Share

12. Bukan Mimpi

**

Aku ambil ponsel, tapi sebelum telpon tersambung, ada  ide yang tiba-tiba melintas di otak.  Aku harus pancing Joana alasan dia mau mengambil hak asuh. Aku yakin niatnya tidak tulus demi anak-anak. Namun, demi memiliki Ridwan lagi.

"Katamu dulu malas mengurus anak-anak, cape dan memilih untuk hidup bebas. Kenapa sekarang jadi ribet ingin mengasuh anak-anak?" pancingku sambil  pura-pura menekan nomor ponsel Ridwan. Padahal menekan tombol record juga.

Joana menyeringai.

"Kamu pintar. Aku tak mau ribet ngurus anak, tapi aku mau Ridwan balik padaku!" ucapnya lugas. 

Bingo! Aku berseru puas dalam hati. Pasti Ridwan mendengar ucapan Joana dan sudah kurekam.

"Hallo,  Iya, Rosi  Ada apa ini?" terdengar sapaan dari seberang telepon.  Karena aku menekan  loudspeaaker jadi suara Ridwan  didengar Joana.

"Iya,  Mas. Bisa kita ketemu sekarang? Ada hal penting yang harus dibi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status