Share

Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek
Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek
Penulis: Anaserra

Bab 1 : Langkah Awal

Terdengar suara berbisik yang berdecak kagum ketika melihat sosok wanita berkulit putih bersih dengan sepatu hak tinggi yang menghiasi kaki jenjangnya keluar dari pintu lift di depan area lobby.

Wanita cantik itu menggunakan blazer hitam dengan rambut ikal sebahu yang di dibiarkan terurai.

Sesekali beberapa orang menyapa dan sedikit menundukkan badannya sebagai tanda hormat.

Dialah Kiara Putri Maharani. Wanita yang kerap dipanggil Kiara itu saat ini usianya sudah memasuki 29 tahun dan merupakan seorang CEO perusahan dibidang investasi yang sukses.

Kiara adalah seorang wanita ambisius dan independent yang memiliki keyakinan bahwa wanita dengan High Value yang tinggi akan memancarkan Inner Beauty sendiri. Kiara sampai saat ini masih belum memiliki pasangan dan tidak merasa tertarik untuk memulai hubungan asmaranya sendiri.

Kiara adalah orang yang bisa dikatakan tidak sejutu dengan adanya kisah happy ending di sebuah kisah percintaan. Ia menganggap bahwa cinta hanya akan memberikan luka dan rasa sakit.

Membuang-buang waktunya saja.

Kiara melangkahkan kakinya ke area parkiran dengan langkah kaki yang malas.

Selesai meeting seharian membuat Kiara merasakan seluruh tubuhnya pegal. Rapat kali ini cukup menyita waktu dan pikirannya karna persaingan sengit untuk perusahaan yang diincarnya untuk berinvestasi.

“Sebaiknya aku harus memberikan reward kepada tubuhku yang telah bertahan sejauh ini.”

Kiara memutar setir mobilnya berbelok ke arah Mall di dekat kantornya. Keadaan jalan malam ini cukup sepi mengingat waktu sudah menunjukkan lewat pukul 8 malam.

Kiara sesekali ikut melantunkan lagu yang ia putar di radio mobilnya. Lagu dari penyanyi favoritenya, Ariana Grande.

“Cause sooner or later we’ll wonder why we gave up. The truth is everyone knows.”

Salah satu lirik lagu yang membuat hatinya kembali tersentak. Dan membuatnya seakan-akan kembali ke masa itu.

“Kau meninggalkan aku tanpa kejelasan dan pergi begitu saja. Bahkan di saat terakhir aku mungkin bisa melihatmu.”

Sepenggal kata-kata yang terus menempel lekat di dalam ingatannya. Persis sama.

Kalimat yang terucap dari cinta pertamanya.

“Hah. Sampai kapan aku harus terus mengingat hal ini.” gumamnya.

“Ayo bangkit Kiara. Bagaimana mungkin hal ini terus menghantuimu?!”

Kiara mengusap air matanya dan kembali menghela napas panjang. Selalu. Dia selalu akan menangis jika mengingat hal ini. Cengeng sekali bukan.

Tapi entah mengapa hal ini selalu membuatnya seperti orang yang lemah. Masalah hati memang di luar kendalinya.

Mobil sedan putih itu melaju menuju area parkiran Mall. Kiara turun dan segera mengambil tas dan barang-barang yang sekiranya ia butuhkan nanti.

Handphonenya terus berbunyi menandai chat masuk yang tiada putus.

“Apa aku melewatkan suatu hal hingga HP ini terus berdering?” gerutu Kiara.

Sekilas ia melihat notifikasi chat grup kuliahnya dulu. Ada banyak sekali chat yang tertumpuk dan membuatnya semakin malas untuk melihat.

“Membuang waktuku saja.”

Kembali ia masukkan lagi HP tersebut ke dalam tas sembari kakinya terus melangkah memasuki salah satu Salon dan Spa terbaik di Mall ini.

Tiba-tiba HP Kiara berdering keras membuatnya harus merogoh tasnya lagi mencari-cari benda mungil berbentuk persegi itu.

“Apa lagi ini!” teriaknya kesal.

Dia melihat di layar handphonenya tertampang foto Kalisha, sahabatnya.

Kiara mengambil napas panjang sebelum mengangkat telepon dari sahabatnya itu.

“Halo nyonya Kalisha Advani.”

“KIARA!!! Dari mana saja?! Kenapa baru angkat telfonku sekarang!!!” teriak Kalisha kencang membuat Kiara harus menjauhkan HP yang ia pegang.

“Hei. Aku tidak budeg, Kalisha. Berhenti mengomel.”

“Cih. Kau benar-benar ya. Padahal aku sudah sangat tidak sabar mengatakan hal ini padamu.”

Kiara tetap diam malas menanggapi sahabatnya itu. Kalisha selalu saja heboh sendiri.

Paling dia hanya akan membual hal yang Kiara sudah tau ujung arah pembicaraannya ke mana.

“Kau harus tarik nafas dulu. Dan janji tidak boleh pingsan.” goda Kalisha semakin menjadi-jadi.

“Apasih Kalisha? Aku tidak punya waktu untuk-“

“DYLAN. DYLAN KEMBALI, KIARA.”

Seketika tubuh Kiara membeku dan langkahnya terhenti. Waktu terasa melambat dan detak jantungnya berdetak tak karuan.

Satu nama itu melekat erat dihatinya menempati ruangan tersendiri jauh di lubuk hati Kiara. Nama yang sangat tidak ingin dia dengar.

Satu nama itu seakan langsung menguras tenaganya membuat ia seperti kehilangan kesadaran. Kiara terjatuh lemas dan membuat tubuhnya terhempas ke lantai.

Namun tiba-tiba, sebuah  tangan putih kekar  menggapai tubuh mungilnya itu dengan cepat dan menahannya untuk tidak jatuh.

Dan ketika Kiara menoleh untuk melihat Ia ada di dekapan tangan siapa, seketika itu juga matanya melotot terkejut.

Sosok yang sangat tidak ingin ia temui tetapi juga sosok yang sangat ia rindukan.

Dylan Nalendra.

Kiara menatap sosok di depannya ini dengan mata tak percaya. Apakah ini hanya ilusinya semata? Apakah ini nyata?

Sosok yang ada di hadapannya apakah benar sosok cinta pertamanya.

“Are you oke?” suara berat itu terdengar dari mulutnya.

Pertahanan Kiara hampir runtuh. Tidak, jangan sekarang batinnya.

“Kiara?” panggilnya lagi

Hati Kiara terenyuh. Suara yang memanggil namanya itu sudah sangat ia rindukan.

Kiara buru-buru melepas tangan Dylan dan segera berdiri dan menatap laki-laki itu tajam.

“Tidak papa, aku baik-baik saja.” jawabnya, membuat Dylan tersenyum.

“Sudah lama sekali tidak bertemu. 5 tahun bukan?”

Kiara hanya tersenyum simpul.

“Iya sekitar itu. Tapi maaf Dylan, aku terburu-buru.”

Kiara melangkahkah kakinya cepat meninggalkan Dylan yang bingung karna ia tinggalkan begitu saja.

Kiara berbalik ke arah parkiran menuju mobilnya. Hati dan mood-nya sekarang sudah tidak mampu untuk melakukan spa dan lainnya.

Ia hanya ingin meninggalkan tempat ini sesegera mungkin.

“Bagaimana bisa dia sesantai itu. Hah.” hela nafasnya berat.

Kiara membukan pintu mobilnya keras dan menutupnya cepat. Hari ini benar-benar kacau. Badanya serasa kehilangan banyak sekali energi.

“Dylan.” gumamnya.

“Ternyata aku masih sangat mencintaimu. Lucu sekali.”

Ia tertawa dan langsung memukul dadanya pelan.

Komen (12)
goodnovel comment avatar
Zetha Salvatore
Asyikk ada aroma-aroma mau CLBK nih
goodnovel comment avatar
Da Chan
Bagus nih, yang bikin penasaran masa lalu mereka seperti apa ya
goodnovel comment avatar
Weka
cinta lama bertemu kembali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status