Share

Bab 07

Pukul sebelas siang, tangan Leira menuntun putranya masukin kantornya, sorotan mata Haru begitu berbinar setiap kali langkah kaki menelusuri ke seluruh sudut, menatap kagum dengan apa yang sedang dia lihat.

Leira terburu-buru untuk menghindari satu orang, tentu saja Nam-jun. Berharap tidak pertemuan yang harus membuat Haru melihatnya dan Leira tidak yakin apa yang akan dijelaskan pada putranya. Rencana awal Leira tidak ingin datang ke kantor untuk menyelesaikan naskah tapi karena Tuan Han memerintahkan untuk datang.

Dia tidak bisa memberikan alasan apapun.

“Mom, aku tidak tahu jika kantor Mom begitu besar.” ucap Haru, dia juga begitu senang dan rasa ingin tahunya begitu tinggi sekarang, dia ingin mengenal semua yang ada disini.

“Suatu hari Haru juga akan mendapatkan kantor lebih besar dari ini.” ucap Liera, dia sengaja mengambil waktu disaat jam istirahat, selain kantor yang tidak terlalu ramai, waktu yang baik untuk menghindari pria itu.

“Kapan itu akan terjadi Mom?” tanyanya, Haru mengikuti kemana sang Ibu membawanya, kini keduanya juga sudah dalam, dia juga tidak mau melepaskan genggaman tangan sang Ibu.

Leira menatap kearah putranya, mengusap surai coklatnya dan tersenyum. “nanti ketika Haru sudah dewasa.”

Lift terbuka dan memperlihatkan sosok pria dengan setelan berwarna putih, Leira dan Haru yang baru saja akan melangkah keluar terhenti begitu saja karenanya, dan hal itu berhasil menarik perhatian Haru.

Sean menyipitkan matanya, meyakini apakah mungkin dia salah lihat. Tapi hal itu membuatnya terkejut, siapa anak laki-laki itu?

“Tuan Choi, selamat siang dan selamat datang di kantor kami.” sapa Leira dengan sopan ketika akan melangkah keluar lift, dia segera membawa Haru menuju ruangan Tuan Han.

“Mom—,”

“Haru, Mom harus bekerja sebentar. Tolong jangan meninggalkan ruangan ini, Haru tidak ingin membuat Mom khawatirkan?” tanya Leira, dia akan menitipkan Haru sebentar pada temannya Mira, karena dia akan berdiskusi dengan Tuan Han. Belum lagi takut Haru mengganggu.

“Haru akan bersama siapa jika Mom pergi?” tanyanya, sebenarnya Haru ingin menanyakan Ahjussi yang baru saja dilihat di dalam lift.

Leira mengajaknya Haru masuk kedalam ruangan Mira yang berada di seberang ruangan Tuan Han, dia sudah mengatakan pada Mira sebelumnya dan gadis itu bersedia menjaga Haru.

“Ini adalah ruang kantor Mom, Haru akan bersama dengan Noona Mira.” ucapnya, Leira memperkenalkan Mira dengan Haru secara singkat.

Mira melambaikan tangannya, tersenyum pada putra Leira. Walau ini pertemuan pertama mereka lakukan, Mira sudah beberapa kali melihat foto Haru dan mendengarkan kisahnya dari Leira, jadi sepenuhnya Mira sudah mengenal pria kecil itu.

Yang katanya adalah pria yang begitu banyak bicara dan seperti kakak bagi Leira

“Haru suka dengan menggambar bukan? Mau melihat gambar milikku?” ucap Mira berlutut sejajar dengan Haru, mencoba membangun keakraban dengan-nya, menghilangkan rasa takut yang terlihat jelas di wajah Haru.

Dan kebetulan Mira bekerja di bidang desain cover, tentu saja dia senang dengan menggambar daripada seperti Leira yang harus merevisi naskah berlembar-lembar apalagi membutuhkan ketelitian tinggi dan kesabaran yang Mira lakukan.

“Mom.” Haru tidak bisa mudah beradaptasi dengan orang baru, walau dia sudah bersekolah. Haru jarang memiliki teman lebih dari dua orang, gurunya mengatakan Haru lebih suka menyendiri dan menggambar, interaksinya dengan murid lain sangat jarang terjadi. Padahal ketika Haru bersama Leira atau neneknya, pria kecil itu sangat begitu ceria dan tidak sama seperti ucapan gurunya.

“Haru jika tidak menyukai Noona Mira, tidak apa. Tapi janji tidak akan mengganggu Mom.” Leira tahu, sulit membangun rasa adaptasi di usianya, bisa saja Leora mengajaknya ke dalam ruangan Tuan Han, hanya saja Leira takut didalam ruangan itu ada pria yang itu.

Haru menatap kearah Ibunya, dia tidak ingin membuat sang Ibu kerepotan dengan dirinya, dia melepaskan genggaman tangannya dan mendekati wanita bernama Mira.

“Namaku—Song Haru Won. Noona bisa memanggilku Haru.”

Leira tersenyum, siapa yang tidak ingin melihatnya terluka, dia anak yang baik dan sangat pintar memahami keadaan sang Ibu, hal itu sukses membuat Leira dan Mira saling menatap, mereka tidak tahu Haru akan mengambil langkah itu.

“baiklah, pria kecil selagi menunggu Mommy-mu kembali, bagaimana jika kita melihat gambarku? Atau Haru ingin mencoba menggambar disana.” ucap Mira, dia memberikan isyarat pada Leira untuk segera meninggalkan ruangan ini dan melakukan tugasnya.

Leira mengangguk paham, dia segera keluar dari ruangan Mira dengan dokumen yang sudah disiapkan sejak pagi, lebih tetapkan berkas yang diminta oleh Tuan Han.

Tangan mengetuk pintu sebelum masuk, dia sudah memastikan pakaian terlihat rapi dan kakinya mulai melangkah masuk saat tangannya membuka pintu.

“Selamat siang, Tuan Han. Aku mem—,” Leira terdiam, bukankah pria itu tadi sudah masuk ke dalam lift, kenapa sekarang ria itu duduk manis di sofa merah itu?

“aku membawa berkas yang Tuan Han inginkan.” lanjutnya Leira, dia mencoba mengabaikan pria itu, entah setiap kali berpapasan dengannya atau sekedar saling bertatapan, Leira selalu mengingat kejadian dimana dia menegurnya dan ucapannya yang selalu terdengar aneh.

“Bagaimana dengan revisi naskah?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status