Share

Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku
Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku
Author: Devidee17

Mobil Baru

Author: Devidee17
last update Last Updated: 2022-06-25 14:03:20

Bab 1

"Bilangin nih sama anakmu, jangan suka pinjam mainan Gina!"ujar Ibu mertua menghempas kasar tangan putriku yang berusia 7 tahun.

"Kamu kalau gak mampu beliin mainan untuk anak, mending anakmu di kurung di rumah aja!" timpal Mbak Hana.

"Nisa, gak ada rebut mainan Gina, Bu," rengek putriku yang kini sudah kupeluk.

"Tadi Gina yang ajak Nisa main," ucapku mengusap tangan Nisa.

"Nisa aja pandai ngarang, dia itu tiap hari kluyuran ke rumahku. Bilangin anakmu jangan main sama Nisa, gak level suka ngerebut mainan anakku lagi, makanya jangan miskin!" ucap Mbak Hana belagu.

Begitulah Kakak iparku. Dia selalu menghina diriku.

"Orang miskin, gak tau diri. Dulu Hamdan sudah kularang menikah denganmu, pakai pelet apa kamu hingga Hamdan tetap kekeh menikahimu!" cerca Ibu mertuaku.

Astagfirullah mereka bilang aku menggunakan pelet untuk suamiku.

"Lihat aku, punya rumah besar dan bagus. Gak rumah kecil kayak punyamu," Mbak Hana semakin menjadi menghina.

"Nanti aku bisa beli rumah lebih bagus darimu, dan juga aku gak iri toh rumahmu dari mertua. Kurang uang tinggal minta mertuamu!" jawabku yang merasa kesal tak tahan ingin membalas ucapan Mbak Hana.

"Iri kan kamu, gak punya mertua kaya sepertiku!" balas Mbak Hana menatapku nyalang.

"Gak iri sama sekali, lagian aku mau apa-apa usaha sendiri. Belum lagi Ibu mertua malah minta lebih separuh dari gaji Mas Hamdan dan kamu juga masih suka minta gaji suamiku, gak seperti mertuamu yang gak recok sama duit anaknya," ujarku. Biar saja mereka merasa tersinggung.

Mas Hamdan tiba dengan sepeda motornya. Ibu yang tadi mau marah raut wajahnya berubah.

"Hamdan, kamu baru pulang nak?" ucap Ibu dengan nada bicaranya berubah menjadi baik.

"Ada apa Bu, aku lihat kalian seperti ribut?" tanya Mas Hamdan penasaran.

"Gak ada apa-apa, cuma bincang biasa. Oiya kamu udah gajian kan hari ini?" Ibu bertanya dengan senyumnya. Pantas saja nada bicaranya jadi baik tak ketus seperti tadi.

Tanggal 4 ini memang Mas Hamdan gajian.

"Iya Bu, tadi baru aja bayaran," Mas Hamdan turun dari sepeda motor.

"Ibu mau minta untuk adikmu Vera, besok dia butuh 2 juta," Ibu langsung mengutarakan niatnya, sudah kuduga.

"Nanti ya Bu, Hamdan transfer seperti biasa," jawab Mas Hamdan yang memang selalu memenuhi keinginan Ibu.

"Mbak juga, besom mau ajak Gina staycation. Kamu bisa nambahin kan?" Mbak Hana ikut meminta.

"Mbak butuh berapa?" tanya Mas Hamdan.

"Satu juta aja, Ham."

"Aku transfer nanti ya Mbak,"

"Beri saja semua uang pada keluargamu!" ujarku.

"Kenapa Nas, kamu kan juga ada bagian. Sebagian rejekiku itu hak keluargaku!" tukas Mas Hamdan.

Selalu begitu jawabnya. Aku menghela nafas, karena sudah biasa Mas Hamdan selalu berpihak pada keluarganya. Mereka adalah prioritas bagi Mas Hamdan. Sedangkan Aku dan Nissa hanya orang lain ujarnya saat itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
bbbjjjjjjjj
goodnovel comment avatar
Riyani Gaming Yt
sedih jadinya aku
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Sakit hatiku
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Tangisan Penyesalan

    PoV HamdanTangisan Mega tak kunjung mereda, ia terus menangisi putra kami yang sudah meninggal karena kelainan jantung. Bayi mungil itu hanya bertahan 3 hari saja, jujur sebagai Ayah aku juga merasakan sedih dan bersalah. Karena sikapku yang tidak baik pada Mega selama ia mengandung."Ini semua karenamu, anakku meninggal!" ucap Mega lirih di dalam tangisannya. Kata itu terus ia ulang, menyalahkan diriku."Kamu yang membuat anak kita meninggal, kamu tak pernah perhatian padaku ketika hamil dan memberiku tekanan," Mega terus saja,menyudutkan aku. Aku sadar telah mengabaikan Mega dan kehamilan nya. Tak bisa kubohongi jika perasaanku dan pikiran ini terus mengingat Nasna dan Nisa. Aku sangat cemburu dan sakit hati melihat kebahagiaan mereka dengan Arkan. Ingin rasanya aku mengganti tempat Arkan. Ya tempat yang seharusnya menjadi milikku setelah direbut oleh pria itu, dia telah merebut Ibu dari anakku. Apalagi Nissa memanggil Arkan dengan panggilan papa. Huhh semakin membuat telingaku s

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akhirnya

    PoV Nasna"Arggghhh..!" terdengar jeritan kesakitan. Itu Naomi kan dia masih berani datang ke sini juga dan jatuh di lantai dapur.Naomi meringis menahan sakit, ternyata di lantai terlihat mengkilat, seperti tumpahan minyak. Beruntung aku belum masuk dapur, jika saja aku datang lebih dahulu pasti aku yang akan jatuh. Apa ini, kerjaan Rere? "Naomi?" Rere datang dan melihat keadaan temannya sudah terjatuh di lantai yang licin itu, karena minyak goreng. "Sakit, tolongin aku!" pekik Rere. Uhhh pasti sangat menyakitkan bokongnya yang mendarat duluan di lantai."Kenapa kamu bisa ke sini?" Rere ingin melangkah namun ia ragu dan kembali mundur. "Cepat tolong aku, ish!" pekik Naomi karena Rere hanya melihat dia yang masih terduduk di lantai merasakan kesakitan pada bagian tubuhnya, yang menghantam lantai dengan keras. Rere seperti kebingungan dan akhirnya mengulurkan tangannya, untuk menjadi pegangan Naomi. Naomi berusaha berdiri, tapi sepertinya lantai yang licin itu membuat dirinya sus

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Kedamaian

    Semenjak kejadian itu, memang Rere berubah baik. Tak ada mencari masalah denganku, sekarang aku juga sudah pindah ke rumah baru dengan Mas Arkan.Dan Mbak Hana yang meminta pekerjaan, aku sudah meminta izin pada Mas Arkan saat itu. Dan suamiku menyerahkan semua padaku, jika kasihan mau menerimanya bekerja. Aku memberi kesempatan pada Mbak Hana.Awalnya Mbak Hana bekerja dengan baik, walau ia sempat berhutang sebanyak 2 juta di minggu kedua bekerja. Alasan Mbak Hana meminjam uang itu, untuk berobat mantan ibu mertua. Aku pun memberikan pinjaman padanya. Tapi setelah pinjaman itu. Mbak Hana berhenti berangkat kerja, aku pernah mengirim pesan, karena hampir seminggu dia tak masuk, dan Mbak Hana justru memblokir nomorku setelah pesan berubah menjadi centang berwarna biru.[Nanti hutang nya juga aku bayar! Baru 1 minggu hutangin udah di tagih!] balasan pesan Mbak Hana 4 hari setelah memblokirku.Kenapa dia berpikir aku menagih hutang, padahal aku bertanya tentang dia bekerja lagi atau tid

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akibatnya

    PoV (3)(3 bulan kemudian)----Hamdan sudah keluar dari jeruji besi. Kini ia bisa menghirup udara kebebasan. Hamdan dan Mega melakukan cara kotor, apa sih yang tidak bisa jika menggunakan uang. Hingga mereka juga tega menjual rumah Ibu Irina tanpa sepengetahuan nya.Mereka kembali ke rumah yang dulu di beli Hamdan. Sebagian cicilan rumah sudah di bayar oleh Mega. "Mas, keluargamu sudah di usir dari rumah." Mega memberitahu pada Hamdan ketika mereka akan pulang ke rumah. Karena kemarin Hamdan masih belum tahu tentang keluarganya yang di usir."Oh.. Biarlah. Yang penting aku bebas! Selama ini aku sudah berkorban untuk keluarga, sekarang gantian mereka yang berkorban untukku! Rumah itu juga ada hak-ku karena sudah membiayai renonasinya!"jawab Hamdan dan menoleh pada Mega dengan seulas senyum di bibirnya. Sesantai itu Hamdan menanggapi berita tentang keluarganya.Mega merasa lega. Ini yang dia inginkan. Hamdan berhenti peduli pada keluarganya sendiri. "Akhirnya aku tak perlu takut, jik

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Permintaan Maaf

    PoV NasnaAku puas melihat Naomi di lempar keluar oleh Mas Arkan. Rasakan kamu perempuan gatal, ingin mendekati suamiku. Percuma tampilannya modis, dan cantik. Selalu bilang jika ia berkelas, kelas apa jika hanya menjadi wanita murahan. Aku yakin Naomi ingin menginap di sini dan mengambil kesempatan untuk menggoda suamiku, bila ada kesempatan.Apalagi pakaian yang ia kenakan sangat minim, ketat. Gunanya pasti untuk merayu suamiku, dengan tubuhnya. Perdebatan antara Mama mertua dan Rere masih terjadi. Tak perlu aku menjelaskan panjang lebar tentang kejadian, mereka sudah tahu sendiri dan berhasil membuat Rere akan di usir dari rumah ini. Apakah aku jahat dan kejam jika menginginkan Rere di usir dan tak di anggap anak angkat lagi oleh keluarga ini. Tujuanku berhasil, dan jika dia pergi. Tak ada lagi yang mengusik rumah tanggaku.**Rere pingsan, Mama yang akan ke kamar menemui Nissa berbalik dan menuju Rere yang tubuhnya sudah tergeletak di lantai. Pasti ia hanya pura-pura karena tak

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akhirnya

    PoV AuthorRere dan Naomi beradu pandang ketika Nasna menunjukkan video rekaman cctv saat mereka, menganiaya Nissa dengan kejam. Mencubit bahkan mendorong gadis kecil itu. Arkan mengepalkan tangannya, dengan kuat ketika menonton video itu. Tatapan tajam di arahkan pada Riri dan Naomi. Yang sudah seperti salah tingkah di hadapan Tante Tika dan Arkan karena ketahuan perbuatan sadis mereka."Mama, jangan salah paham dengan video itu!" Rere kemudian mendekati Tante Tika. "Mama jangan percaya, aku tidak seburuk yang Mama lihat di video. Maafkan aku, Ma! Aku melakukan ini karena ada sebabnya!" ucap Rere dengan nada suara yang bergetar karena ketakutan ia menyatukan telapak tangannya, memohon agar Mama angkatnya mengerti."Apa sebabnya? Kenapa kamu sangat tega pada anak kecil yang tidak bersalah seperti Nissa, apa salah dia hingga kamu melalukan hal keji, dan juga kamu Naomi? Beruntung Arkan, tidak menikah dengan wanita sepertimu, pada anak kecil saja kamu kejam. Bagaimana mau menjadi ist

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status