Share

Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku
Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku
Penulis: Devidee17

Mobil Baru

Bab 1

"Bilangin nih sama anakmu, jangan suka pinjam mainan Gina!"ujar Ibu mertua menghempas kasar tangan putriku yang berusia 7 tahun.

"Kamu kalau gak mampu beliin mainan untuk anak, mending anakmu di kurung di rumah aja!" timpal Mbak Hana.

"Nisa, gak ada rebut mainan Gina, Bu," rengek putriku yang kini sudah kupeluk.

"Tadi Gina yang ajak Nisa main," ucapku mengusap tangan Nisa.

"Nisa aja pandai ngarang, dia itu tiap hari kluyuran ke rumahku. Bilangin anakmu jangan main sama Nisa, gak level suka ngerebut mainan anakku lagi, makanya jangan miskin!" ucap Mbak Hana belagu.

Begitulah Kakak iparku. Dia selalu menghina diriku.

"Orang miskin, gak tau diri. Dulu Hamdan sudah kularang menikah denganmu, pakai pelet apa kamu hingga Hamdan tetap kekeh menikahimu!" cerca Ibu mertuaku.

Astagfirullah mereka bilang aku menggunakan pelet untuk suamiku.

"Lihat aku, punya rumah besar dan bagus. Gak rumah kecil kayak punyamu," Mbak Hana semakin menjadi menghina.

"Nanti aku bisa beli rumah lebih bagus darimu, dan juga aku gak iri toh rumahmu dari mertua. Kurang uang tinggal minta mertuamu!" jawabku yang merasa kesal tak tahan ingin membalas ucapan Mbak Hana.

"Iri kan kamu, gak punya mertua kaya sepertiku!" balas Mbak Hana menatapku nyalang.

"Gak iri sama sekali, lagian aku mau apa-apa usaha sendiri. Belum lagi Ibu mertua malah minta lebih separuh dari gaji Mas Hamdan dan kamu juga masih suka minta gaji suamiku, gak seperti mertuamu yang gak recok sama duit anaknya," ujarku. Biar saja mereka merasa tersinggung.

Mas Hamdan tiba dengan sepeda motornya. Ibu yang tadi mau marah raut wajahnya berubah.

"Hamdan, kamu baru pulang nak?" ucap Ibu dengan nada bicaranya berubah menjadi baik.

"Ada apa Bu, aku lihat kalian seperti ribut?" tanya Mas Hamdan penasaran.

"Gak ada apa-apa, cuma bincang biasa. Oiya kamu udah gajian kan hari ini?" Ibu bertanya dengan senyumnya. Pantas saja nada bicaranya jadi baik tak ketus seperti tadi.

Tanggal 4 ini memang Mas Hamdan gajian.

"Iya Bu, tadi baru aja bayaran," Mas Hamdan turun dari sepeda motor.

"Ibu mau minta untuk adikmu Vera, besok dia butuh 2 juta," Ibu langsung mengutarakan niatnya, sudah kuduga.

"Nanti ya Bu, Hamdan transfer seperti biasa," jawab Mas Hamdan yang memang selalu memenuhi keinginan Ibu.

"Mbak juga, besom mau ajak Gina staycation. Kamu bisa nambahin kan?" Mbak Hana ikut meminta.

"Mbak butuh berapa?" tanya Mas Hamdan.

"Satu juta aja, Ham."

"Aku transfer nanti ya Mbak,"

"Beri saja semua uang pada keluargamu!" ujarku.

"Kenapa Nas, kamu kan juga ada bagian. Sebagian rejekiku itu hak keluargaku!" tukas Mas Hamdan.

Selalu begitu jawabnya. Aku menghela nafas, karena sudah biasa Mas Hamdan selalu berpihak pada keluarganya. Mereka adalah prioritas bagi Mas Hamdan. Sedangkan Aku dan Nissa hanya orang lain ujarnya saat itu.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
bbbjjjjjjjj
goodnovel comment avatar
Riyani Gaming Yt
sedih jadinya aku
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Sakit hatiku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status