidak membawa Renald ke rumah sakit? Mama macam ap

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 56. Godaan Jessica

    Audy mengancam Damian dengan suara gemetar menahan tangis, ia sudah sering mendengar suaminya bersama wanita lain tetapi kali ini entah kenapa hatinya begitu sakit. Kenapa Damian tidak pernah mau menyentuhnya dan malah memilih jalang di luar sana?Kenapa pria itu begitu tega dengan dirinya?“Sial!” umpat Damian dengan kesal.Damian melempar ponselnya begitu saja saat sambungan telepon sudah dimatikan oleh Audy di seberang sana.Ancaman Audy tidak bisa ia abaikan begitu saja karena wanita itu begitu nekad. Ia tidak ingin Audy mengetahui Jessica lah wanita yang sudah bersamanya.“Pergilah!”“Sebentar lagi, Baby! Aku tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja!”Jessica menyeringai. Sudah dapat dipastikan ia menang daripada Audy.“Audy, lihatlah suamimu lebih mementingkan aku daripada kamu. Aku jadi tidak sabar mengetahui reaksi kamu jika aku dan Mas Damian memiliki hubungan khusus bahkan kami sudah sering bercinta,” gumam Jessica di dalam hati dengan liciknya.Damian kembali menuntaskan g

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 55. Sentuh Aku Lagi, Mas! (21+)

    “Aku apa, Mas?” tanya Jessica dengan tak sabaran.Wajah Damian yang semula tegang, kini tersenyum tipis. Dan bahkan mengecup bibir Jessica dengan sekilas.“Kami memang saling mengenal, Baby. Papamu pengusaha dan aku juga. Tentu saja kami sering terlibat dalam urusan bisnis,” ucap Damian pada akhirnya—ia belum bisa mengaku sekarang karena akan membuat hubungannya dan Jessica runyam.Wajah Jessica yang tadinya dingin dan menatap tajam ke arah Damian kini berubah. Apa yang dikatakan Damian benar, mereka sama-sama pebisnis, mana mungkin tidak mengenal satu sama lain bahkan Damian juga turut hadir di pesta pertunangannya dengan Aaron.“Benar juga. Tapi aku masih penasaran siapa Damian yang merubah sikap Papa menjadi dingin itu,” gumam Jessica menghembuskan napasnya pelan.Damian menaikkan Jessica ke dalam pangkuannya, tubuh wanita itu yang mungil begitu mudah ia angkat.“Tidak usah kamu pikirkan itu, Baby. Mending kita bermain sebentar.”Damian menatap Jessica dengan dalam, ia membawa Jess

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 54. Jessica Penasaran

    Aryana masuk ke dalam anaknya dengan langkah perlahan, ia mendengar suara isakan yang begitu menyayat hatinya.“Sayang,” panggil Aryana dengan lembut.Ia duduk di pinggir kasur dengan mengelus rambut Jessica dengan lembut. Saat ini Jessica sedang membelakangi dirinya, tubuh anaknya yang bergetar karena tangisan mampu mengoyak hati Aryana.Ia dan suaminya terlalu memaksa hingga Jessica terluka, seharusnya tidak seperti ini. Aryana tahu pasti ada luka batin yang tidak ia ketahui betapa dalam luka itu, tetapi sebagai seorang ibu ia dapat merasakannya.“Hiks… hiks…. A-aku mau sendiri, Ma. Jangan paksa aku sekarang untuk menceritakan semuanya. Aku sakit mengingatnya apalagi dalam waktu itu juga aku kehilangan kedua orang tua yang mengasuhku sejak kecil,” gumam Jessica dengan tergugu.Hati Aryana berdenyut sakit, usahanya untuk masuk ke dalam hati sang anak ternyata belum sepenuhnya bisa. Sebab, Jessica terlihat lebih menyayangi orang tua angkatnya dibandingkan dirinya.Air mata Aryana men

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 53. Desakan Arthur

    Arthur menatap penuh kecurigaan kepada sang anak. Nama Damian begitu sangat familiar untuk dirinya, jangan sampai yang ia curigai semua benar.“Damian siapa, Elena?” tanya Arthur penasaran, ia harus memastikan sesuatu.Jessica tercekat, suasana kamar berubah menjadi sangat panas, terasa pengap hingga Jessica kesulitan bernapas.Nada bicara Arthur begitu mengintimidasi dirinya. Wajah Arthur terlihat dingin, terasa tidak begitu bersahabat kepadanya.Kenapa nama Damian bisa merubah sikap Papanya? Ada apa sebenarnya?“Kakek salah dengar. Aland tidak ada menyebut nama Damian,” celetuk Aland dengan cepat, ia ingin menyelamatkan Mamanya dari interogasi sang Kakek.Arthur menaikan satu alisnya. “Tadi Kakek mendengarnya dengan jelas kalau kamu menyebut Papa Damian, Aland.”Arthur terdiam sejenak mencari sesuatu dari tatapan anak dan cucunya tetapi mereka terlihat biasa saja. Namun, kecurigaan itu belum usai. Arthur merasa ada yang disembunyikan dari Jessica dan Aland. Dirinya akan mencari tahu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status