Share

Malam Pertama yang Gagal

 Serangkaian acara pernikahan telah mereka selesaikan hari ini, orang tua Rena sudah pulang lebih dulu mengingat mereka sangat rentan dan melihat keramaian yang ada dari keluarga Noah justru membuat mereka pusing tujuh keliling, berbeda dari Rena yang begitu menikmatinya karena dia memang tipe yang suka keramaian.

 "Ini kamarnya mas Noah, masuk saja!" ucap salah satu saudara Noah yang mengantar Rena masuk lebih dulu.

 Rena mengangguk sembari mengucapkan terima kasih, kemarin sudah ada satu koper bajunya yang dibawa ke sini, dia seperti tengah mengadakan staycation saja. Rena melangkah masuk, kamar yang begitu indah untuk ukuran laki-laki dewasa seperti Noah, bahkan bisa dibilang jauh lebih rapi dari kamar Rena di rumah, pasti Noah akan sakit-sakit kalau tidur di rumahnya.

 Bruk!

 "Mas Noah lagi di bawah ya?" dia bergumam sambil mengedarkan mata.

 Rena lepas dan berniat membersihkan diri lebih dulu, dia ambil baju tidur panjang seperti yang dia kenakan di rumah, terbiasa di rumahnya banyak nyamuk dan dingin, jadi dia memakai piyama panjang.

 Tak lama dari itu pintu kamar terbuka mendadak, Rena yang baru saja menurunkan resleting gaunnya sontak berbalik, punggung putih itu pun terpajang nyata di depan Noah, dia sempat melihatnya sebentar sebelum Rena berbalik dan mendekap gaun itu, bagian depan sudah mau jatuh saja.

 "Ck, kamu itu ... kan, ada kamar ganti, Ren." Noah tunjuk ruangan di sudut kamarnya, terbatas korden coklat susu. "Ganti di sana, kalau yang masuk bukan aku bagaimana tadi, kamu ini!"

 "Eehehehehehe, maaf, Mas. Kebiasaan Rena kalau di rumah ya ganti di dekat ranjang saja, tidak ada kamar ganti, tunggu ya!" dia lantas berlari masuk ke ruangan ganti itu.

 Noah bergeleng, sekilas dia ingat masa malam pertamanya bersama Sarah dulu, bukan seperti ini di mana dia masuk dan Rena sibuk membenahi dirinya sendiri, Sarah menyambutnya dengan ciuman dan pelukan, bahkan mereka tak sempat mandi waktu itu, langsung menikmati indahnya malam pertama.

 Sarah adalah wanita pertama yang dia sentuh, tidak dia sebut gadis karena dia bukanlah yang pertama bagi Sarah, tapi Noah mencintai karakter Sarah yang begitu baik padanya. Kali ini Rena, belum melakukan apapun dia sudah dibuat bergeleng-geleng.

 "Kenapa sih, Ren?" Noah buka korden itu.

 Rena melilitkan handuk besarnya, "Mas, lain kali kordennya dibuka saja ya, aku takut lihat bayang-bayangnya itu!" dia mendekat pada Noah.

 Apa Rena ini sudah tidak gadis lagi, kenapa dia semudah itu dekat dengan aku?

Kulit Rena yang menempel pada kemejanya membuat Noah meragu, dia tidak memastikan hal itu, tapi bila dilihat dari gaya Rena yang sangat mudah bergaul dan ponselnya menjadi asrama lelaki, keraguan Noah bisa dikatakan benar, Rena kemungkinan bukan gadis. 

 Kalau itu benar, selama dua kali menikah, dia tak mendapatkan gadis yang perawan.

 "Aku mandi dulu ya, Mas. Kamu buruan siap-siap mandi juga, keburu dingin nanti, jadi sakit!" ujarnya sambil melangkah ke kamar mandi, mata Rena sama sekali tidak takut.

 "Ren, kenapa mesti buru-buru?" Noah pancing istrinya itu.

 Rena berbalik, "Ya, tidak bagus saja mandi malam-malam, bisa asam urat katanya. Aku mandinya cepat kok, makanya Mas buruan!"

 Astaga, Noah kira mereka akan membuka malam ini dengan gulungan ombak asmara pasangan yang baru menikah, tidak tahunya disuruh mandi karena takut asam urat. Noah benar-benar menikah dengan bocah kali ini, dia lepas kemejanya, mengambil kimono berbahan satin hingga lekuk tubuhnya terlihat sempurna.

 Duda 34 tahun memang hot, begitu yang Rena dengarkan dari Heti, terlebih lagi masih baru sekali menikah, masih suka-sukanya bermain di atas ranjang.

 ***

 "Mmmmm ... sempit tahu, Mas. Sana dong!" Rena tendang-tendang kaki Noah yang menindih kakinya.

 Dia berbalik memeluk guling menghadap Noah, dengan mudahnya terlelap satu ranjang dengan seorang pria yang dikenal satu bulan dan langsung menikah, Rena bahkan diam saja saat Noah naik ke ranjang dan memeluknya dari belakang, hanya mengeluh sempit, itu saja.

 Deg,

 Sial, hanya jantung Noah yang berdebar saat dekat dengan Rena, gadis itu bisa mendengkur lirih dan matanya tak terbuka sama sekali.

 "Ren, Rena." Noah tusuk-tusuk pipi bulat Rena.

 "Ren, ekhem!" lagi.

 "Ren, Rena." belum ada reaksi, Rena hanya bergumam.

 "Rena, bangun!" bisiknya di telinga kanan Rena. "Bangun, Ren!" ulangnya.

 Rena menggeliat kecil, dia ucek matanya hingga bulu lentik itu basah sedikit, terlalu kencang dia gesekkan.

 "Mas, kok belum tidur sih, kenapa?" bertanya polos seolah sedang tidur di ranjang bapaknya saja. "Mas kebanyakan minum kopi ya? Mau apa?"

 Mau kamu lah, masa mau apa lagi kalau sudah menikah dan malam pertama!

Karena tak ada jawaban, Rena bawa gulingnya membelakangi Noah, tingkah yang membuat dada Noah bergemuruh, bisa-bisanya gadis itu tidak peka padanya.

 Apa ini karena Noah berkata semuanya akan bertahap dan hubungan suami-istri mereka dilakukan bertahap juga? Entahlah, bukan itu yang Noah maksudkan.

 Tangan kiri Noah meraba pinggang Rena, dia tarik sampai gadis itu masuk ke dekapannya, dia tenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Rena setelah menyingkap rambut panjang hitam legam itu.

 Plak!

 "Nyamuk ih!" 

 Noah gosok-gosok kepalanya, yang dipukul Rena bukan nyamuk, tapi kepala Noah. Sumpah, Noah frustrasi malam ini.

 Malam pertamanya gagal bersama Rena, membuat keraguannya akan status gadis Rena memuncak, terlebih lagi Rena tampak ringan satu kamar dan ranjang dengan Noah.

 ***

 Rena menggerutu sambil melipat daster rumahannya, baru saja dia selesai mandi dan dia ingin mengenakan pakaian kebangsaannya itu, tapi sang suami melarangnya, padahal di rumah ini hanya ada Noah dan kedua orang tuanya, yang lain hanya maid.

 "Rena pakai baju apa terus?" dia cemberut di belakang Noah yang tengah memilih kaosnya, hari ini dia cuti. "Ini tidak boleh, yang ini juga, yang mana yang dibolehin sama Mas?!" 

 "Ren, kan sudah aku bilang di lemari itu ada baju buat kamu, selama di rumah ya kamu pakai baju itu, yang lama jangan dipakai!"

 "Terus, buat apa Mas minta aku bawa baju satu koper kalau tidak boleh dipakai? Piyama tidur juga kata Mas tidak boleh dipakai lagi mulai nanti malam, banyak sekali sih yang tidak boleh, kan cuman baju!" omel Rena panjang lebar, dia kira bangun tadi langsung mendapatkan kata sayang, ternyata tidak, suaminya berbicara panjang lebar soal baju. "Yang mana? Rena pakai yang mana?"

 Noah raup wajahnya, dia ajak Rena ke depan lemari khusus dan baru itu, dia buka dan tunjukkan.

 "Ini bukan style-nya Rena, Mas." Rena mengerucutkan bibirnya.

 Noah hela napas sejenak, dia harus tahan. "Dipakai ya, aku senang kalau kamu pakai itu, menyenangkan suami itu tugas istri loh, Ren!" ujarnya kehabisan kata-kata.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status