Share

Bab 05

“Mommy! Haru tidak suka, mom selalu tidur diruang tamu!”

Leira mengusap matanya dan menatap ke arah sumber suara, dia segera merapikan pakaiannya dan berjalan mendekati Haru dan Ibunya, dia tidak tahu jika ini akan membuatnya lebih kacau.

Lagi-lagi dirinya bertindak seperti anak kecil, dia mengabaikan jika dirinya adalah seorang Ibu, Leira mendekati putranya, tersenyum dan mencoba membuat putranya tidak marah lagi padanya.

“Haru sudah datang? Maaf, Mom janji--,”

“Janji tidak akan melakukannya lagi? Mom selalu seperti ini, bagaimana Haru bisa tenang jika tinggal bersama Ibu?” Ucap Haru, walau putranya begitu sering memarahinya, ketahuilah dia berusaha bersikap dewasa di usianya.

Leira menatap kearah Ibunya, meminta bantuan untuk sedikit membuat Haru berhenti memarahinya, menyadari hal itu sang Ibu segera menggenggam tangan Haru, membawanya ke dalam kamar.

“Haru bilang ingin menunjukkan gambarmu, sekarang Ibu ingin melihatnya.” ucap Nyonya Song, dia mencoba mengalihkan amarah Haru dan menatap tajam arah putrinya.

Leira menghela nafas lega, dia menatap kearah dimana suara ponselnya terus berdering, dengan cepat kakinya melangkah dan meraih ponselnya.

“Tuan Han, seperti aku akan datang siang, banyak naskah yang sudah selesai revisi dan Haru hari ini libur, bisakah meminta orang lain?”

Leira menatap keluar jendela, hari ini cuaca begitu cerah, dia ingin mengajak Haru keluar tapi pekerjaan terus menutupi kebersamaan mereka, lalu tatapan teralihkan pada Haru dan Ibunya, kedua orang yang selalu ada disisinya. Alasan kuat kenapa Leira harus tetap bekerja.

“Terimakasih Tuan Han, aku pastikan akan membuatnya,” ucapnya, Leira meletakan kembali ponselnya. Dia mulai mengambil pakaiannya satu persatu di lantai, Leira segera mengambil kaleng bir dimeja. Dia lupa membuangnya dan akan menjadi masalah lainnya.

“Leira.” panggil sang Ibu.

Leira menoleh dengan cepat, dia hampir menjatuhkan kaleng ditangannya, dengan cepat segera membuangnya dan kembali merapikan naskah yang berserakan di meja ruang tamu.

“Semalam kau minum?” tanya Nyonya Song, dia membantu merapikan ruang tamu yang begitu berantakan, putri memang begitu sulit untuk disuruh merapikan, itulah alasan kenapa putranya begitu banyak bicara karena Ayahnya adalah pria yang rapi, sifatnya menurut pada Haru.

Leira menghentikan kesibukannya, sekeras apapun Leira menentang untuk berbicara dengan sang Ibu, tetap saja dia adalah seorang putri dan memiliki satu putra, dan terlebih selama ini Ibunya yang terus membantunya.

“Ya, tapi aku tidak minum terlalu banyak, hanya dua kaleng.” ucap Leira, dia memasukkan lembaran di dalam box dan memastikan jika itu adalah naskah yang sudah selesai di revisi beberapa hari lalu, terkadang memang Leira masih sering bersikap seperti wanita yang belum menikah, tapi hingga detik ini Leira tidak pernah berpikir akan memberikan Haru pada mantan suaminya.

Nyonya Song tersenyum, dia mengelus rambut sang putri, dia tahu. Jika dulu bukan dibutakan karena kekuasaan mungkin putri masih bisa melakukan hal untuk dirinya sendiri, karena ulahnya putrinya harus menjadi seorang wanita kuat, bekerja dan merawat putranya.

“Biarkan Haru tinggal bersamaku, tidakkan kau rindu bertemu dengan teman lamamu?”

Leira terteguh, ucapan sang ibu menepuk hatinya secara halus, seakan pintu gerbang tentang dunianya terbuka saat ini, Leira terdiam. Reaksi apa yang harus dia tunjukkan, untuk sekian lama dan waktu berlalu, kini Leira merasa jika dirinya kembali menemukan sikap sang Ibu yang dulu.

“Aku menyesal setelah melihat perpisahan itu, aku juga merasakan bagaimana kau tetap menerima nam Jun, jelas-jelas pria itu tidak mencintaimu dan jika bukan karena perjodohan itu, mungkinkah sekarang hubungan kita tidak serenggang ini? Bagaimanapun kau tetap putriku.” Nyonya Song tidak melakukan hal apapun, dia sabar sampai menunggu Leira menoleh ke arahnya.

Itu memang benar, walau Leira sering menitipkan Haru pada sang Ibu dan secara langsung sering berinteraksinya, nyatanya Leira tidak pernah mau cerita apapun padanya, entah itu kesehariannya dan bagaimana dirinya tetap menahan diri ketika terus bertemu dengan Nam Jun. Tidak, Leira tidak pernah melakukannya.

Padahal dulu, apapun Leira akan bagi dengan sang ibu sebelum dirinya mengenal pria bernama Nam Jun, Leira pikir pertemuan mereka dan semua hal yang dilakukan pria semua begitu alami, tapi setelah jatuh cinta. Semua itu hanya itu membuatnya mau menerima perjodohan itu.

Leira terluka dan hancur, dia bohongi oleh sang ibu dan juga fakta betapa brengsek pria itu.

“Aku tidak membutuhkan itu, apapun yang telah terjadi tentang masa laluku, aku tidak akan pernah menyalahkan Haru, dia adalah putraku, anak dan ibu tidak akan pernah bisa dipisahkan.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status