Share

Mas Duda Suamiku
Mas Duda Suamiku
Penulis: Rien rini

Aku Mau

 "Ren, sudahlah ikuti saja, lagipula menikah sama duda itu enak tahu!" Heti, si kompor meleduk yang mendukung ratusan persen pada Rena.

 Rena memicing, "Apanya yang enak?" balasnya sengit.

 "Ya, enak. Dia itu pewaris perusahaan, terus duda tidak punya anak, kurang apa lagi kalau kamu sudah nikah sama dia, kamu jadi istri tunggal dan warisannya jatuh ke kamu. Terus nih, Ren ... enak sama yang berpengalaman menikah, dia tahu dan bisa bimbing kita, ibarat kata kita tidak perlu susah membuat rules rumah tangga, dia sudah seperti lampu penerang jalan," jelas Heti.

 "Huh, tapi'kan aku masih perawan."

 Rena masih belum bisa menerima perjodohan ini, lebih tepatnya dia tidak punya pilihan, ini perjodohan yang harus dia terima, dia tidak bisa menolak, bisa dia katakan itu paksaan mengingat kedua orang tuanya mempunyai hutang budi banyak pada keluarga kaya raya itu.

 Bapaknya bekerja lama sebagai supir di sana, semua keperluannya ditanggung sampai bapak pernah berkata seumur hidup Rena semua dari uang keluarga kaya raya itu, kesetiaan bapak membuat mereka suka, bahkan ibu juga bertemu bapak ketika bapak bekerja di sana, ibu menjadi maid di rumah orang kaya itu, keluarga Dwiarga.

 Sampai detik ini, saat kedua orang tua Rena sudah tak mampu bekerja di sana lagi, mereka masih mengirimkan bantuan sembako setiap bulannya meskipun Rena sendiri jarang berkunjung ke rumah utama keluarga Dwiarga, terakhir dia datang ke sana bersama kedua orang tuanya saat pernikahan pewaris utama keluarga Dwiarga menikah.

 Dia, Noah Putra Dwiarga, duda yang tadi dibahas Rena dan Heti. Duda cerai mati dan tanpa anak, pernikahan itu masih sangat baru dan karena sebab tertentu yang ditutupi dari publik, istri Noah meninggal dunia. Duka mendalam menerpa keluarga itu, terlebih lagi tahun ini adalah tahun di mana Noah akan diangkat menjadi pimpinan perusahaan itu, Noah sangat membutuhkan pendamping yang menyokong wibawanya.

 "Harus Rena ya, Bu. Kenapa pak Dwi tidak mencari gadis muda lain yang lebih berkelas dibandingkan aku, hem? Pak Dwi'kan tahu kalau kita cuman keluarga miskin yang hidup dari sembako mereka, Bu. Rena bisa tidak menolaknya?" Rena bernego dengan ibu, dia kejar sampai ibu berbaring di depan televisi, bahkan mengeraskan volumenya. "Bu, Rena masih belum pernah menikah, masa-"

 "Justru kamu belum menikah itu bagus kalau menikah sama dia, tuan muda itu bukan pria sembarangan, dia berpendidikan dan terkenal baiknya, gadis mana yang tidak mau menjadi istrinya, semua antri, kamu dipilih kok malah tidak mau, percaya sama Ibu, enak menikah sama dia, kan kamu tahu selama ini keluarga pak Dwi itu bagaimana ke kita, kamu bisa sekolah ya karena dia, ini bentuk terima kasih kita ke dia, Ren."

 "Ibu, jadiin aku tumbal begitu?"

 "Hush, tumbal apa? Ngomong apa sih kamu, Ren. Tidak ada yang jadi tumbal, ini masa depan yang baik, jangan mikir masalah dudanya, tapi pikirkan kamu nanti ke depannya bagaimana, belum tentu pria bayanganmu itu bisa menjamin kamu di masa depan, kalau merepotkan, bagaimana?"

 Semua orang mengatakan menikah dengan Noah adalah yang terbaik dan terindah, tidak mempermasalahkan status dudanya, semua berkata enak karena duda itu berpengalaman, terlebih lagi duda yang ditinggal mati, tidak takut suatu saat nanti mantan istrinya kembali dan mau merebut, dia juga mendapatkan sebutan pria yang setia, buktinya sampai mati begitu.

 Malam ini juga, Rena mencari keuntungan dan kerugian menikah dengan duda, rata-rata yang dia baca mengatakan bagian enaknya saja, sedikit sekali yang mengatakan menikah dengan duda itu tidak enak, terlebih lagi pewaris perusahaan.

 "Semua bilang enak karena jadi jutawan setelahnya, coba kalau miskin, mana mau?!" gunjing Rena.

 "Oh, iya. Aku'kan belum tahu wajahnya mas duda itu, coba cek ah, dia terkenal di sini pasti!" Rena ketik nama Noah dimesin pencariannya. "Oh my God!" dia tercekik seketika, Noah yang menjadi duda rupanya lebih tampan dari sebelumnya, memang pesona duda tak ada yang bisa mengalahkan.

 Saat ini juga Rena putuskan untuk mau menikah dengan Noah, pelaminan dan rumah tangga impian sudah ada di depan mata, hanya karena wajah saja dia tersihir, bagaimana dengan sentuhannya, pikiran nakal Rena sudah berjalan ke sana, membuatnya dibuai lamunan yang penuh akan keindahan.

 Dia akan menjadi ibu rumah tangga anti celemek, bangun pagi tinggal sarapan, kukunya bisa dihias setiap hari karena dia tidak akan mencuci baju dan piring kotor, dia menjadi ratu untuk duda itu.

 "Aku mau, aku mau sama mas Noah!" ujarnya tegas.

 ***

 Jawaban Rena sudah didengarkan keluarga Noah, wajah pria itu tampak datar biasa saja, dia di posisi yang tidak bisa menolak, Noah akui membutuhkan seorang wanita di sampingnya saat ini, bukan hanya sebagai istri, melainkan rekan kerja yang bisa mendampinginya disetiap saat dia harus pergi dinas jauh.

 "Dia memang jauh beda dari Sarah, tapi Noah ... Papa rasa tidak ada salahnya kamu sama dia, ibu dan bapaknya Rena itu pekerja terbaik di rumah kita, anaknya pasti juga setia dan bisa dipercaya seperti mereka." papa usap bahu Noah.

 Noah mendesah pelan, jujur dia masih belum bisa menggantikan sosok Sarah di hatinya, bahkan dia masih berharap Sarah hidup kembali, tapi apa daya kalau saat ini yang bisa dia lihat hanya tanah menggunung atas nama Sarah.

 "Papa tidak meminta dan memaksa kamu melupakan Sarah, itu hak kamu karena kalian pernah bersama, di situasi seperti ini, hadirnya Rena sangat dibutuhkan, Noah."

 "Apa dia bisa mengerti rumah tangga itu bagaimana? Dia masih terlalu muda untuk menikah, aku sepuluh tahu lebih tua darinya, Pa." Noah meragu.

 Papa mengangguk yakin, "Semua bisa dipelajari, Noah. Papa dulu juga tidak yakin bisa menjadi suami yang baik, tapi seiring jalannya waktu buktinya bisa. Tidak menutup kemungkinan Rena juga bisa menjadi istri yang baik buat kamu. Coba, besok kamu temui dia di kantor cabang, dia magang di sana, temui dia!"

 Noah mendesah sekali lagi, dia tidak meragukan keyakinan papanya, tapi dia meragukan dirinya sendiri. Mungkin mudah mencintai Rena, dia gadis yang cantik dan ceria, hanya saja dia tidak akan semudah itu melupakan Sarah yang menjadi cinta dan istri pertamanya, apapun yang pertama selalu bersama Sarah, kenangan itu tak mudah dihapuskan begitu saja hanya dengan kecantikan Rena.

 Nomor ponsel Rena ada di tangan Noah, statusnya sebagai duda membuat dia tak kesulitan mencari bahan sapaan pada Rena, sekali simpan saja satu pesan sudah dia kirimkan ke Rena.

 [Rena, ini nomorku Noah. Apa kita bisa bertemu besok?] Noah. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status