Share

Apa Kau Hamil?

Anyelir terkejut melihat kehadiran Abimanyu yang begitu tiba-tiba itu. Dengan cepat gadis itu menutup pintu lemari pakaian agar Abimanyu tidak melihat tas lusuhnya.

"Kau baru pulang?" tanya Anyelir berbasa-basi.

"Kelihatannya?" jawab Abimanyu dengan ketus. Wajah tampannya sungguh terlihat dingin dan membuat atmosfer di dalam ruangan itu membeku.

Lelaki itu ngeloyor pergi melewati Anyelir yang berdiri terpaku. Tercium bau parfum wanita yang beraroma manis. Pasti bau parfumnya Lidya, batin Anyelir.

Abimanyu membuka kemejanya karena merasa tubuhnya lengket. Semalam ia terlalu banyak minum hingga mabuk berat di apartemen Lidya. Dan sepertinya hari ini ia akan terlambat pergi ke kantor.

Tak akan ada yang memarahi dia karena datang terlambat, sebab Abimanyu adalah CEO dari perusahaan milik keluarga Sudibyo.

Terlihat punggung kekar Abimanyu yang begitu kokoh dan menggiurkan saat pria itu membuka kemejanya.

Anyelir yang berada di belakang pria itu hanya bisa menelan salivanya karena menurutnya tubuh Abimanyu teramat seksi untuk ukuran lelaki.

"Kau mau melihatku membuka seluruh bajuku?" Abimanyu melirik sekejap pada Anyelir yang tanpa sadar menatap Abimanyu sampai tak berkedip.

"Eh, aku akan buatkan teh untukmu." Anyelir mengerjapkan mata dengan pipi yang merona merah karena malu.

Tak ada senyum sama sekali di wajah pria tampan itu. Ia memasang wajah lelah dan malasnya saat Anyelir keluar dari kamar itu.

Dengan langkah gontai Abimanyu masuk ke dalam kamar mandi. Karena tidur di sofa semalam suntuk, tubuh pria itu jadi terasa sakit.

Beberapa kali pria itu merenggangkan ototnya untuk meredakan rasa sakit di persendiannya.

Air shower mengguyur tubuhnya. Abimanyu seperti tengah memikirkan sesuatu. Tadi malam Lidya mendesaknya untuk menikah meski sudah jelas kalau ia sudah menikah dengan Anyelir secara resmi.

Tidak mungkin baginya untuk menikah dengan Lidya dalam waktu dekat ini. Meskipun Lidya tidak menuntut untuk menikahinya secara negara.

Sebenarnya bukan masalah resmi atau tidak resminya. Hanya saja sampai detik ini entah kenapa hati Abimanyu masih merasa ragu. Ia tak dapat membohongi perasaannya sendiri yang tidak menyimpan sedikitpun perasaan cinta pada Lidya.

Baginya, hubungan mereka hanya sebatas hutang budi atas jasa Lidya yang telah menemaninya tidur waktu itu.

Abimayu menyudahi ritual mandinya. Ia segera memakai bathrobbenya dan segera keluar dari kamar mandi.

Badannya sudah terasa segar sekarang. Di ujung rambutnya masih menintikkan air dan jatuh di lantai hingga menimbulkan bercak basah di sana.

Abimanyu berjalan ke arah lemari baju bermaksud untuk mengambil bajunya dari dalam lemari.

"Apa ini?" Abimanyu tercenung, sepasang matanya melihat sebuah tas kain lusuh berada di antara tumpukan baju Anyelir yang hanya beberapa potong saja.

"Apa tas ini milik Anyelir? Jelek sekali." Abimanyu mencibir dan tertawa kecil melihat tas kain lusuh motif hello kitty yang menurutnya sangat kekanak-kanakan itu.

"Untuk apa tas jelek itu dibawa ke sini. Merusak pemandangan saja," gerutu Abimanyu seraya menarik kaosnya dari dalam lemari.

Tapi sayang, saat ia menarik kaosnya, tas Anyelir pun ikut terjatuh. Isi tas itu berserakan di lantai.

"Uh, sial. Merepotkan saja," gerutu Abimanyu sembari berjongkok untuk membereskan isi tas Anyelir yang berserakan.

Tatapan Abimanyu tertuju pada sebuah benda yang keluar dari tas Anyelir yang kini berada tepat di dekat kakinya.

"Tespek?" Abimanyu mengambil benda panjang kecil berwarna biru dan putih.

Meskipun ia belum pernah melihat secara langsung benda tersebut namun, ia sering melihat penampakannya di internet. Dan ia langsung tahu kalau benda itu adalah sebuah alat pendeteksi kehamilan.

"Siapa yang sedang hamil?" Abimanyu mengerutkan keningnya saat melihat garis dua warna merah di tespek tersebut.

"Anyelir hamil?" Abimanyu mengerutkan keningnya tak percaya.

"Cih, gadis itu ternyata tak selugu penampilannya, rupanya dia hanyalah seorang gadis murahan yang ingin memanfaatkan pernikahan ini, kurang ajar!" Rahang Abimanyu mengeras.

"Wanita murahan, beraninya dia menipuku." Tatapan Abimanyu terlihat menyala. Api kemarahan telah berkobar. Memenuhi rongga dadanya dan siap meledak jika Anyelir ada di hadapannya sekarang.

"ANYELIR!!!"

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kejora
tuh, kan bener... salah paham si Abi...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status