Home / Thriller / Malapetaka Cinta Claire / Part 28 Fakta Kecelakaan Orang Tua

Share

Part 28 Fakta Kecelakaan Orang Tua

Author: Allena Sari
last update Last Updated: 2023-10-29 16:30:30

Aku memasuki mobil Randi dengan penuh pertanyaan, mengapa tante Sophia menyebutkan tentang kematian orang tuaku, bukankah sudah jelas mereka kecelakaan? 

"Claire, pakai seatbeltnya. Kamu kenapa bengong gini?" Randi seolah memperhatikanku dari tadi.

"Eh maaf..." Tanganku langsung mencari sabuk pengaman itu dan langsung ku tancapkan di penutupnya.

"Kamu mikirin apa? Harusnya kamu senang dong karna kita mau keluar dari rumah sekarang..."

"Tante Sophia tadi menyebut tentang orang tuaku...." 

"Astaga Claire, udah ah jangan dipikirin. Lagian kematian orang tua kamu kan juga sudah lama, apalagi yang mau dibahas?" Randi di sisi yang berbeda dariku.

Aku diam, mengabaikan komentarnya.

"Udah pokoknya kamu jangan mikirin apapun. Aku berjuang sejauh ini untuk kamu...." Tambahnya lagi.

Ia mulai menancapkan mobil dari balik basement ini menuju gerbang tinggi yang menutupi rumah megahnya. 

"Den, maaf gak boleh keluar...." Cegah dua orang satpam yang berada di depan gerbang menghentikan laju mobil kami.

"Kenapa Ran?" Aku meliriknya heran.

"Duh, mama pasti nih...." Ia menggerutu kesal. Ia keluar dari mobil dan mulai bernegosiasi dengan kedua satpam tersebut namun tetap saja kedua satpam hanya menjalankan perintah sang majikan, Airin....

"Kamu jangan harap bisa keluar dari rumah ini ya, Randi....." Suara teriakan yang menyaring itu berhasil mengalihkan fokusku yang baru saja keluar dari pintu mobil.

"Mama....." Batinku.

Ia berjalan pelan dengan rombongannya menuju kami seolah ingin diserbu massa. Di sebelahnya terdapat perempuan muda dengan paras menawan, berambut panjang, dan tubuh proporsional. 

"Randi, sekarang juga kamu balik ke rumah. Tapi kamu, silahkan pergi dari rumah ini..." Airin membentakku di depan semua orang dan mengusirku begitu saja.

Aku shock mendengarnya. Ia benar-benar mempermalukanku di depan semua koleganya, termasuk salah satunya juga tante Sophia. 

Lidahku kelu, tatapan mataku tidak karuan. Aku bingung apa yang harus ku lakukan sekarang....

"Kenapa masih diam? Saya minta kamu pergi sekarang juga Claire! Taxi kamu sudah nunggu di depan...." Pinta Airin.

"Anwar, seret Randi ke dalam rumah, dan kamu seret perempuan ini keluar!!!" Teriak Airin...

Aku tidak bisa bergidik, tanganku langsung ditarik oleh satpam rumah ini. Aku diusir paksa tanpa tau apa yang membuat Airin setega ini denganku. Aku menatap mata Randi dalam-dalam berharap ia bisa mencegahnya namun ia memilih bungkam dan terbawa oleh tarikan tangan Anwar.

"Non, maaf ya. Saya hanya menjalankan perintah...." Ucap satpam tersebut, lalu ia meletakkan koperku di pinggir jalan. 

Air mataku kian menetes, namun kali ini sudah tidak sanggup bersuara lagi akan perlakuan Airin terhadapku. Mentalku benar-benar dihancurkan olehnya, mimpiku sudah dirampas olehnya, bahkan harga diriku sudah dipadamkan olehnya. Jika kata orang dunia ini kejam, ya memang benar adanya, terlebih mendapatkan mertua seperti Airin seperti musibah yang sedang menghantamku. 

***

"Sayang......" Alexa langsung berlari memelukku.

Ia melihatku dengan tampilan mata merah dan bengkak, raut wajah yang amat berantakan dengan genggaman 2 koper di tanganku yang baru saja turun dari taksi.

“Claire, tenang sayang tenang…….” Sekali lagi Alexa merangkulku untuk masuk ke dalam rumahnya.

“Tante Claire, kenapa Ma???” Kayla, sepupuku juga tidak kalah herannya dengan ekspresi kedatanganku yang seperti tidak biasanya.

“Husstt Kay, nanti dulu biarin tantemu tenang. Tolong ambilin segelas air untuk tante Claire ya…” Pinta Alexa kepada anak perempuannya.

Aku masih terisak nangis. Rasanya dadaku begitu sesak, menerima kenyataan nasib pernikahkanku sudah sampai di ujung tanduk penyempurnaan.

“Sayang minum dulu minumm…. Setelah ini kamu bisa cerita dengan tante….” Alexa seperti memberikanku space untuk tenang terlebih dahulu. Membayangkan betapa kalutnya diriku dalam dunia Airin seolah aku kehilangan semuanya.

“Claire, are you ok?” Alexa lagi-lagi memastikan aku dalam kondisi terkontrol.

“Aku diusir dengan Airin….” Aku coba menyeka air mata yang tersisa di sisi kedua pipiku.

“Astaga……” Satu kata yang bisa diungkapkan oleh Alexa. Aku tau persis, jika kondisiku tidak kalut, sudah pasti Alexa akan mengeluarkan kata-kata sarkasnya terhadap Airin.

Ia coba menahan bahuku. Ia mengusap bahuku. Bagiku yang sekarang ku butuhkan adalah treat ketenangan.

“Nasib pernikahanku sudah gak ada harapan tante. Sudah sekian kalinya Airin minta aku cerai dari Randi. Sepertinya Randi akan dinikahkan dengan Natalie….” Kembali air mataku mengalir.

“Perempuan gila ya! Kok bisa ada orang tua kaya Airin sama Roger!” Umpat Alexa.

“Mungkin karena aku tidak bisa memberikan keturunan untuk Randi. Aku juga jika dikasih pilihan, aku gak mau dimadu tante. Hal yang paling gak bisa ku terima sebetulnya bukan karna dipaksa cerai, tapi aku sudah dipermalukan di depan kolega-koleganya, termasuk tante Sophia yang hanya bisa menatapku dengan kasihan….”

“Siapa yang kamu sebut? Sophia?” Alexa tertarik dengan nama itu. Ia memastikan lagi aku menyebut nama Sophia.

“Iya tante Sophia, teman akrabnya mama dulu. Bukannya tante Sophia yang kasih tau mama papa meninggal, Te?”

“Iya memang dia yang kasih tau ke keluarga tentang kepergian orang tuamu. Tapi setelah ia beritahu, ia menghilang tanpa jejak. Aku sudah coba mencarinya untuk minta keterangan secara detail apa yang terjadi, tapi sia-sia dia sama sekali gak bisa ditemukan. Sekarang, kamu tiba-tiba bilang ketemu dia di rumah Airin. Apa gak begitu surprise??” Alexa meneguk air yang berada di gelasnya. Tatapan matanya sudah jelas banget ia sedang berpikir.

“Sebenarnya tadi tante Sophia ada menyebutkan satu hal yang menurutku ganjil juga Te. Tepat sebelum aku mau kabur dengan Randi. Namun sayangnya usaha kami kabur gagal karna pintu gerbang yang diboikot oleh satpam dan aku diusir paksa di depan kolega Airin.

“Dia bilang apa?” Alexa begitu ingin tau kebenaran apa yang terjadi.

“Sebentar…” Aku kembali menyeka air mataku dan merogoh kantong tasku.

“Ini…. Dia bilang hubungi nomornya, karena ada yang mau dia bicarakan soal kematian mama papa….” Aku menunjukkan kartu nama yang bertuliskan Sophia dengan jabatannya sebagai pemilik perusahaan salah satu kosmetik yang cukup viral dan terkenal di negara ini.

“Sudah aku duga! Dia pasti terlibat…..” Gumam Alexa, sembari memperhatikan kartu nama ini berulang kali.

“Maksud tante? Mama dan papa bukan murni kecelakaan? Sebentar deh, bukannya dari hasil pemeriksaan kepolisan sudah ditutup dengan kecelakaan? Apa ada hal yang aku gak tau?” Aku menggalinya lebih detail.

“Aku gak tau Claire. Hanya dugaanku saja, soalnya kematian mereka tuh emang ganjil. Bukan kecelakaan tunggal ataupun beruntun, tapi mereka diperkirakan sudah meninggal duluan sebelum terjadinya kecelakaan. Dari pemeriksaan kepolisian, waktu kematian mereka lebih awal dibandingkan terjadinya kecelakaan itu. Makanya, aku bisa bilang kalo mama papamu emang sudah terbunuh duluan, baru terjadi kecelakaan. Namun, karena polisi gak bisa menemukan bukti yang signifikan, makanya kasus ditutup dengan kesimpulan kecelakaan yang padahal juga masih gantung”

“Terbunuh? Maksudnya mama papaku dibunuh, Te?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 28 Fakta Kecelakaan Orang Tua

    Aku memasuki mobil Randi dengan penuh pertanyaan, mengapa tante Sophia menyebutkan tentang kematian orang tuaku, bukankah sudah jelas mereka kecelakaan? "Claire, pakai seatbeltnya. Kamu kenapa bengong gini?" Randi seolah memperhatikanku dari tadi."Eh maaf..." Tanganku langsung mencari sabuk pengaman itu dan langsung ku tancapkan di penutupnya."Kamu mikirin apa? Harusnya kamu senang dong karna kita mau keluar dari rumah sekarang...""Tante Sophia tadi menyebut tentang orang tuaku...." "Astaga Claire, udah ah jangan dipikirin. Lagian kematian orang tua kamu kan juga sudah lama, apalagi yang mau dibahas?" Randi di sisi yang berbeda dariku.Aku diam, mengabaikan komentarnya."Udah pokoknya kamu jangan mikirin apapun. Aku berjuang sejauh ini untuk kamu...." Tambahnya lagi.Ia mulai menancapkan mobil dari balik basement ini menuju gerbang tinggi yang menutupi rumah megahnya. "Den, maaf gak boleh keluar...." Cegah dua orang satpam yang berada di depan gerbang menghentikan laju mobil kam

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 27 Keluar Rumah

    "Cle, kamu mau nurut sama aku gak kali ini?" Randi perlahan mendekatiku yang sedang kalut atas paksaan dan rampasan hidup yang dibuat oleh Airin."Mau apa lagi, Mas? Rasanya semua hal yang aku lakuin juga sia-sia. Mama kamu tetap ingin kita cerai. Dengan kamu narik aku kesini, cuma untuk ngulur waktu aja kan? Karena faktanya yang diinginkan mama kamu tuh tetap saja bukan aku...." Aku coba mewaraskan semua hal yang ada di hadapanku. Rasanya air mata pun sudah gak sanggup lagi menetes."Kali ini aja, sayang. Kamu mohon mohon sama mama buat batalin semua keinginannya. Aku juga bakal ngelakuin hal yang sama....""Mas......" Aku mendongakkan kepalaku, sorotan mata kami saling bertemu."Tolong kali ini aja.. Aku mau mempertahankan kita, Claire, dan aku harap kamu juga punya hasrat yang sama....""Gak ada jaminan hati mama terketuk, Mas. Semuanya bakal sia-sia aja...." Aku sudah sampai di titik nyerahku. Rasanya sekarang jika boleh langsung Randi menalakku, aku langsung menerimanya. Luka bat

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 26 Harus Berpisah?

    "Aku udah gak sanggup Ran setiap hari berhadapan dengan berbagai ucapan dari mama kamu..." Aku terisak nangis, seolah semua hal yang ku lakukan selalu salah di matanya."Ya jangan nyerah dong. Katanya kamu cinta sama aku, umur pernikahan kita juga baru banget Cle. Tolong bertahanlah demi kita..." Randi menurunkan egonya."Gimana bisa" aku bertahan, aku tuh udah gak diterima sama keluarga kamu, dan gak akan mungkin diterima...." "Sejak awal juga kan kamu tau gimana kerasnya mereka. Tapi apa, komitmen kamu di awal kan bakal bisa hadapin mereka apapun yang terjadi, kan?" Randi coba menguatkan hatiku yang sudah terlanjur kecewa dan patah dengan perbuatan kedua orang tuanya. Mereka betul-betul menginjak harga diriku di depan koleganya."Kesehatan mental aku yang terganggu kalo terus ada di rumah ini Ran. Mereka selalu bandingin aku dengan Natalie. Siapa sih memangnya Natalie? Kamu sama sekali gak pernah bahas tentang perempuan itu...""Ya karna gak penting, untuk apa aku bahas, sayang?" R

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 25 Pengakuan di depan Sosialita

    "Aku sudah coba untuk ngobrol dengan mama tapi dia terus menolak apa yang udah aku pertahankan Claire..." "Terus? Kamu nyerah?" Jujur aja aku sudah gak punya tenaga bahkan untuk bicara kepada Randi sedikitpun."Gak, aku gak nyerah. Aku lagi berusaha untuk ambil hati mama buat kamu. Kamu bisa bantu aku juga?" "Bantu yang kaya gimana lagi? Aku harus apalagi supaya dapat hati mama kamu Ran...." "Saranku sih kamu coba berhenti kerja dan full time di rumah supaya sering bagi waktu untuk mama dan papa..." Ucapnya tanpa peduli dengan pertimbangan apapun."Kamu gak salah?" Aku masih coba bertahan untuk tidak mengumbar amarahku di depannya. Aku masih melihat seberapa pantas aku diperjuangkan olehnya."Ya enggak dong sayang. Kita coba satu per satu caranya supaya kamu tuh bisa akrab sama mama. Bisa kan?" "Tapi aku gak tau harus apa kalo di rumah tuh Ran..." Aku mendengus kesal."Ya kamu pasti bisa lah, browsing dulu aja caranya gimana entar di rumah kan tinggal kamu terapin aja. Pasti deh m

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 24 Gugatan Airin

    "Pa, coba bilangin deh sama si Randi anak kesayangan kamu itu..." Airin ngedumel tak henti-hentinya."Papa juga sudah susah bilanginnya, bahkan kamu juga tau dia masih berani nikahin wanita itu padahal aku lagi serangan..." Roger pun ikut dalam obrolan bersama Airin."Lagian, dia mau apalagi sih dari wanita itu? Cantik? Ya masih banyak wanita lain yang jauh lebih cantik. Pinter? Ya kalo dia pinter mah gak mungkin jadi bawahan gitu. Keturunan? Ya mana bisa hasilnya aja udah jelas-jelas dia mandul, gimana bisa punya keturunan. Yang ada nih ya Pa, kalo sampe orang lain tau udah kita bakal kena malu banget seumur hidup..." Airin terus memanas-manasin Roger. Sebab ia tau suaminya akan lebih cepat bertindak jika dikasih sumbu api dulu untuk meledakkan emosinya.Roger wajahnya sudah merah padam, gempalan di tangannya sudah jelas bahwa ia tidak ingin kejadian yang telah disebutin Airin menjadi kenyataan. Terlebih ia paling benci jika direndahkan oleh orang lain. Dia sangat membencinya."Tapi,

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 23 Frustasi

    Tatapanku kosong, pikiranku entah campur aduk semuanya. Fokusku tidak lagi tentang orang-orang disekitarku."Claire, kenapa? Randi ada apa?" Tante Alexa yang kian melihat tubuhku terlunglai lemas di kursi roda tak kuasa menahan pertanyaannya pada suamiku.Randi masih mendorong kursi rodaku menggantikan suster. Aku sudah sampai di tepi tempat tidur."Sayang, ayo pindah ke tempat tidur..." Randi pindah posisi disebelahku persis. Aku sama sekali tidak berani menatap wajahnya, jelas saja ekspektasiku mengatakan ia kecewa sebesar-besarnya."Aku bisa sendiri!" Sedikit bentakan dengan penolakan untaian tangan Randi sudah menjadi jawaban atas kegundahanku saat ini.Aku kehilangan semuanya bahkan harapan tetap hidup.****"Randi bisa ngobrol keluar sebentar?" Aku mendengar jelas tante Alexa mengajak Randi untuk membicarakan kondisiku. Aku tidak bergeming, karna saat ini, aku hanya bisa nangis meratapi nasib yang gak tau akan muara kemana.Randi berjalan pelan meninggalkanku, begitu juga tante

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status