Natasha bangun dari pingsannya. Dirinya memandangi sekelilingnya. Ingatannya pun dia kumpulkan lagi. Natasha ingat, dirinya baru saja bermimpi menikah dengan orang yang tak dikenal.
"Ah, hanya mimpi ternyata," ujar Natasha bersyukur.Ia pun bangun dari tempat tidur. Saat matanya melihat ke cermin, kaget bukan kepalang rasanya."Shit! Masih pakai baju pengantin, berarti gue nggak mimpi," ujar Natasha sambil menepuk jidatnya."Anjir, gegara baju pengantin Aldila gue jadi istri orang. Mana enggak kenal lagi," rutuk Natasha di dalam hati.Natasha pun merapikan baju milik sahabatnya dan berniat keluar. Ia mencoba untuk melarikan diri dari kekacauan yang menurutnya absurd.Tap...Tap...Tap...Natasha berusaha untuk tidak menimbulkan bunyi-bunyian yang membuat dirinya ketahuan. Ia pun menyibak tirai kamar transit pengantin dan berusaha melarikan diri.Dia harus melarikan diri dari tempat itu. Sebelum semua orang mengetahui dirinya dan mungkin akan menyeretnya untuk pulang bersama pria yang sudah menjadi suaminya.Pelarian pertama aman.Tak ada yang menyadari dirinya keluar dari kamar transit pengantin. Natasha melihat semua yang ada di tempat itu sibuk menyiapkan untuk acara resepsi pernikahan tak sengajanya.Dengan bernapas lega, Natasha pun melanjutkan pelariannya. Ia meyusuri koridor sepi itu setelah keluar dari pintu utama. Napasnya ngos-ngosan. Tapi dirinya tetap berusaha untuk berlari.Sedikit lagi dia bisa menghirup udara kebebasan. Terserah semua orang dirinya melarikan diri. Dia tak mau memiliki suami yang tak dia kenali. Bisa-bisa dunianya runtuh dalam sekejap. Memikirkannya saja sudah membuatnya frustasi.Kakinya menghentikan langkah dengan tiba-tiba. Di salah satu sudut ia melihat dua raja dan ratu di Kota Axelin sedang duduk bersama.Dua guru yang selalu ikut kegiatan dan sosialisasi dari dinas pendidikan setempat, bak artis kota itu nampak memancarkan wajah muramnya.Biasanya keduanya menampakkan wajah kharismatik. Natasha kenal benar dengan rumor bahwa keduanya adalah tergolong guru berprestasi di kotanya.Bagaimana tidak, hampir setiap agenda dan kegiatan keduanya pasti menjadi ketuanya atau koordinatornya. Keduanya sudah terkenal dengan julukan "the most wanted teacher".Baru kali ini Natasha dapat melihat raut sedih dalam wajah keduanya. Dia pun berusaha bersembunyi di tempat itu. Ia ingin mengetahui apa yang membuat keduanya bersedih.Sampai-sampai membuat Aji terlihat menangis. Dan Ariani menunduk sejak tadi sambil pilek. Natasha menjadi penasaran."Ja...jadi gue yang udah jadi istrinya Aji? Jadi kesalahan yang dibuat itu malah membuat gue untung? Jadi istrinya most wanted teacher?" kata Natasha di dalam hati.Entah perasaan senang ataupun sedih yang harus ditunjukkan Natasha saat ini. Ia sedih karena sudah membuat hubungan keduanya harus berakhir. Tapi siapa juga yang bermasalah, Natasha hanya korban juga.Tapi dia ikut bersimpati atas apa yang terjadi.Dan perasaan lain yang tiba-tiba menggelenyar di dadanya. Dia sekarang sudah sah menjadi istri salah satu the most wanted teacher. Apakah Natasha harus bahagia?Ia lalu melihat lagi keduanya yang tengah bersedih hati. Patah hati ala orang terkenal seperti itu ternyata, pikir Natasha dalam hati.Tak ada jejeritan sambil menangis. Marah-marah sambil menjambak-jambak. Memaki orang.Flat.Keduanya terlihat masih menjaga privasi masing-masing yang terkenal berkarisma dan rendah hati di sekolah itu. Membuat Natasha berkata di dalam hati, "Coba kalau gue yang patah hati. Udah gue jambakin sama rontokin rambutnya. Bahkan kulitnya juga gue rontokin sekalian," ucap Natasha di dalam hati.Natasha melihat Aji mengambil kaca matanya dari tempatnya. Telinganya ia pasang dengan baik. Kedua guru favorit itu sepertinya akan membicarakan hal penting.Aji nampak mengusap sisa air mata di sudut mata Ariani. Entah mengapa hal itu malah membuat perasaan campur aduk Natasha. Dia tak pernah mendapatkannya."Apa gue jahat ya udah misahin dua orang yang lagi bersama? Dan sekarang gue harus jadi istri sahnya Aji. Lalu gimana sama Rini?"Aji pun menangkup dagu Ariani.Natasha dapat melihat dengan jelas masih ada sisa air mata di sudut mata Aji juga. Hal itu membuat Natasha trenyuh. Kejadian yang sudah terjadi tak dapat diputar lagi, bukan?"Bangke ini cowok. Lama-lama gue jatuh cinta juga sama dia..." Natasha menggerutu di dalam hati sambil melihat apa yang dilakukan Aji kepada Ariani.Aji merupakan tipikal laki-laki yang romantis, penuh kharismatik dan sabar. Tentu saja. Jika tidak mana mungkin dirinya menjadi ketua dari perhimpunan guru di kotanya. Dan Ariani menjadi sekretarisnya.Kegiatan apapun pasti keduanya ada di sana. Dan Natasha hanya menjadi regu penggembira saja saat terdapat kegiatan. Dia hanya menjadi penonton dari keeksistensian dua sejoli paling famous di kotanya itu."Kamu masih sayang kan sama aku, Rin?" Aji bertanya dengan mata sembabnya.Natasha hampir saja tertawa terpingkal-pingkal dengan penampilan 'suami'nya itu.Matanya yang sipit terlihat membesar seperti kelereng. Nampaknya ia menangis sejak lama.Laki-laki yang kesehariannya menjadi guru bahasa Indonesia itu terkenal tegas kini seperti gelas yang pecah karena kesalahan kecil.Natasha menjadi ikut bersimpati atas apa yang terjadi kepadanya dan sang kekasih."Hufft, harusnya hari ini momen indah mereka. Tapi mengapa jadi gue yang harus jadi istrinya Aji? Kayak gue numpang aji mumpung di dianya sih. Malu-maluin banget coba. Besok nama gue ada tambahan namanya dia lagi. Apa kagak sakit perasaan wanitanya itu?" Natasha terus memandangi adegan yang mirip di sinetron-sinetron favorit almarhumah emaknya itu."Aku nggak tahu, Ji. Kamu kan sudah menjadi suami orang sekarang," jawab Ariani sedih.Jawaban itu membuat Aji mengkerut di tempatnya. Ia seperti sudah kehilangan salah satu hal yang ada di dalam dirinya. Sesak dan menghantam.Melihat adegan percintaan keduanya membuat Natasha tak tega. Rasanya tak etis menyimak pembicaraan dua sejoli yang tengah patah hati itu. Apalagi keduanya patah hati karena dirinya.Ingin rasanya Natasha menghilang dari tempat itu. Tapi dia tak berilmu seperti itu.Rasanya ingin sekali mengulang kesalahan dan membetulkannya.Agar dua orang ini tak dirundung lara yang menyayat seperti ini. Dan Natasha terhindar dari penyesalan.Namun, semuanya tak bisa diulangi. Tuhan sudah menggariskannya."Gue pergi dari sini aja. Gue nggak mau terlena sama kisah cinta keduanya. Gue ntar dikira orang ketiga lagi. Kan bahaya," ujar Natasha.Ia kemudian membalikkan badan dengan perlahan. Ia harus meninggalkan tempat itu sebelum dua guru itu mengetahui keberadaannya.Perkara setelah pergi dari tempat itu, Natasha menjadi teringat akan sesuatu hal. Ya, dia harus menemui salah satu pegawai wedding organizer yang membawanya ke neraka dunia ini.Natasha harus meluruskan semuanya. Pegawai itu harus menceritakan mengenai apa yang terjadi. Mengapa dirinya yang harus menikah dengan Aji?Bersambung,Hai~Kuykuy yang udah baca bisa ninggalin jejaknya ya,..Thank you,Natasha pun bertanya kepada salah satu pegawai WO di ruangan itu. Ia melihat ruangan yang akan menjadi tempat resepsi itu sudah hampir 100 persen siap."Mbak, tadi yang nganter saya ke kamar transit pengantin siapa ya?" tanya Natasha dengan sopan.Salah satu pegawai WO pun langsung menghentikan kegiatannya menata piring. Dia nampak sedang berpikir keras. Natasha berusaha untuk menunggu."Oh iya, pegawai baru kami, Mbak. Sepertinya dia..." ujarnya terputus. Dia lalu melihat ke arah pegawai muda yang tengah menata gelas. "Itu, Mbak orangnya." Mantap dia berkata.Natasha pun mengangguk paham. Dengan gaun milik sahabatnya itu ia menghampiri pegawai perempuan yang tadi ditunjuk."Mbak, bisa bicara sebentar?" tanya Natasha dengan sopan.Pegawai WO yang baru saja dihampiri itu menoleh kaget ke arahnya. Dia sempat mematung sesaat sebelum menjawab, "Baik, Mbak," jawabnya dengan sedikit gugup.Natasha mengajak pegawai itu untuk duduk di ujung ruang resepsi. Mereka berdua duduk saling berhadapan
Natasha masih mematung di tempat yang menurut Aji adalah bagian favorit Ariani. Taman.Natasha dapat melihat ada banyak sekali bunga-bunga ditanam di sana. Ariani sepertinya sangat menyukai bunga.Natasha dapat merasakan juga Ariani mendapatkan curahan rasa sayang yang sangat besar dari Aji. Sampai-sampai mengijinkan halaman rumahnya ditanami berbagai macam bunga.Jika tidak mana mungkin hanya kekasih saja sudah seperti istri sendiri. Natasha menjadi geli apabila mengingat statusnya saat ini.Istri sahnya Aji adalah dirinya.Rasanya ingin tertawa geli saja mengingat kejadian aneh yang kini terjadi padanya.Apabila halaman rumah Natasha dipergunakan atau dipakai sembarangan, dia pasti akan marah. Tapi, suaminya itu mengijinkan Ariani menggunakannya sesuka hati.Bukankah Aji berarti sangat mencintai Ariani?Natasha juga ingin seperti Ariani. Ada yang mencintainya sepenuh hati. Memperlakukannya bak sang dewi.Sayangnya tak ada.Dia malah terjebak dengan kesalahan pernikahan ini. Menikahi
"Kamu bakalan gimana sekarang, Ji?" tanya Ariani sambil menatap ke arah Aji yang mereka kini tengah duduk di salah satu meja."Aku tetep pilih kamu, Sayang." Aji berkata mantap.Mereka kini berada di salah satu restoran cepat saji. Mereka duduk di salah satu bangku yang berada di pojok lantai dua. Agar tak ada suara berisik ataupun pengganggu yang tiba-tiba datang.Ariani sejak datang sampai saat mereka makan pun menatap mata kekasihnya dengan teduh. Sejujurnya apa yang dilakukan keduanya salah. Tapi rasa cinta itu yang masih membawa keduanya untuk tetap berada di tempat ini. Di malam pernikahan Aji dan Natasha.Cinta itu masih tetap ada. Meskipun status keduanya sudah berbeda."Tapi kan kamu sudah punya istri, Sayang. Sorry, maksudku Aji," kata Ariani meminta pendapat.Aji menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menangkup wajah Ariani. Ia dapat melihat bahwa kekasihnya itu tengah dirundung kesedihan dan kekecewaan. Kisah yang pilu."Harusnya kan istri aku itu kamu, Rin. Memang kesalaha
Jika dia jodohmu, seberapa kamu berlari pasti bertemu lagi.Jika dia jodohmu, seberapa kamu menyangkal itu adalah kenyataannya.Jika dia jodohmu, seberapa kamu tak menginginkan dia ada di sebelahmu.Jika dia jodohmu, seberapa kamu menjauh, dia akan mendekat.Sebab,Jodoh sudah digariskan Tuhan kepadamu, Nak!Sebelum kamu melihat dunia ini.***Tepat pukul 11 malam Aji sampai di rumahnya. Malam minggu yang seharusnya menjadi hari bahagianya malah hanya bisa mengajak kekasihnya pergi makan dan nonton film.Untung saja besok hari libur. Sehingga ia bisa pulang ke rumah pada waktu dan jam kapan saja. Kedua orang tuanya juga sedang berbisnis di luar negeri.Keduanya berangkat sehabis datang di acara pernikahannya. Orang tua Aji juga tak menaruh rasa curiga mengapa yang menjadi pengantin perempuan bukan Ariani. Sehingga hal itu membuat Aji agak bisa bernapas.Aji pun langsung menuju ke garasi, begitu satpam sudah membukakan pintu gerbang. Mobilnya langsung dibawa dengan perlahan. Ketika ia
Cahaya matahari mulai menyelinap dari balik celah kayu. Natasha perlahan mengerjapkan kedua matanya. Dia merasa terganggu dengan cahaya matahari."Kok dingin ya?" Natasha bertanya kepada dirinya sendiri.Ia lalu menyadari apa yang telah terjadi. Dia sudah menggunakan celana pendek yang entah milik siapa dan juga baju lengan panjangnya.Kaget lalu membuat Natasha buru-buru bangun dari tempat tidur. Dia melongok bagian tubuhnya yang tidak terlihat. Dan setelahnya dia bernapas lega."Masih perawan!" Natasha berkata di dalam hati.Ia lalu mencoba mengingat apa yang tengah terjadi semalam. Dia sudah tak ingat hal apapun lagi setelah tertidur di bangku taman.Natasha pun melihat ke dalam tubuhnya yang tertutup pakaian. Dua benda kembar miliknya masih aman dan belum tersentuh. Natasha pun mengucap syukur akan hal tersebut."Hey, suami mesum! Apa yang sudah kamu lakukan padaku semalam?" Natasha bertanya dengan tidak sopan dengan suara melengking.Aji yang mendengar Natasha setengah berteriak
Margareth lalu masuk ke dalam kamar tuannya. Aji nampak sudah pergi sejak dia tak mendengar suara mobil milik majikannya itu.Ckrek.Rasanya ia ingin tertawa dengan apa yang tengah terjadi. Seharusnya tadi tuannya memerintahkannya untuk membereskan kekacauan yang sudah dia buat.Tak pernah dalam hidupnya tuannya itu pergi saat melihat kamarnya berantakan. Tapi pagi ini dia melihat pemandangan yang berbeda. Aji meninggalkan begitu saja kamarnya yang masih berantakan.Nampak baju Natasha berserakan di sembarang tempat. Aji terlihat belum pernah melakukannya. Makanya apa yang diperbuat menimbulkan kesan kekacauan.Margareth lalu melihat ke atas tempat tidur. Korban dari sang majikan itu tengah tak berdaya di atas ranjangnya. Maklum keduanya baru pertama kali melakukannya."Apa perlu saya buatkan air hangat untuk mandi, Nyonya?" Margaret tersenyum. Dia melirik sedikit ke arah majikan barunya yang sepertinya masih berada di balik selimutnya."Rasanya seluruh tulangku hampir remuk saat dia
Baru saja Natasha akan menstarter motornya, ponselnya bergetar. Satu panggilan masuk pasti."Iya, halo." Natasha menjawab dengan nada malas. Kedua bola matanya diputar. Siapa lagi yang menelepon jika bukan suaminya?"Jangan lupakan malam ini kedua orang tuaku akan datang ke mari." Aji mengingatkan di ujung sambungan.Jengah juga tiap menit ditelepon. Hanya untuk memberitahukan bahwa mertuanya akan berkunjung ke rumah mereka. "Iya, bawel deh!" Natasha menjawab dengan nada gusar. Mau sampai kapan dia terus diingatkan? Memangnya dia bocah cilik yang harus selalu diingatkan. Usianya sudah 25 tahun."Kalau sampai mama atau papa curiga, ingat saja besok kamu tidak akan bisa bangun dari tempat tidur!" Aji mengancam. Suaranya pelan, tapi tegas.Mendengar ucapan suaminya, Natasha menjadi bergidik ngeri. Belum masuk semuanya saja dia hampir seperti kain yang dirobek kecil. Bagaimana kalau sudah masuk semua milik suaminya itu? Bisa mati muda dirinya.Ia mengingat betapa sangat menyakitkan setel
Natasha langsung ngibrit ke rumah sahabatnya, Raya. Telepon dan pesan ada ratusan masuk di ponselnya. Begitu Raya mendengar suaranya setelah ratusan kali mencoba menghungi, Natasha langsung memintanya ke rumahnya.Raya berutang banyak penjelasan padanya. Awalnya Natasha hanya ditugaskan untuk mencoba gaun pernikahannya. Namun, Natasha juga ikut menikah di hari yang sama dengannya. Tanpa menyebar kabar baik ini. Salah menikah ceritanya."What the hell Natasha! Lihat tuh leher loe." Raya langsung setengah berteriak begitu Natasha mampir ke rumahnya. Raya melihat kissmark di leher Natasha yang lumayan masih terlihat."Loe masih main sama suami loe pagi tadi? Anjir tahan banting loe semalaman dibabat habis. Paginya minta jatah tambahan masih loe ladenin juga. Minum obat kuat apa loe?"Raya langsung melempar berbagai pertanyaan pada sahabat karibnya itu."Anjir, pantesan semua orang di rumah tertawa ngeliat gue pergi dari rumah. Dia ninggalin bekas dua biji di leher gue," ucap Natasha samb