Share

Apa Kau Hamil?

Author: Rein Azahra
last update Last Updated: 2023-02-07 22:28:21

Anyelir terkejut melihat kehadiran Abimanyu yang begitu tiba-tiba itu. Dengan cepat gadis itu menutup pintu lemari pakaian agar Abimanyu tidak melihat tas lusuhnya.

"Kau baru pulang?" tanya Anyelir berbasa-basi.

"Kelihatannya?" jawab Abimanyu dengan ketus. Wajah tampannya sungguh terlihat dingin dan membuat atmosfer di dalam ruangan itu membeku.

Lelaki itu ngeloyor pergi melewati Anyelir yang berdiri terpaku. Tercium bau parfum wanita yang beraroma manis. Pasti bau parfumnya Lidya, batin Anyelir.

Abimanyu membuka kemejanya karena merasa tubuhnya lengket. Semalam ia terlalu banyak minum hingga mabuk berat di apartemen Lidya. Dan sepertinya hari ini ia akan terlambat pergi ke kantor.

Tak akan ada yang memarahi dia karena datang terlambat, sebab Abimanyu adalah CEO dari perusahaan milik keluarga Sudibyo.

Terlihat punggung kekar Abimanyu yang begitu kokoh dan menggiurkan saat pria itu membuka kemejanya.

Anyelir yang berada di belakang pria itu hanya bisa menelan salivanya karena menurutnya tubuh Abimanyu teramat seksi untuk ukuran lelaki.

"Kau mau melihatku membuka seluruh bajuku?" Abimanyu melirik sekejap pada Anyelir yang tanpa sadar menatap Abimanyu sampai tak berkedip.

"Eh, aku akan buatkan teh untukmu." Anyelir mengerjapkan mata dengan pipi yang merona merah karena malu.

Tak ada senyum sama sekali di wajah pria tampan itu. Ia memasang wajah lelah dan malasnya saat Anyelir keluar dari kamar itu.

Dengan langkah gontai Abimanyu masuk ke dalam kamar mandi. Karena tidur di sofa semalam suntuk, tubuh pria itu jadi terasa sakit.

Beberapa kali pria itu merenggangkan ototnya untuk meredakan rasa sakit di persendiannya.

Air shower mengguyur tubuhnya. Abimanyu seperti tengah memikirkan sesuatu. Tadi malam Lidya mendesaknya untuk menikah meski sudah jelas kalau ia sudah menikah dengan Anyelir secara resmi.

Tidak mungkin baginya untuk menikah dengan Lidya dalam waktu dekat ini. Meskipun Lidya tidak menuntut untuk menikahinya secara negara.

Sebenarnya bukan masalah resmi atau tidak resminya. Hanya saja sampai detik ini entah kenapa hati Abimanyu masih merasa ragu. Ia tak dapat membohongi perasaannya sendiri yang tidak menyimpan sedikitpun perasaan cinta pada Lidya.

Baginya, hubungan mereka hanya sebatas hutang budi atas jasa Lidya yang telah menemaninya tidur waktu itu.

Abimayu menyudahi ritual mandinya. Ia segera memakai bathrobbenya dan segera keluar dari kamar mandi.

Badannya sudah terasa segar sekarang. Di ujung rambutnya masih menintikkan air dan jatuh di lantai hingga menimbulkan bercak basah di sana.

Abimanyu berjalan ke arah lemari baju bermaksud untuk mengambil bajunya dari dalam lemari.

"Apa ini?" Abimanyu tercenung, sepasang matanya melihat sebuah tas kain lusuh berada di antara tumpukan baju Anyelir yang hanya beberapa potong saja.

"Apa tas ini milik Anyelir? Jelek sekali." Abimanyu mencibir dan tertawa kecil melihat tas kain lusuh motif hello kitty yang menurutnya sangat kekanak-kanakan itu.

"Untuk apa tas jelek itu dibawa ke sini. Merusak pemandangan saja," gerutu Abimanyu seraya menarik kaosnya dari dalam lemari.

Tapi sayang, saat ia menarik kaosnya, tas Anyelir pun ikut terjatuh. Isi tas itu berserakan di lantai.

"Uh, sial. Merepotkan saja," gerutu Abimanyu sembari berjongkok untuk membereskan isi tas Anyelir yang berserakan.

Tatapan Abimanyu tertuju pada sebuah benda yang keluar dari tas Anyelir yang kini berada tepat di dekat kakinya.

"Tespek?" Abimanyu mengambil benda panjang kecil berwarna biru dan putih.

Meskipun ia belum pernah melihat secara langsung benda tersebut namun, ia sering melihat penampakannya di internet. Dan ia langsung tahu kalau benda itu adalah sebuah alat pendeteksi kehamilan.

"Siapa yang sedang hamil?" Abimanyu mengerutkan keningnya saat melihat garis dua warna merah di tespek tersebut.

"Anyelir hamil?" Abimanyu mengerutkan keningnya tak percaya.

"Cih, gadis itu ternyata tak selugu penampilannya, rupanya dia hanyalah seorang gadis murahan yang ingin memanfaatkan pernikahan ini, kurang ajar!" Rahang Abimanyu mengeras.

"Wanita murahan, beraninya dia menipuku." Tatapan Abimanyu terlihat menyala. Api kemarahan telah berkobar. Memenuhi rongga dadanya dan siap meledak jika Anyelir ada di hadapannya sekarang.

"ANYELIR!!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kejora
tuh, kan bener... salah paham si Abi...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta CEO Dingin   Menemaninya Meeting

    "Ini adalah ruangan file. Semua file di sini tidak ada yang boleh bocor ke luar. Jika ada dokumen yang sudah tidak dipakai maka kau harus segera menghancurkannya." Lidya mulai memperkenalkan detail pekerjaan Anyelir. Gadis itu hanya mengangguk dan mendengarkan semua perkataan Lidya dengan seksama bahkan sesekali gadis itu akan mencatatnya di buku catatan karena takut kalau ia akan lupa. Lidya juga memberitahukan ruangan lain dan tugas-tugas Anyelir sebagai sekretaris kedua di perusahaan ini. "Pokoknya tugas kamu setiap pagi adalah membuatkan kopi untuk Pak Abimanyu. Ingat selama j kerja, kau harus memanggil dengan sopan." Lidya berkata dengan wajah datar. "Baik, akan saya lakukan." Anyelir berkata dengan lebih sopan pada Lidya, karena sekarang mereka adalah rekan kerja dan di sini Lidya adalah seniornya. Telpon di meja kerja Lidya berbunyi. Dengan cepat gadis itu mengangkatnya karena ia tahu kalau telepon itu dari Abimanyu. "Tolong bawakan aku segelas kopi lagi, yang seperti tad

  • Mengejar Cinta CEO Dingin   Menjadi Sekretaris Abimanyu?

    Anyelir dan Nona receptionis itu menengok ke arah datangnya sumber suara. Kedua security itu pun sontak langsung melepaskan pegangannya dari tangan Anyelir.Suara langkah sepatu mendekat ke arah mereka, Anyelir bisa melihat dengan jelas sosok Abimanyu yang kini melangkah menghampirinya.Pria itu sepertinya baru datang dan baru keluar dari dalam mobilnya. Nona resepsionis terlihat begitu ketakutan saat melihat wajah dingin Abimanyu yang menatap tegas ke arahnya. 'Siapa yang mengizinkanmu untuk mengusir Anyelir dari kantor ini?" tanya Abimanyu dengan intonasi suara yang sedikit lebih tinggi dari biasanya.'Ma—Maafkan saya, Tuan. Saya pikir nona ini hanya sekedar mengada-ngada karena yang saya tahu di kantor ini sedang tidak membuka lowongan kerja." Nona resepsionis itu menjawab dengan gugup. wajahnya benar-benar terlihat ketakutan karena melihat Abimanyu yang sepertinya begitu marah. "Lain kali jangan melakukan hal ini sebelum konfirmasi kepadaku, kalau tidak kau bisa saja yang aku p

  • Mengejar Cinta CEO Dingin   Diusir dari Kantor

    Abimanyu duduk terdiam di kursi kerjanya. Hari ini dia sulit sekali berkonsentrasi. Beberapa kali dia terbengong tiba-tiba saat sedang melakukan meeting bersama dengan para staff-nya. Bayangan tubuh Anyelir terus menari-nari di pikirannya. Ia tidak menyangka kalau wanita itu mempunyai tubuh yang begitu seksi. "Sial! Kenapa aku terus terbayang-bayang tubuh ha//Anyelir padahal hanya terlihat bagian belakangnya saja." Abimanyu menyugar rambutnya dengan kasar. Dia mengusap wajahnya sendiri yang tiba-tiba saja terasa hangat.Entah kenapa dia merasa begitu terpesona untuk pertama kalinya saat melihat tubuh seorang wanita. Tok tok.Suara ketukan pintu terdengar dari luar."Masuk!"Lidya menjulurkan kepalanya sebelum ia masuk ke dalam ruangan Abimanyu."Sayang hari ini kau ada meeting dengan klien, setengah jam lagi kau harus menemuinya di restoran yang sudah dijanjikan sebelumnya." Lidya memberitahu schedule dari Abimanyu. "Panggil aku 'Pak' ini kantor, jadi kau harus bisa membedakan pan

  • Mengejar Cinta CEO Dingin   Besok Aku Siap Bekerja

    "Hah...!?" Abimanyu terperangah mendengar pertanyaan dari Anyelir. Ia tak menyangka jika Anyelir begitu antusias menerima tawaran pekerjaan darinya. "Secepatnya kau bisa bekerja di perusahaanku," jawab Abimanyu sembari menelan salivanya. Dia belum mengkoordinasikan hal ini dengan staff kantornya. Jadi belum tahu di mana kira-kira Anyelir akan ditempatkan. "Baiklah, kalau begitu mulai besok aku siap bekerja." Anyelir tersenyum penuh semangat. "Uhuk... uhuk!" Abimanyu langsung tersedak. Gadis bodoh ini, dia pikir menyiapkan perkerjaan yang belum ada itu mudah? "Kau kenapa?" Anyelir menepuk punggung Abimanyu dengan cemas. "Tidak apa-apa aku baik-baik saja." Abimanyu mengangkat sebelah tangannya. Ia melonggarkan dasi yang dipakainya untuk sedikit melegakan napasnya. Abimanyu langsung mengantarkan Anyelir pulang ke rumahnya. Mbok Siwi langsung menyambut kedatangan wanita itu dengan gembira. "Selamat datang kembali, Nyonya Anyelir." Mbok Siwi hanya tidak tahu kalau Anyelir masuk ru

  • Mengejar Cinta CEO Dingin   Lelaki Egois

    Tiga hari Anyelir dirawat di rumah sakit dan selama itu pula Dimas selalu setia menemaninya. Hari ini Anyelir akan pulang dan kembali ke rumah Abimanyu. Namun sayang, karena ketahuan sedang hamil, Anyelir tidak diperbolehkan lagi bekerja di restoran tempatnya bekerja kemarin. "Apa kau yakin kau akan bisa pulang sendiri ke rumah suamimu?" Nyonya Hera terlihat cemas melihat Anyelir yang bersikeras ingin pulang ke rumah Abimanyu sendirian. Padahal Dimas sudah siap akan mengantarkannya pulang. Lelaki itupun sengaja datang untuk menjemput Anyelir dari rumah sakit. "Aku yakin, Bu. Lagipula aku akan naik taksi dan itu pastinya akan aman. lebih baik ibu pulang saja bersama Dimas. Tolong ya, Dim, antarkan ibuku pulang ke rumah." Anyelir mengalihkan pandangannya pada Dimas yang masih terdiam. Dimas sepertinya masih ingin mengantarkan Anyelir, tapi ia tahu kalau Anyelir lebih mengkhawatirkan ibunya. Jadi lelaki itu pun tak bisa berkata apa-apa lagi selain menuruti keinginan Anyelir. "Baikl

  • Mengejar Cinta CEO Dingin   Mengatur Siasat

    Abimanyu kekur dari rumah sakit dengan hati yang masih diliputi amarah. Harga dirinya merasa benar-benar terinjak. Namun entah kenapa ia merasa kesal melihat kedekatan Anyelir dan Dimas. Nyonya Hera yang belum tahu akar permasalahannya berdiri terpaku dengan wajah bingung. "Sebenarnya apa yang terjadi, Sayang?" "Bu, semua ini hanyalah salah paham. Abimanyu sudah mengetahui kehamilanku dan dia tidak terima akan hal ini. Aku bisa memakluminya dan dia pun pasti merasa dibohongi olehku. Aku minta waktu tiga bulan sebelum pernikahan ini benar-benar berakhir." Anyelir berusaha menjelaskan secara singkat di depan ibunya dan juga Dimas. "Semuanya gara-gara Ibu." Nyonya Hera tergugu dengan berlinang air mata. Ia merasa telah membuat hidup anak gadisnya hancur. Untuk apa ia hidup kalau hanya untuk melihat penderitaan yang dialami oleh Anyelir. "Bu, semua ini bukan salah Ibu, jangan menyalahkan diri seperti itu." Anyelir meraih tangan keriput ibunya dan ikut menitikkan air matanya. Ia tak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status