Share

Selalu Salah

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-11-01 10:53:19

Keinarra menoleh ke belakang, Reyhan berjalan santai mengikutinya padahal langkah dia sudah cepat dan kewalahan tapi pria itu tampak tenang bahkan bisa memberikan senyumnya.

“Mau sampai kapan kamu ngikutin aku naik MRT?” tanya Keinarra ketus tanpa melihat ke belakang.

“Sampai kamu mau ikut aku pulang naik mobil.” Reyhan menjawab.

Jam pulang kerja cukup padat dan Reyhan menjadi pelindung Keinarra dari belakang, layaknya bodyguard tanpa ada satu pun penumpang yang tahu kalau pria bertubuh atletis dengan kemeja putih di gulung hingga lengan dan celana kain hitam itu adalah Presiden Direktur MHN Grup.

Saat kereta datang, semua bersiap mengambil ancang-ancang dan saling dorong begitu pintu lift terbuka.

Dengan sigap, Reyhan melingkarkan kedua tangan di tubuh Keinarra dari belakang.

Keinarra yang risih pun tidak menolak.

Setelah itu Reyhan menggenggam tangan Keinarra, menuntunnya melewati setiap gerbong, mencari tempat duduk tapi tidak mereka temukan.

Terpaksa keduanya harus berdir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Azfar Nad
yg banyak kakkkkkk....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Bayangan : Istri Simpanan Pewaris Tersembunyi   Menguatkan Mental

    Di Menteng, rumah besar keluarga Mahendra berubah seperti ruang rias teater perang.Nadya duduk di depan cermin rias, gaun nude gold bertabur manik-manik terhampar di ranjang. Dua makeup artist bekerja seperti ahli bedah; satu menghaluskan garis marah di ujung mata, satu lagi merapikan rambut yang terlalu rapi untuk disebut santai.“Jangan terlalu pucat. Aku tidak mau kelihatan capek,” perintah Nadya.“Siap, Bu,” jawab MUA.“Berita yang itu sudah benar-benar hilang dari peredaran?” Nadya menatap bayangannya—cantik, dingin.“Asal kamu tidak … memancing,” sela Darmawan dari ambang pintu, suaranya lelah. “Jangan buat adegan. Adikku ingin makan malam keluarga. Titik.”Nadya berdiri, memutar—gaun mengkilap dalam bayang lampu. “Kalau perempuan itu datang—”“Dia akan datang,” potong Darmawan datar. “Sebagai istri Reyhan.”Nadya menegang. Sekon berikutnya bibirnya tersenyum—senyum rapuh yang disalut racun. “Kalau begitu, aku akan menyambut … keluarga barumu.”“Jaga mulutmu, Nadya. Di

  • Menantu Bayangan : Istri Simpanan Pewaris Tersembunyi   Persiapan Makan Malam

    Suara scanner ID card berbunyi singkat ketika Keinarra menempelkan kartunya di gerbang lantai 51. Ia berjalan melewati lorong kaca yang memantulkan siluetnya.Outfit yang dia kenakan hari ini adalah blouse satin krem, celana lurus warna arang, kitten heels hitam. Raut wajahnya tampak tenang—atau tepatnya, dipaksa tenang.“Pagi, Kei.”Naya sudah nongol di kubikel, membawa tumbler dan senyum yang terlalu cerah untuk hari yang masih panjang.“Pagi,” balas Keinarra, meletakkan tas, menyalakan laptop. Notifikasi calendar menuntunnya: Helios Checkpoint – 09.30, War Room A.Adrian melintas, rapi seperti biasa. “Pagi, Keinarra.”Nada suaranya terlalu sopan untuk sekadar sapa; vibra “aku-nggak-mau-kena-semprot-Presdir-lagi” merayap di sela huruf-hurufnya.“Pagi, Pak,” balas Keinarra.Naya menyender di sekat kubikel, berbisik. “Kok pak Adrian polite mode banget ya? Biasanya ‘kan langsung brief mepet.”Keinarra menahan senyum. “Mungkin lagi puasa emosi.”Mereka tertawa kecil. Namun di

  • Menantu Bayangan : Istri Simpanan Pewaris Tersembunyi   Perlahan tapi Pasti

    Keinarra berdiri di depan cermin kamar mandi, mengeringkan rambut dengan handuk sambil menghela napas panjang. Matanya masih sedikit bengkak, tapi kulitnya memerah karena mandi air hangat—tanda dia berusaha memulihkan mood-nya.Begitu pintu kamar mandi terbuka, aroma sabun mawar dan udara lembap ikut keluar bersamanya.Pandangan Keinarra menangkap sosok Reyhan yang duduk di sofa dekat tempat tidur, kancing teratas sudah terlepas, kemeja putihnya sedikit kusut—tapi dia masih tampak seperti CEO di majalah bisnis. Sayangnya, mood Keinarra masih level PMS x dendam x kecewa.Dan sialnya, Reyhan malah senyum kecil ketika melihatnya.Keinarra mendecak.“Mas, kenapa masih di sini? Harusnya Mas pulang.” Reyhan mengangkat alis. “Kenapa? Pulang ke mana?”Pertanyaan itu menyebalkan sekali.“Soalnya ganggu perasaanku. Aku belum selesai marah … sana pulang ke Penthouse Mas.”Reyhan menahan tawa. “Ya udah marah aja, aku liatin.”Keinarra mendengkus sebal, dia masuk ke dalam walk in close

  • Menantu Bayangan : Istri Simpanan Pewaris Tersembunyi   Selalu Salah

    Keinarra menoleh ke belakang, Reyhan berjalan santai mengikutinya padahal langkah dia sudah cepat dan kewalahan tapi pria itu tampak tenang bahkan bisa memberikan senyumnya.“Mau sampai kapan kamu ngikutin aku naik MRT?” tanya Keinarra ketus tanpa melihat ke belakang.“Sampai kamu mau ikut aku pulang naik mobil.” Reyhan menjawab.Jam pulang kerja cukup padat dan Reyhan menjadi pelindung Keinarra dari belakang, layaknya bodyguard tanpa ada satu pun penumpang yang tahu kalau pria bertubuh atletis dengan kemeja putih di gulung hingga lengan dan celana kain hitam itu adalah Presiden Direktur MHN Grup.Saat kereta datang, semua bersiap mengambil ancang-ancang dan saling dorong begitu pintu lift terbuka.Dengan sigap, Reyhan melingkarkan kedua tangan di tubuh Keinarra dari belakang.Keinarra yang risih pun tidak menolak.Setelah itu Reyhan menggenggam tangan Keinarra, menuntunnya melewati setiap gerbong, mencari tempat duduk tapi tidak mereka temukan.Terpaksa keduanya harus berdir

  • Menantu Bayangan : Istri Simpanan Pewaris Tersembunyi   Undangan Makan Malam

    Keinarra kembali dari jam makan siang tepat waktu tapi semua penghuni lantai sudah duduk di tempatnya.Beberapa karyawan melirik penuh rasa ingin tahu kepada Keinarra.Bagi Keinarra, suasana terasa tegang selama beberapa detik—hingga suara Naya memecah hening.“Kei…,” bisik gadis itu sambil menatap Keinarra yang baru saja kembali duduk di kubikelnya. “Tadi itu, seriusan … pak Reyhan nyamperin kamu buat ngajak makan siang?”Keinarra menatap layar laptop, pura-pura sibuk. “Dia cuma Presdir. Mungkin kebetulan aja dia lagi inspeksi ke divisi ini.”Naya memajukan wajah, menatap Keinarra dengan ekspresi menyelidik.“Inspeksi kok ngajak kamu makan siang?”Keinarra menahan napas, kemudian menjawab pelan, “Mungkin dia cuma … ramah sama intern.”“Ramah?” Naya mencondongkan tubuh. “Kei, aku udah kerja di MHN Group tiga tahun, dan selama itu enggak pernah ada Presdir ngajak intern makan siang berdua aja.”Keinarra menggigit bibir bawahnya, enggan men

  • Menantu Bayangan : Istri Simpanan Pewaris Tersembunyi   Cinta yang Nyata

    Akhirnya Keinarra duduk di kursi ruang pemeriksaan tapi dengan wajah masam, sementara Reyhan berdiri bersedekap di samping meja dokter, seperti bodyguard yang setia dan overprotective.Dokter perempuan paruh baya dengan name tag bertuliskan Dr. Sinta, Sp.OG menatap hasil pemeriksaan di tangannya.“Baik, Ibu Keinarra…,” katanya lembut. “Tidak ada hal serius. Ini hanya kram perut akibat kontraksi ringan pada rahim di hari pertama menstruasi. Sangat normal, apalagi jika disertai stres dan kelelahan.”Keinarra mengangguk, senyum tipisnya lebih banyak dipaksakan.“Jadi sebenarnya enggak perlu pemeriksaan ke dokter spesialis apalagi rawat inap ‘kan, ya, Dok?”Dr. Sinta menatap sekilas ke arah Reyhan, lalu tersenyum samar. “Ya … kalau saja suami Ibu tidak sekhawatir ini, kram di perut normal terjadi.”Reyhan menegakkan tubuh, seolah baru disorot lampu spotlight.“Dok, saya cuma ingin memastikan dia enggak kenapa-kenapa,” katanya dengan nada terlalu serius

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status