Accueil / Romansa / Mendadak Nikah Karena Salah Berkas / Bab 4. Pembatalan Pernikahan

Share

Bab 4. Pembatalan Pernikahan

Auteur: Mister Clown
last update Dernière mise à jour: 2025-05-31 17:44:35

Pagi sekali, Raka sudah menjemput Gita di apartemennya. Mereka harus ke kantor Catatan Sipil untuk membatalkan pernikahan itu. Berharap segalanya masih bisa diperbaiki.

Raka buka suara. “Kurasa lebih baik gak usah dibatalkan lagi. Bukankah tidak lucu jika status pernikahanku tiba-tiba harus diubah lagi? Apa yang akan dikatakan Bu Meilin?”

“Apakah sekarang itu urusanku? Bukankah aku juga punya hak untuk mencapai impianku ke Seoul!” Gita berkata dengan nada ketus. “Aku harus segera mengkonfirmasi status lajangku jika ingin mendapatkan posisi yang kuincar di Seoul!”

Raka menyadari emosi Gita yang sedang naik pagi ini, jadi dia berhenti mendesakkan keinginannya sendiri. Apa pun yang akan terjadi, maka biarkan saja. Mengingat totalitas Gita kemarin saat mendampinginya melewati wawancara dengan HRD Kantor Pusat, rasanya sekarang adalah gilirannya mendukung Gita.

“Baiklah … mari kita coba.” Raka menganggguk lalu membuang muka ke luar jendela mobil, mengamati jalanan macet, menyembunyikan kegundahannya sendiri.

“Lalu, bagaimana dengan pertemuan pasangan baru itu?” Tanya Raka iseng.

Gita mengehempaskan napas jengkel. Kepalanya dengan cepat berbalik menatap Raka dengan ekspesi kesal yang nyata. “Apa aku harus mempedulikannya juga?!”

Setelah rasa terkejutnya hilang, Raka menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan. “Kau benar. Untuk apa kita mendatangi kegiatan omong kosong itu,” angguknya setuju. Mimiknya sangat serius, mencoba meyakinkan Gita bahwa dia mendapat dukungan penuh.

“Setelah urusan di Kantor catatan Sipil selesai, aku akan langsung ke kantor. Liburku sudah habis.” Raka menambahkan pernyataan, seakan apa yang tadi diperbincangkan sama sekali tak mengganggunya.

“Aku akan segera ke kedubes Korea Selatan dan mengajukan permohonan visa baru!” timpal Gita cepat, sebelum Raka berubah pikiran.

Pria itu mengangguk dan mobil mereka menepi. Itu adalah kantor catatan Sipil yang membuat runyam hidup mereka berdua dalam 48 jam terakhir. Keduanya turun dengan gemas dan langkah tegas. Mencari loket pengaduan dan mengisi lembar pengaduan dengan tak sabar.

Tak sampai satu jam, seorang pria datang memanggil mereka masuk ke sebuah ruangan untuk membahas surat pengaduan mereka yang terasa ganjil, hingga diproses secepatnya.

“Hallo, saya petugas di bagian pengaduan. Silakan Bapak dan Ibu duduk.” Pria itu menyambut ramah dan menunjuk dua kursi untuk Gita dan Raka duduk di depan meja kerjanya.

“Jadi, bagaimana ini bisa terjadi?” Pria itu bertanya seperti sedang berguman, sambil memeriksa ulang suat pengaduan mereka berdua.

“Seharusnya kami yang tanya, Pak. Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini? Kami tidak saling kenal sebelumnya, tapi tiba-tiba jadi pasangan suami istri!” Gita bicara dengan berapi-api. Emosinya yang tertahan sejak pagi, kini menemukan jalan pelampiasan.

Refleks, Raka menyentuh lengannya untuk menenangkan emosi gadis itu. Petugas itu juga melihat, bagaimana Gita akhirnya bisa tenang setelah mendapatkan sentuhan Raka.

“Ekhemm ….” Petugas itu berdehem dan kembali memeriksa berkass pengaduan.

Dia menyebut nama keduanya dan dijawab dengan tegas. Lalu memeriksa alamat sesuaai dengan kartu identitas masing-masing. Kepalanya menggeleng bingung. Dia ingin menyimpulkan kedekatan dan ikatan dua orang itu berdasarkan sentuhan Raka tadi. Tapi tidak cocok dengan alamat yang tertera di masing-masing berkas terlampir.

Jarinya memeriksa komputer dengan cepat. Kemudian wajah muramnya menjelaskan banyak hal. “Pencatatan pernikahan Anda berdua sudah tersimpan di sistem data nasional.”

Petugas itu kemudian membaca beberapa hal administratif terkait pernikahan baru, telah dilakukan sesuai prosedur.

“Surat undangan untuk validasi status pernikahan juga sudah dikirimkan ke alamat pasangan dan ke email Anda masing-masing. Jadwal pertemuannya hari ini, di lantai 3.”

“Pak, kami ke sini bukan untuk datang sebagaai pasangan baru yang berbahagia!” protes Gita.

Kembali raka menyentuh lengan Gita untuk menenangkannya, berharap wanita yang kini sudah berdiri dari duduknya itu kembali tenang. Dia bicara cepat, sebelum emosi Gita naik lagi. “Kami ke sini untuk mintaa pencatatan itu dihapuskan, Pak!”

“Ya! Pernikahan ajaib ini harus dihapuskan. Menghancurkan mimpi dan kerja kerasku! Bikin aku mungkin akan diuber ibuku pakai sapu lidi, jika tau aku nikah tanpa restu dan lamaran yang pantas. Aku putri orang tuaku satu-satunya!” tambah Gita lagi, masih berapi-api.

Raka yang selalu taak mengira Gita punya energi sebesar itu, akhirnya menyerah untuk kembali menyentuh lengan Gita agar dia tenang. Dia ikut nyeletuk, “Bapak lihat perbedaan sifat kami?”

Gita yang tak menyangka Raka bicara begitu, makin tersinggung. “Jadi maksudmu, sikapku buruk?” Matanya melotot memandang pria yang dibantunya seharuan kemarin.

“Aku enggak ada bilang gitu.” Raka membela diri. “Aku Cuma bil---”

“Hah! Sama aja!” potong Gita. Dia lalu duduk dengan tubuh sedikit memunggungi Raka, menandakan kalau dia tak ingin berurusan dengan pria itu.

“Tenang, Bu … Gita.” Petugas itu megambil alih situasi yang kini memanas. Jadi begini. Karena berkas Anda berdua sudah tercatat dan tersimpan di sistem data nasional, tidak semudah itu untuk menghapus status perkawinan yang tercatat.”

Pria itu memutar layar komputernya agar bisa dilihat oleh dua orang tamu di depannya. “Anda berdua yang menandatangani sendiri berkas ini. Bersama-sama, beberapa hari yang lalu.”

Raka dan Gita melihat tanda tangan mereka di berkas yang ditunjukkan. Saling memandang dengan bingung. “Kami enggak tau bagaimana bisa seperti itu. Saya datang untuk melengkapi dokumen pengajuan visa kerja!”

Gadis itu hampir menangis putus asa. “Bagaimana dengan karierku!” Matanya berkaca-kaca menahan tangis.

“Tapi memang sudah tak bisa dibatalkan lagi, Bu.” Petugas menggeleng, sama buntunya dengan dua orang di depannya.

“Lalu, bagaimana caranya agar kami bisa kembali ke status lajang kami yang tenang dan menyenangkan?” ujar Raka sarkastik.

“Betul. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang bebas, penuh warna, dan hangat!” timpal Gita tak mau kalah.

Petugas di depan meja itu diam sejenak setelah menghela napas panjang. Dahinya berkerut memikirkan sesuatu. “Sepertinya, harus lewat pengadilan. Anda berdua bisa memilih mengajukan pembatalan pernikahan lewat pengadilan negeri, yang tentu akan makan waktu, tenaga dan uang untuk menyewa pengacara. Atau ….”

“Atau apa?”

Kali ini Raka tak dapat menahan antusiasmenya sendiri, membuat petugas itu mundur sedikit dari posisinya. Wajahnya menunjukkan harapan yang amat sangat agar bisa lepas dari pernikahan yang dipaksakan sistem seperti ini.

“Biarkan Bapak itu menyelesaikan kalimatnya!” tegur Gita yang menunggu dengan wajah berbinar penuh harapan, tak sabar menanti kalimat berikutnya diucapkan.

“Oh ya, silakan dilanjut, Pak. Maaf, saya sangat bersemangat.” Wajah Raka memerah menahan jengah atas sikapnya yang spontan itu. Dia kembali duduk dengan tenang di kursinya.

“Ekhemm … maksud saya, Anda bisa juga mengajukan gugatan perceraian lewat pengadilan agama. Ini jauh lebih mudah dan tidak berlarut-larut.”

“Kalau lewat pengadilan agama, artinya nanti saya jadi janda, dong?” Gita cemberut. Dia membuang muka ke arah pintu yang tertutup rapat.

Raka terdiam di kursinya, mencerna cara kedua. “Apakah kami bisa mengajukan perceraian sekarang?”

Gita terkejut dengan ide Raka. Dia menoleh cepat dan mengangguk pada petugas itu, berharap jawaban yang membawa cahaya masa depan.

Petugas itu menggeleng halus, lalu mengetik di komputernya dan memabacakan aturan yang tertera.

“Pasangan yang ingin mengajukan perceraian setidaknya telah tinggal bersama selama minimal 6 bulan. Dan harus membawa bukti-bukti telah hidup serumah selama jangka waktu tersebut. Juga membawa berkas-berkas lain yang dibutuhkan untuk menguatkan sebuah perceraian.”

“Tinggal bersama?!” Keduanya berseru serempak, dengan ekspresi terkejut.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Seruling Emas
Hahahaa ...
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Mendadak Nikah Karena Salah Berkas   Bab 7. Pagi Pertama di "Rumah Tangga"

    Gita terbangun dengan rasa asing yang tidak bisa dijelaskan. Bukan karena suara alarm, tapi karena … ada suara panci jatuh dari dapur.Dapur?Refleks dia duduk di ranjang dan melirik sekeliling keheranan. Oh iya. Bukan kamarnya sendiri. Ini … apartemennya Raka. Lebih tepatnya, apartemen mereka berdua sekarang.“Astaga,” desahnya sambil memegangi dahi. “Kenapa rasanya seperti tinggal di reality show murahan?”Ia bangkit dan menyeret kaki ke luar kamar. Begitu melongok ke dapur, ia langsung ingin balik lagi ke kasur dan pura-pura tak melihat.Raka, yang entah kenapa sudah lengkap dengan celemek bergambar ayam pakai dasi, sedang bergulat dengan wajan teflon dan telur.“Apa yang kau lakukan?” tanya Gita sinis, menyipitkan mata sambil menguap lebar.“Jangan begitu dong. Aku berbaik hati untuk membuatkan sarapan perdana kita sebagai ... yah, pasangan eksperimen,” jawab Raka, tanpa menoleh. Dia sedang sangat serius. “Kau mau omelet atau telur setengah matang?”“Aku mau kamu jauh dari dapur!”

  • Mendadak Nikah Karena Salah Berkas   Bab 6. Kontrak Tinggal Bersama

    “Sebuah pesan masuk ke ponsel Gita petang itu saat dia asik mengelus daun monstera dengan selembar tissue basah.“Kita harus bicarakan urusan tinggal Bersama ini secara serius!” Begitu pesan pesan Raka, disertai tanda seru besar dan tebal.“Enak aja. Ogah!” Sebuah balasan terkirim, disusul emotikon bibir manyun yang menurut Gita sangat menggemaskan.“Kalau gitu, selamanya kau jadi istriku … dan tidak bisa menikahi orang yang kaucintai nanti!”Sebuah pesan susulan masuk juga dengan cepat. “Pikirkan baik-baik!”“Kau kira aku seharian ini ndlosor di lantai, uring-uringan gini karena hobby? Kepalaku mau pecah mikirin keruwetan ini!” Gita berteriak kasar sambil melempar lembaran tissue yang kini sudah penuh noda debu. Gadis itu jatuh lunglai karena Lelah berpikir sehariaan. Kanvas yang tadi dia pasang di tiang, tak tersentuh sama sekali. Tube-tube cat menunggu sentuhan halus jemari Gita. Diraihnya ponsel dan menulis pesan dengan ketukan jari yang lincah. “Bagiku, semua ini tak sederhana.

  • Mendadak Nikah Karena Salah Berkas   Bab 5. Pertemuan Pasangan Baru

    “Silakan baca sendiri aturan barunya di lampiran Undang-Undang Pernikahan Negara Pasal 45A. Atau, kalau mau repot, datang saja langsung ke pengadilan untuk tahu syarat-syarat perceraian bagi pasangan baru.”Petugas itu mengucapkannya sambil menghela napas panjang, lalu menutup berkas di depannya seperti baru saja menyampaikan ramalan buruk. Ia tak peduli pada dua orang yang tengah berdebat dengan volume yang bisa membangunkan nenek moyang kantor itu.“Ayo ke pengadilan sekarang!” seru Gita, berdiri dengan semangat seperti baru mendapat misi penyelamatan dunia.“Aku harus masuk kantor! Ini hari pertamaku balik kerja!” sanggah Raka, memegangi jidatnya yang mulai cenut-cenut.“Tidak!” Petugas itu menepuk meja. “Kalian berdua harus menghadiri Pertemuan Verifikasi Pasangan Baru di lantai 3. Dua menit lagi acara dimulai. Lewat dari itu, harus daftar ulang minggu depan!”“Kami nggak butuh omong kosong seperti itu!” jawab Raka dan Gita serempak. Keduanya tampak kaget karena terlalu sering sep

  • Mendadak Nikah Karena Salah Berkas   Bab 4. Pembatalan Pernikahan

    Pagi sekali, Raka sudah menjemput Gita di apartemennya. Mereka harus ke kantor Catatan Sipil untuk membatalkan pernikahan itu. Berharap segalanya masih bisa diperbaiki.Raka buka suara. “Kurasa lebih baik gak usah dibatalkan lagi. Bukankah tidak lucu jika status pernikahanku tiba-tiba harus diubah lagi? Apa yang akan dikatakan Bu Meilin?” “Apakah sekarang itu urusanku? Bukankah aku juga punya hak untuk mencapai impianku ke Seoul!” Gita berkata dengan nada ketus. “Aku harus segera mengkonfirmasi status lajangku jika ingin mendapatkan posisi yang kuincar di Seoul!”Raka menyadari emosi Gita yang sedang naik pagi ini, jadi dia berhenti mendesakkan keinginannya sendiri. Apa pun yang akan terjadi, maka biarkan saja. Mengingat totalitas Gita kemarin saat mendampinginya melewati wawancara dengan HRD Kantor Pusat, rasanya sekarang adalah gilirannya mendukung Gita.“Baiklah … mari kita coba.” Raka menganggguk lalu membuang muka ke luar jendela mobil, mengamati jalanan macet, menyembunyikan ke

  • Mendadak Nikah Karena Salah Berkas   Bab 3. Akting Ciamik di Depan HRD

    Pagi sekali, Gita sudah berdiri di depan apartemen Raka sambil menghela napas panjang, menyembunyikan rasa nelangsa.“Sumpah ... hidup gue berubah drastis dalam 24 jam,” gumamnya. “Dari calon seniman ekspat Seoul ... jadi istri ‘resmi’ cowok yang bahkan gue belum tau golongan darahnya.”Raka membuka pintu dalam kaos oblong dan celana training, wajahnya penuh keraguan. “Kok kamu bawa koper?”Sambil cemberut, Gita menyeret koper kecilnya masuk. “Nggak usah tanya! Auraku harus tetap elegan walau dalam kehancuran!”Apartemen Raka yang biasanya sepi dan berbau kopi sachet, mendadak seperti lokasi syuting sitkom TV. Gita menata ulang apartemen minimalis itu dengan sentuhan tangannya, hingga terlihat seperti rumah sungguhan.Raka sibuk menyetrika kemeja, sementara Gita dengan rambut awut-awutan sehabis berbenah, duduk di meja makan sambil makan roti isi abon dari minimarket.“Lo serius mau pura-pura nikah di depan HRD Singapura?” Gita mengulangi pertanyaan yang sama dengan tadi malam. Itu p

  • Mendadak Nikah Karena Salah Berkas   Bab 2. Suami Istri Dadakan

    Di sisi lain JakartaApartemen sewaan di Cipete.Gita sedang menyusun katalog karya seni untuk portofolionya. Dia membuka email dari Visa Center Korea dan langsung menyipitkan mata karena satu kalimat yang melompat seperti jin keluar dari botol:Permohonan visa Anda ditolak.Alasan: Status sipil Anda tidak sesuai dengan dokumen pernyataan lajang.Dia membaca ulang. Sekali. Dua kali. Lalu tiga kali.“Ha?!”Matanya melebar seperti orang baru sadar lensa kontak dipakai terbalik.Ia membuka dokumen terlampir.Status: Menikah.Nama Suami: Raka Dirgantara.“Apa ini ... prank?!”Ia menengok ke kiri dan kanan mencari kamera tersembunyi di balik tanaman monstera di sudut ruangan.“Gak lucu! Siapa itu Raka?! Kapan gue nikah?!”***Kembali ke Raka.Dia membuka berkas. Memeriksa Akta, KTP, dan ... SK terbaru dari kantor catatan sipil. Semua resmi. Ada stempel hologram dan tanda tangan petugas."Pernikahan Sah Dinyatakan di Jakarta Selatan, antara Raka Dirgantara dan Tara Gita Sanjana ...."Raka m

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status