Share

Pusing

"Kamu sih, nggak ikhlas!" Mourin baru sampai di taman bunga belakang ruang ICU dan sudah langsung memaki. "Begini kan, jadinya?"

Aku diam. Untuk apa menangkap bola api? Tidak berguna sama sekali. Bisa-bisa aku yang hangus terbakar. Apa pun yang terjadi, jangan sampai diri ini semakin terluka. Aduh, bagaimana ya, membahasakannya? Bukan berarti aku menari-nari di atas kritisnya Mas Arfen.

"Kok, kamu diam?" bentak Mourin sambil merapatkan rahang. Memandang super tajam dan dalam. "Mirah!"

Aku jelas terpancing. Dia tidak berhak bersikap seperti ini terhadapku. "Ya. Saya!"

"Kok kamu malah diam kayak gini, sih?" Mourin mulai menangis, lalu sambil terisak-isak memberikan penjelasan, "Ternyata salah satu unsur darahku nggak cocok sama Mas Arfen. Kita harus secepatnya nyari darah golongan AB, Mirah. Kalau nggak …?"

"Apa? Kalau nggak, apa?" aku sengaja menajamkan tone suara. Tidak perlu tinggi atau keras karena kami di tempat umum. "Kamu bukan Tuhan, Mourin. Jadi, nggak usah sok tahu! Hanya Tuha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status