Share

Big Plans

Author: Dek ita
last update Huling Na-update: 2024-05-15 14:52:03

Melihat bagaimana Siella benar-benar berlutut di depan Devan, dengan kedua tangan yang ada di atas pahanya dan dengan kepala yang menunduk juga, membuat suasana jadi sangat mencengkam.

Hani yang melihat sahabatnya sampai sujud tersebut mencoba untuk memintanya bangun, dan tidak sampai seperti ini. namun Devan dengan segera menghentikan Hani supaya tidak melakukan itu. Dia akan menguji.

“Beri aku alasan logis dan juga keuntungan apa yang bisa kamu berikan padaku kalau aku membantumu. Selain karena kamu ingin membalas suamimu,” tanya Devan.

Siella mendongakkan kepala melihat ke arah Devan yang menatapi wajahnya dengan sangat serius juga. Siella sampai menggigit bibir karena ingin menunjukkan kesungguhannya.

“Aku akan menuruti apa pun permintaanmu! Selama kamu bisa membantuku membuat suamiku serta selingkuhannya terpuruk! Aku ingin menunjukkan bahwa aku adalah orang dengan nilai tinggi yang tidak pantas mendapatkan perlakuan ini! Akan aku tunjukkan bahwa aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri!” tegas dari Siella.

Devan menganggukkan kepala sambil sedikit menyeringai mendengar jawaban panjang dari Siella. Apa dia akan menerimanya? Meski sebenarnya Siella tidak menyaring menyeluruh ucapannya, tapi ia sudah mengatakan inti dari apa yang dirinya inginkan.

Kembali Siella menunduk, memikirkan bahwa sepertinya memang Devan sudah tidak ingin membantunya lagi. Dia merasa kehilangan harapannya.

Tiba-tiba, tangan Devan mengulur di depan wajahnya tersebut. Dirinya seketika mendongak lagi dan melihat ke arah Devan. Pria itu membuka pintu belas kasihannya.

“Ayo kita bicarakan lebih lanjut. Kamu perlu bertindak cepat sebelum mereka bergerak lebih jauh,” ucap dari Devan.

Ia menerima uluran tangan tersebut. Secara tak langsung, mereka telah menyepakati kerja sama mereka dan kini mereka berdua adalah sekutu.

Pindah ke ruang tamu lagi, kini mereka duduk bertiga di sana dengan sangat bersungguh-sungguh sekali. Atmosfernya sudah berbeda. Meski masih ada rasa kebencian, namun rasa dendamnya lebih besar dan berkobar hebat.

“Nama selingkuhan suamimu Rifia, kamu pasti mengenalnya, kan?” Devan membuka obrolan.

Sedikit mengkerut alis Siella saat mendengarnya. Ia merasa asing ketika mendengar nama orang yang disebutkan barusan.

“Putri pemilik perusahaan Marketing RME, tidak tahu?” sambung Devan.

Seketika Siella langsung tahu wajah orangnya saat Devan menyebutkan lebih detail. Tentu saja dia tahu! Beberapa kali saat rapat pemegang saham ia melihat wanita tersebut datang bersama ayahnya. Dirinya sampai menganga menyadarinya.

“Dia selingkuhannya?!” kejut dari Siella.

“Iya, mungkin.”

Langsung berubah kesal wajah Siella setelah mendengarnya. Dia yang mengatakan kepada Siella bahwa wanita itu adalah pelakornya, tapi malah diberikan jawaban seperti itu. siapa yang tidak kesal?

“Jangan bercanda begitu! Kamu kalau yakin bilang yakin! Kalau tidak bilang tidak!” kesal Siella.

“Aku hanya mengatakan yang aku lihat, tapi TANPA bukti. Kamu bisa langsung percaya memangnya? Aku melihat bahwa Vano berselingkuh dengan Rifia, tapi aku tidak puny BUKTI untuk memperkuat argumenku. Karena selama ini, aku tidak mau tahu,” jelas Devan dengan lebih rinci.

Siella sampai sudah tersulut emosi duluan saat mendengan ucapan si pria ini. Tetapi kalau dipikir lebih rinci, memang yang dia ucap benar. Devan memang yakin dengan asumsinya, hanya dia belum punya bukti untuk menunjukkannya.

“Tckkk, terserah. Sekarang apa rencanamu?! Aku ingin segera membuat dua manusia sialan itu menyesal dan membuat mereka miskin!” kesal Siella.

Devan menyerahkan sebuah flashdisk kepada Siella yang diletakkan di atas meja. Ia dengan badan sedikit bungkuk dan kedua tangan berada di atas kaki sembari berpegang tersebut memandangi ke arah Siella.

“Pertama kita matikan dulu perasaanmu pada Vano. Tidak lucu kalau kamu mau balas dendam tapi jadi setengah-setengah hanya karena kamu masih ‘SAYANG’ padanya. Tonton beberapa video yang sengaja aku ambil di beberapa drama, supaya kamu tahu bahwa ‘CINTA’ boleh, asal ‘BODOH’ jangan.”

Benar-benar tertampar mendengar ucapan Devan barusan. Sekarang Siella masih berperang pada perasaannya yang merasa dikhianati, dan itu menunjukkan bahwa itu karena masih ada rasa yang tumbuh di dalam hatinya.

Namun, karena ia sudah bersungguh-sungguh, ia menerimanya dan mencoba untuk yakin kepada dirinya sendiri. Ia tidak boleh lembek jadi wanita.

“Sekarang, kamu pulang, dan bersikaplah biasa saja. Aku akan mencoba menyeret Rifia supaya masuk ke perusahaan Vano.”

“Hah? Kamu gila?! Kamu mau buat aku tiap hari makan hati?!” pekik dari Siella.

“Siella…,” Hani memanggil.                        

Langsung menoleh dirinya ke arah sang sahabat. Dan sang sahabat yang sudah punya ikatan komunikasi cukup baik ini menunjukkan bahwa Siella sudah lupa akan niatnya.

Ia langsung mengubah pikirannya yang tadinya merasa akan makin kacau kalau si wanita masuk ke dalam perusahaan, menjadi sebuah peluang lain yang dimaksud oleh Devan.

“Kenapa wanita itu harus masuk ke dalam perusahaanku?”

“Biar mereka berdua makin lengket dan makin sering ribut. Kamu punya posisi sekretaris kan, di perusahaan Vano? Minta dia untuk membuat Rifia jadi sekretaris kedua. Kamu bisa memanasi mereka berdua dan membuat mereka ribut,” ujar Devan.

“Lalu apa untungnya? Yang ada malah aku yang rugi besar.”

Devan menatap heran dan hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar respon dari Siella yang terlalu cepat, dan tidak memikirkan lebih lanjut dari apa yang dijelaskan oleh Devan.

“Kamu bilang ingin mereka berdua terpuruk, kan? Kamu harus membalas mereka dengan cara yang berkelas, bukan rendahan yang sampai membuat harga dirimu terinjak. Buat mereka hancur sendirinya, dengan kamu sebagai sumbunya,” ucap dari Devan.

Pengelihatan dari Siella seperti dibuat terbuka terang dan makin bersinar setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Devan barusan. Ia baru paham dan mengerti maksud dari pria tersebut.

‘Menghancurkan mereka dengan mereka sendiri sebagai penghancurnya. Jadi aku tidak perlu bersusah payah mengotori tanganku, kan?’ batinnya.

Merasa jelas mengerti mengenai maksud Devan, Siella menganggukkan kepala dengan senyuman yang lebar sekali. Rasanya seperti puas mendengar rencana awal Devan yang memintanya untuk memancing mereka berdua.

Siella dan Devan akhirnya bertukar kontak. Ini adalah hubungan benci yang sangat menguntungkan bagi Siella. Karena dengan bantuan dari Devan, ia yakin bisa membalas suaminya, meski harus bekerja sama dengan orang yang sangat ia benci tersebut.

***

Ini sudah dua minggu berlalu semenjak pertemuan tersebut, karena koneksi dari Devan, ia berhasil membuat Rifia, selingkuhan Vano tahu bahwa Siella sedang membutuhkan pengganti.

Meski tidak dijelaskan detail oleh Devan kepada Rifia mengenai dirinya, ini adalah bagian dari rencana brilian yang mereka rencanakan.

Siella akan bertemu dengan Rifia dahulu di sebuah kafe, dan nantinya Vano akan datang, karena Siella sendiri yang mengundangnya. Ia tidak menjelaskan apa tujuannya mengajak bertemu, hanya meminta datang saja. Supaya semua berjalan lancar.

“Permisi…, apa kamu… orang yang perlu aku temui?” Rifia sudah masuk perangkap.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status