Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1730 Aku Terima

Share

Bab 1730 Aku Terima

Penulis: Sarjana
Kalau berbicara sedikit tidak enak didengar, bagaimanapun juga Luna adalah seorang wanita kaya yang memiliki kekayaan bernilai triliunan.

Biarpun Ardika benar-benar bercerai dengan Luna, dia juga bisa mendapatkan setengah dari aset itu.

Hanya orang yang benar-benar bodoh, yang memercayai bisa membuat Ardika berinisiatif untuk bercerai dengan Luna tanpa membawa apa-apa hanya dengan uang sebesar dua puluh miliar.

Apakah Givon bodoh?

Tentu saja tidak.

Orang-orang yang bisa menghadiri acara malam ini, tidak ada seorang pun yang bodoh.

Tidak bodoh, berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu jahat.

Jadi, sangat jelas Givon sengaja datang mencari masalah.

Namun, Ardika tidak pernah bertemu dengan pria yang satu ini, tidak ada dendam di antara mereka.

Kalau begitu, sangat mudah ditebak, ada yang menginstruksikan Givon untuk melakukan hal ini.

Ardika menginjak dada Givon, sedikit membungkukkan tubuhnya dan menatap pria itu, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak peduli siapa yang memberim
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Zaza
lanjutannya mana bro
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2443 Memangnya Dia Pantas

    "Apa seperti ini didikan keluarga kalian?!"Jifar melontarkan kata-kata itu dengan nada bicara penuh kebencian, disertai dengan kekecewaan dan amarah yang berpadu menjadi satu.Jacky segera menunjukkan sikap layaknya seorang ayah mertua, lalu menegur Ardika dengan raut wajah muram, "Ardika, bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu pada Tuan Besar? Dia adalah kakekmu!""Cepat minta maaf pada Tuan Besar!"Sambil menegur Ardika, Jacky mengedipkan matanya pada Ardika.Sangat jelas walaupun penampilan Ardika tadi sangat mencengangkan, tetapi menantunya itu telah melakukan hal yang tidak berani dilakukannya. Tentu saja dia merasa sangat senang. Namun, di saat seperti ini, dia tetap harus mengambil tindakan.Kalau Desi yang melakukannya, istrinya itu pasti sudah melontarkan kata-kata makian pada Ardika, bahkan mungkin akan langsung maju untuk memukul Ardika, agar Ardika tidak menyeret mereka sekeluarga dalam masalah.Ardika memang sudah melihat isyarat mata Jacky, tetapi dia tidak peduli.Di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2442 Bukan Urusanmu

    Luna masih ingin berbicara, tetapi Desi yang sudah sangat mengenal karakter Tuan Besar Liwanto segera melangkah maju dengan berlinang air mata dan berkata dengan penuh hormat, "Ayah, Luna dan Handoko nggak mengerti apa-apa, Ayah jangan salahkan mereka, ya.""Kejadian hari ini adalah salah kami, Ayah silakan pukul dan hukum kami sesuka hati Ayah, kami nggak akan mengeluh!"Jacky menarik napas dalam-dalam. Dia juga ikut maju dan menundukkan kepalanya. "Ayah, hari ini adalah perjamuan keluarga, jangan sampai merusak kondisi kesehatan Ayah sendiri. Kami minta maaf, semua ini salah kami."Melihat kakak dan orang tuanya sudah ikut terseret dalam masalahnya, walaupun kesal hingga sekujur tubuhnya gemetaran, Handoko juga tidak berani berbicara lagi.Karena dia tahu kalau dia membiarkan situasi ini terus berlanjut, ayah, ibu dan kakaknya pasti akan makin dipersulit."Kakek, tadi saat kami membantu Kakek untuk memberi pelajaran pada Handoko, bocah ini menendang kami!"Tepat pada saat ini, Gustar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2441 Tampar Dia

    "Cih! Dasar orang nggak bermoral!"Hanya Handoko yang tidak bisa menahan diri dan bergumam sendiri.Namun, tadinya orang-orang itu memang sudah diam. Karena itulah, suara Handoko ini terdengar seperti sangat menusuk telinga mereka.Jifar langsung marah besar. "Dasar bajingan nggak tahu sopan santun! Bagaimanapun juga, Irvy adalah kakak sepupumu. Bagaimana kamu bisa bicara seperti itu padanya?""Bukan hanya nggak tahu aturan, juga nggak tahu interospeksi diri! Ternyata memang benar, kamu ini kurang didikan sejak kecil!"Saat berbicara, Jifar langsung menunjuk Handoko dan berkata, "Pergilah, tampar dia!""Plak ...."Sebelum Handoko sempat bereaksi, Irvy tiba-tiba menerjang maju dengan cepat, lalu mengangkat lengannya dan melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Handoko.Bekas tamparan kemerahan langsung tampak jelas di wajah Handoko. Dia melangkah mundur satu langkah, amarahnya langsung meledak. "Irvy, jangan kira aku nggak berani memukul wanita!""Plak ...."Dengan sikap arogannya, Ir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2440 Tongkat Gading Gajah

    Desi memelototi Ardika dengan marah, tetapi dia juga tidak bisa melakukan apa pun terhadap menantunya itu.Di antara satu keluarga ini, mungkin hanya Ardika, Jacky dan Handoko yang diam-diam diliputi perasaan senang.Lagi pula, baik mereka memberikan hadiah maupun tidak, mereka sekeluarga akan diperlakukan buruk oleh orang-orang Keluarga Liwanto.Sangat jelas tanpa adanya persetujuan dari Tuan Besar Liwanto secara tidak langsung, bagaimana mungkin Leon sekeluarga berani bersikap seperti ini?Kalau begitu, untuk apa mereka mengeluarkan uang lagi hanya untuk diperlakukan secara tidak adil?"Serius, kalau semua anggota Keluarga Liwanto begitu nggak berbakti seperti kalian sekeluarga, masa tua Tuan Besar benar-benar menyedihkan."Saat melontarkan sindiran-sindiran itu, Irvy berbalik, mengambil sebuah tongkat berkepala naga putih sempurna, lalu menyerahkannya pada Jifar dengan penuh hormat."Tuan Besar, ini adalah tongkat gading gajah pemberian keluarga kami. Kami secara khusus mengundang p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2439 Hadiah Hilang

    Tidak ada yang menyangka kemampuan menyerang Handoko begitu luar biasa.Ardika hampir tertawa mengeluarkan suara. Dia menepuk bagian belakang kepala adik iparnya itu sebagai bentuk pengakuan, lalu berpura-pura mengguruinya, "Hei, kenapa kamu berbicara seperti itu? Orang ini bernama Irvy, 'kan? Bagaimanapun juga, dia adalah kakak sepupumu. Jangan mempermalukannya seperti itu.""Saat berselisih dengan orang lain, jangan mengungkap hal tabu orang lain. Bagaimana biasanya aku mengajarimu?""Kak Ardika, aku salah, aku nggak akan mengulanginya lagi!"Di hadapan Ardika, Handoko sangat patuh. Dia segera mengakui kesalahannya.Namun, sebaiknya Ardika tidak berbicara. Begitu dia melontarkan kata-kata itu, Leon sekeluarga merasa makin malu.Mereka memelototi Desi sekeluarga dengan marah, sedang memikirkan cara untuk mempersulit Desi sekeluarga lagi."Handoko, kamu nggak tahu sopan santun! Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!"Desi menoleh, memelototi putranya. Awalnya dia ingin memarahi Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2438 Menindas Kakek yang Tidak Melihat Sosial Media

    "Menurutku, karena Kak Luna sudah menjadi pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, status dan kedudukannya sudah meningkat secara signifikan, jadi mereka bahkan sudah nggak menganggap serius Tuan Besar lagi.""Mungkin bagi mereka, Keluarga Liwanto yang memohon yang pada mereka untuk menghadiri perjamuan ini."Gustar dan Irvy, putra dan putri Leon tentu saja memihak pada ayah mereka. Mereka ikut menyindir Luna sekeluarga, memandang mereka sebagai musuh bersama.Mendengar ucapan ini, ekspresi Jifar, Tuan Besar Liwanto langsung berubah menjadi muram. Dia mendongak, menatap putrinya, menantunya dan cucunya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia mendengus dengan arogan, sangat jelas dia tidak puas pada Desi sekeluarga.Adapun mengenai Ardika, langsung dia abaikan begitu saja."Ayah, kami benar-benar minta maaf. Perjalanan ke sini cukup jauh, ditambah lagi dengan jalanan macet."Desi buru-buru melangkah maju beberapa langkah, lalu meminta maaf pada Tuan Besar Liwanto, "Aku benar-

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status