Share

Mulai Cuek

Aku mengelus dada mendengar jawaban dari ibu, jadi dia hanya membutuhkanku disini kurang lebih sebagai pembantu di rumahnya.

“Tega kamu Mas!” Ucapku pelan namun penuh dengan penekanan.

Kemudian aku memilih untuk beranjak dari sana. Ibu dan Mas Zidan masih terus memanggil – manggil namaku, tetapi aku memilih untuk tidak menoleh dan terus melangkah masuk ke dalam kamar.

[PRANK]

Aku membanting pintu kamar dengan sangat keras, kemudian menangis di dalam kamar.

“Tega kamu mas, tega sekali kamu sama aku!”

“Lihat saja Mas, aku akan menjadi seorang wanita yang sukses agar kamu tidak bisa menginjak – injakku begitu saja!” Gumamku dalam hati.

Aku kemudian berniat untuk mencari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, siapa tahu aku bisa sukses dan mendapat banyak keuntungan, aku bisa menabungnya untuk membuat usaha yang lebih besar lagi seperti usaha rumah makan.

Kali ini, aku tidak akan menumpahkan banyak air mata lagi, sudah cukup kutumpahkan air mataku untuk pria brengsek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status