Share

Mengandung Benih Majikan Arogan
Mengandung Benih Majikan Arogan
Author: Razi Maulidi

Chapter 1. Pertemuan

Author: Razi Maulidi
last update Last Updated: 2025-04-29 12:24:54

"Mau lari kemana kau! Dasar anak gak berguna! Kau harus terima juragan itu supaya keluarga kita terbebas dari hutang. Dengar kau!" teriak ibu Salma pada putrinya.

"Tidak, ibu. Aku tidak mau." balas Tina sambil terus berlari.

"Apa kamu tidak mau mendengarkan ibumu?" teriak ibu Salma pada putrinya.

"Aku tidak mau, ibu. Aku tidak mau di jodohkan dengan juragan itu." jawab Tina dengan suara yang gemetar.

Ibu Salma marah dan terus memaksa Tina untuk menerima perjodohan itu. Tina merasa terjebak dan memutuskan untuk lari ke kota. Saat itu juga, Tina mendengar suara desas desus dari tetangga bahwa ibunya berhutang banyak pada rentenir yang terkenal kejam. Artinya, memang ibunya tukang ngutang dan sudah tersebar di kalangan komplek perumahan tersebut.

Sudah begitu jauh dari rumah, sang ibu masih juga masih mengejarnya. Kini, pelarian Tina sudah berada di jalan raya. Melihat satu mobil berdiri di pinggir, tiba-tiba saja Tina menerobos masuk ke dalam mobil itu.

"Tuan, tolong aku, Tuan. Cepat pergi dari sini, Tuan. Ibuku mengejar ku, dia mau menjodohkan ku dengan juragan jahat itu. Aku lari dari mereka, tolong aku, Tuan." pinta Tina pada seorang pria tampan dan bergaya.

Pria itu tidak menjawab. Matanya terus menatap gadis itu dari kaca depan.

"Tolong, Tuan. Tolong aku." pinta gadis itu lagi.

Mendengar ucapan gadis itu yang gemetar menahan rasa takut, pria itu bergegas tancap pedal gas. Mobil itu segera berlalu dari sana. Melihat dari jauh, ibunya hanya bisa memaki-maki putrinya yang melarikan diri.

Selama di dalam mobil, gadis itu terdiam seribu bahasa. Tubuhnya bergetar. Ia tidak menyangka sang ibu tega menjualnya hanya untuk melunaskan hutang mereka. Padahal ia juga punya seorang kakak, tetapi kenapa harus dirinya yang di korbankan. Pertanyaan itu terus melayang di pikirannya. Apa karena dia tidak punya pekerjaan yang layak? Di bandingkan kakaknya yang bekerja sebagai model?

"Mau turun di mana?" tanya pria itu datar.

"Hah? Di mana saja, ini sudah sampai kota kan? Aku tidak tau, turunkan aku di mana saja." jawab gadis itu dengan tubuh yang masih gemetar.

Pria itu menghembuskan nafasnya, dirinya berpikir harus dia turunkan di mana gadis itu? Apa mungkinkah dia turunkan di tepi jalan? Pikirannya buntu memikirkan orang asing yang baru saja di temuinya. Walaupun mereka belum menatap muka satu sama lain.

Pria itu lalu mencari tempat di mana yang banyak kerumunan orang, di situ mungkin aman untuk dia turunkan gadis itu. Pikirnya.

"Terimakasih, Tuan. Anda sudah menolong saya. Saya tidak tau harus berterima kasih bagaimana, tapi, maaf. Saya tidak punya uang untuk ongkos mobil anda, Tuan." ucap gadis itu dengan lembut. Kepalanya di tunduk dan kemudian menatap lurus kembali. Ia merogoh tasnya yang sempat ia bawa.

Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikan nya pada pria itu. "Hanya ini, Tuan. Ambil saja sebagai tanda terimakasih ku."

Gadis itupun pergi menjauhi mobil mewah itu. Tidak tau arah yang tentu, tapi entahlah. Yang penting dirinya sudah jauh dari ibunya. Gadis itu berputar-putar saja di sana, sementara perutnya sudah keroncongan minta di isi. Ia meraih kembali tasnya, benar saja ia tidak membawa uang sepersen pun.

Dari kejauhan, pria itu masih di sana. Dia memperhatikan gadis itu dari jarak jauh. Kepalanya benar-benar menggeleng. Ternyata, setelah menurunkan gadis itu tadi, pria itu tidak langsung pergi dari sana. Merasa iba dan kasian melihat gadis sendirian di sana, mungkin gadis itu pergi tanpa tujuan.

"Anda masih di sini? Sebenernya anda mau ke mana?" tanya pria itu datar.

"Tidak tau." jawab gadis itu singkat dan lesu.

Sesekali ia memegang perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi. Pria itu menatapnya lekat.

"Bangun. Ikutlah denganku!"

Gadis itu mendongak melihat pria itu lalu tersenyum lebar. Gadis itupun mengikuti langkah kaki pria asing itu tanpa berpikir apapun. Toh, perutnya udah kelaparan sejak tadi. Gimana mau berpikir coba.

Ternyata pria itu menuju sebuah restoran yang dekat taman itu, dia duduk tepat di pinggir jendela. "Silahkan duduk. Ayo, pesan saja apa saja yang mau kamu makan dan minum." ucap pria itu datar, namun tetap dingin.

Gadis itu mengangguk. "Tapi ini restoran mewah, pasti mahal kan? Aku sudah bilang tadi tidak punya uang." bisik gadis itu.

"Sedang ada promo dan hari ini tidak bayar. Gratis. Ayo, pilih saja menunya apa saja."

Mendengar nama gratis buru buru gadis itu melihat menu makanan yang ada di atas meja. Tapi sayangnya, dia tidak mengerti bahasa menu di sana.

"Tuan, aku tidak mengerti." ujarnya pelan, nyaris hampir tidak terdengar oleh pria itu.

Gadis itu begitu polos rupanya. Sejenak pria itu tersenyum melihat tingkah malu malu gadis itu.

Pria itu meraih menu itu dan melihatnya. "Kamu mau makan apa?" tanyanya singkat.

"Hmmm, nasi goreng saja. Dan minum jus alpukat dan air putih saja."

"Hmmm, sesederhana itukah?"

Gadis itu hanya tersenyum. Pria itu lalu memesan dua nasi goreng dengan lauk daging yang empuk. Dan juga minuman jus alpukat dan juga teh hangat. Hari sudah hampir gelap, sudah sekalian makan malam saja.

Setelah makan pun gadis itu terlihat pucat dan lesu. "Ada mau pesan cemilan. Silahkan saja." tanyanya singkat.

Gadis itupun dengan antusias memesan beberapa kue seperti cake dan juga kentang goreng juga bolu pandan yang di sukainya. Gadis itu melahap semua yang di sukai itu dengan lahap. Sudah seperti orang begitu kelaparan saja, padahal tadi baru saja makan. Sudah begitu lama gadis itu tidak makan cemilan seperti itu. Sudah pasti dia merindukan semua makanan itu.

Setelah makan pun mereka bergegas pergi dari restoran itu, "tapi Tuan, aku mau di bawa ke mana? Aku tidak mau malah nambah merepotkan." ujar gadis itu.

"Kalau kamu di sini pun mau pulang ke mana? Mau tinggal di mana? Yang ada nanti malah preman-preman datang mengganggumu."

Gadis itu tidak menjawab, memikirkan bagaimana nasibnya jika benar preman itu ada dan datang mengganggunya.

"Ayo, ikutlah bersamaku ke rumahku."

"Tu-Tuan serius. Tapi kan.." gadis itu menggantungkan kalimatnya..

"Kamu sedang cari pekerjaan kan? Kamu bisa bekerja di rumahku. Sementara waktu sebelum kamu dapat pekerjaan lain. Iya, kalau kamu betah kerja di rumahku juga tidak apa-apa."

Gadis itu semakin sumringah mendengar adanya pekerjaan yang di tawarkan pria itu. Gadis itu lalu mengulurkan tangan yakni berterimakasih dan menerima pekerjaan itu. Gadis itu juga memperkenalkan dirinya.

"Namaku Tina, Tuan."

"Nathan. Panggil aku Nathan bukan dengan sebutan Tuan."

"Tapi tidak enak jika aku harus memanggilmu nama. Anda kan majikan ku. Aku panggil, Tuan saja."

Sejenak Nathan malah tersenyum kecut melihat kelucuan Tina.

Mereka berdua pun tancap gas menuju perumahan elit milik Nathan. Mata gadis itu begitu terbelalak melihat pemandangan di depannya. Dirinya begitu takjub ada surga di depan matanya.

"Ayo, masuk."

Gadis itupun mengangguk dan mengekori langkah Nathan melangkah masuk ke dalam rumah. Tampak di sana juga ada satpam dan juga para bodyguard yang berjaga. Sementara itu, di dalam juga terdapat beberapa pembantu alias art rumah tangga. Kenapa Nathan membutuhkan art lagi? Pikir Tina.

Udahlah. Gak usah ambil pusing, ia terus melangkah masuk mengikuti langkah Nathan.

Para pelayan di sana tampak menyambut kepulangan Nathan dengan ramah dan lembut.

"Dengar semua, ini aku bawa teman baru yang tinggal di sini. Kalian ajar dia baik baik, dan bertemanlah dengannya. Namanya Tina. Dia dari desa." ujar Nathan memberitahukan kedatangan Tina.

Semua pelayan di sana mengangguk paham dan tersenyum lebar.

"Kamu boleh bekerja di sini, tapi kamu hanya bekerja untukku. Pribadiku! Paham!"

"Pribadi? Apa maksudnya, Tuan?"

Bersambung...

Yuk lanjut baca di bab berikutnya.. Terimakasih sudah mampir baca.. Dukung terus cerita ini ya...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Strawberry
Kirain Nathan yang dijodohkan ama Tina
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 39.

    Chapter 39. "Kenapa kamu menjauhi ku, Tina?" Tanya Nathan dengan mata memerah. "Karma berlaku untuk mu, Nathan. Lihat saja karma pasti datang dan melilitmu." Jawab Tina dengan tegas. "Karma apa yang datang untukku? Tidak ada karma apapun. Kamu mengerti! Kamu milikku. Dan pria tua bangka itu sama sekali tidak berguna." "Cuih! Kau menyebutnya tua bangka? Bagus. Jadi apa yang kau lakukan pada tua bangka itu?" Dengan kesel Tina meludahi Nathan. Namun, pria itu hanya tersenyum menikmati kemarahan istrinya. Baginya ini adalah permainan nya. Semakin Tina marah maka semakin membuat Nathan bergairah. Tina sempat kebingungan. Namun, dirinya berhasil membuat Nathan marah. Nathan mendekat dengannya, dengan nafsu yang tinggi. Seolah Nathan ingin pelepasan segera. Namun, Tina menolak untuk di sentuh. "Kenapa kamu menghindar? Selama kamu jadi milikku kamu tidak bisa menghindar." "Aku tidak sudi." Jawab Tina datar. "Tidak sudi katamu? Dulu kamu paling bersemangat d

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 38.

    Chapter 38. "Sekarang aku sudah di sini, kembali ke rumah mu. Sekarang kamu lepaskan ayahku. Kan kamu berjanji akan melepaskan ayahku." Ucap Tina dengan penuh harap. Namun, pria itu hanya tersenyum penuh kemenangan yang membuat Tina kebingungan. "Aku hanya mengatakan nya bukan berjanji." Jawabnya tegas. "Kau! Kau bajingan Nathan!" Namun, Nathan tidak peduli akan umpatan Tina terhadapnya. Dirinya tetap terkekeh. Tina berbalik dan menghadap balkon kamar dengan air mata yang tumpah sedikit demi sedikit. Tanpa suara, hanya air mata yang mengalir deras. Dalam hati ia berkata akan membalas dendam atas semua yang terjadi. Seminggu kemudian... "Bunuh pria bangka itu! Tidak ada gunanya juga dia hidup. Dia tetap tidak akan buka mulut." Titah Nathan tegas. Mereka pun segera mengeksekusi ayah Tina dengan kejam tepat di hadapannya. Tina menyaksikan semua itu. Ternyata hari itu Tina pergi sendiri ke tempat itu dan ingin membebaskan ayah nya. Tapi ia terlambat. Hat

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 37

    Chapter 37.Jauh dari kota, Riko menyewa rumah kecil untuk mereka tinggal sementara. Rumah kecil itu juga agak dekat dengan markas itu. Markas tempat ayahnya di tahan dan di sembunyikan mereka. Padahal Tina kan udah tau tempat itu, tapi kenapa dia tidak tegur kakaknya ya? Karena malam sudah larut, mereka semua jadi kelelahan dan langsung ketiduran. Mereka tidak menyadari tempat itu. Keesokan paginya, begitu Tina terbangun, kebiasaan dia langsung menuju keluar rumah. Tina begitu kaget melihat di sekeliling. Tubuhnya kembali bergetar melihat markas itu. Dalam sekejap dia langsung berlari ke dalam lagi. "Kak, kau yakin mau tinggal di sini?" Tanya Tina dengan tubuh yang masih gemetar. "Kenapa?" "Tempat ini begitu dekat dengan markas. Hanya ini satu satu nya rumah lusuh tanpa penghuni." "Aku tau. Tapi tenang. Rumah ini sudah aku suruh sedikit renovasi. Dari luar rumah ini akan tetap terlihat seperti itu. Dan di dalamnya, iya seperti ini. Rumah ini juga di b

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 36.

    Chapter 36.Tina merasa tertekan sekaligus bingung. Ia harus bagaimana? Apakah ia harus melawannya? Di sisi kiri dan kanannya selalu ada dua kakaknya yang menyemangatinya. Tina mulai merasa lega, ternyata dia tidak sendiri. Kakaknya yang dulu pernah membencinya, yang pernah memperebutkan Nathan dengannya. Tapi, kakak itulah yang berdiri di sisinya. Entah mengapa, dulu Herlina merasa aneh jika dia mendekati Nathan. Dan ada sesuatu yang sulit untuk Herlina bicarakan. Dan ternyata semua itu terungkap sekarang dan lebih menyakitkan. Setelah seharian Tina menghilang dari rumah, setelah Nathan terbangun dengan wajah linglung. Akhirnya dia angkat bicara. "Cari Tina di manapun dia berada. Ingat! Jangan menyakitinya. Paham!" Suara Nathan mengguncang istananya. Semua bawahannya langsung bubar dan mulai mencari nya di semua tempat. Dari tempat Herlina bekerja, rumor mulai terdengar. Pemburuan istri CEO Nathan yang terkenal telah melarikan diri. Mengikuti arahan dari s

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 35.

    Chapter 35.Seolah tidak terjadi apapun. "Hmm.. Aku bahkan sampai lupa menawarkan kamu minum. Padahal kamu baru saja pulang. Ini minumlah. Aku membuatkan jus ini tadi untukmu." Terpaksa Tina bicara lembut dan seolah tidak terjadi apapun. Namun, sayangnya tanpa pikir panjang Nathan langsung meminum jus itu hingga tandas. Setelah minum jus itu Nathan terasa begitu panas. Nathan segera melepaskan pakaiannya. "Kenapa begitu panas sayang? Apa yang kamu lakukan di minuman itu?" Tanya Nathan parau. "Ahh tidak ada apa-apa. Hanya sedikit saja." "Kenapa kamu harus dengan itu? Kan kamu bisa minta sayang. Aku selalu melayanimu. Aku selalu mau dengan tubuhmu yang indah ini." "Sengaja saja. Tapi lagi ingin. Tapi dengan khas yang berbeda. Boleh kan?" "Ehh,, kamu duduklah dulu. Aku belum membersihkan diri. Tunggu sebentar saja." Tina langsung beranjak ke kamar mandi dengan cepat. Hatinya berdegup kencang. Baru pertama kalinya ia berbuat curang. Dirinya b

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 34.

    Chapter. 34 "Ada apa dengannya? Tidak biasanya dia seperti ini." Gumamnya pelan. Nathan melangkah cepat menuju rumah. Ingin sekali ia tanyakan tentang kegelisahan hatinya pada istrinya. Namun, langkahnya tiba-tiba melambat ketika masuk ke kamar dan melihat gambar yang di pasang Tina. "Ehh kamu pulang. Cepat sekali." Cecar Tina tanpa menoleh. "Memangnya tidak boleh aku pulang cepat? Kenapa kamu pasang gambar ini di kamar?" "Ini? Tidak bagus jika aku pasang di luar. Jadi aku pasang disini. Tidak boleh ya, maaf." "Memangnya kenapa kamu pasang gambar orang ini?" "Dia ayahku. Ayah yang sudah meninggalkanku dari sejak kecil. Tanpa jelas alasannya. Dia di nyatakan meninggal, tapi jasadnya tidak ada. Jadi menurutku, dia masih ada." Deghh... Matanya membulat. Nafasnya tercekat. Seolah ia berhenti bernafas sesaat. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya. "Ada apa? Kenapa kamu jadi diam?" Tanya Tina penuh penekanan. Tidak ada jawaban. "A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status