"Baik tuan, tunggu sebentar…." Setelah selesai berbicara, Indra duduk di depan komputer dan mengoperasikannya. Berdasarkan instruksi Indra, Kevin menekan beberapa sidik jari lagi.
"Sudah bisa, Tuan Kevin..." Indra menekan tombol "OK" di layar dan tabel akun Kevin telah muncul. Indra mengarahkan jarinya ke nomor di bawah sisa saldo rekening di layar komputer dan berkata, "Tuan Kevin, ini adalah total rekening pribadi Anda saat ini..." Awalnya Indra biasa saja, tetapi setelah melihat dengan jelas, dia sangat terkejut."Salah…!" Indra tiba-tiba menyadari bahwa dia telah salah menghitungnya, "Sisa saldonya senilai 30 triliun rupiah." Setelah selesai membacanya, Indra tidak tahan untuk menarik nafas karena masih tidak percaya pria 20 tahun yang ada di depannya adalah seorang yang sangat kaya raya.Seorang pemuda berusia 20 tahun seperti Kevin, saat ini memiliki aset yang begitu besar! Ini adalah uang di mana hampir 99% orang di dunia tidak bisa mendapatkannya dalam hidup mereka. Kevin menatap angka di layar dan merasa aneh. Dia berkata pada dirinya sendiri, bahwa dia harus cepat beradaptasi dengan identitasnya sebagai generasi kedua yang sangat kaya."Oh iya, Anda masih memiliki aset lainnya dan saya akan menunjukkan sekarang kepada anda Tuan..." Indra menggunakan kursor untuk mengoperasi beberapa halaman berturut-turut dan akhirnya menekan tombol OKE, Layar pemantauan pun muncul di layar komputer."Ini adalah layar pemantauan aset fisik kekayaan Anda di tempat lain di dalam bank kami..." Indra menjelaskannya kepada Kevin, lalu menekan salah satunya dan layar komputernya muncul bahwa ada salah satu mobil sport milik Kevin . Pojok kiri atas menampilkan "100 motor Harley yang di sebar di beberapa kota…" Pojok kanan bawah menampilkan tulisan "100 Lamborghini juga di beberapa kota…". Indra menekan gambar lainnya untuk Kevin. "Bank di kota lainnya menunjukan aset emas batangan…" dan dari seluruh cabang Bank yang tersebar di banyak tempat hampir semua aset kekayaannya ada.Ketika melihat aset Kevin di mana-mana, mata Indra hampir saja keluar. Jantungnya hampir copot karena tidak percaya, bagaimana bisa dia menghasilkan semuanya ini, Dia belum pernah melihat orang yang begitu kaya seperti Kevin, bahkan menurutnya Kevin adalah orang terkaya dikota tersebut. Indra tidak pernah menemukan ada orang yang mencapai 1/10 dari aset Kevin."Baiklah tolong ajukan sebuah kartu untukku..." Kata Kevin saat Indra sedang memikirkan semua milik Kevin. "Baik, saya segera mengajukan kartu untuk anda, silakan ditunggu sebentar Tuan, apakah anda ingin dibubarkan kopi atau teh…?" Kevin menjawab "Tidak perlu repot-repot…" Indra pun segera menyetujuinya, kemudian dia pergi mengajukan kartu Kevin secara langsung.Hanya dalam waktu 15 menit, kartu Khusus atas nama Kevin telah selesai diajukan. Indra melihat kartu itu, kemudian memikirkan aset Kevin dan merasa bahwa kartu ini terlalu menghina identitas Kevin, karena tidak sesuai dengan apa yang Kevin miliki. Tak berdaya, kartu paling tinggi yang dapat ditangani oleh bank cabang Bengkulu adalah kartu khusus semacam ini.Indra mengulurkan kedua tangannya untuk memberikan kartu ini ke depan Kevin, "Tuan Kevin, ini adalah kartu Anda." Kevin pun mengangguk "Baiklah, terima kasih…" Kevin mengambil kartu itu, lalu berterima kasih padanya dan berdiri untuk berjalan keluar. "Tuan Kevin, silahkan tunggu..." Bagaimana mungkin Indra berani mengabaikan nasabah besar seperti Kevin? Dia harus mengantarkannya keluar secara pribadi, tetapi sistem pemeriksaan aset di komputernya masih belum ditutup, sedangkan mesin verifikasi sidik jari, peralatan pengenalan iris dan lainnya masih belum dimasukkan ke dalam brankas. Pemantauan di ruang VIP terhubung ke kantor pusat penanggung jawab distrik. Dia tidak berani melanggar aturan untuk menghadapinya.Di dalam lobi utama. Nina sedang menunggu dengan sangat cemas karena takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi didalam ruangan manajer operasional, mengapa orang itu tidak kunjung keluar juga? Mungkinkah anak itu membunuh Pak Indra di dalam ruangan? Nina menjadi semakin ketakutan saat dia memikirkannya. Dan tidak lama setelah itu, Kevin keluar dari ruangan pak Indra. "Berhenti…!" Nina tiba-tiba berteriak, lalu berjalan cepat menuju Kevin dan menarik pakaian Kevin, "Kamu Tidak bisa pergi, karena kamu masuk ke dalam ruangan tanpa izin. Setelah kami memastikan bahwa tidak terjadi sesuatu, aku akan mengirim kamu ke kantor polisi…"Dengan tenang Kevin menghadapi Nina "Apa yang kamu katakan! Lepaskan…!" Kevin terheran-heran dengan sikap wanita itu sejenak. Nina menarik baju Kevin dengan erat dan tidak bisa dilepaskan.Bukankah wanita ini terlalu kasar? Dia telah melihat sebelumnya di lobi bahwa dia merendahkan dirinya. Kevin tidak mempermasalahkan hal itu, dia tidak memperpanjang masalahnya, tetapi wanita ini sudah mulai main tangan. "Apa ini…?" Mata Nina tajam dan melihat kartu blackgold yang terlihat di saku Kevin. Dia menariknya keluar dengan cepat dan menatap Kevin seolah-olah telah memperoleh bukti bahwa Kevin mencuri."Beraninya kamu mencuri kartu blackgold tertinggi di Bank, ini telah melanggar kejahatan keuangan dan kamu harus diantar ke kantor polisi sekarang juga…" Nina tidak tahu bahwa kartu itu sudah menjadi milik Kevin. Dia tanpa sadar mengira, bahwa pasti Kevin yang memasuki ruangan dengan beribu alasan, lalu berpura-pura menjadi bodoh dan tercengang. Saat manajer Indra tidak memperhatikannya, dia mencuri kartu blackgold tersebut."Ada apa denganmu, lepaskan…!" Kevin benar-benar muak dengan wanita ini. "Sekarang kamu merasa bersalah bukan…?" Nina semakin memperkuat pikiran batinnya saat keduanya membuat keributan, nasabah lainnya di dalam lobi juga bergegas menghampiri Kevin dan Nina yang sedang adu mulut di ruangan, lalu mereka mengepung keduanya, bahkan ada beberapa nasabah yang melangkah maju untuk membantu Nina menangkap Kevin. Pada saat ini, Indra yang telah membereskan pekerjaannya, keluar dari ruangan dengan cepat. Dia secara pribadi telah melihat semua aset Kevin. Dia adalah penyimpan terbesar di bank cabang Bengkulu, apalagi saat melakukan verifikasi dengan mesin pengenal sidik jari, itu mengatakan bahwa Kevin hanya memiliki sebuah rekening di keluarganya. Satu buah rekening yang terdapat begitu banyak uang, belum lagi itu hanya dari satu orang, belum lagi dari keluarga lainnya? Seberapa sulit bagi orang lain untuk bertemu dengan orang yang sangat penting seperti ini? Setelah bertemu dengannya Indra ingin menjadi bagian dari orang terdekat Kevin."Bisakah aku membuatnya terkesan…?" Ucap Indra dalam hati. Sekalipun merasa asing, tetapi menurut pandangan Indra, itu juga merupakan kehormatan yang sangat besar bisa melayani dan memiliki potensi keuntungan yang sangat besar baginya dan bagi Bank yang dia pimpin.Namun, ketika dia melangkah menuju lobi, dia malah melihat Nina memukul dan menarik Kevin dengan ekspresi yang begitu kejam! Sedangkan Kevin terlihat sangat marah! Hati Indra tiba-tiba merasa terkejut, Nina yang bodoh itu sudah berurusan dengan orang yang sangat penting. Dia sekarang tidak hanya bermain api sendirian, tetapi sangat mungkin akan melibatkannya! Nina begitu berani terhadap Kevin, jikalau Dia tahu bahwa orang yang dia tarik adalah orang yang mempunyai uang 30 triliun di rekeningnya, dia benar-benar sudah membuat Indra mati rasa. Orang yang kaya sangat mudah untuk menyuruh siapapun berbuat apa yang dia inginkan, ketika orang itu menggerakkan jari tangannya, itu akan membiarkan siapapun mati tanpa mengetahui bagaimana caranya dia mati. "Habislah kau Nina, aku pun kena getahnya nanti…!" Indra kembali cemas dalam hatinya.Indra bergegas menuju ke kerumunan yang sedang membawa Kevin. Sebelum dia sempat untuk berbicara, Nina memperlihatkan kartu blackgold di tangannya kepada I
Terdengar ada suara yang memanggil, orang itu datang melalui pintu samping, "Dinda…!". Semua teman sekelas melihat ke arah suara tersebut dan begitu melihatnya, ternyata Mario yang datang. Mario masuk dari pintu samping dan berjalan mendekati Dinda yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya. Dinda berdiri dan langsung memeluk Mario dengan erat. Mario mengelus wajah Dinda yang mulus itu, dengan tidak memperdulikan orang sekitar keduanya pun tiba-tiba saling berciuman. Ketika melihat adegan Dinda dengan Mario, banyak teman sekelas yang melihat ke arah Kevin lagi. Karena semua orang tahu, bahwa Kevin adalah pacar Dinda sebelumnya dan mereka masih tidak tahu bahwa Dinda telah putus dengan Kevin sudah beberapa minggu ini. Sedangkan Kevin hanya merasa jijik dengan kelakuan mereka berdua, Kevin tahu bahwa Mario tidak sebaik yang Dia kira. Karena dia pernah mendengar dari teman sekamarnya yang berkata, bahwa Mario setidaknya pernah membawa sepuluh perempuan untuk tinggal di asrama kamp
Tantri tersenyum kecut dan mengikuti akting Kevin, "Oke, aku tunggu, jujur saja, aku masih belum pernah masuk restoran itu…!"Tantri mana tahu jika ajakan Kevin itu benar benar akan dilakukannya, karena dia tahu Kevin hanya bercanda. Tantri lalu pergi karena Kevin dipanggil oleh kedua sahabatnya.Kedua teman sekamar Kevin berjalan dan mengajaknya ke kantin untuk makan siang.Di dekat pintu masuk kantin itu, Fadli tiba-tiba berhenti, kemudian menatap ponsel dan berkata dengan keras, "Sial, Andre sudah mendapatkan pasangan, kalian lihatlah grup asrama kita…!""Benarkah?" Kevin dan Doni segera mengeluarkan ponselnya dan membuka grup asrama. Andre baru saja mengirimkan sebuah pesan, "Hai kawan-kawan, aku secara resmi mulai hari ini mengumumkan bahwa aku sudah tidak sendiri lagi! Cepatlah kembali ke asrama, aku akan mentraktir kalian makan siang hari ini…!""Anak itu akhirnya telah menemukan seseorang yang bisa menemani dan akhirnya tidak akan merasa kesepian lagi..." Ujar Doni. "Ayo, kita
Oh ini…" Lisa menyentuh bintik kecil di dahinya dan wajahnya yang cantik itu sedikit marah, "Jangan tanya lagi, tadi pagi aku pergi ke Citibank untuk menarik uang dengan ayahku, dan aku tidak sengaja disentuh oleh pria sialan…""Hah, disentuh? Kalau begitu apakah pria itu sudah meminta maaf padamu.?"Lisa mengambil ponsel untuk berkaca dan menyadari bahwa bintik merah itu tidak terlalu jelas, kemudian dia meletakkan kaca itu sambil tersenyum, "Dia sudah meminta maaf, tetapi kalian juga tahu bahwa nasabah seperti apa dulu yang dilayani oleh Citibank itu, dan kalian tebaklah pakaian apa yang dia kenakan saat itu? Produk murahan dan aku sedikit tercengang melihat cara berpakaiannya, karena mau apa dia pergi ke citibank yang bukan untuk level seperti dia...""Produk murahan? Maksudmu dia memakai baju yang biasa saja?""Tapi di Citibank itu bukannya hanya bisa mengajukan kartu dengan saldo minimal 100 juta? Jika di drama sinetron, semakin rendah sikapnya, semakin kaya juga orangnya. Kalau
Ini membuat Doni dan Fadli merasa sangat canggung dan malu, sedangkan Elsa dan Amanda hanya mengobrol sambil menggunakan ponsel mereka dan tidak menghiraukannya.Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa ada yang salah dengan sikap mereka. Meja itu terdiri dari empat bangku kayu. Satu bangku bisa diduduki oleh dua orang. Elsa dan Amanda duduk di satu bangku, Doni dan Fadli satu bangku, Andre dan Syifa juga satu bangku sedangkan Lisa duduk sendirian di satu bangku.Syifa dan Andre merasa sangat tidak percaya diri, karena Lisa adalah satu-satunya teman sekelasnya yang paling cantik dan pemilih. Ketika Kevin datang, bagaimana dengan reaksi Lisa ketika bertemu dengan Kevin.Meskipun Kevin terlihat lumayan, tetapi pakaian yang dia kenakan benar-benar lusuh dan kotor! Andre dan Syifa menyapa yang lain untuk memesan makanan, sedangkan Elsa dan Amanda mengarahkan pandangan mereka pada menu makanan. Mereka sama sekali tidak peduli ada Fadli dan Doni yang berada di depannya."Mengapa yang datan
Syifa merasa ragu dan Lisa telah memberikan jawabannya melalui sikapnya. Dia tetap tersenyum dingin dan menatap Andre dan Syifa. "Syifa, selamat untukmu yang telah mendapatkan pacar yang tampan seperti Andre, aku masih ada sedikit urusan dan sedang tidak ingin makan, aku pergi dulu."Setelah selesai berbicara, Lisa berdiri, berbalik dan berjalan keluar.Bisa dikatakan bahwa acara makan ini direncanakan oleh Lisa. Menurutnya, Andre terlihat lumayan, apalagi dia dari jurusan ekonomi, Lisa berfikir bahwa teman-teman Andre pasti juga akan sama terlihat lumayan.Dalam hatinya ingin mencari pasangan yang cocok dan malas untuk Memilah milih lagi. Meskipun itu tidak cocok, tetapi juga bukanlah hal yang buruk untuk mengenal pria yang tampan lagi.Tak terduga, teman sekamar Andre, Fadli terlihat sedikit frustrasi, sedangkan Doni terlihat biasa saja. Dia masih bisa menahan kedua orang ini.Tetapi ketika dia melihat Kevin, Lisa tidak bisa menahannya lagi. Di dalam pikirannya, Kevin adalah seoran
Untuk saat ini, Fadli yang duduk di ranjang tiba-tiba berteriak pada Kevin dan Doni dengan penuh semangat, berkata. "Kevin, Doni, cepat kalian kemari, Wina sedang siaran langsung, mari kita tonton bersama...!"Wina adalah orang yang disukai secara diam-diam oleh Fadli sudah sejak lama. Siaran langsungnya baru saja dimulai pada satu hari yang lalu. Itu juga pernah diunggah di grup kelasnya dan hampir semua teman-temannya memiliki akun siaran langsungnya.Kevi sangat menikmati sekali video yang di bagikan oleh Wina, teman-temannya juga begitu bersemangat melihat Wina, tanpa di suruh oleh Fadli mereka sudah terdaftar dengan akun Wina. Jadi saat Wina menayangkan siaran langung mereka langsung join untuk melihatnya.Wina telah menayangkan siaran langsung selama 30 menit. Saat ini, lebih dari 100 orang sedang menontonnya dan kebanyakan dari mereka adalah teman sekelas Wina dan tentu saja banyak laki-laki yang menontonnya. Kebetulan sore hari ini tidak ada kelas, bukannya ini adalah hal yan
Jidan langsung mengirimkan hadiah lima kali berturut-turut, lima hadiah singa setara dengan 25 juta!Wina langsung terpana oleh hadiah yang diberikan Jidan. Mata Wina sedikit tidak percaya dengan hadiah itu. Dia melihat pemandangan ini di siaran langsungnya dengan tidak percaya.Dia meletakkan kedua tangannya di dadanya dan tampaknya sangat gembira, "Kak Jidan, kamu telah mengirimkan begitu banyak hadiah padaku, aku benar-benar ... Aku benar-benar sangat bahagia sekali.." Wina memberi ciuman dengan efek suara di depan kamera."Kak Jidan, apakah kamu satu kelas denganku.?" Wina mengedipkan kedua matanya yang genit."Jidan, apakah uang sudah membuat dirimu merasa hebat? Aku benar-benar sangat kesal!" Fadli mengetik pesan dengan amarah.Jidan lanjut berbicara lagi, "Wina, serahkan posisi administratornya padaku!""Oke, baiklah!" Wina mengangguk dengan cepat. Setelah Wina mengubah posisi admin, Jidan telah ditetapkan sebagai administratornya."Fadli si miskin itu masih berani mengancamku