Share

Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina
Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina
Penulis: Naimatun Niqmah

Bab 1

Tak adil rasanya jika sama-sama menantu tapi di beda-bedakan. Itu yang aku rasakan selama menjadi menantu dikeluarga ini. Ada dua menantu disini. Aku dan Lika.

Namaku Rasti. Karena aku menantu dari keluarga yang 'kere' kata ibu mertua, aku di perlakukan sesuka hatinya. Memang ibu mertua sangat menampakkan ketidak sukaannya didepanku. Tapi tidak didepan anak lanangnya. Karena anaknya sangat mencintaiku apa adanya.

Berbeda dengan Lika, Lika anak dari keluarga berada. Dia juga mempunyai gelar dan bekerja sebagai bidan di puskesmas setempat. Ibu mertua selalu manyanjungnya. Tidak pernah menyuruhnya dan selalu membanggakan manantu kesayangannya di depan teman-temannya.

"Ko, besok istrimu suruh ke sini, suruh bantuin ibuk masak buat acara arisan, istrimu kan nganggur dari pada cuma bengkakin badan suruh ke sini bantu-bantu."

Ucap ibu suatu hari dengan gayanya yang sok sibuk.

"Iya bu nanti tak sampaikan ke Rasti, mantu ibukan gak cuma Rasti, Lika gak disuruh?"

Jawab suamiku mas Riko seraya bertanya kepada ibunya.

"Lika itu kerja, ya kasihan capek, biar Lika kesini kalau udah mateng aja nyuguhi tamu, biar ngumpul semua mantu-mantu ibuk."

Jawab ibuk sok bijaksana didepan anak lanangnya. Mas Riko pun hanya manggut-manggut saja. Memang kami sudah mempunyai rumah sendiri-sendiri. Jadi tidak ada yang serumah dengan mertua. Tapi mas Riko hampir setiap hari main ke rumah ibunya.

Itulah aku, selalu tidak bisa menolak keinginan mas Riko untuk membantu ibunya masak-masak. Walaupun aku tau pasti ucapan ibu selalu membuat luka di hati. Terasa masak kurang bumbu kalau ibu mertua ketemu aku tidak membuat terluka.

Esoknya pun aku datang ke rumah mertua karena takzimku kepada suami. Disana sudah ada tetangga kanan kiri yang datang ikut bantu masak. Aku melangkah ke dapur dengan enggan.

"Udah siang baru nongol, ngapain aja di rumah? Tetangga udah pada dateng bantuin, mantu sendiri kok telat."

Baru saja sampai di dapur sudah dapat ocehan dari mertua yang membuat mata pada mengarah padaku.

"Tadi masih nganter Yuda kesekolah bu dan masih beres-beres rumah."

Jawabku santai sambil ikut bergabung ke yang lainnya.

"Alesan aja... udah tau disuruh bantuin harusnya bangunnya lebih pagi, dasar pemales."

Sahutnya lagi dengan gaya sok sibuknya.

"Sudah lah bu kita-kita juga baru dateng."

Sahut buk Retno menengahi.

"Biar gak kebiasaan bu, wong dirumah juga nganggur, kalau Lika wajar dia kerja, jadi memang tidak saya suruh bantu masak, kasihan, biar kesini kalau udah mateng tinggal nyuguh ke tamu aja."

Baru sepagi ini hatiku sudah dibuat terluka. Aku hanya bisa diam. Mau jawab pun mikir ada beberapa tetangga.

Bisa di bayangkan gimana perasaanmu menjadi aku? Selama masak berlangsung hanya Lika yang di sanjung-sanjungnya. Dan aku hanya di suruh-suruhnya kesana kesini jika ada bahan yang kurang, hingga semua bahan yang mentah menjadi matang siap makan. Membuat batinku semakin terluka.

"Bu maaf Lika baru pulang kerja, tadi nungguin orang lahiran."

Ucap Lika dengan gaya manjanya. Dia memang sangat manja dengan ibu. Karena ibu mertua juga sangat memanjakannya. 

"Gakpapa cah ayu, kamu suguhin makanan ini ke tamu-tamu yang udah pada dateng ya!"

Jawab ibu seakan menjadi mertua terbaik didepan teman-temannya.

"Sabar ya Rasti."

Ucap bu Retno berbisik ke telingaku. Mungkin dia menyadari raut mukaku yang terlihat cemburu melihat kedekatan ibu dan Lika. Aku hanya tersenyum getir menanggapi ucapan bu Retno.

Sepanjang acara arisan, Lika lah seakan-akan menjadi menantu idaman, menantu terbaik, menantu yang mengerti kerepotan mertua. Karena Lika yang nampak sibuk mengeluarkan makanan yang aku masak beserta tetangga terdekat. 

Aku tak sanggup melihat ini semua dan memutuskan pulang. Biarlah ibu mertua akan mengadu yang aneh-anek ke mas Riko karena aku pulang disaat acara belum selesai. Membiarkan Lika pontang-panting sendirian nyuguhin tamu. Lagian keberadaankupun tidak dianggap ada disana.

Ya mungkin sudah menjadi takdir, menantu kaya selalu dipuja, menantu miskin selalu dihina. 

Ya hanya Lika yang di puji-puji. Padahal tanpa aku entah apa yang akan disuguhkan ke tamu. Karena tetanggapun tidak membantu sampai semuanya matang. Pada pulang satu persatu karena mempunyai kesibukan sendiri-sendiri.

Next?.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status