Home / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 187. Terancam Jadi Janda

Share

bab 187. Terancam Jadi Janda

last update Huling Na-update: 2025-05-06 08:36:51

Muslikah menceritakan kepada pengacara itu, bahwa suaminya menikah lagi tanpa izinnya sebagai istri pertama. Suaminya beli rumah, tapi merahasiakannya dari istri. Namun, Muslikah sudah menemukan bukti pembelian rumah itu. Kemudian Muslikah dan kedua anaknya ingin melihat rumah itu, namun ternyata rumah itu ada penghuninya. Kemungkinan besar rumah itu diisi oleh istri muda suaminya.

Muslikah masih ingin menjaga nama baik suaminya, jadi dia enggan membuka pernikahan siri suaminya kepada polisi. Maka dari itu, pengacara memberi saran agar Muslikah cukup bicara soal pembelian rumah baru yang dilakukan oleh suaminya, dan tidak usah bicara soal istri muda suaminya.

Setelah mengantar klien melapor pada polisi dan melakukan visum, pengacara itu mengajak Muslikah dan kedua anaknya untuk bicara lebih tenang, di sebuah rumah makan. Mereka memilih duduk di pojok. Muslikah dan kedua anaknya masih terus kepikiran urusan melabrak istri muda Ruhiyat, yang ternyata salah sasaran, padahal sudah terlanj
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mencintai Seorang Climber   bab 240. Pertengkaran

    “Suami saya sakit berhari-hari, kenapa kamu tidak memberi tahu saya?” Nada suara Bu Marianne dingin, tegas, dan dia belum melangkah masuk ke rumah itu karena Rino masih berdiri di ambang pintu.“Maafkan saya Bu ... saya ingin merawat Pak Ardi, supaya saat pulang ke rumah Ibu sudah dalam kondisi sembuh.” jawab Elisa. Dia berdiri di dalam rumah, dengan jarak sekitar empat meter dari Bu Marianne dan kedua putranya yang masih berdiri di teras.“Mau sembuh bagaimana, kalau kamu ambil suami saya dari rumah sakit? Padahal dia masih harus dirawat.” Marianne mulai meninggikan nada suara.“Saya ... berencana memindahkan Pak Ardi ke rumah sakit lain ....” Elisa tergagap.“Biar saya yang membawa Pak Ardi ke rumah sakit lain. Tolong kamu menepi, saya mau masuk, mau lihat suami saya.” Bu Marianne hendak melangkah ke dalam rumah, tapi Rino tak mau berpindah tempat, dia tetap berdiri di ambang pintu depan.“Anda tidak bisa seenaknya masuk ke rumah orang lain, tanpa izin!” Ucapan Rino ketus.Bu Marian

  • Mencintai Seorang Climber   bab 239. Rumah Pelakor

    Wanita bernama Elisa yang jadi istri siri itu tidak bisa menggunakan kartu kredit milik Pak Ardi. Sebenarnya dia punya rekening atas nama pribadi, namun wanita itu punya prinsip, jika bisa belanja menggunakan uang orang lain, tidak perlu dia pakai uangnya sendiri. Karena kartu kredit tidak bisa diakses, maka dia beralih ke kartu debit milik Pak Ardi. Kartu debit itu terkoneksi ke rekening pribadi milik Pak Ardi. Namun kartu itu pun gagal diakses. Kartu itu sudah terblokir secara otomatis karena sudah tiga kali Elisa salah memasukkan PIN.Elisa berstatus janda karena suaminya meninggal. Wanita itu punya dua anak yang masih kecil. Mulanya dia bekerja di sebuah restoran besar di Kabupaten Bandung, sebagai staf marketing. Restoran tempat kerjanya punya ruang makan privat, kerap dijadikan tempat pertemuan para pengusaha, untuk bicara bisnis dan disambung makan siang atau makan malam. Beberapa kali Pak Ardi datang ke restoran itu, sebagai pihak yang mengundang rekan bisnis, ataupun diundang

  • Mencintai Seorang Climber   bab 238. Ketika Suami Sakit

    Hanif dan rekannya yang bernama Cahyo masih mengobrol di sebuah kafe. Yang mereka bicarakan adalah perkara yang terjadi pada Marco dan keluarganya.Cahyo bertutur, “Jadi pada mulanya Ibu Marianne meminta tolong pada anaknya agar mencari keberadaan papa mereka, yaitu Pak Ardi. Karena sudah beberapa hari Bu Marianne kehilangan kontak dengan suaminya itu, padahal Bu Marianne sedang mempersiapkan pesta peringatan 35 tahun pernikahan mereka.”Kisah selanjutnya sebagai berikut:Zakki curiga papanya menikah lagi, lantas dia bicarakan hal itu pada Marco. Mereka mendatangi sebuah alamat, yang diyakini sebagai rumah pelakor, tapi Pak Ardi tidak ada di situ. Rumah itu tidak ada penghuninya. Tetangga tidak tahu tentang penghuni rumah itu, karena rumah itu sudah lama kosong, lantas ada yang beli, dan baru dihuni lagi selama tiga bulan. Tetangga belum mengenal penghuni baru. Sementara itu, seorang pegawai di butik Bu Marianne melihat keberadaan Pak Ardi di salah satu rumah sakit, di Kabupaten Ban

  • Mencintai Seorang Climber   bab 237. Ada Pelakor

    “Kamu ingin Marco kembali pada kakakmu?” tanya Hanif. “Begini Mas, karena pada saat menikah, ada situasi yang darurat, mungkin saja waktu itu Bang Marco hanya ingin membuat ayah saya merasa tenang, maka dia bersedia menikah dengan kakak saya. Jika setelah itu dia merasa bahwa pernikahan seperti itu adalah keputusan yang salah, saya tidak akan menyalahkan dia. Sekarang saya adalah wali bagi saudara perempuan saya. Kalau Bang Marco merasa tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan, maka saya persilakan dia datang ke hadapan saya untuk bicara bahwa dia tidak ingin melanjutkan pernikahan dengan Maryam. Itu saja. Saya tidak akan marah-marah. Jadi tidak perlu dia sembunyi dan menggantung status Maryam.” Nanang dan Pak Engkus akhirnya pamit. Nanang menemani Pak Engkus kembali ke rumah sakit untuk mempersiapkan keberangkatan ke Cirebon, membawa pulang jenazah kedua anaknya. Sementara itu, Hanif berkonsultasi dengan atasannya di Biro Hukum, tentang masalah yang menimpa Maryam. Status Hanif di b

  • Mencintai Seorang Climber   bab 236. Sang Pengacara

    Nanang kembali ke RS untuk menanyakan apakah sudah ada respons dari Bu Farida. Ternyata permintaan RS belum ditanggapi oleh Bu Farida. Chat dari RS sudah terbaca, namun tiada balasan dari Bu Farida. Pihak RS sudah mengirim staf humas untuk kembali mendatangi alamat Farida, tapi rumah itu masih kosong.Petugas RS bicara pada Nanang, “Kami sudah berusaha. Saran kami, Anda sebagai keluarga pasien Maryam untuk melapor ke polisi. Nanti kami bantu prosesnya.”Nanang merasa pusing sendiri, lelah, tapi tidak bisa mengabaikan karena yang dipertaruhkan adalah keselamatan kakaknya. Apa maksud Bu Farida menahan Maryam tetap bersamanya, padahal dia sudah diberi tahu bahwa dia salah bawa pasien. Yang dia bawa bukan menantunya. Mengenai bayi itu, memang anak Utami. Namun, orang tua kandung Utami menginginkan bayi itu kembali kepada mereka. Kalaupun mau dirawat oleh Bu Farida sebagai nenek si bayi, semestinya ada omongan dulu kepada keluarga Utami.Ayahnya Utami bicara pada Nanang. “Truk yang oleng i

  • Mencintai Seorang Climber   bab 235. Pasien yang Tertukar

    Pria muda itu adalah Nanang, semestinya sejak tadi dia bisa masuk ke bangsal IGD. Namun, karena akan ada kunjungan Kapolda, maka para penjenguk pasien diminta duduk dulu di ruang tunggu. Cukup lama Nanang duduk di salah satu teras, menunggu diperbolehkan masuk ke bangsal IGD. Ternyata dia terlambat.“Pasien atas nama Siti Rahmi Utami dan bayinya sudah dibawa oleh keluarganya.” Itu ucapan petugas di loket rumah sakit, ketika Nanang konfirmasi pasien yang dicarinya.“Kakak saya namanya Maryam Nur Asyifa, dan dia tidak punya bayi! Bagaimana ini? Pasien yang belum jelas identitasnya, malah dibiarkan dibawa pergi oleh orang yang ngaku-ngaku keluarganya?”Seorang petugas rumah sakit bertanya pada Nanang, “Anda sudah melihat ke kamar jenazah?”“Tadi saya dibawa ke kamar jenazah, di sana ada wanita muda korban dari mobil travel itu. Tapi wanita Itu bukan kakak saya! Karena kakak saya itu tingginya 165 cm. Wanita yang di kamar jenazah itu tingginya 157 cm. Kalau misalnya kakak saya yang ada di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status